• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKAKAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka dan Hasil Penelitian Yang Relevan 1. Tinjauan Tentang Supervisi Pendidikan

3. Hasil Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang relevan merupakan penelaahan dari hasil yang terdahulu yang diperlukan untuk mempertajam penelitian yang akan dilakukan.

a. Penelitian Imam Setiyono (2005) dengan judul “Supervisi Pendidikan

Sekolah Dasar”. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa supervisi pendidikan adalah usaha pejabat sekolah dalam memimpin guru – guru dan tenaga kependidikan lainnya, untuk memperbaiki pengajaran termasuk menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan dan perkembangan jabatan guru – guru, menyeleksi dan merevisi tujuan–tujuan pendidikan, bahan pengajaran, dan metode – metode mengajar serta evaluasi pengajaran. Beberapa

instrumen yang terkait supervisi pendidikan sekolah dasar yaitu: (1) instrumen monitoring penerimaan dan orientasi siswa baru, (instrumen pengendali jadwal pengajaran), (3) instrumen pementauan pelaksanaan ulangan umum bersama, (4) instrumen pemantauan pelaksanaan EBTA / EBTANAS, (5) instrumen supervisi administrasi sekolah, (6) instrumen supervisi administrasi kelas, dan (7) instrumen observasi kelas.

b. Penelitian Akhmad Arif Musadad. Lektor Program Pendidikan Sejarah Jurusan P.IPS FKIP UNS. Dalam penelitiannya yang berjudul Kontribusi Pengetahuan Tentang Kepemimpinan Pendidikan Dan Persepsi Mengenai Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Mengajar. Hasil dari penelitian ini disimpulkan bahwa: (1) Terdapat hubungan positif yang signifikan antara pengetahuan tentang kepemimpinan pendidikan dengan efektivitas mengajar. (2) Terdapat hubungan positif yang signifikan antara persepsi mengenai supervisi kepala sekolah dengan efektivitas mengajar guru. (3) Terdapat hubungan positif yang signifikan antara pengetahuan tentang kepemimpinan pendidikan dan persepsi mengenai supervisi kepala sekolah secara bersama – sama dengan efektivitas mengajar. Selanjutnya ditemukan adanya sumbangan dari variabel prediktor (pengetahuan tentang kepemimpinan pendidikan dan persepsi mengenai supervisi kepala sekolah) terhadap variabel respon (efektivitas mengajar). Dengan demikian makin tinggi pengetahuan tentang kepemimpinan pendidikan dan makin baik persepsinya terhadap supervisi kepala sekolah maka makin baik pula efektivitas mengajarnya. Sebaliknya, makin rendah pengetahuan guru tentang kepemimpinan pendidikan dan persepsinya mengenai supervisi kepala sekolah, maka makin rendah pula efektivitas mengajarnya.

Berpijak dari hasil penelitian dan kesimpulan tersebut, selanjutnya diajukan saran sebagai berikut: (1) sebagai pencetak para calon guru, LPTK hendaknya memasukkan mata kuliah Kepemimpinan Pendidikan sebagai mata kuliah wajib, atau menambah bobot dan cakupan mata kuliah Adminisstrasi Pendidikan. Ini penting, sebab dalam melaksanakan pengajaran, mereka bukan hanya dituntut menguasai materi yang diajarkan,

commit to user

melainkan para guru harus mampu memimpin dan membimbing para siswanya ke arah pencapaian tujuan. Supaya kelak dapat menjalankan tugasnya dengan baik itulah maka para mahasiswa sebagai calon guru perlu mendapatkan bekal pengetahuan yang cukup tentang kepemimpinan pendidikan. (2) Pengangkatan kepala sekolah hendaknya bukan hanya didasarkan pada golongan, tetapi juga pada kriteria prestasi kerja, sikap dan kepribadian. Pertimbangan tersebut sangat penting untuk mempertebal jiwa kepemimpinan kepala sekolah. Sebab kepemimpinan kepala sekolah sangat berpengaruh terhadap pengembangan karier guru dan staff lainnya, yang pada gilirannya berpengaruh juga pada kualitas lulusan yang dihasilkan. (3) Sebagai pengelola pengajaran, guru hendaknya selalu berupaya meningkatkan kemampuan dan ketrampilan memimpin siswanya dalam PBM, disamping usaha memperbaiki persepsinya terhadap perilaku supervisi kepala sekolah. Hal itu penting untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar dalam kelas.

