• Tidak ada hasil yang ditemukan

CONTOH : KHUTBAH HARI RAYA IDHUL FITRI :

Dalam dokumen Khutbah, Pidato & Ceramah (Halaman 78-88)

KHUTBAH IDUL FITRI 1441 H

“MENGGAPAI KETAQWAAN DAN KEMENANGAN DALAM MUSIBAH”

Oleh Dr. Derysmono, Lc, S.Pd.I, M.A (Sekretaris Umum Himpunan Dai Muda Indonesia)

79 | H D M I

شجوأ الله شجوأ الله شجوأ الله شجوأ الله شجوأ الله شجوأ الله

شجوأ الله

ذّؾٌاٚ اش١جو شجوأ الله شجوأ الله

ًح َشْىُث ِالله َْبَؾْجُع َٚ اش١ضو لله

َُٖذْجَػ َشَصَٔ َٚ َُٖذْػ َٚ َقَذَص ،َٖذْؽ َٚ ُالله هلًِا ٌََِٗا٢ ًلَْ١ ِصَأ هٚ

ُٖبه٠ِا هلًِا ُذُجْؼَٔ َلً َٚ ُالله هلًِا ٌََِٗا٢ َُٖذْؽ َٚ َةا َضْؽَ٤ا ََ َضَ٘ َٚ َُٖذُْٕع هضَػَأ َٚ

ِشَو ٌَْٛ َٚ ُْٓ٠ِّذٌا ٌَُٗ َْٓ١ ِصٍِْخُِ

َْ ُْٛو ِشْشٌُّْا َٖ ِشَو ٌَْٛ َٚ َْ ُْٚشِفبَىٌْا َٖ

.َْ ُْٛمِفبٌَُّْٕا َٖ ِشَو ٌَْٛ َٚ

ُشَْٙش َْبَعَِ َس ًََؼَع ِْٞزهٌا ِلله ُذَّْؾٌْا

ًخَؽ ْشَف َٚ َْٓ١ِِّئبهصٌٍِ ًخَفبَ١ ِظ ِشْطِفٌْا َذْ١ِػ ًََؼَع َٚ َْٓ١ِِِْٕئٌٍُِّْ َِبَ١ ِّصٌا

ٌَِا٢ َْْأ ُذَْٙشَأ ،َْٓ١ِمهزٌٍُِّْ

هَْأ ُذَْٙشَأ َٚ ٌَُٗ َهْ٠ ِشَشَلً َُٖذْؽ َٚ ُالله هلًِا َٗ

ٌٍُٙا ،ْٓ١ َِِ٤ا ِذْػ ٌَْٛا ُقِدبَص ٌُُٗ ُْٛع َس َٚ ُُٖذْجَػ اًذهَّؾُِ بَٕه١ِجَٔ َٚ بََٔذِّ١َع

ِةبَؾْصَأ َٚ ٌِٗآ ٍََٝػ َٚ ٍذهَّؾُِ بَِٔذِّ١َع ٍََٝػ ْن ِسبَث َٚ ٍَُِّْع َٚ ًَِّصَف

ْغَر ٍَُِّْع َٚ َِا َشِىٌْا

:ُذْؼَث بهَِأ ،ا ًشْ١ِضَو بًّْ١ٍِ

ُُْىْ١ ِص ُْٚأ ِالله َدبَجِػبَ١َف

.ْ ُْٛمهزٌُّْا َصبَف ْذَمَف ِِٗزَػبَغ َٚ ِالله ٜ َْٛمَزِث َٞبه٠ِا َٚ

Kaum muslimin dan muslimat Jamaah shalat Idul Fitri yang dirahmati Allah

Tiada kata yang lebih pantas yang terucap dari lisan seorang Hamba yang lemah ini, melainkan untaian puja dan syukur kepada Allah yang Maha Kuasa atas segala karunia, hidayah, inayah dan taufiq-Nya sehingga di pagi yang berbahagia ini kita dapat melaksanakan Shalat I‟dul Fitri 1441 H, sebagai wujud syukur kita karena sudah melaksanakan shaum sebulan penuh lamanya. Hal ini sesuai dengan apa yang Allah ta‟ala firmankan QS. Al-Baqarah ayat 185

