• Tidak ada hasil yang ditemukan

commit to user

Dalam dokumen BCCT ( BEYOND CENTER AND CIRCLE TIME (Halaman 23-34)

Menurut Grace Anata Irlanari (2009) pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Dari berbagai pendapat dari para ahli penulis dapat mengambil kesimpulan, pendidikan anak usia dini atau prasekolah adalah jenjang pendidikan yang ditujukan untuk anak sebelum memasuki sekolah dasar usia nol sampai enam tahun yang bertujuan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani maupun rohani yang dilaksanakan pada jalur pendidikan formal maupun non formal.

b. Tokoh Pendidikan Usia Dini

Adapun tokoh pendidikan usia dini menurut Agus Ruslan (2007) dalam adalah :

1) Martin Luther (1483 - 1546)

Menurut Martin Luther tujuan utama sekolah adalah mengajarkan agama, dan keluarga merupakan institusi penting dalam pendidikan anak.

2) Jean - Jacques Rousseau (1712 - 1718)

Bukunya Du de 'education, menggambarkan cara pendidikan anak sejak lahir hingga remaja. Menurut Rousseau: "Tuhan menciptakan segalanya dengan baik; adanya campur tangan manusia menjadikannya jahat (God make every things good; man meddles with them and they become evil). Rousseau menyarankan "kembali ke alam" atau "back to nature", dan pendekatan yang bersifat alamiah dalam pendidikan anak yaitu : "naturalisme". Naturalisme berarti, pendidikan akan diperoleh dari alam, manusia atau benda, bersifat alamiah sehingga memacu berkembangnya mutu, seperti kebahagiaan, sportivitas dan rasa ingin tahu. Dalam prakteknya naturalisme menolak pakaian seragam (dress code), standarisasi keterampilan dasar yang minimum, dan sangat mendorong kebebasan anak dalam belajar

3) Johan Heindrich Pestalozzi (1746 - 1827)

Dalam bukunya "Emile" ia sangat terkesan dengan "back to nature". Ia mengintegrasikan kehidupan rumah, pendidikan vokasional dan pendidikan baca tulis. Pestalozzi yakin segala bentuk pendidikan adalah

commit to user

melalui panca indra dan melalui pengalamannya potensi untuk dikembangkan. Belajar yang terbaik adalah mengenal beberapa konsep dengan panca indra. Ibu adalah seorang pahlawan dalam dunia pendidikan, yang dilakukannya sejak awal kehidupan anak.

4) Frederich Wilhelm Froebel (1782 - 1852)

Froebel menciptakan "Kindergarten" atau taman kanak-kanak, oleh karena itu ia dijadikan sebagai "bapak PAUD". Pandangan Froebel terhadap pendidikan dikaitkan dengan hubungan individu, Tuhan dan alam. Ia menggunakan taman atau kebun milik anak di Blankenburg Jerman, sebagai milik anak. Bermain merupakan metode pendidikan anak dalam "meniru" kehidupan orang dewasa dengan wajar. Kurikulum PAUD dari Froebel meliputi :

a) Seni dan keahlian dalam konstruksi, melalui permainan lilin dan

tanah liat, balok-balok kayu, menggunting kertas, menganyam, melipat kertas, meronce dengan benang, menggambar dan menyulam.

b) Menyanyi dan kegiatan permainan.

c) Bahasa dan Aritmatika.

Menurut Froebel guru bertanggung jawab dalam membimbing, mengarahkan agar anak menjadi kreatif, dengan kurikulum terencana dan sistematis.

Guru adalah manajer kelas yang bertanggung jawab dalam merencanakan, mengorganisasikan, memotivasi, membimbing, mengawasi dan mengevaluasi proses ataupun hasil belajar. Tanpa program yang sistematis penyelenggaraan PAUD bisa membahayakan anak.

5) John Dewey (1859 - 1952)

John Dewey adalah seorang profesor di universitas Chicago dan

Columbia (Amerika). Teori Dewey tentang sekolah adalah

"Progressivism" yang lebih menekankan pada anak didik dan minatnya daripada mata pelajarannya sendiri. Maka muncullah "Child Centered

Curiculum", dan "Child Centered School". Progresivisme

mempersiapkan anak masa kini dibanding masa depan yang belum jelas, seperti yang diungkapkan Dewey dalam bukunya "My Pedagogical Creed", bahwa pendidikan adalah proses dari kehidupan dan bukan persiapan masa yang akan datang. Aplikasi ide Dewey, anak-anak banyak berpartisipasi dalam kegiatan fisik, baru peminatan. "

