• Tidak ada hasil yang ditemukan

commit to user c. Penjadwalan ulang kegiatan supervisi

Kegiatan supervisi kepala sekolah yang tak jarang terdapat kendala – kendala yang menghambat pelaksanaan suupervisi mengharuskan kepala sekolah untutk menjadwalkan ulang kegiatan supervisi tersebut. Diharapkan dengan adanya penjadwalan ulang supervisi, kegiatan supervisi dapat mencapai hasil yang maksimal sesuai dengan tujuan supervisi yang diharapkan. Seperti yang diungkapkan oleh informan I dalam wawancara pada tanggal 12 April 2012,

Apabila pelaksanaan supervisi dianggap kurang maksimal hasilnya, atau mungkin ada guru yang kurang siap dalam pelaksanaan supervisi maka dapat diatasi dengan penjadwalan ulang supervisi. Penjadwalan ulang diusahakan tidak berbenturan dengan jadwal akademik yang ada di SMP Negeri I Kebakkramat. Dengan harapan setelah dijadwalkan ulang, semua guru yang disupervisi bisa menunjukkan hasil yang lebih maksamal lagi. Pernyataan tersebut selaaras dengan pernyataan yang diungkapkan oleh informan II dalam wawancara pada tanggal 11 April 2012,

Solusi dari semua kendala yang ada terkait masalah supervisi kepala sekolah di SMP ini ya dengan cara dibuat jadwal ulang. Jadi semua guru – guru yang disupervisi bisa menyiapkan lagi dengan baik kelengkapan supervisinya dan jadwal tentunya harus disesuaikan dengan kalender akademik yang ada.

Kedua pernyataan tersebut diperkuat oleh pernyataan yang disampaikan oleh informan III dalam wawancara pada tanggal 9 April 2012, “Biasanya dengan menjadwalkan ulang kegiatan supervisi mbak, jadi biar guru yang disupervisi juga lebih menyiapkan diri lagi kedepannya”

Dari ketiga pernyataan tersebut dapat diperoleh kesimpulan bahwa untuk mengatasi kendala dari pelaksanaan kegiatan supervisi akademik yang tidak sesuai dengan jadwal maka dapat dilakukan dengan jalan penjadwalan ulang supervisi. Selain itu, penjadwalan ulang dapat

commit to user

membuat guru – guru yang akan disupervisi lebih menyiapkan diri lagi sehingga pelaksanaan supervisi akan mempeeroleh hasil yang maksimal.

C. Pembahasan

Sejalan dengan kemajuan suatu bangsa di berbagai bidang, bidang pendidikan merupakan salah satu bidang yang mengalami perkembangan. Pendidikan bukan hanya media untuk mewariskan ilmu atau kebudayaan, akan tetapi bidang pendidikan diharapkan juga mampu mengembangkan pola kehidupan bangsa menuju arah yang lebih baik. Keberhasilan di bidang pendidikan menjadi harapan semua pihak, oleh karena itu bidang pendidikan terus mendapat perhatian baik dari pemerintah ataupun masyarakat. Hal itu mendorong pemerintah untuk terus berusaha meningkatkan mutu pendidikan nasional mengingat akan pentingnya dunia pendidikan dalam menciptakan sumber daya yang berkualitas.

Kepala sekolah merupakan personel sekolah yang paling bertanggung jawab dalam seluruh kegiatan – kegiatan sekolah, menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 13 Tahun 2007 mengenai kompetensi – kompetensi yang wajib dimiliki oleh kepala sekolah yaitu kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi dan sosial. Salah satu kompetensi yang berpengaruh dalam kaitannya dengan keberhasilan tenaga pendidik dan meningkatkan profesionalisme guru adalah kompetensi supervisi.

Pentingnya kompetensi supervisi oleh kepala sekolah ini disadari oleh seluruh personel pendidikan di SMP Negeri I Kebakkramat dengan melaksanakan kegiatan supervisi kepala untuk meningkatkan profesionalisme guru sesuai dengan tujuan dan prinsip–prinsip dari supervisi yang ada. Hal ini sejalan dengan tujuan supervisi pendidikan yang dikemukakan oleh Made Pidarta (2009),

Ada sejumlah tujuan supervisi pendidikan seperti membantu guru mengembangkan profesinya, pribadinya, sosialnya, membantu kepala sekolah menyesuaikan program pendidikan dengan kondisi masyarakat setempat, dan ikut berjuang meningkatkan kuantitas dan kualitas lulusan (hlm.3)

commit to user

1. Implementasi Pelaksanaan Supervisi Kepala Sekolah di SMP Negeri I

Kebakkramat

Implementasi dari pelaksanaan supervisi kepala sekolah yang melibatkan kepala sekolah sebagai supervisor, guru senior yang bertindak sebagai supervisor, guru yang disupervisi serta peserta didik diharapkan dapat meningkatkan kinerja dan profesionalisme guru yang disupervisi serta dapat mengembangkan kegiatan pembelajaran di SMP Negeri I Kebakkramat. Pelaksanaan kegiatan supervisi tersebut dilatarbelakangi oleh adanya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 13 Tahun 2007 mengenai kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala sekolah yang salah satunya adalah kompetensi supervisi.

