• Tidak ada hasil yang ditemukan

The Company’s performance in 2011 is marked by a net

Dalam dokumen KRAS AR2011 (Halaman 39-43)

proit of Rp1.02 trillion.

laporan Direksi

Report from the board of Directors

Pabrik baja lembaran panas tidak dapat beroperasi secara maksimal sebagai akibat dari proses pembelajaran (learning curve) yang panjang setelah direvitalisasi untuk meningkatkan kapasitasnya. Pabrik yang semula diharapkan dapat beroperasi penuh pada awal tahun, baru dapat dioperasikan secara maksimal pada bulan Mei 2011. Walaupun demikian, jika dibandingkan dengan produksi tahun sebelumnya, pada tahun 2011 produksi baja lembaran panas masih mampu meningkat sebesar 17% menjadi 1,76 juta ton. Demikian pula pabrik slab baja dan billet baja, walaupun secara bersama-sama menghasilkan baja kasar 2,2% lebih tinggi dari tahun sebelumnya, namun menghadapi kendala pasokan bahan baku sponge dari pabrik hilirnya sebagai akibat dari kekurangan suplai gas alam dan listrik.

Kami menyadari bahwa permasalahan ini belum dapat diatasi dalam jangka pendek, namun usaha untuk mengatasi permasalahan ini tengah dilakukan sehingga pada masa yang akan datang dapat beroperasi secara maksimal.

Dalam hal mengatasi kendala energi listrik, PT Krakatau Daya Listrik (KDL) (anak perusahaan) sedang meningkatkan kapasitasnya sebesar 120 MW dengan membangun tambahan fasilitas baru (PLTGU) yang terintegrasi dengan fasilitas yang sudah ada. Sampai dengan 31 Desember 2011, progres penyelesaian proyek ini mencapai 18% dan direncanakan beroperasi penuh pada bulan Agustus 2013. Demikian pula untuk mengatasi permasalahan suplai gas alam dan ketergantungan pada bahan baku iron ore pellet yang mahal dan berkadar Fe (besi) tinggi, Perseroan membangun pabrik baja berbasis batu bara yaitu blast furnace, yang pada saat ini kontrak pembangunannya telah ditandatangani. Kontrak pembangunan Blast Furnace akan efektif setelah ditandatanganinya perjanjian pembiayaan dan diharapkan pembangunannya dapat diselesaikan pada tahun 2013. Permasalahan ketergantungan pada pasokan iron ore pellet impor sebagian diselesaikan dengan pembangunan pabrik besi di Kalimantan yang diharapkan dapat mulai beroperasi pada bulan Mei 2012. Demikian pula proyek revitalisasi Pabrik Direct Reduction dan Slab Baja sudah dimulai pada awal tahun 2012 ini dan diharapkan dapat diselesaikan pada tahun 2012 juga. Sementara peningkatan kapasitas pelabuhan dalam rangka mendukung beroperasinya blast furnace

dan peningkatan kapasitas hot strip mill menjadi 3,5 juta ton (masih tahap kajian teknis) telah diselesaikan pada

The Hot Strip Mill was unable to run at full capacity as the mill had a steep learning curve after the completion of the revitalization program, which is aimed at increasing its production capacity. The Hot Strip Mill resumed production at full capacity ive months behind schedule in May 2011. Despite a few months late, Hot Rolled Coil production increased 17% to 1.76 million tons. Meanwhile, crude steel output from the Slab Steel Plant and the Billet Steel Plant rose 2.2%. However, sponge iron production decreased due to limited supply of natural gas and electricity.

We realize that these problems cannot be overcome within a short period of time. However, corrective measures are being taken in order to fully maximize the performance of the Company’s production facilities in the future.

To overcome the electricity power problem, PT Krakatau Daya Listrik (KDL) (subsidiary) is increasing its capacity of 120 MW by building new additional facility (PLTU) integrated to the existed facility. Up to 31 December 2011, the progress of project completion is up to 18% and is planned to fully operate in August 2013. Likewise, to overcome the problem of natural gas supply and dependency of the expensive iron ore pellet raw material which also contains high Ferro, the Company builds a based-coal steel plant namely blast furnace, which project contract, has been signed at preset. The contract project of blast furnace will be efective after the fund agreement is signed and is expected to be inished on 2013. The problem of dependency of import iron ore pellet supply is partly solved by building an iron plan in Kalimantan which expected to operate in May 2012.

Likewise, the revitalization project of Direct Reduction and Steel Slab Plants has been started in the beginning of 2012 and is expected to complete in the year. Meanwhile, the increase of port capacity to support blast furnace operation and the increase of hot strip mill capacity into 3.5 billion tons (still under technical study) has been completed in 2011. With

tahun 2011. Dengan selesainya proyek-proyek tersebut diharapkan eisiensi dan keseimbangan produksi dapat dicapai secara maksimal.

