Sepanjang tahun 2014 tidak ada gugatan dan sanksi administratif terhadap Dewan Komisaris dan Direksi terkait permasalahan hukum yang dihadapi oleh Perseroan baik yang bersifat kriminal, komersial, administrasi, hubungan industri, perpajakan, maupun arbitrase yang berpengaruh
signiikan terhadap kinerja Perseroan
Throughout 2014 neither the Company nor any member
of the BOD nor the BOC received any sanction or was involved in any litigation related to criminal, commercial and administrative activities, industrial relations, taxation,
or arbitrations that signiicantly afect the Company’s
performance.
The Company’s Code of Corporate and Business Conduct is the implementation of one of the principles of GCG. This code requires employees and the management of the Company to conduct ethical business practices in all practices carried out on behalf of the Company. When the principle is deeply rooted in the corporate culture, then all employees and leaders in the Company will try to understand and try to adhere to the do’s and dont’s in relation to the corporate business activities. Violation of the Code of Conduct is a serious matter, and may be deemed as serious as law infringement.
Kode Etik dalam tingkah laku berbisnis di perusahaan
(Code of Corporate and Business Conduct) merupakan implementasi salah satu prinsip GCG. Kode Etik tersebut menuntut karyawan & pimpinan perusahaan untuk melakukan praktek-praktek etika bisnis yang terbaik di dalam semua hal yang dilaksanakan atas nama perusahaan. Apabila prinsip tersebut telah mengakar di dalam budaya perusahaan (corporate culture),
maka seluruh karyawan & pimpinan perusahaan akan berusaha memahami dan berusaha mematuhi “mana yang boleh” dan “mana yang tidak boleh” dilakukan dalam aktivitas bisnis perusahaan. Pelanggaran atas Kode Etik merupakan hal yang serius, bahkan dapat termasuk kategori pelanggaran hukum.
resources required for each activity,
2. Prepared contingency plans for risks that have been
identiied previously,
3. Transferred certain risks to third parties.
The above eforts are considered to have minimized the
risks faced by the Company, and that may cause harm either materially or immaterially.
n 2 0 1 4 An n u al R ep or t
organisasi Perseroan mulai dari Dewan Komisaris,
Direksi, Kepala Divisi, Kepala Departemen dan Staf.
Berikut pokok-pokok kode etik Perseroan: 1. Penanganan konlik kepentingan
Konlik dapat timbul dari benturan antara
kepentingan individu dengan kepentingan Perseroan atau rekanan bisnis Perseroan, rekanan proyek dan target group. Setiap karyawan wajib
untuk segera mengungkapkan setiap konlik kepentingan kepada atasannya. Konlik akan
diselesaikan dengan cara yang baik dan dapat dipahami oleh semua pihak yang terlibat. Setiap karyawan diiwajibkan untuk mengunakan cara-cara baik untuk memisahkan bisnis dan kepentingan pribadi.
2. Suap menyuap
Karyawan dilarang untuk meminta, menerima, menawarkan atau memberikan, baik secara langsung atau tidak langsung, uang atau hadiah atau kemudahan lainnya.
3. Penerimaan hadiah dan fasilitas lain
Atasan langsung dapat mengizinkan pemberian hadiah atau kemudahan apabila untuk kesopanan. Dalam hal ini hadiah akan dipergunakan untuk kepentingan kemanusiaan. Diperbolehkan untuk digunakan untuk kepentingan pribadi jika dalam kondisi tertentu. Perjalanan bisnis ke tempat sub kontraktor atau perusahaan yang memiliki hubungan bisnis dengan Perseroan akan dibiayai oleh Perseroan sendiri. Tidak di perbolehkan masing-masing subkontraktor untuk mengasumsikan biaya perjalanan kecuali ditetapkan dalam kontrak yang relevan.
