• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. Gambaran Umum

5.2 Cold Rolling Mill (CRM) PT. Krakatau Steel

Pada tanggal 1 Oktober 1991, setelah diambil alih oleh PT. Krakatau Steel dan menjadi perusahaan milik negara, pabrik CRM secara resmi ditetapkan sebagai unit produksi PT. Krakatau Steel. Pabrik ini terletak di Kawasan Industri Krakatau dengan bangunan utama pabrik seluas 10 ha diatas tanah seluas 40 ha.

Pabrik CRM merupakan unit pabrik yang mengolah lembar baja dari hasil yang telah ditipiskan sebelumnya kemudian ditipiskan di unit CRM dengan ketebalan sampai 92% dari hasil ketebalan semula, mengasilan baja roll dengan ketebalan 0.2-2.2 mm. Bahan baku proses produksi baja lembar dingin adalah baja lembar panas dengan ketebalan 2-3 mm. Bahan baku ini dikirim dalam bentuk gulungan dengan berat rata-rata 23 ton dan diangkut dengan dengan alat transportasi khusus (bloster) yang berkapasitas 120 ton sekali angkut. Total jumlah produksi baja lembar dingin di pabrik CRM pada tahun 2012-2014 yaitu sebesar 1.869.421 ton.

Tabel 5.1 Total Produksi Cold Rolling Mill (CRM) PT. Krakatau Steel tahun 2012-2014

Tahun Jumlah Produksi (Ton)

2012 597.048

2013 668.919

2014 603.454

Total 1.869.421

Sumber: data sekunder

5.2.1 Reject Treatment Plant (RTP) Cold Rolling Mill (CRM) PT. Krakatau Steel

Pabrik CRM PT. Krakatau Steel berupaya mengurangi dampak negatif pembuangan limbah industri yang dihasilkan dari kegiatan produksi dengan

mendirikan suatu Instalasi Pengolahan air limbah yang biasa disebut dengan Reject Treatment Plant (RTP). RTP terletak dibagian paling barat dari plant utama yang menempati areal seluas 3750 m2. Air buangan yang berasal dari proses pickling, continuous tandem cold mill, annealing dan cleaning dialirikan melalui pipa-pipa bawah tanah ke RTP untuk selanjutnya dilakukan proses pengolahan.

Pengolahan di RTP CRM merupakan pengolahan primer dan sekunder tanpa pengolahan lanjutan atau tersier. Fungsi utama dari RTP CRM ini yaitu menampung dan mengolah air limbah yang dihasilkan dari proses produksi di pabrik CRM PT. Krakatau Steel. Tujuan utama dari pengolahan limbah yaitu: 1. Menurunkan zat polutan sampai memenuhi syarat baku mutu limbah cair 2. Menjernihkan air baku susupended solid terlarut dan dari warna asal. Agar

limbah yang dibuang dapat memenuhi baku mutu limbah lingkungan sehingga limbah yang dibuang tidak akan mencemari lingkungan dan mengganggu makhluk hidup sekitar.

Reject Treatment Plant (RTP) Cold Rolling Mill (CRM) PT. Krakatau Steelmemproses semua buangan limbah dari semua line, yang mana kandungan limbah tersebut beresiko tinggi apabila limbah tersebut tidak diolah. Dalam proses pengolahan limbah dibedakan menjadi dua macam berdasarkan jenisnya, yaitu limbah asam dan limbah basa. Limbah asam berasal dari buangan proses CPL (Continous Picling Line) dan ARP (Acid Regenaration Plant). Limbah asam tersebut terjadi bila proses di ARP tidak berjalan secara normal, maka limbah langsung dialirkan menuju Reject Treatment Plant, sedangkan limbah basa berasal dari buangan oil, air, lumpur dan detergent dari semua line.

Proses Asam

Limbah buangan dari proses ARP maupun dari CPL ditampung di AE Storage (Acid Effluence Storage) kemudian dimasukan kedalam pH Adjusment dengan penambahan Ca(OH)₂ agar menurunkan tingkat pH antara 6-9, kemudian dilakukan proses oksidasi di Oxidation Pit yang berkapasitas 23 m³ dan dilakukan proses flokulasi dalam Flocculation Pit dengan kapasitas 6,3m³. Proses selanjutnya adalah dilakukan kembali proses oksidasi dalam oxidation emergency

yang lokasinya menggunakan sludge storage yang berkapasitas 500m³ atau menggunakan settler. Apabila dalam proses tersebut banyak terbentuk Fe(OH)₃

dalam kolam oksidasi maka proses selanjutnya adalah oil crackingdan

flocculation sebagai koagulan, lalu dimasukan kedalam flocculation tank dengan menambahkan anionik.