Dalam kaitan pembangunan pabrik baja terintegrasi baru melalui usaha bersama dengan Posco, Perseroan telah menyerahkan lahan yang diperlukan dan tengah menyelesaikan tahap akhir pematangannya. Untuk mendukung beroperasinya pabrik baru ini, PT Krakatau Tirta Industri telah menyelesaikan perluasan waduk sehingga kapasitasnya telah meningkat dan dapat memenuhi kebutuhan. Perusahaan pendukung lainnya seperti PT Krakatau Posco Chemtech Calcination yang memproduksi kapur industri dan PT Krakatau Posco Power yang memproduksi listrik telah didirikan dengan format usaha patungan dengan anak perusahaan PT Krakatau Steel. Di luar anak-anak perusahaan diperkirakan masih akan ada sekitar 23 perusahaan yang berdiri dan ikut tumbuh dalam rangka mendukung operasi di PT Krakatau Steel maupun PT Krakatau Posco di Cilegon.

Kami optimistis bahwa dengan selesainya proyek-proyek tersebut kinerja Perseroan akan meningkat secara signiikan. optimisme ini didukung pula dengan perkiraan kondisi usaha yang semakin baik sebagaimana ditunjukkan dengan perbaikan parameter ekonomi regional maupun nasional.

Sebagaimana kita ketahui bahwa krisis di Eropa yang masih berlangsung saat ini tidak berdampak signiikan pada pasar baja di Asia. Permintaan baja di Indonesia pada tahun 2011 masih kuat dan diperkirakan akan tumbuh 10% per tahun. Pertumbuhan permintaan ini dipicu oleh ekspansi di sektor yang sangat membutuhkan baja yaitu sektor konstruksi dan industri otomotif. Setelah mengalami periode penurunan pada akhir tahun 2011, pada tahun ini perekonomian di Asia diharapkan akan tumbuh secara signiikan. Produsen baja di Asia akan tetap mengusahakan peningkatan harga jual di tengah-tengah sentimen positif tersebut. Demikian pula pemain kunci di industri baja Asia diperkirakan akan meningkatkan produksinya menyesuaikan dengan peningkatan permintaannya. Dengan adanya pengurangan produksi di Cina pada akhir tahun 2011 lalu, diharapkan pada tahun ini tidak terjadi kelebihan ekspor dari Cina ke wilayah ini. Pertumbuhan konsumsi baja di Indonesia pada tahun 2011 diperkirakan mencapai 9,7 juta ton dengan tingkat pertumbuhan tahunan (CAGR) sebesar 6,8%.

the completion of those projects, it is expected that

maximum production eiciency and balance can be

achieved.

In relation too a new integrated plant project in cooperation with Posco, the Company has handed over the needed land and is in the inal process its development phase. To support this new plant operation, PT Krakatau Tirta Industri has completed the expansion of well reservoir in order to increase its capacity and to fulill its need. other supporting companies such as PT Krakatau Posco Chemtech Calcination that produce lime and PT Krakatau Posco Power that produce electricity have been built by a joint-venture form with PT Krakatau Steel’s subsidiaries. In addition to the subsidiaries, there are approximately 23 companies that establish and grow to support the operation at the Krakatau Steel and PT Krakatau Posco in Cilegon.

We are optimistic that by the completion of the projects, the Company’s performance will improve signiicantly. This optimism is supported by the prediction that the business situation is going to be positive as shown by the improvement of regional and national economic parameter.

As we understand that the on-going crisis in Europe does not signiicantly impact to steel market in Asia. In 2011, the steel demand in Indonesia was high and expected to grow up to 10% per year. This growing demand was triggered by the expansion of the need base-steel sector such as construction and automotive sectors. After the decreasing period at the end of 2011, it is expected that the economy in Asia is growing signiicantly in this year. Steel producer in Asia would attempt to increase the sales price amidst that positive sentiment. Likewise, the key player of Asia’s steel industry is estimated to increase its production to meet the increasing demand. With the production reduction in China at the end of 2011, it is expected that the excessive export of China to this region would not happen.

In 2011, the steel consumption growth in Indonesia was estimated at 9.7 tons with the yearly growth (CAGR) of 6.8%. From consumption amount, 53% or laporan Direksi

Report from the board of Directors

Dari jumlah tersebut sebesar 53%-nya atau sebesar 5,3 juta ton masih dipenuhi dari impor, sedang sisanya diproduksi di dalam negeri (sumber: SEAISI). Pertumbuhan konsumsi baja di Indonesia terutama dipicu oleh pertumbuhan pada sektor pertambangan, konstruksi, dan industri otomotif. Pertumbuhan konsumsi baja di Indonesia beberapa tahun ke depan diperkirakan masih menguat sejalan dengan pertumbuhan pada sektor-sektor tersebut.

