• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. Gambaran Umum

5.1 Sejarah Singkat PT. Krakatau Steel

PT. Krakatau Steel didirikan pada tanggal 31 Agustus 1970, bertepatan dengan dikeluarkannya peraturan pemerintah RI No. 35 tahun 1970 tentang penyertaan modal Negara Republik Indonesia untuk pendirian perusahaan perseroan PT. Krakatau Steel. Pemabangunan industri baja ini dimulai dengan memanfaatkan sisa peralatan Proyek Baja Trikora, yakni untuk Pabrik Kawat Baja, Pabrik Baja Tulangan dan Pabrik Baja Profil. Pabrik-pabrik ini diresmikan penggunaannya oleh Presiden Republik Indonesia pada tahun 1977.

Pada tahun 1979 dilangsungkan peresmian penggunaan fasilitas-fasilitas produksi seperti Pabrik Besi Spons dengan kapasitas 1,5 juta ton/tahun, pabrik Billet Baja dengan kapasitas 500.000 ton/tahun, pabrik Batang Kawat dengan kapasitas 220.000 ton/tahun serta fasilitas infrastruktur berupa Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 400 MW, pusat penjernih air, pelabuhan Cigading serta sistem telekomunikasi.

PT. Krakatau Steel merupakan industri baja terpadu yang ada di Indonesia, kapasitas produksi total pabrik ini sebesar 2.5 juta ton baja kasar (Crude Steel) per tahun. Dalam kegiatan proses produksi di PT. Krakatau Steel terdapat tiga tahapan, yaitu pengolahan biji besi (Iron Making), pengolahan baja (SteelMaking) dan pengerolan (Rolling Making).

5.1.1 Lokasi dan Tata Letak PT. Krakatau Steel

PT. Krakatau Steel memiliki luas keseluruhan 350 ha. PT. Krakatau Steel terletak di kawasan industri Krakatau, tepatnya di jalan industri No. 05 PO BOX 14, Cilegon 42435. Kantor pusat PT. Krakatau Steel terletak di Wisma Baja, Jl. Gatot Subroto kav. 54, Jakarta. Adapun yang menjadi pertimbangan pemilihan lokasi pabrik adalah:

a. Dekat dengan laut sehingga dapat memudahkan pengangkutan bahan baku dan produk dengan menggunakan kapal.

b. Dekat dengan daerah pemasaran.

c. Tanah yang tersedia untuk pabrik cukup luas. d. Sumber air cukup memadai untuk pabrik.

Berdasarkan arah mata angin, PT. Krakatau Steel dibatasi oleh : a. Arah utara berbatasan dengan kawasan industri Krakatau b. Arah selatan berbatasan dengan jalan raya Anyer.

c. Arah barat berbatasan dengan Selat Sunda.

d. Arah timur berbatasan dengan kawasan industri Krakatau. 5.1.2 Unit-Unit Produksi PT. Krakatau Steel

PT Krakatau Steel sebagai pabrik baja terpadu memiliki unit-unit yang saling mendukung, yaitu:

a. Pabrik Besi Spons ( Direct Reduction Plant)

Unit ini merupakan suatu pabrik yang menangani suatu proses pengolahan biji besi/pellet menjadi besi spons. Besi spons merupakan bahan baku mentah untuk membuat baja, bentuk dari biji besi spons tersebut seperti butiran-butiran kelereng, dimana butiran atau biji besi tersebut diproses reduksi secara langsung (DirectReduction).

b. Pabrik Slab Baja ( Slab Steel Plant/SSP )

Pabrik slab baja merupakan pabrik untuk tempat peleburan besi dimana pabrik slab baja ini terdiri dari dua buah pabrik, yaituSlab Steel Plant Imerupakan Bagian pabrik yang mencetak masih dalam bentuk baja batangan dan Slab Steel Plant IImerupakan Bagian pabrik yang mencetak masih dalam bentuk baja lembaran.

