• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Supervisi Akademik Kepala Sekolah di SMP Negeri I Kebakkramat

commit to user 46

HASIL PENELITIAN

B. Deskripsi Temuan Penelitian

1. Implementasi Supervisi Akademik Kepala Sekolah di SMP Negeri I Kebakkramat

Dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 13 Tahun 2007 tentang standar kepala sekolah/madrasah menegaskan bahwa seorang kepala sekolah/madrasah harus memiliki lima dimensi kompetensi minimal yaitu: kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial. Salah satu kompetensi yang berpengaruh dalam kegiatan pembelajaran di sekolah adalah kompetensi supervisi. Peraturan pemerintah itulah yang melatarbelakangi diadakannya kegiatan supervisi pendidikan di sekolah. Seperti pendapat yang diungkapkan oleh informan I dalam wawancara pada tanggal 2 April 2012, “Supervisi pendidikan disini dilakukan untuk melaksanakan Permendiknas No. 13 Tahun 2007 tentang standar kepala sekolah/madrasah yang salah satunya berisi kompetensi supervisi serta untuk membina guru dalam meningkatkan mutu proses pembelajaran”.

Kegiatan supervisi akademik pada intinya adalah membina guru dalam proses pembelajaran. Sasaran kegiatan supervisi adalah guru dalam melaksanakan proses pembelajaran yang terdiri dari materi pokok dalam proses pembelajaran, penyusunan silabus dan RPP, pemilihan strategi/metode/teknik pembelajaran, menilai proses dan hasil pembelajaran serta penelitian tindakan kelas. Selain itu, kegiatan supervisi akademik juga mempunyai tujuan dan fungsi terhadap pembelajaran. Adapun tujuan dan fungsi dari supervisi akademik adalah:

a. Tujuan supervisi

Kegiatan supervisi pendidikan mempunyai beragam tujuan dalam pelaksanaannya, dimana tujuan utamanya tetap mengacu pada perbaikan dan pembinaan guru dalam mengembangkan kompetensinya yang akan mengarah pada peningkatan profesionalisme kinerja guru atau tenaga pendidik. Selain itu, tujuan dari adanya supervisi yaitu untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang baik. Dengan adanya tujuan supervisi pendidikan yang jelas maka pelaksanaan kegiatan

commit to user

supervisi juga dapat berjalan sebagaimana mestinya. Seperti yang diungkapkan oleh informan I dalam wawancara tanggal 3 April 2012, “Tujuan dari dilakukannya kegiatan supervisi di sekolah itu misalnya untuk membantu guru mengembangkan kompetensi atau kemampuannya, terus sebagai pengembangan kurikulum, dan mengembangkan kelompok kerja guru dan untuk bimbingan kegiatan PTKmbak.”

Senada dengan yang diungkapkan oleh informan II dalam wawancara pada tanggal 3 April 2012,

Tujuan dari adanya kegiatan supervisi itu ya untuk mengetahui tercapainya pelaksanaan belajar mengajar dan tugas – tugas lain sesuai dengan tugas pokok profesi. Selain itu juga bertujuan untuk pengembangan kompetensi dari masing–masing guru juga untuk mengembangkan kelompok kerja gurunya.

Pernyataan kedua informan tersebut diperkuat oleh pernyataan dari informan III dalam wawancara pada tanggal 3 April 2012, “Supervisi kepala sekolah itu diadakan dengan maksud agar guru itu mampu mengembangkan kompetensi atau kemampuannya mbak, dan tujuan dari adanya supervisi mengarah pada peningkatan profesionalisme guru”.

Dari beberapa pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada umumnya tujuan dari adanya kegiatan supervisi pendidikan di SMP Negeri I Kebakkramat mempunyai tujuan sebagai berikut:

1) Membantu guru dalam mengembangkan kompetensinya. mengembangkan kurikulum pendidikan.

2) Mengembangkan kelompok kerja guru. 3) Membimbing penelitian tindakan kelas (PTK).