6) Maria Montessori (1870 - 1952)

Sebagai seorang dokter dan antropolog wanita Italy yang pertama, ia berminat terhadap pendidikan anak terbelakang, yang ternyata metodenya dapat digunakan pada anak normal. Tahun 1907 ia mendirikan sekolah "Dei Bambini" atau rumah anak di daerah kumuh di Roma. Metode Montessori adalah pengembangan kecakapan indrawi untuk menguasai iptek untuk diorganisasikan dalam pikirannya, dengan menggunakan peralatan yang didesain khusus. Belajar membaca dan menulis diajarkan bersamaan. Montessori berpendapat anak usia 2 - 6

commit to user

tahun paling cepat untuk belajar membaca dan menulis. Kritik terhadap Montessori adalah karena kurang menekankan pada perkembangan bahasa dan sosial, kreatifitas, musik dan seni.

7) McMiller Bersaudara

Rachel dan Margaret mendirikan sekolah Nursery yang pertama di London pada tahun 1911. sekolah ini mementingkan kreatifitas dan bermain termasuk seni.

8) Jean Piaget (1896 - 1980)

Ilmuwan Swiss ini tertarik pada ilmu pengetahuan proses belajar dan berfikir, meskipun ia sendiri ahli dalam biologi. Menurut Piaget ada tiga cara anak mengetahui sesuatu :

Pertama, melalui interaksi sosial,

Kedua, melalui interaksi dengan lingkungan dan pengetahuan fisik, Ketiga, Logica Mathematical, melalui konstruksi mental.

9) Benjamin Bloom

Bloom (1964) mengamati kecerdasan anak dalam rentang waktu tertentu, yang menghasilkan taksanomi Bloom. Kecerdasan anak pada usia 15 tahun merupakan hasil PAUD. Pendapat ini dukung oleh Hunt yang menyatakan bahwa PAUD memberi dampak pada pengembangan kecerdasan anak selanjutnya.

10) David Werkart

Metode pengajarannya menggunakan prinsip-prinsip :

a) Memberikan lingkungan yang nyaman,

b) Memberikan dukungan terhadap tingkah laku dan bahasa anak,

c) Membantu anak dalam menentukan pilihan dan keputusan,

d) Membantu anak dalam menyelesaikan masalahnya sendiri dengan

melakukannya sendiri.Werkart mendirikan lembaga High Scope Education (1989).

c. Ciri Tahapan Perkembangan Berdasarkan Aspek Perkembangan Anak Prasekolah

1) Perkembangan Jasmani / fisik

Perkembangan fisik menurut Abdul Salim (1993:7) meliputi

a) Perkembangan motorik kasar yaitu gerak yang melibatkan sebagian besar

bagian tubuh, dan biasanya memerlukan tenaga karena dilakukan oleh otot – otot besar, misalnya gerakan melompat dari suatu temapat.

Tahapan perkembangan motorik kasar anak usia prasekolah

(1) Umur 3-4 tahun

(a) Lari menghindari hambatan

(b) Berjalan di atas garis

(c) Melompat di atas satu kaki

(d) Berdiri di atas satu kaki, selama 5 – 10 detik

(e) Mendorong, menarik, mengemudikan mainan

commit to user

(g) Melompat di atas benda stinggi 15 cm, mendarat dengan dua kaki

bersama.

(h) Melempar bola di atas kepala

(i) Menangkap bola yang dilemparkan kepadanya

(2) Umur 4 -5 tahun

(a) Berjalan mundur dengan tumit berjingkat / jinjit

(b) Lompat ke depan 10 kali tanpa jatuh

(c) Naik turun tangga dengan kaki berganti - ganti

(3) Umur 5 – 6 tahun

(a) Berlari ringan di atas ujung jari kaki/ jinjit

(b) Berjalan di atas papan keseimbangan

(c) Dapat melompat sejauh 20 cm

(d) Main lompat tali dengan kaki berganti - ganti

b) Perkembangan motorik halus yaitu gerakan yang hanya melibatkan bagian

tubuh tertentu saja, dan dilakukan oleh otot –otot kecil sehingga memerlukan tenaga, namun memerlukan kecermatan dan fungsi koordinasi yang lebih komplek. Misalnya, menggambar, menulis dll.