Besi spons diisikan di dalam dapur listrik dengan menggunakan continous feeding, selain spons dapur listrik juga diisi dengan scrap atau besi tua dan batu kapur secukupnya kemudian bahan tersebut dilebur menjadi baja cair yang masih berbentuk batangan/lembaran-lembaran besi yang belum diolah dengan membutuhkan panas yang sangat tinggi mencapai titik didih 1650°C. Sumber panasnya berasal dari energi listrik yang dialirkan melalui elektroda listrik yang membara. Kapasitas produksi terpasang yaitu sekitar 1.000.000 ton/tahun.

Perlengkapan utama pada pabrik slab baja ini yaitu: 4 buah dapur listrik yang masing-masing berkapasitas 120 ton baja cair dan 2 buah mesin kontiniu dengan masing-masing 1 jalur percetakan slab (mould).

a. Pabrik Billet Baja ( Billet Steel Plant/BSP)

Billet Steel Plant (BSP) meerupakan pabrik yang menghasilkan lempengan baja dengan bahan baku utamnya yaitu scrap, besi spons, dan batu kapur. Semua bahan baku tersebut dimasukkan dalam ruangan dapur listrik untuk pengolahan dan kemudian dicetak menjadi lempengan baja. Dengan kapasitas produksi 500.000 ton/tahun. Ukuran dari hasil billet baja tersebut yaitu: panjang: 6m, 10m, dan 12m. Dengan penampang : 100 x 100mm, 110 x 110mm, dan 120 x 120mm.

Proses pembuatan baja pada pabrik ini hampir sama dengan proses pabrik

Slab Steel Plant perbedaanya hanya terletak pada bentuk cetakan. Hasil pabrik ini juga dapat digunakan oleh pabrik wire rod sebagai bahan baku. Sedangkan untuk perlengkapan utama dari pabrik ini yaitu: tersedia 4 buah dapur listrik dan 4 buah mesin tuang continue.

b. Pabrik Baja Lembaran Panas ( Hot Strip Mill/HSM )

Pabrik Hot Strip Mill (HSM) merupakan bagian pabrik untuk mengukur ketebalan dari lembaran-lembaran baja. Dengan menggunakan alat overhead crane, slab dibersihkan terlebih dahulu dengan rollertable dan siap untuk dimasukkan ke furnace dengan menggunakan slab pusher.

Di dalam furnace dipanaskan dengan temperatur mencapai sekitar 1300°C. Setelah itu slab tersebut dikirim ke roughing stand dirol untuk menipiskan ketebalan 200mm menjadi 20-40mm. Pada finishing stand dirol kembali untuk mendapatkan ketebalan ukuran yang direncanakan tergantung dari permintaan konsumen.

c. Pabrik Baja Dingin ( Cold Rolling Mill/CRM )

Cold Rolling Mill (CRM) merupakan suatu pabrik yang mengolah lembaran baja dari hasil yang telah ditipiskan sebelumnya oleh pabrik Hot Strip Mill (HSM). Kemudian hasil dari pabrik HSM ditipiskan kembali melalui proses pendinginan pada tandem Cold Reduction Mill sampai 92% dari hasil ketebalan sebelumnya. Sebelum melakukan penipisan lembaran baja tersebut harus dibersihkan terlebih dahulu ke dalam tangki yang berisi HCl. Kemudian dilanjutkan dengan proses pemanasan dengan sistem Batch Annealing Furnace (BAF) dan Contionous Annealing Line (CAL), hasil lembaran baja tersebut diratakan dengan temper mill sesuai dengan permintaan konsumen.

d. Pabrik Batang Kawat ( Wire Rod Mill/WRM )

Pabrik Wire Rod Mill (WRM) adalah sebuah pabrik yang memproses batangan kawat baja. Produk-produk pabrik batang kawat juga merupakan bahan baku dari pabrik-pabrik seperti mur dan baut, kawat las, kawat paku, tali baja, dan lain sebagainya. Dengan melakukan penimbangan, pencatatan, dan pemeriksaan secara visual serta pengaturan posisi, billet siap dimasukkan ke dalam furnace

dimana billet tersebut dipanaskan dengan temperatur 1200°C. Pengeluaran billet

didorong dengan alat yang disebut billet injector. Kemudian setelah billet

didinginkan dengan air, maka billet siap untuk digulung loop plyer.