4) Sebagai perbaikan dan perkembangan proses belajar mengajar secara total.

b. Fungsi supervisi

Supervisi pendidikan yang dilakukan di setiap sekolah juga mempunyai beberapa fungsi. Supervisi pendidikan akan terlaksana dengan

baik apabil fungsi – fungsi yang ada diterapkan dengan baik pula, sehingga tujuan supervisi dapat dicapai seperti yang diharapkan. Supervisi pendidikan bukan hanya sebagai kontrol untuk melihat apakah kegiatan sudah berjalan sesuai dengan rencana yang telah dibuat dan sebagai pengembangan profesionalisme kinerja guru. Seperti yang dikemukakan oleh informan III dalam wawancara pada tanggal 4 April 2012, “Supervisi kepala sekolah yang dilakukan disini ya dapat berfungsi sebagai sumber informasi bagi pengembangan profesionalisme guru. Melalui informasi yang disampaikan kepala sekolah nantinya akan menjadi masukan yang baikkan buatgurunyambak”.

Sedangkan pendapat yang dikemukakan oleh informan I dalam wawancara pada tanggal 2 April 2012,

Kepala sekolah dalam melakukan kegiatan supervisi itu sendiri berfungsi untuk memberikan masukan ataupun informasi buat guru kalo mereka mempunyai kekurangan atau permasalahan yang mereka hadapi dalam kaitannya dengan peningkatan profesionalisme kerja guru disini yang akan berujung pada peningkatan kualitas pembelajaran nantinyambak.

Pernyataan tersebut diperkuat dengan pendapat dari informan IV dalam wawancara pada tanggal 5 April 2012,

Manfaat dari adanya kegiatan supervisi itukan sangat berdampak besar terhadap guru mbak. Melalui supervisi, guru dapat meningkatkan kemampuan profesionalnya, khususnya kemampuan mengajar dalam kelas, serta meningkatkan ketrampilan mengajar guru. Nanti kan supervisi itu bisa berdampak pada siswa jugambak.

Dari ketiga pendapat tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa kegiatan supervisi yang dilakukan di SMP Negeri I Kebakkramat mempunyai beragam fungsi bagi guru atau tenaga pendidik. Kepala sekolah SMP Negeri I Kebakkramat selaku pelaksana kegiatan supervisi yang dibantu oleh guru – guru senior yang telah didelegasikan wewenang oleh kepala sekolah sebagai guru supervisor untuk membantu melancarkan kegiatan supervisi yang telah melakukan kegiatan supervisi dengan baik

commit to user

sehingga kegiatan supervisi tersebut berguna bagi pengembangan profesionalisme kerja guru yang disupervisi. Banyak fungsi yang diperoleh dari adanya kegiatan supervisi ini, akan tetapi tujuannya sama. Berbagai fungsi dari adanya supervisi di SMP Negeri I Kebakkramat, yaitu:

1) Sebagai sumber informasi bagi pengembangan profesionalisme guru. 2) Meningkatkan kemampuan mengajar guru.

3) Meningkatkan ketrampilan mengajar.

4) Serta mendorong guru ke arah perbaikan profesi guru.

Kegiatan supervisi akademik lebih mengarah pada peningkatan kualitas pembelajaran. Dalam melakukan supervisi akademik, kepala sekolah sebagai supervisor harus melakukan langkah – langkah supervisi akademik agar kegiatan supervisi berjalan dengan baik dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Langkah observasi dibagi menjadi tiga tahap, yaitu pra observasi, observasi, dan post observasi. Adapun penjelasan dari langkah – langkah supervisi akademik adalah sebagai berikut:

1) Pra observasi

Kegiatan pra observasi merupakan kegiatan persiapan sebelum supervisi dilakukan. Sebelum observasi dilakukan, baik kepala sekolah, guru senior supervisor, dan guru yang akan disupervisi harus melakukan persiapan sesuai dengan keperluan masing – masing agar kegiatan supervisi berjalan dengan lancar dan akan mencapai hasil yang maksimal. Adapun persiapan perlu dilakukan untuk melaksanakan kegiatan supervisi akademik adalah:

a) Jadwal Supervisi

Kegiatan supervisi harus dilakukan secara terjadwal dan secara rutin. Tujuan dari supervisi yang dilakukan secara terjadwal adalah untuk terus meningkatkan kompetensi yang dimiliki oleh guru yang disupervisi serta untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas yang akan berdampak pada peningkatan mutu pendidikan.

Pelaksanaan kegiatan supervisi di SMP Negeri I Kebakkramat rutin dilakukan yang berpedoman pada jadwal yang telah dibuat oleh sekolah. Hal itu seperti yang diungkapkan oleh Kepala Sekolah SMP Negeri I Kebakkramat selaku informan I dalam wawancara tanggal 2 April 2012,

Kegiatan pelaksanaan supervisi di sekolah ini dilakukan secara berkala sesuai dengan jadwal yang berlaku yang telah ada dan dengan disesuaikan dengan jadwal / kalender akademik yang telah ada serta melibatkan guru senior yang bertindak sebagai supervisor dengan beberapa kompetensi yang telah dimilikinya. Selain itu, kegiatan supervisi disini juga dilaksanakan sesuai dengan fungsi dan tujuan dari supervisi itu sendiri.