4. Donasi, hadiah dan pemberian fasilitas lain
Hadiah sebagai tindakan kesopanan saja dan menawarkan keutungan pribadi hanya dapat diberikan jika dapat dipastikan tidak ada ketidakjujuran, ketidaktepatan atau ketergantungan yang mengikat dapat dilihat dihasilkan atas hadiah tersebut.
5. Konlik kepentingan terkait kontrak kegiatan Perusahaan harus memberikan izin untuk kegiatan ekstra-kontrak. Kegiatan membayar (uang atau barang) atas nama klien atau organisasi dengan siapa perusahaan menghibur hubungan bisnis hanya diperbolehkan jika muncul bahwa kepentingan perusahaan tidak akan terganggu.
organization ranging from the Company’s BOD, Division
Heads, Department Heads and Staf. Here are the main
points of the Company’s Code of Conduct:
1. Handling conlicts of interest
Conlicts can arise between an employee’s personal
interests and the Company’s corporate interests or
those of the Company’s business partners, project
partners and target groups. Each employee is
required to immediately reveal such conlicts of interests to each direct superior. The conlict shall be resolved in a manner that is objectively veriiable
by and understandable to all parties involved.
Each employee is required to take suicient care to
separate business and private spheres.
2. Bribery
Employee is not permitted to request, accept, ofer
or give, directly or indirectly, bribe money or gifts or advantages.
3. Acceptance of gifts and other facilities
The Direct Superior can grant his/her permission to
accept gifts and other advantages when acceptance is considered an act of politeness. In this case, the gift is to be used for business or humanitarian
purposes or – especially in the case of expendables - jointly with other staf members (e.g. for staf
festivities, tombolas). Private use can only be
permitted in exceptional cases. Business journeys
to subcontractors or corporation with which the Company has business relations are paid for by the Company. It is not permissible for the respective
subcontractor to assume the costs of the journey
unless it is stipulated in the relevant contracts.
4. Donations, gifts and provision of other facilities
Gifts as an act of courtesy are only ofered
and personal advantages are only granted by the Company to the extent that no dishonesty, incorrectness or binding dependency can seen to be generated as a result.
5. Conlicts of interest related to contracted activities
The corporate must give its permission for any extra-contractual activities. Paid activities (money or in kind) on behalf of clients or organizations with whom the corporate entertains business relationships are only permissible if it appears that the corporate interests will not be impaired.
n 2 0 1 4 An n u al R ep or t keuangan
Jika seorang karyawan memiliki hubungan apapun, apakah itu pribadi, keluarga, keuangan, atau lainnya, kepada rekan kerja perusahaan, pesaing atau karyawannya, yang bisa menghambat
obyektiitas dalam membuat keputusan atau
bertindak dalam rangka kerjanya di perusahaan, maka atasan langsung dari yang bersangkutan harus diberitahu, sehingga bisa membuat keputusan untuk bertindak. Jika masalahnya berkaitan dengan pemberian kontrak, Karyawan yang bersangkutan dikeluarkan dari partisipasi dalam pembuatan keputusan untuk pemberian
kontrak, kecuali dalam hal dimana tidak ada konlik
kepentingan terkait dengan Karyawan atau jika kegiatannya tidak ada dampak dalam pembuatan keputusan pemenangan pemberian kontrak. 7. Hubungan kerja dengan relasi yang terkait
Jika karyawan berniat untuk memberikan pekerjaan kepada kerabatnya atau siapapun yang memiliki hubungan dekat, karyawan harus menginformasikan atasan langsungnya untuk menentukan keputusan apa yang akan diambil. 8. Pemisahan bisnis dan kepentingan pribadi
Karyawan yang memberikan perintah pembelian tidak diijinkan untuk menjamu hubungan bisnis secara pribadi dengan subkontraktor perusahaan. Sebagai pengecualian, jasa para subkontraktor bisa ditarik untuk kepentingan pribadi jika jasa ini tersedia untuk seluruh tenaga kerja dalam kondisi tertentu. Pengecualian lainnya yang lebih jauh dan terperinci bisa diatur dalam aturan kerja yang berlaku di divisi yang bersangkutan.
