• Tidak ada hasil yang ditemukan

commit to user C. Pembahasan

Dalam dokumen HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 51-58)

1. Latar Belakang Sosial Budaya Pengarang

Sosiologi pengarang, profesi pengarang, dan institusi sastra, masalah yang berkaitan di sini adalah dasar ekonomi produksi sastra, latar belakang sosial status pengarang, dan ideologi pengarang yang terlibat dari berbagai kegiatan pengarang di luar karya sastra, karena setiap pengarang adalah warga masyarakat, ia dapat dipelajari sebagai makhluk sosial. Biografi pengarang adalah sumber utama, tetapi studi ini juga dapat meluas ke lingkungan tempat tinggal ia berasal. Dalam hal ini, informasi tentang latar belakang keluarga, atau posisi ekonomi pengarang akan memiliki peran dalam pengungkapan masalah sosiologi pengarang (Wellek dan Warren,1990: 112).

Novel Bekisar Merah karya Ahmad Tohari ini merupakan novel yang menceritakan tentang kehidupan sosial masyarakat pedesaan dan perkotaan.

Dilihat dari biografi dan latar belakang beliau Ahmad Tohari sejatinya merupakan warga asli Kabupaten Banyumas. Pada masa kanak-kanaknya dahulu di wilayah tempat tinggalnya mayoritas penduduk desa Tinggarjaya berprofesi sebagai penyadap nira.

Saat ini kedudukan pengarang dalam keluarga adalah menjadi seorang kepala keluarga. Pengarang sebagai kepala rumah tangga, dapat dikatakan sukses. Selalu memberi pendidikan moral, agama, dan sosial kepada anak-anaknya, dengan seimbang. Terbukti Ahmad Tohari mampu mengantar kedua anaknya ke jenjang pendidikan tertinggi. Selain itu, Ahmad Tohari dikenal sebagai pribadi yang sederhana, dermawan, rendah hati, dan disiplin.

Syamsiyah, istri Ahmad Tohari mengaku bahwa sosok Ahmad Tohari adalah sosok pria yang selalu memberi keteduhan, kenyamanan, dan tentu selalu membanggakan keluarga. Figur seorang suami dan ayah yang patut dijadikan tauladan ada pada dirinya. Kehidupan seseorang atau kedudukan yang melekat padanya dapat terlihat pada kehidupan sehari-harinya.

Di belakang rumah Ahmad Tohari terdapat sebuah mushola Al- Falaq beserta pondok pesantren yang dikelola oleh adik Ahmad Tohari. Selain pondok pesantren, kini Ahmad Tohari memiliki sebuah sekolah taman bermain

commit to user

untuk anak-anak PAUD yang terletak di sebelah kanan rumahnya. Sekolah tersebut dikelola oleh istri Ahmad Tohari, bernama Syamsiah.

Ibu Syamsiah seorang pensiunan guru SD tersebut tentu paham betul tentang permasalahan pendidikan di desa Tinggarjaya dan bagaimana cara mengatasinya. Terbukti pondok pesantren dan sekolah taman bermain milik Ahmad Tohari selalu ramai peserta didik. Melalui kegiatan wawancara antara peneliti dengan pengarang yang dilaksanakan di rumah pengarang sendiri, sangat terlihat bahwa kedudukan dan peran Ahmad Tohari beserta keluarganya sangat baik sekali dan berpengaruh di dalam masyarakat.

Selain itu karya-karya yang ia tulis sampai dengan tahap penerbitan benar-benar lahir dari kerja kerasnya. Ahmad Tohari mengaku ia selalu hidup dengan kesederhanaan, tidak berlebih-lebihan. Semua karya yang ia lahirkan berasal dari kerja kerasnya sendiri. Tentu segala sesuatu yang dihasilkan berdasarkan kerja keras sendiri membuahkan hasil yang manis. Terbukti karya-karya Ahmad Tohari diterima oleh masyarakat tanpa adanya komplain dari pihak-pihak tertentu. Hal itu tentu membuatnya kian giat dalam melahirkan karya-karya baru.

Ahmad Tohari bukanlah tokoh politik masyarakat, bukan juga pejabat pada sebuah instansi pemerintah. Ia adalah seorang muslim yang aktif dalam organisasi keagamaan NU. Berbagai pengalaman dan pengetahuan yang ia miliki dikarrenakan ia selalu berpegang teguh terhadap ideologinya.