80 | H D M I

ُشُىْشَر ُُْىهٍَؼٌَ َٚ ُُْواَذَ٘ بَِ ٍََٝػ َالله ُشِّجَىُزٌِ َٚ َحهذِؼٌْا ا ٍُِّْْٛىُزٌِ َٚ .. :ٌَٝبَؼَر ُالله َيبَل

.َْ ْٚ

: حشمجٌا{

185

.}

“…Dan hendaknya kamu mencukupkan bilangannya dan hendaknya kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, niscaya kamu bersyukur”. (QS. Al-Baqarah: 185).

namun demikian kita juga tak dapat menahan air mata, karena pada pelaksanaan Idul Fitri kali ini ada yang berbeda, ada sebagian besar masyarakat melaksanakannya di Rumah, bahkan ada yang di rumah sakit, karena adanya wabah Covid 19.

Kita berdoa kepada Allah SWT, semoga wabah ini cepat berlalu dan bagi saudara-saudara kita yang sakit Allah sembuhkan, para tenaga medis yang sekarang ini berjuang di garis depan, semoga mereka mendapatkan kesabaran, ketabahan dan pahala yang sebesar-besarnya dari Allah SWT.

!ذّؾٌا للهٚ شجوأ الله شجوأ الله شجوأ الله

Alhamdulillah, kita bersyukur jika dapat melaksanakan ibadah shaum sebulan lamanya, setidaknya dapat memberikan banyak pelajaran bagi kita semua baik ibadah fardiyyah (induvidu) dan ijtima‟iyyah (sosial) yang kesemuanya itu bermuara pada satu tujuan agar kita menjadi hamba Allah yang bertaqwa (ْٛمزر ُىٍؼٌ). Taqwa inilah indikator utama kemuliaan, indikator utama kebahagiaan dan indikator utama keberkahan. Semoga dengan adanya bulan Ramadhan ini, kita semua yang hadir dapat menggapai derajat taqwa tersebut, Aamiin ya Rabbal „Alamin .

81 | H D M I

Kaum muslimin dan muslimat Jama‟ah shalat Idul Fitri yang dirahmati Allah

Pada pagi hari ini, gema takbir berkumandang silih berganti, sebagai wujud kebahagian yang bercampur dengan rasa sedih. Bahagia karena karena kita dapat melewati tarbiyah Shaum selama satu bulan, malam-malamnya kita isi dengan qiyamullail dan siang-siangnya kita isi dengan tilawatul Qur‟an, rasanya hari-hari yang begitu indah yang sulit untuk dilupakan. Adapun rasa sedih karena kita tidak akan berjumpa lagi dengan Bulan ini, Bulan Ramadhon 1441 H, tidak akan pernah akan kembali ke pangkuan kita, padahal keutamaan ibadah sunnah di bulan yang mulia ini dilipat gandakan pahalanya bagai ibadah wajib, Allahu Akbar.

Selain itu juga, kesedihan kita bertambah, ketika kita tak dapat bersilaturrahim secara leluasa, berkumpul dengan sanak saudara di kampung halaman, saling mengunjungi, saling berjabat tangan, dan shalat berjamaah di masjid, Ya Rabb ampuni dosa-dosa kami, dan jadikan kami orang-orang yang bertaqwa.

!ذّؾٌا للهٚ شجوأ الله شجوأ الله شجوأ الله

Kaum muslimin dan muslimat Jama‟ah shalat Idul Fitri yang dirahmati Allah

Bagaimana kita dapat menggapai derajat muttaqin dan kemenangan di hari nan fitri ini? padahal kita dalam masa-masa penuh musibah, ujian dan cobaan. Maka izinkan khatib menyampaikan tema khutbah pada pagi ini:

“Menggapai Ketaqwaan dan Kemenangan dalam Musibah”