Tahapan perkembangan motorik halus anak usia prasekolah

(1) Umur 3-4 tahun

(a) Membuat menara dari balok kecil

(b) Meniru membuat bentuk lingkaran

(c) Meniru garis

(d) Membuat garis silang

(e) Membuat segi empat

(f) Meniru tulisan

(g) Membuat bentuk – bentuk tertentu

(2) Umur 4 -5 tahun

(a) Menggunting kertas, mengikuti garis tanpa putus

(b) Menggambar garis silang

(c) Menggambar segi empat

(3) Umur 5 – 6 tahun

(a) Menggunting bentuk sederhana

(b) Meniru membuat segitiga

(c) Membuat bentuk wajik, segitiga, segi empat

(d) Menulis angka

(e) Memberi warna (berbagai bentuk gambar)

2) Perkembangan Kognitif

Ciri perkembangan kognitif anak usia TK menurut Snowman (dalam Soemantri Patmonodewo, 2003:35)

a) Anak prasekolah telah terampil dalam berbahasa.

b) Kompetensi anak perlu dikembangkan melalui interaksi, minat,

commit to user

3) Perkembangan bahasa

Bagi anak – anak usia prasekolah, tibalah saatnya pertumbuhan dahsyat dalam bidang bahasa. Perbendaharaan kata meluas dan struktur semantik dan sintaksis bahasa mereka semakin bertambah rumit. Perubahan dalam bidang bahasa ini mewakili perkembangan dibidang kemampuam kognitif. Anak – anak usia 3 tahun memiliki sekitar 900 sampai 1000 kata dan sekitar 90 % dari apa yang mereka ucapkan dapat dipahami. Anak – ank usia 3 tahun mulai menggunakan kalimat yang tersusun dengan baik sesuai aturan tata bahsa. Mereka mulai menggunakan kata ganti orang saya, kau, secar benar. Mereka juga tahu paling kurang tiga kata depan, biasanya di, di atas dan di bawah.

Pada usia 4 tahun, perkembangan bahasa anak – anak meledak. Perbendaharaan kata mereka mencakup sekitar 4000 sampai 6000 kata, dan mereka banyak berbicara dalam kalimat lima sampai enam kata. Bagaimanapun , kadang – kadang mereka berusaha mengkomunikasikan lebih daripada yang mampu dilakukan perbendaharaan kata bagi mereka dan memperluas kata – kata untuk menciptakan warna baru. (Snow, Burns dan Griffin , 1998 dalam Carol Seefeldt & Barbara A.Wasik,2008:9).

Bahasa anak usia 5 tahun berkembang terus dan perbendaharaan kata – kata mereka meluas sampai 5000 ke 8000 kata. Jumlah kata dalam kalimat bertambah dan struktur kalimat menjadi lebih rumit. Sebagai hasil dari umpan balik dari orang dewasa, anak –anak usia 5 tahun mulai mengurangi pemakaian perluasan peraturan atas kata kerja dan bentuk jamak, sering kali mengoreksi kekeliruan mereka sendiri. Anak – anak usia 5 tahun menjadi semakin pintar dalam kemampuan mereka mengkomunikasikan gagasan dan perasaan mereka dengan kata – kaat. (Ninio dan Snow, 1996 dalam Carol Seefeldt & Barbara A.Wasik.2008)

Dalam membicarakan tentang bahasa terdapat 3 butir yang perlu dibicarakan, yaitu :

Ada perbedaan antara bahasa dan kemampuan bicara. Bahasa biasanya dipahami sebagai sistem tata bahasa yang bersifat rumit dan bersifat , sedangkan kemampuan bicara terdiri dari ungkapan dalam bentuk kata-kata. Walaupun

commit to user

bahasa dan kemapuan bicara sangat dekat hubungannya, keduanya berbeda. Perbedaan bahasa dan kemampuan bicara menurut Carol Seefeldt & Barbara A.Wasik (2008:10) adalah

1) Terdapat dua daerah pertumbuhan bahasa yaitu bahasa yang bersifat

pengertian / reseptif (understanding) dan pernyataan/ ekspresif (producing). Bahasa pengertian (misalnya mendengarkan dan membaca) menunjukan untuk anak untuk memahami dan berlaku terhadap komunikasi yang ditujukan pada anak tersebut. Bahasa ekspresif (bicara dan tulisan) menunjukan ciptaan bahasa yang dikomunikasikan kepada orang lain.

2) Komunikasi diri atau bicara dalam hati, juga harus dibahas. Anak akan

berbicara dengan dirinya sendiri apabila berkhayal, pada saat merencanakan menyelesaikan masalah dan menyerasikan gerakan mereka.