Pernyataan dari informan I tersebut juga diperkuat oleh pernyataan yang disampaikan oleh informan III dalam wawancara pada tanggal 2 April 2012,

Supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah disini sudah dilaksanakan sesuai dengan fungsi dan tujuan supervisi pendidikan serta mengacu pada prinsip – prinsip supervisi akademik yang telah ada. Kegiatannya juga dilakukan secara terjadwal mbak, jadi tinggal melaksanakan sesuai jalwalnya. Namun tidak dapat dipungkiri juga mbak, kalo kegiatan di luar sekolah itu juga masih banyak lagi. Jadi jika ada yang tidak bisa disupervisi karena ada keperluan ya bisa diganti hari lain dengan koordinasi dari supervisornya. Tapi pelkasanaannya masih berpedoman pada jadwal yang ada. Pernyataan tersebut diperkuat dengan adanya dokumen tentang jadwal supervisi yang ada di SMP Negeri I Kebakkramat. jadwal tersebut dijadikan pedoman waktu pelaksanaan supervisi. Dokumen mengenai jadwal supervisi tersebut terlampir.

Berdasarkan hasil observasi yang telah peneliti lakukan di SMP Negeri I Kebakkramat, bahwa penjadwalan kegiatan supervisi akademik ini juga dibuktikan dengan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, bahwa kegiatan supervisi tersebut memang terjadwal dan dilakukan dengan berpedoman jadwal yang ada. Akan tetapi tidak

commit to user

menutup kemungkinan pelaksanaan supervisi dilakukan tidak berdasarkan jadwal. Namun, berdasarkan kesepakatan antara guru yang disupervisi dengan supervisor, hal itu dikarenakan waktu yang berbenturan dengan tugas guru di luar kegiatan supervisi.

Dari hasil wawancara, dokumen, serta observasi yang dilakukan peneliti maka diperoleh kesimpulan bahwa kegiatan supervisi yang dilaksanakan di SMP Negeri I Kebakkramat sudah dialkukan secara terjadwal dan terprogram dengan baik serta dengan melibatkan guru senior yang bertindak sebagai supervisor yang disesuaikan dengan kompetensi masing–masing yang dimilikinya.

b) Persiapan Kepala Sekolah

Dalam melakukan kegiatan supervisi akademik, kepala sekolah selaku pelaksana atau sebagai supervisor harus menyiapkan segala perlengkapan yang dibutuhkan untuk kegiatan supervisi akademik yang akan dilaksanakannya bersama dengan guru senior yang bertindak sebagai supervisor. Kelengkapan supervisi yang harus dipersiapkan antara lain adalah instrumen penilaian supervisi yang sesuai dengan tujuan, sasaran, objek, metode, teknik dan pendekatan yang telah direncanakan, pendelegasian wewenang kepada guru senior sebagai supervisor. Selain itu kepala sekolah juga harus memperhatikan kesiapan guru senior sebagai supervisor, kesiapan guru yang disupervisi, serta kesiapan peserta didiknya. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

(1) Instrumen penilaian supervisi

Instrumen penilaian supervisi merupakan kelengkapan supervisi yang utama dalam pelaksanaan supervisi akademik. Selain itu, dengan adanya instrumen penilaian tersebut, dapat mempermudah seorang kepala sekolah untuk melakukan penilaian dan tindak lanjut dalam supervisi. Instrumen merupakan

hal yang utama karena instrumen berfungsi sebagai penilaian yang merupakan proses sistematik untuk menentukan tingkat keberhasilan yang dicapai guru yang disupervisi. Tujuan dari adanya penilaian tersebut adalah untuk menentukan apakah guru dalam mengajar telah mencapai kriteria yang telah ditentukan. Seperti yang pernyataan yang diungkapkan oleh pendapat informan I dalam wawancara pada tanggal 16 April 2012,

Banyak hal yang perlu dipersiapkan sebelum supervisi dilakukan, akan tetapi bagi supervisor yang paling penting itu ya menyiapkan instrumen penilaiannya, karena itu nanti kan hubungannya dengan penilaian tindak lanjut supervisi.