Proses flokulasi bertujuan untuk mengikat padatan-padatan suspensi sehingga padatan tersebut lebih besar. Setelah dilakukan pengikatan padatan, dialirkan ke sedifolat tank yang bertujuan untuk menisahkan antara padatan-padatan dengan sistem gravitasi. Jadi, terdapat dua macam hasil pengolahan dalam sedifolat yaitu kumpulan padatan-padatan suspensi (jenis lumpur ringa) dan air. Padatan-padatan tersebut dimasukan kedalam dua sludges pit masing-masing berkapasitas 10m³, satu untuk kumpulan padatan yang ringan dan satunya untuk kumpulan padatan yang besar. Air yang telah terpisah dari padatan dipompakan ke Clean water lalu dinetralkan dengan bantuan H₂SO₄ agar berdasarkan petunjuk pH meter, pada akhirnya limbah cair dilewatkan dalam lamela settler dan dibuang ke kanal.

Proses Basa

Proses basa berfungsi untuk memproses limbah dengan kandungan basa dan oli dari semua line. Kandungan basa adalah limbah hasil dari proses pencucian strip contohnya limbah detergent (ECL dan CAL), lumpur (TCM dan roll coolant). Semua limbah tersebut ditampung dalam presettler tank yang berkapasitas 1500 m³ yang berfungsi untuk mengendapkan dan pengapungan sementara. Dalam tangki tersbut limbah akan terpisah menjadi tiga bagian berdasarkan berat jenisny, yaitu lumpur akan mengendap dibagian bawah, oli akan terapung dan air berada diantara oil dan lumpur.

Maka dalam proses basa akan terjadi tiga pengolahan jenis limbah yaitu proses oli, air dan lumpur.

1. Pengolahan limbah oli

Proses pengolahan limbah oli sangat sederhana, yaitu dengan mengambil oli yang mengapung di presettler tank dengan menggunakan scraper bridge yang kemudian langsung dipompakan ke mobil tangki.

2. Pengolahan limbah air

Pada prinsipnya proses pengolahan limbah air basa sama seperti pada proses asam. Air yang berada dalam presttler tank dipompakan dala oil cracking untuk

dilakukan penambahan Ca(OH)₂ lalu dilakukan pengadukan, selanjutnya dimasukan ke flocculation tank yang bertujuan mengikat padatan-padatan tersuspensi. Setelah dilakukan flokulasi, perlu lagi diadakan pemisahan antara air dan lumpurnya dengan proses sedifolat. Prinsip kerja sedifolat adalah dengan menggunakan tekanan angin dari bawah, sehingga air yang mengandung padatan akan terpisah menjadi dua bagian, yaitu berat jenis yang besar akan mengendap di dasar sedangkan berat jenis yang kecil akan mengapung ke permukaan.

Padatan dengan berat jenis yang besar akan dimasukan ke sludge tankyang masing-masing berkapasitas 10m³, sedangkan padatan dengan berat jenis yang kecil akan dimasukan ke oil pit. Semua padatan baik dari sludge tank maupun oil pit dipompakan ke bucket untuk dibuang. Hasil proses dari sedifolat selain lumpur adalah air jernih. Air dipompakan ke clean water pit yang selanjutnya dilakukan netralisasi dengan menambahkan H₂SO₄ agar air limbah sesuai dengan baku mutu lingkungan, apabila air limbah sudah sesuai dengan baku mutu lingkungan maka air limbah tersebut dapat dibuang ke lingkungan.

3. Pengolahan limbah lumpur

Limbah lumpur yang mengendap pada dasar presettler diambil dengan menggunakan scraper bridge yang selanjutnya dipompakan langsung ke sludge storage yang berkapasitas 500m³, proses terakhir yaitu memasukan lumpur dalam

Gambar 5.1 Diagram Alur Pengolahan Limbah Cair Reject Treatment Plant

(RTP) Cold Rolling Mill (CRM) PT. Krakatau Steel Sumber: data sekunder