c. Penelitian Suryani Setyaningsih. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dengan judul Pelaksanaan Supervisi Kepala Sekolah Dalam Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 6 Surakarta. Hasil penelitian dari Suryani Setyaningsih menyimpulkan bahwa Pelaksanaan supervisi pendidikan oleh kepala sekolah dalam konteks penerapan KTSP di SMA Negeri 6 Surakarta telah berjalan dengan cukup lancar.

Pelaksanaan supervisi pendidikan oleh kepala sekolah terhadap penerapan KTSP dilatarbelakangi karena adanya kondisi dimana di kalangan guru banyak menemui kesulitan dalam mengimplementasikan kurikulum dan adanya keterbatasan sarana/ prasarana penunjang kurikulum.

Hal-hal pokok yang mendapat supervisi oleh kepala sekolah adalah berkenaan dalam aspek pembelajaran, administrasi, serta sarana dan prasarana. Pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah memiliki tujuan untuk mengembangkan dan mencapai proses belajar mengajar yang relevan dan efektif melalui peningkatan kemampuan atau kompetensi guru dan

ketersediaan faktor penunjang kurikulum. Dalam pelaksanaannya diterapkan pula fungsi-fungsi supervisi, antara lain: dengan pembinaan kepemimpinan kepala sekolah, pembinaan tanggungjawab pada diri guru, adanya contoh atau suri tauladan yang baik dari kepala sekolah maupun guru supervisor, memotivasi guru agar tetap bekerja dengan baik, melakukan pengawasan secara rutin dan efektif, serta melakukan pembinaan atau perbaikan secara menyeluruh terhadap kemampuan profesional guru melalui berbagai teknik.

Supervisi pendidikan yang diterapkan oleh kepala sekolah bertumpu pada prinsip-prinsip supervisi yang bersifat konstruktif, realistis, demokratis, tidak otoriter, kooperatif, dan objektif. Teknik-teknik supervisi pendidikan oleh kepala sekolah dalam implementasi KTSP di dilakukan dengan beragam cara, antara lain: supervisi dengan teknik kelompok, dengan teknik perorangan maupun dengan teknik langsung dan tidak langsung tergantung aspek-aspek yang disupervisi.

d. Penelitian Zulkifli Dalimunte. Pengawas TK/SD Diknas Kota Medan. Dalam penelitiannya yang berjudul Model Pendampingan Kepala Sekolah Dalam Melakukan Superrvisi Akademik Di SD Negeri 060915 Medan Sunggal. Hasil dari penelitian ini adalah: Model pendampingan yang dilakukan pengawas bersama – sama kepala sekolah dalam supervisi akademik dilakukan secara terus menerus secara interaksi edukatif, komunikasi yang positif sesuai dengan kebutuhan kepala sekolah. Pendampingan yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan desain PTK model siklus oleh Kemmis dan Taggart. Pada setiap siklus ada empat komponen kegiatan yang dilakukan rencana, tindakan, pemantau, refleksi, dan evaluasi. Hasil evaluasi pada siklus I ternyata pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah belum masuk kategori baik. Siklus II dan siklus III, kepala sekolah dilatih melakukan supervisi akademik dengan metode pendampingan. Hasil menunjukkan bahwa model pendampingan dapat meningkatkan keterampilan kepala sekolah melakukan supervisi akademik.

commit to user

Dokumen terkait