2) transaksi antara 2 belah pihak; (apabila terjadi kata sepakat) 3) adanya pertukaran barang, jasa, atau informasi;
4) internet merupakan media utama dalam proses atau mekanisme
transaksi tersebut.
Mengacu pada beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa
electronic commerce merupakan suatu transaksi perdagangan antara
penjual dan pembeli dengan menggunakan media internet. Jadi, proses pemesanan barang,pembayaran transaksi sampai dengan pengiriman barang dikomunikasikan melalui internet.
b. Keuntungan Penggunaan Electronic Commerce
Pada dasarnya, keuntungan penggunaan electronic commerce dapat dibagi dalam dua bagian, yakni keuntungan bagi pedagang (merchant)
dan keuntungan bagi pembeli. Menurut Joseph Luhukay (Presiden
Director, Capital Market Society) sebagaimana dikutip oleh PB, Triton,
keuntungan bagi pedagang (merchant) antara lain (PB, Triton, 2006: 76):
1) Dapat digunakan sebagai lahan untuk menciptakan pendapatan
(revenue generation) yang sulit atau tidak dapat diperoleh melalui
cara konvensional, seperti memasarkan langsung produk atau jasa;
menjual informasi, iklan (baner), membuka cybermall, dan
sebagainya.
2) Menurunkan biaya operasional. Berhubungan langsung dengan
pelanggan melalui Internet dapat menghemat kertas dan biaya telepon, tidak perlu menyiapkan tempat ruang pamer (outlet), staf operasional yang banyak, gudang yang besar, dan sebagainya.
3) Memperpendek product cycle dan management supplier. Perusahaan dapat memesan bahan baku atau produk ke supplier langsung ketika ada pemesanan sehingga perputaran barang lebih cepat dan tidak perlu gudang besar untuk menyimpan produk-produk tersebut.
4) Melebarkan jangkauan (global reach). Pelanggan dapat menghubungi perusahaanatau penjual dari manapun di seluruh dunia.
commit to user
5) Waktu operasi tidak terbatas. Bisnis melalui internet dapat dilakukan selama 24 jam per hari, 7 hari per minggu.
6) Pelayanan ke pelanggan lebih baik. Melalui Internet pelanggan bisa menyampaikan kebutuhan maupun keluhan secara langsung sehingga perusahaan dapat meningkatkan pelayanannya.
Keuntungan bagi pembeli, antara lain (PB, Triton, 2006: 78):
1) Home shopping. Pembeli dapat melakukan transaksi dari rumah
sehingga dapat menghemat waktu, menghindari kemacetan, dan menjangkau toko-toko yang jauh dari lokasi.
2) Mudah melakukan. Tidak perlu pelatihan khusus untuk bisa belanja atau melakukan transaksi melalui Internet.
3) Pembeli memiliki pilihan yang sangat luas dan dapat
membandingkan produk maupun jasa yang ingin dibelinya.
4) Tidak dibatasi waktu. Pembeli dapat melakukan transaksi kapan saja selama 24 Jam per hari, 7 hari per minggu.
5) Pembeli dapat mencari produk yang tidak tersedia atau sulit diperoleh di outlet-outlet atau pasar tradisional.
Keuntungan-keuntungan di atas apabila dipergunakan dengan sebaik-baiknya akan mampu meningkatkan kepercayaan masyarakat
terhadap electronic commerce yang pada akhirnya dapat pula
meningkatkan pertumbuhan perekonomian nasional.