Kaum muslimin dan muslimat Jama‟ah shalat Idul Fitri yang dirahmati Allah

82 | H D M I

Sebelum itu kita bahas bagaimana menggapai Ketaqwaan, terlebih dahulu makna musibah. Menurut Mufassir Syeikh Muhammad Mutawalli As-Sya‟rawi rahimahullah, musibah adalah apa yang dialami oleh manusia baik berupa kesusahan maupun kepedihan.29 Syeikh (As-Sa‟di) rahimahullah mengatakan musibah adalah setiap hal yang dapat membuat hati dan badan menjadi sakit.30 Menurut Abdullah bin Abbas Radhiyyallahu anhuma, semua yang disebutkan oleh Allah pada ayat (QS. Albaqarah/2;155) adalah musibah.31

ٌا للهٚ شجوأ الله شجوأ الله شجوأ الله

!ذّؾ

Kaum muslimin dan muslimat Jama‟ah shalat Idul Fitri yang dirahmati Allah

Poin Pertama: Yakin dan Ridho terhadap ketentuan Allah Allah Ta‟ala berfirman dalam al-Qur‟an.

ِ هلَّبِث ِِْٓ ْئُ٠ َِْٓ َٚ ِ هاللَّ ِْْرِبِث لًِا ٍخَج١ ِصُِ ِِْٓ َةبَصَأ بَِ

ًُِّىِث ُ هاللَّ َٚ َُٗجٍَْل ِذَْٙ٠

ٌُ١ٍَِػ ٍءَْٟش

Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah. Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. QS. At-Taghobun: 11.

As-Sa‟di rahimahullah menafsirkan ayat ini, barang siapa yang menjalani musibah ini, niscaya Allah akan memberikan pahala baik di dunia dan akhirat, jika orang itu meyakini bahwa musibah itu adalah takdir dan ketentuan Allah dan ia ridho dalam

29

Muhammad Mutawalli as-Sya‟rawi, Tafsir As-Sya‟rawi aw al-khawatir, jilid 2, hal. 663,

30

Abdurrahman bin Nashir as-Sa‟di, Tafsir As-Sa‟di, Maktabah Syamilah, Jilid 1, hal. 75

31

Ibnu Abbas dikumpulkan oleh Muhammad bin Ya‟qub al-Fairuz abadi, Tafsir Ibnu Abbas, Lebanon: dar kutub ilmiyah jilid 1, hal. 22

83 | H D M I

menghadapinya, maka Allah akan memberikan petunjuk ke hatinya, tenang jiwanya, tidak gusar ketika musibah melanda.32

!ذّؾٌا للهٚ شجوأ الله شجوأ الله شجوأ الله

Kaum muslimin dan muslimat Jama‟ah shalat Idul Fitri yang dirahmati Allah

Tantangan utama dalam menghadapi ujian kehidupan apalagi kita dalam wabah Covid 19 ini adalah ridho menerima apa yang telah takdirkan Allah untuk kita. Marilah kita ridho dan tetap berusaha, meskipun usaha kita lakukan belum maksimal, masih banyak kekurangannya. Yakinlah bahwa di balik kesusahan dan kesulitan ada kemudahan, itu lah janji Allah kepada orang beriman, dan Allah tidak akan mengingkari janji-Nya.

!ذّؾٌا للهٚ شجوأ الله شجوأ الله شجوأ الله

Kaum muslimin dan muslimat Jama‟ah shalat Idul Fitri yang dirahmati Allah

Poin kedua: Berdo’a kepada Allah Ta’ala

Salah satu do‟a yang masyhur dari Rasulullah SAW, tuntunan do‟a ketika kita dalam menghadapi musibah,

ًاشْ١َخ ٌِٟ ْفٍِْخَأٚ ٟزَج١ ِصُِ ِٟف ِٟٔ ْشُعأ هُُٙهٌٍا َُْٛؼ ِعا َس ِْٗ١ٌَِا بهٔاٚ ِ ِلَّ َبّٔا

ِِ

بْٕٙ

“Sesungguhnya kami adalah milik Allah, dan sungguh hanya kepada-Nya kami akan kembali. Ya Allah, karuniakanlah padaku pahala dalam musibah yang menimpaku dan berilah aku ganti yang lebih baik daripadanya”. HR Muslim.33

32

Abdurrahman bin Nashir as-Sa‟di, Tafsir As-Sa‟di, Maktabah Syamilah, Jilid 1, hal. 867.