Pelaksanaan supervisi yang melibatkan seluruh komponen pendidik di SMP Negeri I Kebakkramat tersebut dapat ditinjau dari beberapa hal yaitu tujuan supervisi, fungsi supervisi, prinsip – prinsip supervisi, tekhnik supervisi, dan tipe supervisi yang digunakan.

a. Tujuan supervisi

Kegiatan supervisi pada intinya adalah memberikan layanan kepada guru– guru yang disupervisi apabila mereka mempunyai beberapa permasalahan dalam pengembangan pembelajaran. Tujuan supervisi yaitu memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas belajar peserta didik. Akan tetapi, tidak hanya untuk memperbaiki kemampuan mengajar tapi juga untuk pengembangan potensi dan kualitas guru serta peningkatan profesionalisme kerjanya. Sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Olivia (1984) bahwa sasaran atau tujuan supervisi pendidikan adalah:

1) Mengembangkan kurikulum yang sedang dilaksanakan di sekolah. 2) Meningkatkan proses belajar mengajar di sekolah.

3) Mengembangkan seluruh staf di sekolah (Sahertian,2000: 19)

Tujuan supervisi pendidikan dalam kaitannya supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah yang dilakukan di SMP Negeri I

commit to user

Kebakkramat memiliki tujuan yaitu untuk membantu guru dalam mengembangkan kompeten yang dimilikinya, mengembangkan kurikulum pendidikan yang ada, mengembangkan kelompok kerja guru, dan membimbing penelitian tindakan kelas (PTK). Selain itu, supervisi bertujuan sebagai perbaikan dan perkembangan proses belajar mengajar secara total atau keseluruhan. Ini berarti bahwa tujuan kegiatan supervisi tidak hanya memperbaiki mutu ataupun kualitas mengajar guru, tetapi juga membina pertumbuhan profesi guru dalam arti luas.

b. Fungsi supervisi

Fungsi dari kegiatan supervisi itu sendiri adalah untuk memelihara program pembelajaran dengan sebaik – baiknya. Fungsi supervisi bukan hanya sekedar mengendalikan atau mengontrol kegiatan yang telah dilaksanakan apakah sesuai dengan program yang telah dibuat sebelumnya. Atau secara singkat, bahwa fungsi utama dari adanya kegiatan supervisi adalah ditujukan kepada perbaikan pengajaran. Menurut swearingen (1961) menyatakan fungsi–fungsi supervisi sebagai berikut: 1) Mengkoordinasi semua usaha sekolah

2) Melengkapi kepemimpinan sekolah 3) Memperluas pengalaman guru–guru 4) Menstimulasi usaha–usaha yang kreatif

5) Memberikan fasilitas dan penilaian yang terus–menerus 6) Menganalisis situasi belajar dan mengajar

7) Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada setiap anggota staff 8) Mengintegrasi tujuan pendidikan dan membantu meningkatkan

kemampuan guru–guru dalam mengajar (Daryanto,2008: 179)

Jika fungsi – fungsi tersebut berhasil dikuasai dengan baik dan dijalankan dengan sebaik – baiknya oleh setiap pemimpin pendidikan termasuk kepala sekolah terhadap para anggotanya yaitu para guru dan staff di lingkungan sekolah, maka kelancaran jalannya kegiatan sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan akan lebih mudah dicapai dan terjamin. Fungsi dari supervisi pendidikan yang dilakukan oleh kepala sekolah serta guru senior supervisor yang ada di SMP Negeri I

commit to user

Kebakkramat yaitu sebagai sumber informasi bagi pengembangan profesionalisme guru, meningkatkan kemampuan mengajar guru, meningkatkan ketrampilan atau kompetensi mengajar, serta mendorong guru ke arah perbaikan profesi guru. Akan tetapi semua fungsi – fungsi dari kegiatan supervisi tersebut tetap mengarah pada satu tujuan yaitu meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan nasional. Oleh karena itu, dalam melaksanakan supervisi pendidikan, kepala sekolah beserta guru senior supervisor sebisa mungkin harus berdasarkan pedoman yang ada sehingga fungsi–fungsi dari supervisi tersebut dapat dicapai dengan baik.

c. Prinsip supervisi

Dalam melaksanakan kegiatan supervisi pendidikan yang dilakukan oleh kepala sekolah, supervisor harus dengan berdasarkan prinsip – prinsip supervisi yang ada agar dalam melaksanakan kegiatan supervisi benar – benar efektif dalam upaya pencapaian tujuan supervisinya. Prinsip supervisi menurut pandangan John Lovell dan Robert Alfonso (1975) menyatakan bahwa “Supervisi itu pada prinsipnya adalah suatu sistem perilaku pengajaran yang berinteraksi dengan konseling sekolah, pengajaran, administrasi, dan sistem perilaku siswa dengan ciri kesederhanaan dan kesahajaan”(Sagala,2004: 96).

