commit to user
2) Kehidupan Kota
Dalam novel Bekisar Merah diceritakan seorang istri penyadap yang kabur dari Karangsoga, Lasi. Lasi kabur dari Karangsoga bukan karena ia ingin memperbaiki hidup namun pergi dari masalah yang ia alami, yaitu
commit to user
dikhianati oleh Darsa suaminya sendiri. Ketika itu Lasi pergi meninggalkan Karangsoga dengan mengikuti Pardi dan Sapon anak buah Pak Tir untuk mengantar gula ke Jakarta menggunakan truk. Di Jakarta Lasi dititipkan di warung milik Bu Koneng, tempat Pardi dan Sapon beristirahat sejenak. Di sinilah Ahmad Tohari mulai menggambarkan setting kota metropolitan dengan berbagai masalah sosial di dalamnya.
-an, di Jakarta sedang marak-maraknya kasus perdagangan manusia atau kasus prostitusi. Lasi yang digambarkan seorang wanita cantik keturunan Jepang itu dianggap Bu Koneng adalah barang berharga yang dapat ia jual. Setting warung remang-remang pinggiran kota yang digambarkan pengarang berdasarkan pengalamannya saat melakukan perjalan ke Jakarta. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan wawancara berikut ini.
Kutipan di atas menggambarkan para wanita yang berdandan mencolok itu kata lain dari wanita yang biasa menjadi pacar para tukang truk yang berhenti di warung-warung sepanjang jalan pantura tersebut. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut ini.
Sapon membawa Lasi masuk ke warung makan yang cukup besar itu dan langsung ke bagian belakang. Lampu pompa belum dipadamkan, padahal hari sudah benderang. Lasi melihat tiga perempuan tidur berdempetan di sebuah bangku panjang. Sisa rias mereka masih tampak jelas. Warna pakaian mereka mencolok. Dua perempuan lain sedang duduk bercakap-cakap sambil merokok. Keduanya mengangkat muka ketika melihat Lasi dan Sapon masuk. Dan seorang diantaranya menyambar tangan Sapon setelah Lasi menghilang di balik pintu kamar mandi.
kering.
: 66).
Warung remang-remang di sepanjang jalan pantai utara memang banyak dijumpai. Di sana banyak dijadikan tempat pemberhentian truk-truk barang. Saya pernah berhenti hanya untuk mampir makan, memang pemandangan di sana itu dihiasi oleh para wanita yang berdandan mencolok (Ahmad Tohari).
commit to user
Biasanya pemilik warung adalah induk semang bagi wanita-wanita yang berdandan mencolok itu. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut ini.
Lasi dapat mengira-ngira si Anting Besar, si Betis Kering, serta ketiga temannya tentu perempuan jajanan semacam pacar Pardi yang ada pada setiap warung yang disinggahinya. Sepanjang pengetahuannya perempuan seperti itu tidak ada di Karangsoga. Tetapi Lasi sering mendengar ceritanya dan kini Lasi melihat sendiri sosok mereka, bahkan berada di antara mereka. Dan, apakah Bu Koneng seperti sering dibilang orang, adalah mucikari dan menyamar sebagai pengusaha warung makan? (Bekisar Merah: 69).
Kutipan di atas menyampaikan pendapat pengarang mengenai keberadaan wanita-wanita berdandan mencolok yang tinggal di warung-warung sepanjang jalan pantai utara. Tokoh Bu Koneng digambarkan seorang mucikari kelas bawah, namun tentu ia memiliki atasan yang lebih tinggi.
Muncul kemudian seorang mucikari besar kelas atas, yang diperankan oleh tokoh Bu Lanting. Bu Lanting adalah seorang mucikari kelas atas yang dikenal ahli dalam jual beli perempuan.
Lasi perempuan desa yang cantik itu dibawa oleh Bu Lanting untuk tinggal bersamanya di rumah mewah karena dianggap barang berharga baginya. Seorang mucikari tentu memiliki segala tipu daya untuk menaklukan perempuan lugu yang akan dijualnya tersebut. Dengan modus menjadi pendengar yang baik, tentu mampu menarik perhatian calon korban tersebut.