4) Perkembangan Emosi dan Sosial

Perkembangan emosi berhubungan erat dengan seluruh aspek perkembangan anak. Anak –anak usia prasekolah mengungkapkan sederetan emosi dan mampu menggunakan secara serasi ungkapan seperti gila, sedih, bahagia dan sudah bisa membedakan perasaan – perasaan mereka. Dalam tahun prasekolah ini, situasi emosi anak –anak sangat bergantung keadaan dan bisa berubah secepat mereka beralih dari kegiatan satu kegiatan lain.

Menurut Hyson,1994 dalam Dorothy Rich (2008:13) Anak -anak usia prasekolah mulai mengerti berbagai perasaan berbeda yang mereka alami, namun sulit mengatur perasaan dan menggunakan ungkapan yang sesuai untuk melukiskan perasaan itu. Gejolak perasaan sangat berhubungan dengan peristiwa – peristiwa dan perasaan yang terjadi pada saat itu)”. Anak – anak usia empat tahun sering lebih menggunakan sarana fisikguna menyelesaikan konflik ketimbang pakai kata – kata untuk merundingkan kebutuhan mereka

Perkembangan sosial biasanya dimaksudkan sebagai perkembangan tingkah laku anak dalam menyesuaikan diri dengan aturan – aturan yang berlaku di dalam masyarakat di mana anak berada.

Tingkah laku sosialisasi adalah sesuatu yang dipelajari , bukan sekedar hasil dari kematangan. Perkembangan sosial seorang anak diperoleh selain dari proses kematngan juga melalui kesempatan belajar dari respons terhadap tingkah laku anak.

commit to user

Masalah sosial dan emosional yang sering muncul pada anak usia sekolah antara lain menurut Dorothy Rich (2008:15) adalah :

1) Rasa cemas yang berkepanjangan atau takut yang tidak sesuai kenyataan

2) Kecenderungan despresi, permulaan dari sikap apatis dan menghindar dari

orang – orang di lingkungannya.

3) Sikap yang bermusuhan terhadap anak dan orang lain

4) Gangguan tidur, gelisah, mengigau, mimpi buruk.

5) Gangguan makan, misalnya nafsu makan sangat menurun.

Ciri sosial anak prasekolah menurut Snowman(dalam Soemantri Patmonodewo, 2003:34)

Anak prasekolah biasanya mudah bersoasialisasi dengan orang di sekitarnya.

1) Umumnya anak pada tahap inimemiliki satu atau dua sahabat, tetapi

sahabat ini cepat berganti.

2) Kelompok bermain cenderung kecil dan tidak terlalu terorganisasi secara

baik, oleh karena itu kelompok tersebut cepat berganti – ganti.

3) Anak yang lebih muda seringkali bermain bersebelahan dengan anak yang

lebih besar

4) Pola bermain anak prasekolah sangat bervariasi fungsinya sesuai dengan

kelas sosial dan ‘gender’

5) Perselisihan sering terjadi tetapi sebentar kemudian mereka telah berbaik

kembali.

6) Telah menyadari peran jenis kelamin dan sex typing.

Ciri emosional pada anak usia prasekolah menurut Snowman (dalam Soemantri Patmonodewo,2003:35)

1) Anak TK cenderung mengekspresikan emosinya dengan bebas dan

terbuka.

2) Iri hati pada anak prasekolah sering terjadi. Mereka sering kali

memperebutkan perhatian guru.

d. Kurikulum untuk Pendidikan Prasekolah

1) Pengertian kurikulum

Menurut Patmonedewo (2003:56) “kurikulum dalah seluruh usaha / kegiatan sekolah untuk merangsang anak supaya belajar, baik di dalam maupun di luar kelas. Anak tidak terbatas belajar dari apa yang diberikan di sekolah saja”.

commit to user

Teori Dewey bahwa “kurikulum bermakna tidak hanya sekedar penghafalan fakta –fakta yang terpisah tetapi juga suatu keseluruhan yang dipersatukan diarahkan pertama –tama untuk mengimplementasikan kurikulum yang direncanakan sekitar unit – unit” (Dewey, 1900 dalam Soemantri Patmonedewo, 2003:57 ).