33

Muslim bin Al-Hajjaj an-Naisaburi, Shahih Muslim, jilid 2, hal. 631, Lihat juga; Ahmad bin Muhammad As-Syaibani, Musnad Ahmad, Jilid 44, hal. 313.

84 | H D M I

Menurut Imam an-Nawawi, beliau menukil hadits yang Shahih diriwayatkan Muslim disebutkan bahwa barangsiapa membaca doa tersebut, niscaya Allah akan memberinya pahala dalam musibahnya dan memberinya ganti yang lebih baik daripadanya.34

Jika ada yang bertanya, lalu bagaimana do‟a agar kita terhidar dari musibah? Rasulullah SAW bersabda,

, َهِزَّْمِٔ ِحَؤْغَف َٚ , َهِزَ١ِفبَػ ِي َُّٛؾَر َٚ , َهِزَّْؼِٔ ِيا َٚ َص ِِْٓ َهِث ُرُٛػَأ ِِّٟٔا هُُٙهٌٍَا

َهِطَخَع ِغ١َِّع َٚ

Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari lenyapnya nikmat-Mu, dari beralihnya keselamatan (yang merupakan anugerah)-Mu; dari datangnya siksa-Mu (bencana) secara mendadak, dan dari semua kemurkaan-Mu. (HR. Muslim)35

Dan lihatlah Kisah para Nabi dan Rasul saat mereka diuji oleh Allah. mereka semua berdoa kepada Allah, lalu Allah berikan kemenangan kepada para Nabi dan Rasul-Nya.

!ذّؾٌا للهٚ شجوأ الله شجوأ الله شجوأ الله

Kaum muslimin dan muslimat Jama‟ah shalat Idul Fitri yang dirahmati Allah

Poin ketiga : perbanyak istighfar & bersabar. Allâh Ta‟ala berfirman :

َهَثبَصَأ بَِ

َهِغْفَٔ َِّْٓف ٍخَئِّ١َع ِِْٓ َهَثبَصَأ بَِ َٚ ۖ ِ هاللَّ ََِّٓف ٍخََٕغَؽ ِِْٓ

Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allâh, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri.

[an-Nisâ`/4:79].

Bahkan ditegaskan oleh Allah dalam ayat lain,

34

An-Nawawi, al-Azkar, muhaqqiq : Abdul Qadir arnauth, jilid 1, hal. 145

35

Muslim bin Al-Hajjaj an-Naisaburi, Shahih Muslim, hadist No. 6879, Bab Zikr dan Do‟a. Jilid 4, hal. 2097

85 | H D M I

ٍش١ِضَو َْٓػ ُٛفْؼَ٠ َٚ ُُْى٠ِذْ٠َأ ْذَجَغَو بَِّجَف ٍخَج١ ِصُِ ِِْٓ ُُْىَثبَصَأ بَِ َٚ

Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allâh memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). [asy-Syûra/42:30].

Ada kesalahan yang kita sadari dan jumlahnya banyak, dan ada kesalahan yang tidak kita sadari, dan mungkin jumlahnya jauh lebih banyak, maka kita pun tidak mengetahui, bahwa dosa-dosa itu menjelma menjadi musibah, terkadang berubah menjadi penyakit, terkadang beralih menjadi petaka, sebagaimana sabda Nabi SAW,

ٌءا َضَع بَ١ُّْٔذٌا ِٟف ُْا َضْؽَ ْ٤ا َٚ ُضا َشَِْ ْ٤ا َٚ ُتِئبَصٌََّْا

Musibah-musibah, penyakit-penyakit, kesusahan-kesusahan di dunia merupakan balasan. HR Abu Nu‟aim.36

Dengan istighfar yang kita ucapkan menjadi penebus kesalahan kita di masa lalu, kita minta ampun kepada Allah, barang kali ada hak yang belum tersampaikan, kita bertaubat kepada Allah, mungkin ada hati yang tersakiti oleh kata-kata kita. Apalagi di masa lebaran ini, mari kita saling memaafkan, Kemudian kita berusaha istiqomah dan bersabar di atas ketaatan.