Perlahan menjadikan barang dagangannya itu seperti apa yang diinginkan oleh para lelaki hidung belang yang menginginkannya. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut ini.
-benda antik. Atau
--main. Anda butuh bekisar untuk hias istana Anda
Yang ini banyak dicari adalah anak blasteran macam itu, bukan?
Blasteran Jepang-Melayu. Memang, Pak Han, hasil kawin campur sering menarik. Entahlah, barangkali bisa menghadirkan ilusi romantis,
commit to user
atau bahkan ilusi berahi. Khayalan-khayalan kenikmatan berahi. Eh, saya kok jadi saru
Dan hanya tiga bulan sejak pembicaraan itu, pagi ini Bu Lanting mengirimkan potret Lasi kepada Pak Han melalui si Kacamata. Dalam pengantaranya Bu Lanting menulis, apabila suka dengan calon yang disodorkan, Pak Han harus lebih dulu menepati janji. Pak Han harus menyerahkan kepada Bu Lanting Mercedes-nya yang baru. Plus biaya operasi pencarian sekian juta. Bila tak dipenuhi, calon akan diberikan kepada orang lain, salah seorang bos Pertamina, perusahaan minyak milik negara (Bekisar Merah: 117-118).
Pada saat itu perdagangan gadis-gadis peninggalan Jepang sedang diminati. Para pejabat negara berlomba-lomba mengikuti jejak petinggi negera yang menggandeng gadis Jepang. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan berikut ini.
Bu Koneng tertawa latah. Dia lupa bahwa niaga Bu Lanting memang banyak, dari segala macam benda antik, batu berharga sampai keris dan jejimatan. Dan perempuan muda. Terakhir Bu Lanting giat menjalankan niaga istimewa untuk melayani pasar istimewa yang sangat terbatas di kalangan tinggi. Orang bilang pasar itu diilhami oleh masuknya seseorang gadis geisha ke istana negara pada awal dasawarsa 60-an dan kemudian bahkan menjadi ibu negara beberapa tahun kemudian.
Kecantikan gadis Jepang itu, yang sering muncul mendampingi Pemimpin Besar dengan kain kebaya gaya Jawa, konon mampu membikin oleng hati banyak orang. Dan karena Pemimpin Besar adalah patron, dari kalangan yang sangat terbatas pula muncul beberapa pemimpin kecil mengikuti langkahnya, mencari istri baru dari Jepang atau yang mirip dengan itu, Cina. Apabila mereka tidak berhasil menjadikan gadis-gadis Jepang itu istri sah, apa salahnya sekadar gundik. Yang penting, meniru langkah Pemimpin Besar dijamin tidak mungkin keluar dari rel revolusi, suatu ungkapan dan slogan politis yang sangat dipopulerkan oleh Pemimpin Besar sendiri.
Bagi pemimpin yang lebih kecil lagi memperoleh seorang gadis Jepang bukan hal mudah. Namun hasrat untuk mengikuti langkah Pemimpin Besar sebagai bagian dari semangat revolusi yang jor-joran, habis-habisan, tidak bisa surut. Maka apabila pemimpin yang lebih kecil lagi merasa tak mungkin memperoleh gadis Jepang asli, apa salahnya mencari yang setengah asli. Dan mereka bukan tidak tahu bahwa banyak tentara Jepang meninggalkan keturunan di beberapa daerah, misalnya di Kuningan, Jawa Barat (Bekisar Merah: 100).
Fenomena demikian memang pernah terjadi di istana negara. Dengan adanya fenomena tersebut, maka banyak pejabat-pejabat lain yang mengikuti
commit to user
jejak kepala negara tersebut. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan wawancara berikut ini.