Kondisi-kondisi tersebut di ataslah yang memberikan optimisme akan prospek usaha ke depan. PT Krakatau Steel sudah menyiapkan berbagai rencana dan strategi bisnis untuk membawa Perseroan terus tumbuh dan berkembang menjadi perusahaan terkemuka, menjadi tulang punggung industri manufaktur nasional, serta memberi kontribusi signiikan pada pembangunan perekonomian, pertahanan dan kemakmuran bangsa. Sudah setahun berlalu PT Krakatau Steel menjadi perusahaan terbuka. Dengan status ini seluruh proses bisnis Perseroan harus lebih ditingkatkan penyelenggaraannya dengan lebih memperhatikan asas-asas tata kelola perusahaan yang baik. Tata kelola perusahaan yang baik diselenggarakan bukan hanya untuk kepentingan Perseroan sendiri tetapi juga dimaksudkan untuk meningkatkan kepercayaan para pemangku kepentingan pada Perseroan, sehingga Perseroan dapat lebih mudah dalam memperoleh akses kepada sumber-sumber yang sangat diperlukan dalam rangka mewujudkan rencana pengembangan ke depan. Hasil kerja keras segenap karyawan Krakatau Steel diapresiasi oleh pihak lain dengan diraihnya berbagai penghargaan. Semua itu tidak terlepas dari usaha untuk menjadi perusahaan yang menegakkan prinsip-prinsip transparansi, profesionalisme, akuntabilitas, dan kewajaran. Keikutsertaan Perseroan dalam program-program penilaian good corporate governance

(GCG) baik oleh internal maupun pihak eksternal semata-mata dalam rangka melakukan perbaikan yang berkelanjutan pada proses bisnis Perseroan. Demikian pula keterlibatan Perseroan pada program penilaian dengan menggunakan kriteria Malcolm Baldrige dimaksudkan untuk dijadikan salah satu kendaraan dalam mencapai perbaikan kinerja secara berkesinambungan dalam menghadapi dunia bisnis yang selalu berubah penuh tantangan dan persaingan.

5.3 billion tons is obtained from importation, while the remains produce domestically (source: SEAISI). The steel consumption growth in Indonesia was mainly triggered by the growth in mining, construction and automotive sectors. The steel consumption growth in Indonesia in the years ahead is estimated to be strong along with the growth in those sectors.

The above-mentioned conditions give optimism for the future business prospect. PT Krakatau Steel has prepared various business plans and strategies to lead the Company growing to be the outstanding company, the backbone of national manufacture industry which signiicantly contributes to the development of economic, defense and welfare of the nation.

It has been a year for PT Krakatau Steel to be a public company. With this status, all the Company’s business process implementations have to be improved by focusing on the good corporate governance. The good corporate governance has been implemented not only for the sake of the Company, but also to increase the stakeholders’ trust to the Company, so that the Company can simply access the important resources needed to actualize the future development plans.

The Krakatau Steel’s employee hard work is appreciated by other party through some awards. It is the result of eforts to be a Company that highly valued transparency, professionalism, accountability, and fairness. The Company’s involvement in good corporate governance (GCG) appraisal programs internally and externally is solely to implement continuous improvement in the Company’s business process. Likewise, the Company’s involvement in appraisal program by utilizing a Malcom Baldrige criterion is aiming at achieving improved performance continuously in facing unstable business world and challenging competition.

Kami juga memperhatikan kewajiban sebagai perusahaan yang bertanggung jawab kepada persoalan yang ada di masyarakat serta peduli terhadap kelestarian lingkungan. PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. tetap berkomitmen dalam melaksanakan program Corporate Social Responsibilities, baik melalui pemberian bantuan dan pembinaan kepada industri kecil maupun dengan kegiatan sosial lainnya. Pembangunan bentang jembatan untuk membuka daerah terisolasi di berbagai wilayah, penyelenggaraan Puskesmas keliling, serta melakukan dan mendukung proyek penghijauan nasional adalah sebagian kecil bentuk kegiatan yang kami lakukan. Selama tahun 2011 Perseroan telah mencadangkan dana sebesar Rp42,5 miliar dan telah menyalurkan dana sebesar Rp33,9 miliar untuk Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi maupun Bina Lingkungan.

Demikian laporan kami, dan atas nama Direksi, saya mengucapkan terima kasih kepada pemegang saham, Dewan Komisaris, pelanggan, mitra usaha dan para pemangku kepentingan lainnya atas dukungan dan kerja sama yang diberikan sepanjang tahun 2011, serta kepada para karyawan atas segala kerja keras dan dedikasinya untuk kemajuan Perseroan. Kami semua mengharapkan suatu masa depan yang cerah dan penuh berkah.

We also concerns with to our obligation as a responsible Company to community’s problems and to environment sustainability. PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. commits to conduct Corporate Social Responsibility program by providing aids and assistance to small industries development and other social activities. Building hanging bridges to unlock remote areas in various regions, providing mobile Puskesmas, and implementing and supporting national forestation project are some contribution that we have done for the community. During 2011 the Company has allocated fund amounted to Rp42.5 million and distributed a fund of Rp33.9 million for Small Industry Development, Cooperatives and Environment Conservation.

on behalf of the Board of Directors, I would like to thank all shareholders, Board of Commissioners, customers, business partners and other stakeholders for the support and cooperation given along 2011, as well as to our employees for their cooperation and dedication to the Company’s improvement. We are hoping for a bright and blessing future.

Dalam dokumen KRAS AR2011 (Halaman 39-43)

Dokumen terkait