!ذّؾٌا للهٚ شجوأ الله شجوأ الله شجوأ الله

Kaum muslimin dan muslimat Jama‟ah shalat Idul Fitri yang dirahmati Allah

Poin keempat: Optimis dan husnuzhon (berbaik sangka) kepada

Allah

Kita harus meyakini bahwa akan ada hikmah di balik musibah, termasuk Musibah Wabah Corona ini, Allah tidak akan mungkin zhalim kepada hamba-Nya, hanya saja hamba tersebut yang zhalim kepada dirinya sendiri. Optimis adalah sikap yang ditunjukkan oleh

36

Abu Nu‟aim al-Asbahani, Hilyatul-Auliya wa thabaqat asyfiya‟, jilid 8, hal. 119, menurut al-Khalili, az-Zhahabi, al-Idrisi, ad-Daruquthni, hadist ini maudhu‟ dan sebagian lagi mungkar.

86 | H D M I

Rasulullah SAW ketika beliau mengalami duka atas kepergian orang yang disayanginya, sikap percaya diri dan yakin yang rasulullah SAW tunjukkan ketika semua orang satu persatu menolak saat beliau berdakwah di Thoif, dengan optimis beliau berdo‟a agar ada keturunan orang thaif yang beriman di kemudian hari.

Kita berusaha meyakini sepenuh hati bahwa tiada musibah yang mendera, kecuali Allah ta‟ala ingin angkat dosa-dosa kita, dan menggantinya dengan kebaikan-kebaikan, kebaikan yang melahirkan kebaikan lainnya. Musibah seperti obat untuk orang sakit, pahit namun membantu dalam penyembuhan, jujur tentu itu tak mengenakkan, namun manis gula dihasilkan dari perasan tebu yang keras.

Rasulullah SAW bersabda,

ِّٞ ِسْذُخٌْا ٍذ١ِؼَع ِٟثَأ َْٓػ

ِْٗ١ٍََػ ُالله ٝهٍَص ِِّٟجهٌٕا َْٓػ َح َشْ٠ َشُ٘ ِٟثَأ َْٓػ َٚ

ٍْ ْضُؽ َلً َٚ ٍَُّ٘ َلً َٚ ٍتَص َٚ َلً َٚ ٍتَصَٔ ِِْٓ ٍَُِْغٌُّْا ُت١ ِصُ٠ بَِ َيبَل َُهٍَع َٚ

ُٖبَ٠بَطَخ ِِْٓ بَِٙث ُ هاللَّ َشهفَو هلًِا بَُٙوبَشُ٠ ِخَو ْٛهشٌا ٝهزَؽ ٍَُّغ َلً َٚ ًٜرَأ َلً َٚ

Dari Abu Sa‟id al-Khudri dan dari Abu Hurairah, dari Nabi Shallallahu „alaihi wa sallam , beliau bersabda, “Tidaklah seorang muslim ditimpa sesuatu seperti kelelahan, penyakit (yang tetap), kekhawatiran (terhadap sesuatu yang kemungkinan akan menyakitinya), kesedihan, gangguan, dan duka-cita karena suatu kejadian, sampai duri yang menusuknya, kecuali Allâh akan menggugurkan dosa-dosanya dengan sebab itu”. [HR al-Bukhâri,

Muslim].37

Semoga kata-kata yang kita dengarkan dalam khutbah ini, menjadi energi baru dalam membangkitkan optimisme dan spirit bagi kita dalam menghadapi begitu banyak cobaan. Kita pula jangan berpangku tangan, menyerah dengan keadaan, justru kita harus bangkit dari keterpurukan dan tidak larut dalam kesedihan. Dalam pepatah kita dikatakan “Ingat sebelum kena, ingat sebelum habis”

37

Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, hadist no. 5641, jilid 7, hal. 114, bab. kafaratul maradh. Lihat juga: Muhammad bin Ismail al-Bukhari, al-adab al-mufrad, jilid 1, hal. 173

87 | H D M I

artinya terus berusaha sebelum terlambat, Bagi kita yang tidak mengalami musibah, marilah kita bantu saudara-saudara kita yang sedang kesusahan, sebab membantu saudara kita yang kesusahan dalam keadaan terkena musibah adalah termasuk amalan yang dicintai oleh rasulullah SAW, bahkan pahalanya melebihi i‟tikaf di masjid Nabawi selama sebulan lamanya.