Berdasarkan observasi peneliti yang telah dilakukan di SMP Negeri I Kebakkramat, bahwa dalam melakukan supervisi akademik supervisor menggunakan instrumen penilaian supervisi untuk menilai guru yang disupervisi. Lembar penilaian tersebut diisi oleh supervisor yang mengamati proses mengajar guru di dalam kelas. Ketika proses pembelajaran berlangsung, supervisor duduk di belakang kelas agar tidak mengganggu konsentrasi peserta didik dan tidak menimbulkan rasa takut guru yang disupervisi.

Selain itu, penggunaan instrumen penelitian juga diperkuat oleh adanya dokumen lembar penelitian yang digunakan untuk mensupervisi guru di SMP Negeri I Kebakkramat. Lembar penilaian tersebut dibawa oleh supervisor sebelum masuk kelas untuk mensupervisi guru. Lembar penilaian supervisi tersebut terlampir.

Dari hasil wawancara, observasi, serta dokumen yang ada peneliti dapat menyimpulkan bahwa instrumen penilaian supervisi merupakan hal yang perlu disiapkan oleh kepala sekolah ssebagai supervisor sebelum melakukan supervisi. Instrumen

commit to user

tersebut berguna untuk mengetahui kompetensi yang dimiliki guru, mengevaluasi guru yang disupervisi dan untuk menentukan tindak lanjut dari supervisi tersebut.

(2) Delegasi wewenang kepada guru senior

Dalam melaksanakan supervisi akademik, kepala sekolah sebagai supervisor tidak dapat melakukannya sendiri, hal itu dikarenakan banyaknya tugas yang harus diselesaikan oleh kepala sekolah selaku pimpinan sekolah. Banyak agenda – agenda serta tugas yang harus diselesaikan oleh kepala sekolah. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan supervisi akademik, kepala sekolah dibantu oleh guru senior yang akan bertindak sebagai supervisor. Hal itu seperti yang diungkapkan oleh informan I dalam wawancara pada tanggal 2 April 2012,

Dalam pelaksanaan supervisi, tentu saya tidak mampu kalo harus mengerjakan sendiri. Maka dalam pelaksanaannya saya memerlukan bantuan guru senior yang ditunjuk sebagai supervisor dengan cara memberikan surat tugas kepada guru supervisor dan telah mendapatkan SK (Surat Keterangan)

Adanya pendelegasian tersebut dapat dibuktikan dengan adanya dokumen yang disebut dengan Surat Keterangan (SK) supervisi. SK supervisi tersebut di SMP Negeri I Kebakkramat sebagai bukti dari adanya penugasan atau pendelegasian wewenang dari kepala sekolah kepada guru senior sebagai supervisor untuk melakukan supervisi sesuai dengan prosedur yang telah ada. Dokumen mengenai pendelegasian wewenang dari kepala sekolah kepada guru senior tersebut diperkuat dengan pernyataan dari informan III dalam wawancara pada tanggal 4 April 2012,

Supervisi kepala sekolah tidak hanya dilakukan oleh kepala sekolah saja, namun dalam pelaksanaannya kepala sekolah dibantu oleh guru senior sebagai supervisor. Hal itu dikarenakan tugas kepala sekolah itukanbanyak sekali mbak, tidak hanya mengurusi masalah supervisi saja. Beliau juga banyak kegiatan di luar karena beliau sebagai pengurus MKKS.

Dari hasil wawancara dan dari dokumen yang ada, peneliti dapat menyimpulkan bahwa pendelegasian wewenang dari kepala sekolah kepada guru senior yang berfungsi sebagai supervisor dilakukan karena kepala sekolah tidak mungkin melaksanakan kegiatan supervisi sendiri, mengingat terbatasnya waktu dan banyaknya guru yang harus disupervisi. Pendelegasian tersebut melalui adanya Surat Keterangan (SK) yang berfungsi sebagai surat tugas kepada guru senior untuk membantu kepala sekolah dalam melakukan supervisi.

(3) Kesiapan guru senior sebagai supervisor

Guru senior yang akan bertugas membantu kepala sekolah dalam melakukan kegiatan supervisi harus menyiapkan kelengkapan yang diperlukan untuk mensupervisi. Kelengkapan yang disediakan kurang lebih sama dengan kepala sekolah, seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa seorang supervisor harus menyiapkan instrumen penilaian supervisi. Seperti pernyataan yang diungkapkan oleh informan III dalam wawancara pada tanggal 16 April 2012,

Instrumen yang digunakan guru senior supervisor dalam supervisi akademik itu ya sama dengan instrumen yang dipake kepala sekolah, karena itu kan formatnya sama. Kita disini porsinya sama – sama sebagai supervisor dan sebagai mitra kerja yang baik dengan kepala sekolah dalam membantu melaksnakan supervisi.