Berdasarkan pengalaman bekerja sebagai wartawan di Jakarta, tentu Ahmad Tohari paham benar dengan berbagai isu politik dan isu sosial yang terjadi di sana. Isu sosial itu ia gambarkan pada tokoh Lasi yang berketurunan Jepang. Walaupun ia asli penduduk Karangsoga, namun ayah kandungnya adalah seorang tentara Jepang yang tinggal di Karangsoga. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut ini.
tidak bohong. Dengarlah, kamu lahir tiga tahun sesudah peristiwa cabul yang amat ku benci itu. Entah bagaimana setelah tiga tahun menghilang orang Jepang itu muncul lagi di Karangsoga. Kedatangannya yang kedua tidak lagi bersama bala tentara Jepang melainkan bersama para pemuda gerilya. Tampaknya ayahmu menjadi pelatih para pemuda. Dan mereka, para pemuda itu, juga Eyang Mus memaafkan ayahmu, bahkan aku diminta juga menerima
Darah Jepang yang mengalir pada dirinya tentu membuatnya menjadi seperti gadis Jepang seutuhnya. Tentu hal itu membuat Lasi diincar oleh banyak lelaki hidung belang. Lelaki itu digambarkan oleh tokoh Handarbeni, biasa dipanggil Pak Han. Berdasarkan permintaan Pak Han yang menghendaki Lasi, Bu Lanting mendandani Lasi menyerupai gadis Jepang, Haruko Wanibuchi. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut ini.
Kalau bukan karena Pak Handarbeni, boleh jadi Bu Lanting tak pernah mendengar nama Haruko Wanibuchi. Overste purnawirawan yang berhasil merebut jabatan terpenting pada PT Bagi-bagi Niaga, bekas sebuah perusahaan asing yang dinasionalisasi, sering menyebut nama itu. Dari Pak Han itulah Bu Lanting tahu bahwa Haruko Wanibuchi adalah seorang bintang film Jepang yang potretnya sering menghiasi majalah hiburan dan kalender. Bagi Pak Han, Haruko adalah khayalan Bekerja di harian Merdeka Jakarta, saat itu sedang tren trafficking di sana. Sekitar tahun 80-an yang berpusat di Kuningan. Komoditas perdagangan itu memang sedang mencari gadis-gadis dari peninggalan Jepang. Hal itu dikarenakan beberapa tahun sebelumnya Presiden Soekarno pernah membawa wanita Jepang ke Istana yang bernama Naoko Nemoto (Ahmad Tohari).
commit to user
romantis, bahkan kadang mimpi berahi yang paling indah.
Kecantikannya, kata Pak Han, melebihi Naoko Nemoto, geisha yang beruntung pernah menjadi penghuni Istana Negara itu (Bekisar Merah:
116).
Haruko Wanibuchi adalah bintang film Jepang yang sedang terkenal pada saat itu. Potretnya selalu menghiasi layar kaca, dan di berbagai kalender. Lasi perempuan lugu itu didandani sedemikian rupa oleh Bu Lanting agar Pak Han tertarik dan menginginkannya sebagai gundik. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut ini.
-benda antik. Atau
-k main-main. Anda butuh be-kisar untu-k hias
Yang ini banyak dicari adalah anak blasteran macam itu, bukan?
Blasteran Jepang-Melayu. Memang, Pak Han, hasil kawin campur sering menarik. Entahlah, barangkali bisa menghadirkan ilusi romantis, atau bahkan ilusi berahi. Khayalan-khayalan kenikmatan berahi. Eh,
saya kok jadi saru : 117).
Bekisar adalah hasil perkawinan silang ayam hutan dan ayam kota.
Biasanya bekisar hanya dimiliki oleh orang-orang kelas ekonomi menengah keatas, karena harganya yang cukup tinggi. Bekisar memiliki bulu yang indah untuk dinikmati, itulah yang membuatnya bernilai tinggi. Lasi yang berketurunan Jepang itu bak seorang bekisar yang diperdagangkan dengan harga tinggi. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut ini.
Dan hanya tiga bulan sejak pembicaraan itu, pagi ini Bu Lanting mengirimkan potret Lasi kepada Pak Han melalui si Kacamata. Dalam pengantaranya Bu Lanting menulis, apabila suka dengan calon yang disodorkan, Pak Han harus lebih dulu menepati janji. Pak Han harus menyerahkan kepada Bu Lanting Mercedes-nya yang baru. Plus biaya operasi pencarian sekian juta. Bila tak dipenuhi, calon akan diberikan kepada orang lain, salah seorang bos Pertamina, perusahaan minyak milik negara (Bekisar Merah: 118).
commit to user
Seorang mucikari besar bernama Bu Lanting digambarkan sebagai mucikari profesional yang mampu menjadikan perempuan-perempuan dagangannya layak dibeli harga tinggi oleh peminatnya. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut ini.