ِٟف َفِىَزْػَأ َْْأ ِِْٓ هٌَِٟا ُّتَؽَأ ٍخَعبَؽ ِٟف ِؿَأ َغَِ َِٟشَِْأ َْْ٤ َٚ

٠ِذٌَّْا َذ ِغْغَِ ِْٟٕؼَ٠ ِذ ِغْغٌَّْا اَزَ٘

ا ًشَْٙش ِخَٕ

Sungguh aku berjalan bersama saudaraku yang muslim untuk sebuah keperluan lebih aku cintai daripada beri‟tikaf di masjid ini -masjid Nabawi- selama sebulan penuh.” HR. Thabrani, Hadist Hasan.38

اَب

ِظَعْلا ِنآ ْرُمْلا ًِف ْمُكَل َو ًِْل ُالله َن َر

ىِف ْمُكاٌَِّإ َو ًِْنَعَفَن َو ، ِمٌْ

ُمٌْ ِح َّرلا ُف ْوُإ َّرلا ُّرَبْلا َوُه ُهَّنِا ، ِمٌِْكَحْلا ِرْكِّذلا َو ِتاٌَلآْا

Khutbah kedua

ُرَبْكَأ ُللهَا ُرَبْكَأ ُللهَا ُرَبْكَأ ُللهَا ُرَبْكَأ ُللهَا ُرَبْكَأ ُللهَا ُرَبْكَأ ُللهَا ُرَبْكَأ ُللهَا

.

ُدْمَحْلَا

ُدَهْشَأ َو .ِهِناَنِتْمِا َو ِهِمٌِْف ْوَت َىلَع ُهَل ُرْكُّشلا َو ِهِناَسْحِإ َىلَع ِلله

اًدَّمَحُم اَنَدٌَِّس َّنأ ُدَهْشَأ َو ُهَل َنٌْ ِرَش َلا ُهَدْح َو ُالله َو ُالله َّلاِإ َهَلِا َلا ْنَأ

َع ِّلَص َّمُهللا .ِهِنا َوْض ِر َىلإ ىِعاَّدلا ُهُل ْوُس َر َو ُهُدْبَع

اَنِدٌَِّس ىَل

ا ًرٌْثِك اًمٌِْلْسَت ْمِّلَس َو ِهِباَحْصَا َو ِهِلَا ىَلَعِو ٍدَّمَحُم

ىَهَن اَّمَع ا ْوُهَتْنا َو َرَمَأ اَمٌِْف َاللهوُمَّتِا ُساَّنلا اَهٌَُّا َاٌَف ُدْعَب اَّمَأ

َنـَث َو ِهِسْفَنِب ِهٌِْف َأَدَب ٍرْمَؤِب ْمُك َرَمَأ َالله َّنَأ ا ْوُمَلْعا َو

ِهِتَكِئ لآَمِب ى

اَهٌَُّا آٌ ىِبَّنلا َىلَع َن ْوُّلَصٌُ ُهَتَكِئلآَم َو َالله َّنِإ ىَلَاعَت َلاَل َو ِهِسْدُمِب

اَنِدٌَِّس ىَلَع ِّلَص َّمُهللا .اًمٌِْلْسَت ا ْوُمِّلَس َو ِهٌَْلَع ا ْوُّلَص ا ْوُنَمآ َنٌِْذَّلا

38

Sulaiman bin Ahmad at-Thabrani, al-Mu‟jam as-Shaghir, hadits No, 861, jilid 2, hal. 106, lihat juga: Amali ibnu Basyron, No. Hadits 989, jilid 1, hal. 17, dan Suhaib Abdul Jabbar, Al-Jami as-Shahih, jilid 11, hal. 396