5.1.3 Kepegawaian dan Jam Kerja

Tenaga kerja yang bekerja di PT. Krakatau Steel, berdasarkan statusnya digolongakan menjadi dua golongan yaitu:

a. Tenaga Kerja Organik

Tenga kerja organik merupakan karyawan tetap yang diangkat karena telah memenuhi kriteria direksi, yang bertugas melaksanakan pekerjaan yang diberikan dalam jangka panjang dan berstatus karyawan BUMN, yang termasuk karyawan ini adalah tenaga staf dan kayawan biasa.

b. Tenaga Kerja Non-Organik

Tenaga kerja non-organik merupakan karyawan yang diangkat dalam waktu tertentu yang terdiri dari karyawan lepas dan karyawan honorer. Tenaga kerja non-organik yang ada saat ini disediakan oleh labour supply sesuai dengan jenis pekerjaan dan jangka waktu tertentu antara PT. Krakatau Steel dengan labour supply itu sendiri.

PT. Krakatau Steel bekerja secara kontiyu selama 24 jam sehari sehingga jadwal karyawan dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

a. Karyawan Non-Shift

Waktu kerja per hari di PT KS adalah 8 jam atau 40 jam per minggunya, dengan waktu istirahat selama 60 menit.Waktu kerja karyawan non shift dari senin s/d jumat, masuk mulai pukul 08.00 hingga pukul 16.30, dengan waktu istirahat pukul 12.00 s/d 13.00.kecuali pada hari Jumat karyawan masuk mulai pukul 09.30 s/d 17.00 dengan waktu istirahat pukul 11.30 s/d 13.00.

b. Karyawan Shift

Karyawan shift bekerja secara shift dan masing-masing shift bekerja selama 8 jam. Sistem kerja dilakukan dalam 4 grup shift, dengan ketentuan 3 hari 3 grup shift masuk dan 1 grup lain libur. Sistem pembagian shift adalah sebagai berikut :

a. Shift 1 bekerja pukul 06.00 s/d 14.00 WIB b. Shift 2 bekerja pukul 14.00 s/d 22.00 WIB c. Shift 3 bekerja pukul 22.00 s/d 06.00 WIB

5.1.4 Struktur Organisasi

PT. Krakatau Steel merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dikelola oleh badan pengelola industri yang bernaung dibawah menteri BUMN. Dalam struktur organisasi PT. Krakatau Steel direktur utama merupakan posisi tertinggi dan diangkat langsung oleh menteri perindustrian. Direktur utama membawahi kepala direktorat yaitu :

a. Direktorat Perencanan dan Teknologi

Bertugas merencanakan, melaksanakan, mengembangkan, dan mengevaluasi usaha, pengolahan data, pengadaan sarana dan prasarana penunjang kawasan industri dan masalah konstruksi serta menangani masalah–masalah yang berkaitan dengan teknologi, baik bersifat jangka panjang, permasalahan sehari– hari dan yang tidak terselesaikan dan masalah–masalah lintas sektoral.

b. Direktorat Produksi

Bertugas merencanaan, melaksanakan, dan mengembangkan kebijaksanaan di bidang pengoperasian dan perawatan sarana produksi, metalurgi, dan koordinasi produksi.

c. Direktorat SDM

Bertugas merencanakan, merumuskan, dan mengembangkan kebijaksanaan di bidang personalia, kesehatan, kesejahteraan, pendidikan dan pelatihan kerja, serta merencanakan organisasi, hubungan masyarakat dan administrasi pengelolaan kawasan serta keselamatan kerja.

d. Direktorat Keuangan

Bertugas merencakan, merumuskan, melaksanakan, dan mengembangkan kebijaksanaan dibidang keuangan.

Bertugas merencakan, merumuskan, melaksanakan, dan mengembangkan kebijaksanaan dibidang pemasaran produk.

f. Direktorat logistik

Bertugas menangani masalah pembelian suku cadang, bahan baku dan bahan pembantu serta pergudangan.