Ahmad Tohari mengungkapkan bahwa ideologi yang ia pegang teguh tentunya ideologi pancasila, dan humanis, atau kemanusiaan. Ia sangat berharap, bahwa masyarakat pembaca mampu menangkap pesan yang ia sampaikan. Dengan menceritakan kehidupan ekonomi masyarakat kelas bawah, kehidupan sosial dengan unsur religius yang tidak pernah ditinggalkan tentu mampu membuktikan ideologi penulis.

2. Latar Belakang Sosial Budaya Novel Bekisar Merah

Masalah kemiskinan yang dialami oleh para petani nira adalah masalah inti dari novel tersebut. Bekisar Merah menceritakan tentang kehidupan keluarga para petani nira desa Karangsoga yang penuh dengan keprihatinan

commit to user

dan kepasrahan hidup. Sosiologi karya sastra yang memasalahkan karya sastra itu sendiri yang menjadi pokok penelaahannya atau apa yang tersirat dalam karya sastra dan apa yang menjadi tujuannya. Pendekatan yang umum dilakukan sosiologi ini mempelajari sastra sebagai dokumen sosial sebagai potret kenyataan sosial. (Wellek dan Warren, 1990: 122) beranggapan dengan berdasarkan pada penelitian Thomas Warton (penyusun sejarah puisi Inggris yang pertama) bahwa sastra mempunyai kemampuan merekam ciri-ciri zamannya. Bagi Warton dan para pengikutnya sastra adalah gudang adat-istiadat, buku sumber sejarah peradaban.

Tokoh utama bernama Lasi yang digambarkan sebagai perempuan desa yang patuh pada suami. Novel ini diciptakan Ahmad Tohari pada awal tahun -an. Bekisar Merah sendiri lahir atas dasar berbagai pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki pengarang dengan daya imajinasi yang tinggi. Pada saat itu memang sedang marak-maraknya kasus perdagangan manusia. Di kota-kota besar sudah tidak asing dengan permasalahan sosial tersebut.

Penggambaran konflik dan setting tempat yang terlihat kontras ditampilkan secara lembut dan hati-hati. Masalah perdagangan manusia adalah masalah yang sedang dihadapi oleh masyarakat modern saat ini. Selain itu, dalam Bekisar Merah Ahmad Tohari lebih menekankan masalah pokok sosial yang terjadi di lingkungan tempat tinggalnya. Kemiskinan dianggap sebuah masalah pokok yang harus dipecahkan.

Dalam seluruh kehidupan manusia mata pencaharian merupakan masalah pokok, karena berlangsungnya kehidupan terjadi semata-mata dengan terpenuhinya berbagai macam kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup seseorang dapat terpenuhi dengan adanya bekal ilmu pengetahuan, akal, dan seberapa besar usaha yang dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan tersebut. Maka dari itu hal

Kemiskinan yang dialami oleh para penyadap nira tidak akan pernah usai jika tidak ada sebuah perubahan dan perhatian antara masyarakat dengan pemerintah. Mereka para penyadap selalu dirugikan oleh ulah para tengkulak yang memegang pasar ekonomi bebas dengan sesuka hati menetapkan harga

commit to user

gula. Dalam hal ini Ahmad Tohari berharap dengan adanya novel Bekisar Merah para pembaca mampu merenungkan dan memahami serta memperhatikan nasib para petani nira tersebut.

Para pengepul gula secara bebas menentukan harga gula yang mereka beli dari para penyadap nira. Tentu para penyadap hanya dapat menerima harga yang ditetapkan oleh tengkulak tersebut. Tidak ada yang dapat dilakukan jika sewaktu-waktu harga gula turun. Pasar bebas telah dikuasai oleh para pengepul. Merekalah yang berhak menentukan harga gula, bukan pemerintah.

Pemerintah dalam hal ini tidak pernah memperdulikan nasib para penyadap yang hidup di bawah kemiskinan. Jika disadari, mereka para penyadap nira adalah pelaku devisa yang berpengaruh dalam bertambahnya pendapatan daerah. Dengan adanya hal itu, seharusnya pemerintah memperhatikan nasib para penyadap yang berada di desa-desa kecil tersebut.

Selain itu, pada novel Bekisar Merah Ahmad Tohari juga mengungkapkan permasalahan-permsalahan sosial yang sering terjadi di kota-kota besar.

Dalam novel ini diceritakan kasus perdagangan manusia di Jakarta.

Kasus tersebut sampai saat ini menjadi sebuah polemik sering terjadi pada kota besar. Perdagangan manusia, khususnya perdagangan perempuan kian marak terjadi, dan semakin pesat. Tidak hanya komoditas dalam negeri. Bahkan banyak juga para mucikari-mucikari yang memperdagangkan perempuan Indonesia hingga ke luar negeri.