Terkait dengan kurikulum sebagai suatu program, dalam Undang – undang No. 20 Tahun 2003 tantang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

2) Klasifikasi Kurikulum

Menurut Ali Nugraha (2008,1.6) secara garis besar kurikulum, dapat diklasifikasikan kedalam dua jenis

a) Kurikulum sebagai program rencana atau harapan

Kurikulum secara ideal memuat rencana berbagai hal dalam sistem pendidikan , terutama mengenai tujuan atau kompetensi yang diharapkan, hasil belajar , batasan isi, kegiatan, sistem penilaian, dan pengelolaan lingkungan belajar.

b) Kurikulum sebagai pengalaman belajar

Merupakan perwujudan dari kurikulum yang direncanakan disebut dengan kurikulum actual yaitu kegiatannya nyata pada saat terjadinya pembelajaran baik diselenggarakan di dalam maupun diluar kelas.

Kurikulum sebagai alat pendidikan dapat dikelompokkan kedalam beberapa fungsi Menurut Ali Nugraha (2008,1.7)):

a) Fungsi kurikulum sebagai Proses Kognitif.

b) Fungsi kurikulum sebagai Proses Aktualisasi Diri

c) Fungsi kurikulum sebagai Proses Rekonstruksi Sosial

d) Fungsi kurikulum sebagai Program Akademik

3) Model Organisasi Pengembangan Kurikulum

Para ahli mengklasifikasikan tiga model atau organisasi pengembangan kurikulum menurut Ali Nugraha (2008,1.8) yaitu

a) Model kurikulum yang terpisah atau disebut separated subject

commit to user

Model penyusunan atau pengorganisasian bahan atau materi pelajaran yang didasarkan pada batas yang ketat umtuk masing – masing mata pelajaran.

b) Model kurikulum yang terkait atau disebut correlated curriculum

Suatu pendekatan penyusunan bahan dengan melihat kaitan antara beberapa mata pelajaran kemudian digabung menjadi satu bidang.

c) Model kurikulum yang terpadu atau disebut integrated curriculum

Dari segi bahasa, integrasi berasal dari kata integer, yang berarti unit. Menurut Nasution model integrasi kurikulum mengandung unsur perpaduan, koordinasi, harmoni, kebulatan dan keseluruhan.

Menurut Kwon Young (2002: volume 4 nomor 2) berpendapat bahwa : “

Traditional early childhood education has emphasized individual children's interests, free play, firsthand experience, and integrated learning”.

Untuk itulah berikut akan kami sampaikan beberapa subtansi/isi dari kurikulum pendidikan prasekolah yang penting untuk diperhatikan menurut Soemantri Patmonedewo (2003:55) di antaranya:

a) Dunia anak adalah bermain

Kuriklum diharapkan mampu merujuk pada prilaku individu untuk berfikir dan bertindak imajinatifdan penuh daya hayal melalui kegiatan bermain.

b) Menyentuh segala aspek perkembangan

Kuriklum hendaknya mampu memberi sentuhan empiris sehinga mampu menyentuh aspek fisik, kognitif, emosi, sosial, dan bahasa anak

c) Menghargai perbedaan individu

Kurikulum hendaknya mampu memberi inspirasi pada pengembangan sikap anak untuk senantiasa menghargai perbedaan individu.

d) Mengembangkan harga diri

Kurikulum hendaknya mampu mengembangkan harga diri anak dengan senantiasa merujuk pada kekurangan sekaligus kelebihannya.

e) Non diskrimatif (ras, agama, suku, gender)

Kurikulum hendaknya memberikan ruang yang sama sehingga anak akan mendapatkan peluang yang luas dalam mengembangkan kegiatan bermainnya.

f) Melibatkan lingkungan tumbuh anak

Kuriklum hendaknya memberikan porsi baik orang tua, keluarga, maupun masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam pendidikan maupun tumbuh kembang anak

g) Bebas tanpa paksaan

Kurikulum hendaknya mampu merangsang anak untuk berani mengekspresikan dirinya secara bebas tanpa tekanan baik dari pihak guru maupun orang tua sehingga anak akan menjadi kreatif.

commit to user

h) Aman dan melindungi

Kurikulum hendaknya mampu memberikan alternative tindakan pada anak sehingga akan merasa bebas dan tidak takut untuk mengebangkan kreativitasnya.

Kurikulum TK dikembangkan berdasarkan integrated curriculum (kurikulum terintegrasi) dengan pendekatan tematik. Kurikulum diorganisasikan melalui suatu topik atau tema. Katz dan Chard (1989) yang dikutip oleh Soemiarti Patmonodewo (2003) menetapkan kriteria untuk memilih tema yaitu:’’ ada keterkaitannya, kesempatan untuk menerapkan keterampilan, kemungkinan adanya sumber, minat guru’’. Bahan-bahan untuk mengembangkan tema Katz dan Chard (1989) dalam Ali Nugraha (2008,1.24) antara lain ;

a) Lingkungan anak seperti : rumah, keluarga, sekolah, permainan, diri sendiri. b) Lingkungan : kebun, alat transportasi, pasar, toko, museum.

c) Peristiwa : 17 Agustus, hari Ibu, upacara perkawinan. d) Tempat : Jalan raya, sungai, tempat bersejarah

e) Waktu : jam, kalender, dan sebagainya.