Malah lebih jangkung dari rata-rata gadis Sakura. Sekarang aku percaya, dalam urusan barang langka ka
-bisanya kamu menemukan bekisar -apa yang sudah nyata. Bahkan saya merasa belum berhasil seratus persen. Bekisar Anda itu, Pak Han, masih berjalan seperti perempuan petani. Serba tergesa dan kaku. Sangat jauh dari keanggunan. Sisi ini adalah pekerjaan rumah saya yang belum
: 133).
Kutipan di atas menunjukkan bahwa Bu Lanting sangat profesional dalam masalah perdagangan perempuan. Sebuah cerminan nyata mucikari kelas atas yang digambarkan oleh Ahmad Tohari. Mereka orang-orang yang berkuasa di kota besar merasa bawah dirinya mampu melakukan segala sesuatu untuk memeroleh apa yang mereka inginkan. Kebanyakan dari mereka memiliki sifat ceroboh, tamak, dan licik. Demi memperoleh sesuatu hal yang dinginkan mereka rela berjuang mati-matian menghalalkan berbagai cara.
b. Tujuan
Pengarang sebagai sastrawan tentunya memberikan sumbangsih nilai-nilai kehidupan yang ia sampaikan pada setiap karya yang ia ciptakan.
Setiap karya sastra pasti mengandung nilai-nilai yang disampaikan pengarangnya melalui imajinasi kata yang disusun sedemikian rupa.
Berdasarkan isi novel Bekisar Merah karya Ahmad Tohari, dapat disimpulkan bahwa pengarang menyampaikan tujuan penulisan tersebut kepada masyarakat pembaca agar mereka mengerti akan keprihatinan yang dialami oleh para penyadap nira. Pengarang mengajak para pembaca untuk bersama-sama memperhatikan nasib para penyadap nira yang terbelenggu
commit to user
dalam lingkaran kemiskinan. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan pengarang Ahmad Tohari berikut ini.
Kutipan di atas menunjukkan bahwa Ahmad Tohari sangat berharap dengan dutulisnya novel Bekisar Merah mampu mengajak para pembaca untuk memperhatikan nasib para penyadap atau petani nira yang hidup dalam penderitaan. Berbagai macam persoalan kehidupan sosial masyarakat pedesaan dan perkotaan yang digambarkan secar kontras dalam novel Bekisar Merah secara tidak langsung mengajarkan kepada pembaca untuk lebih memperhatikan ideologi-ideologi masyarakat terhadap kesenjangan sosial dan polemik kehidupan yang terus terjadi, yaitu masalah kemiskinan dan perdagangan manusia. Novel Bekisar Merah menampilkan berbagai macam konflik kehidupan yang dapat diambil hikmah dari segala sesuatu yang telah diperbuat.
c. Masalah Sosial
Ahmad Tohari sangat dikenal dengan karya-karya yang bersifat humanis atau kemanusiaan. Pada novel Bekisar Merah ini sarat sekali tentang permasalahan sosial di dalamnya. Masalah kemiskinan adalah masalah pokok yang terus menerus terjadi terutama di daerah pedesaan dan daerah pinggiran.
Melihat latar belakang Ahmad Tohari yang terlahir di desa yang mata Ingin mengajarkan kepada masyarakat tentang penderitaan para petani nira secara netral. Hal itu dikarenakan tidak ada perhatian dari Pemerintah sampai dengan saat ini. Saya rasa pemerintah sekarang adalah pemerintah yang konyol. Dahulu pernah ada LSM yang membuat koperasi gula. Namun karena ada kekuatan politik di dalamnya, koperasi itu hancur. Karena digerogoti oleh para pengurusnya sendiri. Mereka korupsi, dan lagi-lagi para penyadap yang dirugikan, sehingga mereka sudah hilang kepercayaan dengan apa saja yang berbau koperasi atau LSM. Mereka diminta dan setiap bulan dengan alasan dana simpanan. Dengan iming-iming akan mendapatkan jaminan kesehatan berobat sampai sembuh bila ada penyadap yang jatuh dari pohon kelapa, mendapatkan kain batik, dan sebagainya. Namun tetap saja, mereka gulung tikar karena ulah mereka sendiri (Ahmad Tohari).
commit to user
pencaharian penduduknya adalah petani nira. Tentu hal tersebut membuatnya tak asing dengan kehidupan dan permasalahan yang terus dialami oleh para penyadap.