3. Latar Belakang Sosial Budaya Masyarakat Pembaca

Sosiologi sastra yang memasalahkan pembaca dan dampak sosial karya sastra, pengarang dipengaruhi dan memengaruhi masyarakat. Sebuah karya sastra tidak hanya meniru kehidupan, tetapi juga membentuk karakter masyarakat. Banyak orang meniru gaya hidup tokoh-tokoh dunia rekaan dan diterapkan dalam kehidupannya.

Sastra sebagai cermin masyarakat, maksudnya seberapa jauh sastra dapat dianggap car

kabur, karena itu, banyak disalahtafsirkan dan disalahgunakan. Yang harus diperhatikan dalam klasifikasi sastra sebagai cermin masyarakat adalah (a)

commit to user

sastra mungkin tidak dapat dikatakan mencerminkan masyarakat pada waktu ditulis, sebab banyak ciri-ciri masyarakat ditampilkan dalam karya itu sudah

pengarang sering memengaruhi pemilihan dan penampilan fakta-fakta sosial dalam karyanya, (c) genre sastra sering merupakan sikap sosial suatu kelompok tertentu, dan bukan sikap sosial seluruh mayarakat, (d) sastra yang berusaha untuk menampilkan keadaan masyarakat secermat-cermatnya mungkin saja tidak dapat dipercaya sebagai cermin masyarakat. Sebaliknya, sastra yang sama sekali tidak dimaksudkan untuk menggambarkan masyarakat mungkin masih dapat digunakan sebagai bahan untuk mendapatkan informasi tentang masyarakat tertentu. Dengan demikian, pandangan sosial pengarang diperhitungkan jika peneliti karya sastra sebagai cermin masyarakat. Sumber?

Novel Bekisar Merah diciptakan untuk segala kalangan masyarakat.

Siapapun diperbolehkan membaca dan mengomentari novel tersebut. Dalam penggambaran kemiskinan yang dialami oleh keluarga penyadap nira, dan berbagai kepedihan hidup, Ahmad Tohari berharap bahwa masyarakat mampu merasakan kepedihan melalui novel tersebut. Dengan masyarakat pembaca mampu merasakan apa yang digambarkan oleh pengarang, tentu akan merubah ideologi para pembaca. Keingintahuan mereka tentang profesi penyadap nira tentu mampu menarik perhatian mereka untuk membantu pemecahan masalah yang dialami oleh keluarga para penyadap nira tersebut.

Masyarakat pembaca adalah masyarakat yang heterogen atau beragam.

Mereka berasal dari latar belakang, profesi, ruang, dan waktu yang berbeda-beda. Dengan demikian tentu akan timbul berbagai tanggapan atau penilaian terhadap novel Bekisar Merah. Pebedaaan nilai-nilai tersebut tentu akan menciptakan sebuah perubahan nilai-nilai karya yang lebih beragam.

Tanggapan pembaca akan berubah dari generasi ke generasai, baik secara individu maupun kelompok.

Bekisar Merah pertama lahir pada tahun 1993. Hingga sampai saat ini novel tersebut masih dicetak ulang, sampai dengan cetakan terakhir yaitu pada tahun 2011. Hal tersebut tentu tak lepas dari besarnya keinginan masyarakat

commit to user

untuk membaca dan tentunya memberi penilaian atau tangapan pada novel Bekisar Merah tersebut. Dengan kata lain, dengan perubahan zaman mereka para generasi baru mampu menerima keberadaan novel Bekisar Merah dan memiliki jiwa antusias yang sangat tinggi. Terbukti dalam satu tahun cetakan terakhir mulai terbit, novel Bekisar Merah habis terjual di berbagai toko buku di kota-kota besar seperti Solo, Yogyakarta, dan Purwokerto.

4. Nilai-nilai Pendidikan Novel Bekisar Merah

Nilai-nilai yang terkandung pada novel jika dikaitkan dengan masa kini bersifat relevan. Dalam arti masalah sosial dan nilai yang terkandung dalam novel dapat diterima oleh para pembaca. Nilai nilai yang terkandung dapat pula diterapkan kepada pembaca, khususnya generasi muda. Para generasi muda harus memiliki wawasan luas tentang masalah sosial yang sedang terjadi dalam masyarakat.