c. Mekanisme Transaksi Electronic Commerce dan Waktu Terjadinya
Kontrak
Transaksi perdagangan melalui media internet atau electronic
commerce pada dasarnya memiliki kesamaan dengan mekanisme
perdagangan biasa (konvensional). Perbedaan antara keduanya adalah dalam electronic commerce, sistem yang digunakan dalam seluruh proses
transaksi dilakukan secara online, mulai dari penawaran produk,
pembelian, sampai dengan pembayaran, sedangkan dalam transaksi biasa, seluruh proses transaksi dilakukan secara manual (off line). Seperti halnya dalam transaksi biasa (konvensional), transaksi electronic
commit to user
commerce diawali dengan adanya penawaran oleh produsen (merchant)
kepada calon pembeli (consumer) melalui media Internet, sedangkan apabila pembeli (costumer) berpendapat bahwa produk yang ditawarkan dari segi kualitas, harga, jenis telah sesuai dengan keinginannya, maka pembeli dapat langsung memesan (order) atas barang yang dimaksud dengan cara mengisi formulir isian yang telah ditampilkan pada layar monitor. Formulir yang harus diisi umumnya memuat identitas pemesan, seperti nama, alamat, kantor, dan sebagainya. Formulir isian memuat pula syarat- syarat transaksi yang harus disetujui oleh konsumen. Pada tahap akhir setelah semua formulir isian diisi dan syarat-syarat transaksi disetujui, pembeli tinggal menyatakan setuju dengan transaksi tersebut dengan cara mengklik kolom OK atau Submit (PB, Triton, 2006: 92).
Gambaran proses transaksi electronic commerce di atas adalah proses yang umum dilakukan, mengingat dalam prakteknya proses transaksi electronic commerce banyak jenisnya. Permasalahan yang
paling sering muncul dalam transaksi electronic commerce adalah
berkaitan dengan pertanyaan kapan suatu transaksi (kontrak) dikatakan telah terjadi. Sebelum menjawab pertanyaan di atas, perlu dikemukakan terlebih dahulu beberapa bentuk kontrak electronic commerce yang selama ini berkembang. Beberapa bentuk kontrak elektronik yang selama ini berkembang, yaitu:
1) Suatu kontrak yang dibentuk secara sah melalui e-mail. Penawaran
dan penerimaan dapat dipertukarkan melalui e-mail atau
dikombinasikan dengan alat komunikasi elektronik lainnya, dokumen tertulis, fax, dan lain-lain.
2) Suatu kontrak dapat juga dibentuk melalui web sites dan jasa online
lain, yaitu suatu web site menawarkan penjualan barangatau jasa dan konsumen dapat menerima penawaran dengan mengisi dan mengirimkan suatu formulir yang terpampang pada layar monitor.
commit to user
3) Bentuk kontrak lain adalah mencakup direct online transfer dari
informasi dan jasa, web site digunakan sebagai medium of
communication dan sekaligus sebagai medium of exchange.
4) Kontrak yang berisi Electronic Data Interchange (EDI), suatu
pertukaran informasi bisnis secara elektronik dalam komputer processable format melalui komputer milik para mitra dagang
(trading partners).
5) Suatu cara berkontrak dalam Internet dapat bersifat perjanjian lisensi
click-wrap dan shrink-wrap. Software yang di download dari Internet
lazimnya dijual dengan suatu lisensi click-wrap. Lisensi tersebut muncul pada monitor pembeli pada saat pertama kali software akan dipasang (install) dan calon pembeli ditanya apakah ia bersedia menerima persyaratan lisensi tersebut sebelum menggunakan program tersebut. Pengguna dapat click “I accept” atau I don’t
accept”. Apabila pembeli menyetujui persyaratan lisensi, software
tersebut dapat dipasang (install). Permasalahan kapan terjadinya suatu kontrak pada perdagangan secara online perlu mendapatkan perhatian khusus, mengingat hal ini membawa akibat hukum pada penentuan lahirnya hak dan kewajiban masing-masing pihak, peralihan kepemilikan, peralihan risiko, juga yurisdiksi mana yang berkompeten untuk menyelesaikan sengketa jika dikemudian hari muncul sengketa (Budi Rahardjo. E-commerce di Indonesia Peluang dan Tantangan (http:// www.cert.or.id/ ~budi/ articles/1999-02.pdf: diakses tanggal 30 Agustus 2010).
Penentuan saat terjadinya perjanjian (kontrak) berkaitan erat dengan tempat dimana perjanjian itu dibuat, ada beberapa teori yang menjelaskan tentang tempat terbentuknya perjanjian yaitu (PB, Triton, 2006: 112):
1) Pada saat disampaikannya persetujuan (consent) oleh pihak penerima penawaran (expedition theory).
2) Pada saat dikirimnya penerimaan tersebut oleh pihak penerima
commit to user
3) Pada saat diterimanya penerimaan tersebut oleh pihak yang
menawarkan (offeror) atau disebut reception theory.