Kehidupan manusia mata pencaharian merupakan masalah pokok, karena berlangsungnya kehidupan terjadi semata-mata dengan terpenuhinya berbagai macam kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup sesorang dapat terpenuhi dengan adanya bekal ilmu pengetahuan, akal, dan seberapa besar usaha yang dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan tersebut. Tingkat pendidikan seseorang juga memengaruhi tingkat pemenuhan kebutuhan mereka. Dalam hal ini, penduduk desa yang bermata pencaharian sebagai petani nira atau penyadap tidak lah perlu memiliki jenjang pendidikan yang tinggi. Mereka para penyadap hanya memerlukan keahlian khusus dalam memanjat pohon, dan mengolah nira.
Ideologi hidup yang tidak berlandaskan pendidikan, tentu bagi para penyadap hidup adalah apa yang disediakan oleh alam dan apa yang digariskan oleh Tuhan itulah yang harus mereka kerjakan. Mereka para penyadap hanya mampu menerima kepahitan hidup dengan lapang dada dan pasrah. Kemiskinan yang mereka alami terus terjadi, tidak pernah ada keyakinan dan keberanian untuk memberontak atau beralih profesi. Kerja keras mereka ditentukan oleh para tengkulak licik mafia gula.
Pada masyarakat modern, kemiskinan menjadi suatu permasalahan sosial. Sebab timbulnya kemiskinan dikarenakan salah satu lembaga kemasyarakatan yang tidak berfungsi dengan baik, yaitu lembaga kemasyarakatan di bidang ekonomi. Dengan demikian persoalan yang terjadi adalah tidak adanya pembagian kekayaan yang merata.
Para pengepul gula secara bebas menentukan harga gula yang mereka beli dari para penyadap. Tentu para penyadap hanya dapat menerima harga yang ditetapkan oleh tengkulak tersebut. Tak ada yang dapat dilakukan. Pasar bebas telah dikuasai oleh para pengepul. Merekalah yang berhak menentukan harga gula, bukan pemerintah.
commit to user
Pemerintah dalam hal ini tak pernah memperdulikan nasib para penyadap yang hidup di bawah kemiskinan. Jika disadari, mereka para penyadap adalah pelaku devisa yang berpengaruh dalam bertambahnya pendapatan daerah. Dengan adanya hal itu, seharusnya pemerintah memperhatikan nasib para penyadap yang berada di desa-desa kecil tersebut. Selain itu, pada novel Bekisar Merah Ahmad Tohari juga mengungkapkan permasalan-permsalahan sosial yang sering terjadi di kota-kota besar.
Novel Bekisar Merah menceritakan kasus perdagangan wanita yang terjadi di Jakarta. Kasus tersebut sampai saat ini masih menjadi sebuah polemik sering terjadi di kota-kota besar. Perdangan wanita kian marak terjadi, dan semakin pesat. Tidak hanya komoditas dalam negeri,bahkan banyak juga para mucikari-mucikari yang memperdagangkan wanita Indonesia hingga ke luar negeri.
Kasus perdagangan wanita yang diungkapkan Ahmad Tohari dalam Bekisar Merah, bertujuan agar masyarakat pembaca lebih peka dan berhati-hati terhadap masalah sosial yang marak terjadi tersebut, karena hal tersebut dapat terjadi kapanpun dan dimanapun. Kemiskianan dan perdagangan wanita adalah suatu masalah sosial yang perlu diperhatikan dan diberantas secara bersama-sama.
Masalah kemiskinan dan perdagangan wanita akan terus terjadi jika tidak ada perhatian dari masyarakat dan pemerintah yang secara padu memberantas permasalahan tersebut. Untuk itu Ahmad Tohari mengajak masyarakat untuk mengerti, memahami, dan mengajak para pembaca untuk memperhatikan masalah sosial yang ada pada sekeliling mereka ke dalam sebuah karya sastra.