Nilai pendidikan pada novel Bekisar Merah adalah nilai yang ingin disampaikan oleh pengarang. Pengarang tidak hanya ingin mengekspresikan pengalaman batinnya, tetapi secara implisit memberikan dorongan untuk memengaruhi pembaca. Pembaca dapat memahami gagasan yang disampaikan dan dapat mengambil pelajaran atau hikmah dari nilai-nilai di dalam karya sastra yang kelak dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Novel Bekisar Merah memiliki berbagai macam nilai-nilai pendidikan yang disampaikan oleh pengarang. Nurgiantoro (2005: 322) menyatakan bahwa di dalam sebuah karya sastra melalui cerita, sikap, dan tingkah laku tokoh-tokoh tersebut, pembaca diharapkan dapat mengambil hikmah dari pesan yang disampaikan. Dengan meneladani nilai-nilai yang terdapat dalam karya sastra, kita akan menjadi manusia yang memiliki kesadaran tinggi untuk lebih mengedepankan kepentingan masyarakat.

Nilai religius dalam karya sastra dapat menanamkan sikap pada manusia untuk tunduk dan taat kepada Tuhan. Nilai religius berhubungan erat dengan agama. Agama memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia karena memiliki fungsi-fungsi sosial yang dapat meningkatkan harkat dan martabatnya. Melalui tokoh Eyang Mus, nilai-nilai religius dalam Bekisar

commit to user

Merah disampaikan oleh Ahmad Tohari. Tokoh Eyang Mus seorang Kyai Karangsoga yang taat pada Tuhan yang selalu memberikan wejangan-wejangan dan amanat kepada para keluarga penyadap melalui tembang-tembang Jawa yang ia nyanyikan.

Nilai moral dalam karya sastra biasanya menggambarkan tingkah laku atau perbuatan manusia sehari-hari di lingkungan tempat tinggalnya yang dapat ditiru atau tidak. Nurgiyantoro (2005: 322) menyatakan bahwa moral dalam karya sastra, atau hikmah yang diperoleh pembaca lewat sastra, selalu dalam pengertian yang baik. Dengan demikian, jika dalam sebuah karya ditampilkan sikap dan tingkah laku tokoh-tokoh yang kurang terpuji, baik mereka berlaku sebagai tokoh antagonis maupun tokoh protagonis, tidaklah berarti bahwa pengarang menyarankan kepada pembaca untuk bersikap dan bertindak secara demikian.

Melalui penampilan para tokoh dengan berbagai karakter kuat yang dimiliki pada tokoh-tokoh tersebut, Ahmad Tohari berharap pambaca mampu bersikap dan bertindak sesuai dengan karakter tokoh-tokoh tersebut. Akan tetapi tentunya mengikuti sikap dan karakter tokoh-tokoh yang dapat diteladani seperti tokoh Kanjat dan tokoh Eyang Mus. Dengan meneladani nilai-nilai yang terdapat dalam karya sastra, kita menjadi manusia yang memiliki kesadaran tinggi untuk lebih mengedepankan kepentingan masyarakat.

Nilai yang terkandung dalam novel ini juga terdapat nilai budi pekerti.

Sesuai dengan pendapat Waluyo (2003: 37), yakni novel bukan hanya alat hiburan, tetapi juga sebagai bentuk seni yang mempelajari dan meneliti segi-segi kehidupan dan nilai baik buruk (moral) dalam kehidupan ini dan mengarahkan pada pembaca tentang pekerti yang baik dan budi luhur.

Pengarang novel meneliti tentang rahasia hidup di masa lalu maupun masa yang akan datang. Novel sebagai karya sastra tidak terlepas dari fungsinya, yaitu memberikan hiburan yang menyenangkan, dan memberi nilai-nilai kehidupan yang bermanfaat bagi para pembacanya.

Pendidikan budi pekerti sering juga diasosiasikan dengan tata krama yang berisikan kebiasaan sopan santun yang disepakati dalam lingkungan

commit to user

pergaulan antar manusia. Bekisar Merah menceritakan tentang bagaimana menghormati orang tua, sopan santun kepada orang yang berkedudukan tinggi.

Tokoh Lasi dalam Bekisar Merah digambar seorang perempuan desa yang taat, setia dan selalu patuh kepada perintah suami.

Wujud nilai sosial dalam karya sastra khususnya novel dapat berbentuk macam-macam. Hal ini diperkuat oleh pendapat Nurgiyantoro (2005: 325) yang menyatakan pesan-pesan moral juga dapat berwujud pesan yang berkaitan dengan hubungan antarsesama atau hubungan sosial. Bersikap adil pada kepada sesama, memperhatikan saudara-saudara yang berada dalam kesulitan. Artinya, meskipun kita memiliki latar belakang yang berbeda, kita harus memiliki jiwa sosial di manapun dan kapanpun. Saling tolong menolong terhadap sesama dan membantu mensejaterakan kehidupan sesama.

Dalam dokumen HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 51-58)

Dokumen terkait