4) Pada saat pihak yang menawarkan mengetahui adanya penerimaan
(acceptance) tersebut atau disebut information theory.
Menurut Julian Ding dalam bukunya Electronic Commerce, Law and
Practices, sebagaimana dikutip oleh Mariam Darus Badrulzaman
disebutkan bahwa terjadinya kontrak dalam transaksi electronic
commerce adalah a contract is struck when two or more persons agree to
a certain course of conduct, maksudnya bahwa sebagai suatu pertemuan
dimana dua atau lebih pihak setuju melakukan tindakan tertentu, sehingga pada saat itulah kesepakatan tercapai. Mariam Darus Badrulzaman berpendapat bahwa untuk menentukan kapankah suatu kontrak terjadi, maka dapat dilihat dari syarat-syarat yang harus dipenuhi, yaitu offer
(penawaran), acceptance (penerimaan) dan consideration. Suatu offer
merupakan suatu invitation to enter into binding agreement, suatu offer
adalah benar merupakan suatu tawaran jika pihak lain memandangnya sebagai suatu penawaran, namun perlu diperhatikan bahwa suatu offer
haruslah benar merupakan suatu offer dalam hal mana memang benar penawaran telah dilakukan dan ditujukan pada offeree. Jika suatu offer sudah ditujukan pada offeree maka ia dapat choose whether yes or not to
accept it. Suatu offer harus secara jelas dinyatakan dan dalam hal offer
disampaikan dengan mempergunakan e-mail harus disebutkan bahwa jika terjadi suatu offer dari seorang offeror, harus terdapat suatu kepastian berupa diterima atau tidaknya hal tersebut dengan kata-kata “I accept or I
reject and go fourth”. Menemukan offer and acceptance dalam
cybersystem adalah tergantung pada keadaan dari cybersystem itu sendiri.
Seorang offeror adalah bebas untuk menentukan suatu manner of
acceptance, misalnya offeror menentukan bahwa hal penjualan melalui
web site atas barang dagangannya maka penawaran ditujukan pada
halaman dari e-mail addressnya sehingga dalam hal ini acceptance dapat dalam bentuk e-mail saja (Mariam Darus Badrulzaman, 2005: 86).
commit to user
Jika offer pada web site secara umum mendapatkan acceptance dari publik yang cukup banyak, sedangkan massage dalam offer di web site
tersebut hanya menawarkan sebuah barang saja maka dalam hal ini dipakai prinsip “first come first serve”, maka yang paling awal dinyatakan bahwa ia yang akan menerima tawaran itulah yang berhak. Peraturan ini menyatakan bahwa suatu acceptance dari offer adalah efektif berlaku
pada saat pengiriman pos, dalam hal ini yaitu pada saat pengiriman
acceptance melalui pos tradisional melalui surat (dropping a place of
corespondence in to the mailbox). Cyberspace menerangkan jika suatu
pernyataan setuju dari offeree telah dikirim dan benar telah diterima oleh
offeror, maka dalam hal terjadi keterlambatan atau tidak sampainya pesan
adalah kewajiban dan risiko dari offeror jika tidak ada klausul pembatasan hari dari offeror, namun dalam hal acceptance berlangsung dalam suatu
on line contract, maka tidak akan terjadi keterlambatan sehingga mailbox
rule tidak berlaku (Mariam Darus Badrulzaman, 2005: 87). d. Karakteristik Transaksi E-Commerce
Berbeda dengan transaksi perdagangan biasa, transaksi
e-commerce memiliki beberapa karakteristik yang sangat khusus, yaitu:
(Sakti, Nuransa,2001 :76) 1) Transaksi tanpa batas
Sebelum era internet, batas-batas geografi menjadi
penghalang suatu perusahaan atau individu yang ingin
go-international. Sehingga, hanya perusahaan atau individu dengan
modal besar yang dapat memasarkan produknya ke luar negeri. Dewasa ini dengan internet pengusaha kecil dan menengah dapat memasarkan produknya secara internasional cukup dengan membuat situs web atau dengan memasang iklan di situs-situs internet tanpa bataswaktu (24 jam), dan tentu saja pelanggan dari seluruh dunia dapat mengakses situs tersebut dan melakukan transaksi secara