88 | H D M I

َلَع َو ْمِّلَس َو ِهٌَْلَع ُالله ىَّلَص ٍدَّمَحُم

َنِئآٌِبْنَا ىَلَع َو ٍدَّمَحُم َانِدٌَِّس ِلآ ى

َنٌِْدِشا َّرلا ِءاَفَلُخلْا ِنَع َّمُهّللا َض ْرا َو َنٌِْب َّرَمُملْا ِةَكِئلآَم َو َنِلُس ُر َو

َنٌِْعِباَّتلا َو ِةَباَحَّصلا ِةٌَِّمَب ْنَع َو ىِلَع َو ناَمْثُع َو رَمُع َو ٍرْكَب ىِبَأ

ُهَل َنٌِْعِباَّتلا ًِعِباَت َو

ْمُهَعَم اَّنَع َض ْرا َو ِنٌِّْدلا ِم ْوٌَىَلِا ٍناَسْحِاِب ْم

َنٌْ ِم ِحا َّرلا َمَح ْرَا اٌَ َنِتَمْح َرِب

ُءآٌْحَلاَا ِتاَمِلْسُملْا َو َنٌِْمِلْسُملْا َو ِتاَنِم ْإُملْا َو َنٌِْنِم ْإُمْلِل ْرِفْغا َّمُهللَا

َمَلاْسِلإْا َّزِعَأ َّمُهللا ِتا َوْمَلاْا َو ْمُهْنِم

َن ْرِّشلا َّلِذَأ َو َنٌِْمِلْسُملْا َو

َنٌِّْدلا َرَصَن ْنَم ْرُصْنا َو َةٌَِّد ِّح َوُملْا َنَداَبِع ْرُصْنا َو َنٌِْك ِرْشُملْا َو

ىَلِإ َنِتاَمِلَك ِلْعا َو ِنٌِّْدلاَءاَدْعَأ ْرِّمَد َو َنٌِْمِلْسُملْا َلَذَخ ْنَم ْلُذْخا َو

َع ْعَفْدا َّمُهللا .ِنٌِّْدلا َم ْوٌَ

َنَحِملْا َو َل ِزَلا َّزلا َو َءاَب َولْا َو َءَلاَبلْا اَّن

اٌَِّسٌِْنوُدْنِا اَنِدَلَب ْنَع َنَطَب اَم َو اَهْنِم َرَهَظ اَم َنَحِملْا َو ِةَنْتِفلْا َء ْوُس َو

َانِتآ اَنَّب َر .َنٌِْمَلاَعلْا َّب َر اٌَ ًةَّمآع َنٌِْمِلْسُملْا ِناَدْلُبلْا ِرِئاَس َو ًةَّصآخ

ىِف

اَنْمَلَظ اَنَّب َر . ِراَّنلا َباَذَع اَنِل َو ًةَنَسَح ِة َر ِخلآْا ىِف َو ًةَنَسَح اٌَْنُّدلا

! ِاللهَداَبِع .َنٌْ ِرِساَخلْا َنِم َّنَن ْوُكَنَل اَنْمَح ْرَت َو اَنَل ْرِفْغَت ْمَل ْنِا َواَنَسُفْنَا

ِذ ِءآتٌِْإ َو ِناَسْحِلإْا َو ِلْدَعلْاِب اَن ُرُمْؤٌَ َالله َّنِإ

ِنَع ىَهْنٌَ َو َىب ْرُملْا ي

َالله او ُرُكْذا َو َن ْو ُرَّكَذَت ْمُكَّلَعَل ْمُكُظِعٌَ ًْغَبلْا َو ِرَكْنُملْا َو ِءآشْحَفلْا

ْرَبْكَأ ِالله ُرْكِذَل َو ْمُكْد ِزٌَ ِهِمَعِن َىلَع ُه ْو ُرُكْشا َو ْمُك ْرُكْذٌَ َمٌِْظَعلْا

H. CONTOH : KHUTBAH HARI RAYA IDUL ADHA

Dalam dokumen Khutbah, Pidato & Ceramah (Halaman 78-88)

Dokumen terkait