2. Tinjauan tentang Beyond Center and Circle Time ( BCCT) a. Pengertian BCCT

Metode dan media yang digunakan dalam suatu kegiatan penddikan sekarang ini beraneka ragam. Apalagi dalam pendidikan anak usia dini, dimana sebagian besar kegiatan pembelajaran berpusat pada bermain. Aristoteles (384-322 SM) berpendapat bahwa “ Anak – anak perlu didorong untuk bermain dengan apa yang akan mereka nanti”. Bagi anak –anak kegiatan yang menyenangkan adalah bermain dan bermain. Anak akan lebih mudah mempelajari tentang sebuah pengetahuan baru melalui permainan. Diantara tokoh yang paling berjasa dalam meletakkan dasar permainan adalah Plato seorang filosof Yunani kuno. Menurut Plato (470-390 SM ), “Anak –anak akan lebih mudah mempelajari Aritmatika dengan cara membagi – bagikan Apel kepada anak –anak. Juga melalui pemberian alat permainan miniature balok – balok kepada anak usia 3 tahun, pada akhirnya akan mengentar anak menjadi seorang Ahli Bangunan “.

Maka dikembangkanlah salah satu metode untuk pembelajaran anak usia dini yaitu metode BCCT (Beyond Center and Circle Time) atau Pendekatan Sentra dan Saat Lingkaran . BCCT dikembangkan oleh Creative Center for Childhood

Research and Training (CCCRT) Florida, USA dan dilaksanakan di Creative Pre

commit to user

untuk anak dengan kebutuhan khusus. Menurut Nafik (2008)“BCCT yaitu konsep belajar dimana guru-guru menghadirkan dunia nyata kedalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari”.

Sedangkan menurut Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini (2006) pengertian BCCT dalam beberapa hal :

1) Pendekatan Sentra dan Lingkaran adalah pendekatan penyelenggaraan

PAUD yang berfokus pada anaka yang dalam proses pembelajarannya berpusat di sentra main dan saat anak proses pembelajarannya berpusat di sentra main dan saat anak dalam lingkaran dengan menggunakan 4 jenis pijakan (scaffolding) untuk mendukung perkembangan anak yaitu, pijakan lingkungan main, pijakan sebelum main, pijakan selama main, pijakan setelah main.

2) Pijakan adalah dukungan yang berubah – ubah yang disesuaikan dengan

perkembangan yang disesuaikan dengan perkembanagn yang dicapai anak yng diberikan sebagai pijakan untuk mencapai perkembanagn yang lebih tinggi.

3) Sentra main adalah zona atau area main anak yang dilengkapi dengan

seperangkat alat main yng berfungsi sebagai pijakan lingkungan yang diperlukan untuk mendukung perkembangan anak.

4) Saat lingkaran adalah saat dimana pendidik (guru/ kader/ pamong) duduk

bersama anak dengan posisi melingkaran untuk memberikan pijakan kepada anak yang dilakukan sebelum dan sesudah main.

b. Tujuan Metode BCCT

Menuru Nafik (2008) tujuan dari metode BCCT adalah

1) Agar siswa meperoleh pengetahuan dan ketrampilan dari konteks yang

terbatas, sedikit demi sedikit dan dari proses mencoba sendiri.

2) Merangsang seluruh aspek kecerdasan anak ( Multiple Intelligences)

3) Sebagai wahana untuk berfikir kreatif, aktif dan bertanggung jawab.

4) Sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sebagai

anggota masyarakat sekarang dan kelak.

c. Landasan Pengembangan BCCT

Menurut Nafik (2008),landasan filosofi adalah BCCT adalah

“konstruktivisme, yakni filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar tidak sekedar mnenghafal. Siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan dibenak mereka sendiri. Bahwa pengetahuan tidak dapat dipisah-pisahkan menjadi fakta-fakta yang terpisah namun mencerminkan ketrampilan yang dapat diterapkan”

commit to user

Dalam dokumen BCCT ( BEYOND CENTER AND CIRCLE TIME (Halaman 23-34)

Dokumen terkait