relationships
Should an Employee has any connections, be
they personal, family-related, inancial, or of any
other nature, to the corporate business partners, competitors or their employees, which could impinge
on the objectivity of decision-making or dealings
within the scope of his or her work for the corporate, then the respective direct superior must be informed
hereof, so that he/she can make a decision on the
further course of action. If the matter concerns awarding of contracts, the relevant employee is excluded from participating in the decision-making for the award procedure, except in the event that no
conlicting interests exist for the employee involved
or if the activities have no impact on the decision- making in the contract awarding procedure.
7. Professional relationship with the related parties If an employee is intending to conclude a services
contract with his/her related or any other person to whom the staf member is closely connected, the employee shall inform his/her direct superior in
order for a pertinent decision to be made. 8. Separation of business and personal interests
Employees who award orders are not allowed to entertain private business relationships with the corporate subcontractors. As an exception, the services of subcontractors can be drawn upon for private purposes if these services are available for the entire workforce at set conditions. Any further exceptions and details can be governed by work regulations in force in the division concerned.
n 2 0 1 4 An n u al R ep or t
Budaya Perusahaan
Corporate Culture
The Company always strives to establish a corporate culture that upholds the integrity of the Company. The approach is carried out through the internalization of intervention on three aspects, namely integrity, competitiveness, as well as change and unity. Through this approach, the corporate culture of the Company in addition to its written policies and procedures will become a soft skill practiced by the BOC, the BOD, and employees in their daily conduct.
1. Integrity Focus
• The Company emphasizes integrity in doing the best on every employee of the Company, through actions that are aligned with the moral code and the prevailing regulations,
• Fulill every commitment to all stakeholders on
the basis of honesty and trust,
• Carry out tasks on the basis of ethics and never takes advantage of other parties due to the abuse of authority.
Perseroan selalu berupaya menciptakan budaya Perseroan yang menjunjung tinggi integritas. Pendekatan internalisasi budaya dilakukan melalui intervensi pada ketiga aspek yaitu integritas, daya saing, perubahan dan kebersamaan. Dengan pendekatan tersebut, budaya Perseroan selain tertulis dalam kebijakan dan prosedur juga menjadi suatu disiplin (soft skills) yang dipraktekkan oleh Dewan Komisaris, Direksi dan karyawan dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari: 1. Fokus Integritas
• Perseroan menekankan integritas untuk melakukan yang terbaik pada segenap insan Perseroan melalui tindakan-tindakan yang sesuai dengan moral dan tidak menyalahi peraturan yang berlaku,
• Memenuhi setiap komitmen kepada seluruh pemangku kepentingan dengan dasar kejujuran dan kepercayaan,
• Melaksanakan tugas dengan berbasiskan etika dan tidak pernah mendapatkan keuntungan dari pihak lain dengan penyalahgunaan wewenang.
n 2 0 1 4 An n u al R ep or t
• Bekontribusi positif terkait kapabilitas Perseroan melalui pengembangan diri secara berkala dan pembelajaran,
• Memberikan hasil kerja yang terbaik melalui pengembangan best practice yang berwawasan global,
• Menetapkan tujuan kompetitif dan melakukan yang terbaik untuk mencapai tujuan tersebut. 3. Memimpin Perubahan
• Secara berkala memperbaiki proses bisnis melalui terobosan-terobosan baru,
• Memastikan stabilitas Perseroan dengan mengelola potensi resiko dan isu-isu terkait,
• Secara aktif mencari potensi peluang bisnis dengan perencanaan yang matang dan eksekusi yang cepat.
4. Tumbuh Bersama
• Tumbuh bersama-sama dengan karyawan, pemegang saham, pelanggan dan partner,
• Menjadi keamanan dan perlindungan terhadap lingkungan sebagai prioritas,
• Komitmen untuk bertindak dan bertanggung jawab sebagai bagian dari korporasi global.