Senada dengan pernyataan dari informan V dalam wawancara pada tanggal 17 April 2012,

commit to user

Sebagai bentuk persiapan sebelum melakukan supervisi kepada guru ya harus menyiapkan lembar penilaian yang akan dibawa ke dalam kelas. Instrumennya juga sama seperti instrumen yang disunakan oleh kepala sekolah.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di SMP Negeri I Kebakkramat, bahwa dalam melakukan supervisi akademik supervisor menggunakan instrumen penilaian supervisi untuk menilai guru yang disupervisi. Lembar penilaian tersebut diisi oleh supervisor yang mengamati proses mengajar guru di dalam kelas. Ketika proses pembelajaran berlangsung, supervisor duduk di belakang kelas agar tidak mengganggu konsentrasi peserta didik dan tidak menimbulkan rasa takut guru yang disupervisi.

Selain itu, penggunaan instrumen penelitian juga diperkuat oleh adanya dokumen lembar penelitian yang digunakan untuk mensupervisi guru di SMP Negeri I Kebakkramat. Lembar penilaian tersebut dibawa oleh supervisor sebelum masuk kelas untuk mensupervisi guru. Lembar penilaian supervisi tersebut terlampir.

Dari hasil wawancara, observasi, serta dokumen yang ada peneliti dapat menyimpulkan bahwa instrumen penilaian supervisi merupakan hal yang perlu disiapkan oleh supervisor sebelum melakukan supervisi. Instrumen tersebut berguna untuk mengetahui kompetensi yang dimiliki guru, mengevaluasi guru yang disupervisi dan untuk menentukan tindak lanjut dari supervisi tersebut.

(4) Kesiapan guru yang disupervisi

Dalam hal implementasi supervisi, kesiapan guru merupakan hal yang paling utama, karena tujuan utama dari adanya kegiatan supervisi ini adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dimana guru adalah pelaku utama dalam

pembelajaran di kelas. Meskipun guru tidak sepenuhnya sebagai pusat pembelajaran di kelas, akan tetapi guru tetap menjadi pembimbing dalam kegiatan pembelajaran.

Agar mencapai target pembelajaran yang diinginkan tersebut, seorang guru yang akan disupervisi harus menyiapkan hal – hal apa saja yang harus disiapkan sebelum disupervisi. Kegiatan supervisi akan berdampak terhadap peningkatan kualitas pembelajaran, oleh karena itu guru yang disupervisi harus menyiapkan kelengkapan supervisinya yaitu menyangkut perangkat pembelajaran, proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), media pembelajaran, serta evaluasi terhadap pembelajaran. Hal itu seperti yang diungkapkan oleh informan VI dalam wawancara pada tanggal 4 April 2012,

Hal – hal yang perlu dipersiapkan sebelum supervisi itu meliputi perencanaan pembelajaran antara lain ya RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), silabus, materi pembelajaran. Pada intinya ya semua yang termasuk dalam administrasi pembelajarannya. Proses pembelajarannya juga diamati, tidak hanya sampai di proses pembelajarannya sajambak, tapi juga sampai tahap evaluasi pembelajarannya yang meliputi naskah soal, daftar nilai, dan analisi serta diadakan remidi bagi siswa yang nialinya belum tuntas.

Hal tersebut senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh informan VII dalam wawancara pada tanggal 7 April 2012,

Yang disiapkan sebelum disupervisi itu antara lain program KBM (Kegiatan Belajar Mengajar), perangkat KBM yang meliputi silabus, RPP, dan materi, kemudian proses KBM, pelaksanaan evaluasi pembelajaran, program perbaikan atau pengayaan.

Kedua pernyataan tersebut diperkuat dengan pernyataan dari informan VIII dalam wawancara pada tanggal 9 April 2012,

commit to user

Semua yang menyangkut kelengkapan dalam perangkat pembelajaran itu pasti disupervisi. Kelengkapannya ya meliputi RPP, silabus, jurnal, dan materi yang akan diajarkan di kelas nanti. Selain itu penggunaan media pembelajaran juga diamati oleh supervisor. Tidak hanya itu saja mbak, proses pembelajaran di kelas juga diperhatikan.

