• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam pembahasan ini penulis akan menjelaskan mengenai manajemen CSR /PKBL melalui program kemitraan oleh CDSA PT.Telkom Solo, dalam upaya meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Selain itu, dijelaskan juga mengenai faktor yang menghambat dalam pelaksanaan program kemitraan yang dilaksanakan oleh CDSA PT.Telkom Solo.

Manajemen CSR melalui program kemitraan oleh CDSAPT.Telkom Solo, yang akan dibahas adalah merupakan fungsi-fungsi manajemen yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan /pelaksanaan, dan pengawasan/ evaluasi (monitoring).

1. Perencanaan Program Kemitraan.

Program kemitraan oleh CDSA PT.Telkom Solo dilaksanakan melalui berbagai tahapan yang diawali dengan tahap perencanaan. Perencanaan merupakan suatu usaha, dalam mengambil keputusan yang telah diperhitungkan secara matang dengan membuat langkah-langkah yang perlu dikerjakan sebelum pekerjaan dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Perencanaan dibuat untuk 1 periode tahun anggaran. Perencanaan digunakan CDSA untuk setiap program atau kegiatan kemitraan yang dilakukan. Perencanaan ini berfungsi

commit to user

sebagai acuan dasar dalam melaksanakan program. Perencanaan dibuat oleh CDC Pusat dan CDA Area. CDC adalah unit bisnis pendukung yang bertanggung jawab atas pengelolaan program kemitraan, dan CD Area adalah unit organisasi pelaksana operasional CDC yang berlokasi di area/ lokasi unit-unit bisnis per regional. Dalam penyusunan program-program PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) termasuk kemitraan di dalamnya CDC Pusat dan CDC Area yang membuat perencanaanya. Kemudian hasil perencanaan yang telah ditetapkan akan diberikan kepada tiap-tiap CD Area, yang kemudian didelegasikan lagi kepada tiap-tiap CD Sub Area sebagai pelaksana program kemitraan di lapangan, seperti yang dikatakan oleh Bapak Agus Munajat, selaku Off-1 PKBL CDSA Telkom Solo di bawah ini:

”Perencaaan yang terkait dengan program kemitraan, Sub Area tidak menyusun rencana, CDSA tidak dilibatkan, CDSA hanya terima jadi program, perencanaan dilakukan oleh CD Area IV Semarang yang menerima usulan dari sub Area, yang kemudian disampaikan dan disusun bersama oleh CDC PT.Telkom pusat di bandung”.(Wawancara, 8 April 2011).

Hal senada juga disampaikan oleh Bapak Irsan Gunardi, selaku Off 2 PKBL CDSA Solo sebagai berikut:

”Kalau CDSA hanya terima jadi program kemitraan yang telah ditetapkan oleh CD Area yang ada di Semarang. CDSA Solo hanya memiliki kewenangan untuk menentukan mitra binaan dari hasil survey, dan proposal yang masuk yang disesuaikan dengan jumlah anggaran program kemitraan yang tersedia, yang digulirkan tiap triwulan”.(Wawancara,8 April 2011).

Hal ini ditambahkan juga oleh Ibu Rahma selaku Staff admin CDSA Solo, sebagai berikut:

commit to user

”Ya kan kita mendapat nota dinas yang memuat pelaksanaan program kemitraan dari CDC Pusat yang kemudian disampaikan kepada CD Area dan dilanjutkan kepada CDSA, tiap-tiap CDSA sudah memiliki target salur per triwulan dari program yang ada, terima jadi aja mbak, kita tidak terlibat perencanaan secara langsung, hanya sebagai pelaksana.” (Wawancara, 15 April 2011).

Hal ini dibenarkan dan diperkuat oleh Bapak Agus Hartanto selaku Manager CD Area 4 Jawa Tengah dan DIY:

”Memang benar dalam perencanaan PKBL (Program Kemitraan Bina Lingkungan) tiap-tiap CDSA tidak memiliki kewenangan untuk membuat rencana masing-masing, CDSA berperan sebagai implementor (eksekutor dari rencana), tapi pada dasarnya seluruh mitra binaan yang menjadi pilihan tiap-tiap CDSA adalah pilihan dari CDSA yang berpedoman pada proposal yang diajukan dan hasil survey yang dilaksanakan oleh petugas CDSA Off PKBL, yang kemudian diajukan kepada CDA 4 Jawa Tengah& DIY untuk di acc. Kalau Perencanaan yang bersifatnya Nasional itu kami lakukan dengan adanya pertemuan seluruh CD Area seluruh Indonesia bersama CDC Pusat Bandung dengan masyarakat dan pemerintah dalam program kemitraan yang mengacu pada peraturan Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Pasal 74 ayat 1-4 tentang PKBL dengan memperhatikan prinsip Engagement (terjalinnya komunikasi dan relasi yang baik mengenai rencana) dan Assesment

(mendengarkan aspirasi masyrakat yang menjadi pedoman dan identifikasi kebutuhan masyarakat).”

Dalam perencanaan stakeholder yang terlibat dalam perencanaan PKBL (Program Kemitraan) terdiri dari: stakeholder internal dan stakeholder eksternal. Stakeholder internal disini adalah Karyawan, Direksi. Stakeholder eksternal yaitu pemegang saham, pelanggan (masyarakat), regulator (pemerintah). Ini betuknya segitiga seperti ini:

Dalam hal ini regulator (Pemerintah) berperan untuk mendukung operasional program. Pemerintah membuat regulasi (undang-undang) dan mengawasai program yang dijalankan oleh BUMN. BUMN

sendiri menjalankan program CSR/PKBL secara transparan,

commit to user

mengkritik yang membangun untuk operasional pelaksanaan program, dan disini masyarkat (pelanggan) sebagai subyek dari pelaksanaan program. Dalam perencanaan, Telkom mempunyai Blue Print perencanaan dalam jangka panjang selama 5 tahun dan jangka pendek selama 1 tahun. Kalau dalam jangka pendek bertujuan memajukan dan mensejahterakan masyarakat komunitas. (Wawancara, 27 April 2011).

Jadi dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan CSR program kemitraan tidak dilaksanakan pada CDSA Telkom Solo, karena peran CDSA hanya sebagai implementor dari program kemitraan yang perencanaannya dilakukan oleh CDC pusat dan CD Area yang kemudian hasil perencanaan didelegasikan kepada CDSA sebagai pelaksana program kemitraan. PT.Telekomunikasi Indonesia dalam perencanaan program PKBL melibatkan karyawan dan direksi sebagai stakeholder internal, serta pemerintah dan masayarakat (pelanggan) sebagai stakeholder eksternal agar program dapat berjalan beriringan sesuai rencana dan tidak timpang. Dalam perencanaan ketiga unsur stakeholders tersebut membentuk kolaborasi yang terbuka dan saling memberikan nilai tambah, sehingga ketika strategi kolaborasi kemitraan ini dibawa ke tataran teknis, maka akan menghasilkan kreasi PKBL program kemitraan yang komprehensif serta berfungsi dan bermanfaat untuk semua kalangan.

Partnership dalam perencanaan akan berdaya guna dalam mengeksekusi

CSR/PKBL program kemitraan agar berjalan dengan efektif dan jitu.

Kebijakan perencanaan dalam melaksanakan program tahunan CDC bertanggung jawab terhadap:

commit to user

a) Penyusunan Rencana Kerja Manajerial tahunan CDC dengan

memperhatikan visi dan misi CDC dan calender of event yang berkaitan dengan program kemitraan.

b) Penyusunan Daftar Rencana Kerja dan Anggaran Program

kemitraan yang mencerminkan pertumbuhan dan peningkatan indikator kinerja CDC yang dapat memberikan dan meningkatkan nilai perusahaan.

c) Daftar Rencana Kerja dan Anggaran Program Kemitraan disusun secara Bottom up dari CD Area ke CDC.

d) CDC melakukan paketisasi program Kemitraan secara Nasional berdasarkan rencana kerja dan anggaran tahunan.

Dalam perencanaan program kemitraan terdapat beberapa program antara lain program kemitraan dana pinjaman, bagi UKM. Selain program bantuan finansial PT.Telkom juga merencanakan program untuk melakukan berbagai pembinaan bagi mitra binaanya berupa pelatihan sebagai bentuk pengembangan softskill, keterampilan serta wawasan mitra binaan dan promosi (pameran) sebagai wadah pengembangan jaringan pemasaran usaha bagi mitra binaan. Berikut Rencana Program Kemitraan untuk CDSA Telkom Solo.

commit to user