Jika dicermati prinsip – prinsip supervisi pendidikan dan pengajaran tersebut memberi makna bahwa supervisi dilaksanakan secara demokratis yang berarti menghargai martabat manusia sebagai individu ataupun kelompok dalam aktivitas pembelajaran.

Kegiatan supervisi yang dilaksanakan di SMP Negeri I Kebakkramat juga berdasarkan prinsip – prinsip supervisi yang ada. Prinsip supervisi pendidikan yang diterapkan oleh kepala sekolah dan guru senior sebagai supervisor bertumpu pada prinsip praktis, sistematis, objektif, realistis, antisipatif, konstruksif, kooperatif, demokratis, berkesinambungan, terpadu, dan komprehensif. Semua prinsip tersebut

selalu dijadikan pedoman dalam pelaksanaan supervisi pendidikan kepala sekolah, karena tanpa menerapkan prinsip supervisi tersebut, kegiatan supervisi tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Dengan diterapkannya prinsip supervisi kepala sekolah tersebut menjadikan sebagian para guru yang juga sebagai supervisor ikut mencontoh dan menganutnya pula.

d. Teknik supervisi

Dalam melaksanakan kegiatan supervisi pendidikan kepala sekolah selaku supervisor menggunakan teknik supervisi. Oleh karena itu, setiap kepala sekolah atau supervissor pendidikan harus memiliki keterampilan tehnikal berupa kemampuan menerapkan teknik – teknik supervisi yang tepat dalam melaksanakan supervisi pendidikan. Menurut Ngalim Purwanto (2010), “Supervisi dapat dilakukan dengan berbagai cara, dengan tujuan agar apa yang diharapkan bersama dapat menjadi kenyataan. Secara garis besar, cara atau tekhnik supervisi dapat digolongkan menjadi dua yaitu tekhnik perseorangan dan teknik kelompok”(hlm.120)

Kepala sekolah dan guru senior supervisor di SMP Negeri I Kebakkramat dalam melaksanakan kegiatan supervisi pendidikan juga dengan menggunakan teknik supervisi yaitu secara individual atau secara kelompok dengan melihat situasi dan kondisi yang ada. Teknik secara individual dilakukan dengan cara kunjungan kelas atau observasi kelas, sedangkan teknik kelompok dengan cara mengelompokkan guru yang mempunyai permasalahan yang sama untuk dilakukan tindak lanjut oleh supervisor. Teknik supervisi secara kelompok dapat dikemas dengan beragam cara yaitu cara rapat dengan guru – guru untuk membicarakan berbagai hal yang berhubungan dengan kegiatan pembelajaran di sekolah, workshop, lokakarya, diklat atau bahkan diskusi.

commit to user

e. Tipe supervisi

Sehubungan dengan kegiatan supervisi pendidikan yang dilakaukan oleh kepala sekolah jelas bahwa tujuan dari adanya supervisi adalah membatu guru – guru dalam mengembangkan potensi dan kompetensi yang mereka punya dengan sebaik – baiknya. Untuk mengembangkan potensi tersebut, pelaksanaan supervisi tidak lepas dari adanya tipe–tipe supervisi. Menurut Briggs dan Soewarji Lazaruth (1998) mengemukakan bahwa “Ada empat tipe supervisi kepala sekolah dilihat dari pelaksanaannya yaitu, supervisi yang bersifat korektif, supervisi yang bersifat preventif, supervisi yang bersifat konstruktif, supervisi yang bersifat kreatif “(hlm.133)

Pelaksanaan supervisi pendidikan yang dilakukan oleh kepala sekolah di SMP Negeri I Kebakkramat juga tidak lepas dari penerapan tipe supervisi oleh kepala sekolah dan guru senior supervisor. Tipe supervisi yang diterpkan di SMP Negeri I Kebakkramat adalah bersifat konstruktif yang bersifat membangun dan mengembangkan potensi serta kompetensi guru yang sudah ada sehingga setelah diadakan supervisi diharapkan guru dapat meningkatkan kompetensi yang dimilikinya dan dan memahami kekurangannya. Sedangkan tipe demokratis yang artinya kepala sekolah atau supervisor bersifat terbuka terhadap semua pendapat atau gagasan dari guru yang disupervisi serta melibatkan peran aktif guru. Jadi, dalam kegiatan supervisi, tidak hanya supervisor saja yang berperan aktif akan tetapi guru yang disupervisi juga mampu ikut berperan.

commit to user

Dokumen terkait