Dari ketiga pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa guru yang disupervisi harus menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan kelengkapan administrasi pembelajaran seperti RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), silabus, metode pembelajaran, jurnal pembelajaran, serta penggunaan media pembelajaran yang tepat disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan. Selain itu, proses pembelajaran, dan interaksi dengan siswa juga menjadi hal yang penting dalam pengamatan supervisi.

2) Observasi

Kegiatan observasi atau yang disebut dengan proses supervisi akademik di SMP Negeri I Kebakkramat yang telah diamati oleh peneliti meliputi pelaksanaan observasi, teknik yang digunakan, dan prinsip – prinsip yang diterapkan dalam supervisi. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

(a) Pelaksanaan observasi

Setelah menyiapkan segala hal yang dibutuhkan sebelum supervisi dimulai, tahap selanjutnya adalah proses berlangsungnya kegiatan observasi kepada guru yang disupervisi. Selama kegiatan observasi supervisi berlangsung, supervisor melakukan penilaian terhadap guru yang disupervisi dengan lembar penilaian yang sudah ada. Sewaktu proses penilaian tersebut berlangsung, supervisor duduk di belakang agar tidak mengganggu konsentrasi peserta didik. Hal itu seperti dengan pernyataan dari informan I dalam wawancara pada tanggal 9 April 2012,

commit to user

Ketika proses supervisi berlangsung, supervisor melakukan penilaian dengan membawa form penilaian dan memposisikan dirinya di meja paling belakang agar kondisi pembelajaran tetap kondusif, selain itu agar guru yang disupervisi tidak gugup.

Senada dengan pernyataan yang diungkapkan oleh informan III dalam wawancara pada tanggal 3 April 2012,

Waktu observasi berlangsung, yang dilakukan oleh supervisor ya menilai guru yang disupervisi dengan membawa instrumen penilaian yang telah disediakan. Yang dinilai ya meliputi aspek – aspek yang ada di dalam instrumen tersebut. Penilaian dilakukan oleh supervisor dengan posisi supervisor duduk di meja paling belakang. Berdasarkan observasi yang telah peneliti lakukan di SMP Negeri I Kebakkramat, bahwa selama proses penilaian berlangsung, supervisor melakukan penilaian dengan mengamati proses mengajar guru yang disupervisi di kelas. Pengamatan dilakukan oleh supervisor dengan cara duduk di belakang kelas agar tidak mengganggu jalannya pembelajaran dengan membawa lembar penilaian supervisi. Pengamatan dilakukan dengan melihat aspek – aspek apa saja yang ada di lembar penilaian tersebut.

Dari hasil wawancara dan observasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan observasi dilakukan oleh supervisor (kepala sekolah dan guru senior) dengan membawa instrumen penilaian. Dalam melakukan penilaian, supervisor berada di dalam kelas paling belakang agar tidak mengganggu proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas.

(b) Teknik yang digunakan dalam supervisi

Metode atau teknik yang diapakai oleh supervisor dalam melakukan supervisi ada berbagai macam. Kegiatan supervisi yang dilakukan di SMP Negeri I Kebakkramat dilakukan dengan berbagai teknik atau metode dengan harapan agar tujuan dari supervisi dapat

commit to user

dicapai dengan efektif dan efisien. Teknik supervisi yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan, situasi dan kondisi yang ada. Teknik supervisi yang digunakan pada umumnya yaitu secara individu dan secara kelompok. Hal itu senada dengan pernyataan dari informan I dalam wawancara pada tanggal 2 April 2012,

Dalam melaksanakan supervisi perlu dengan menggunakan teknik. Teknik yang digunakan beragam, tergantung kondisi yang ada. Apabila situasi memungkinkan, teknik supervisi secara individu dapat digunakan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Namun apabila kondisi yang tidak memungkinkan serta keterbatasan waktu, maka tekink supervisi kelompok bisa digunakan. Kalo secara kelompok itu dengan cara mengelompokkan guru yang memiliki permasalahan yang sama sehingga lebih efisien.

Pernyataan dari informan I tersebut senada dengan pernyataan dari informan III dalam wawancara pada tanggal 4 April 2012,

Supervisi biasanya dilakukan dengan model tradisional yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan teknik kunjungan kelas atau observasi kelas. Namun pada pelaksanaannya, kegiatan supervisi dapat dilakukan secara individu ataupun secara kelompok. Kalo

Dokumen terkait