• Tidak ada hasil yang ditemukan

CORAL REEF REHABILITATION AND MANAGEMENT PROGRAM-CORAL TRIANGLE INITIATIVE (COREMAP-CTI)

Program Pengelolaan Sumberdaya Terumbu Karang yang Berkelanjutan untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Pesisir pada Lokasi Terpilih

Lender Kode Loan Masa Laku Mata Uang Pinjaman Nilai (Juta)

Penarikan

Kumulatif Pinjaman Belum Ditarik

(Juta) PV

TA 2015 (Juta)

(Juta) % Target Realisasi %

Bank Dunia 8336-ID 05/06/2014 s/d 30/06/2019 USD 47,4 6,3 13,3 41,1 -17,7 12,1 6,3 51,8 ADB 3094-INO 24/02/2014 s/d 30/06/2019 USD 45,5 9,1 19,9 36,5 -14,7 10,1 7,6 75,3

Peta Tutupan Karang Hidup di Kabupaten/Kota Porsi Bank Dunia

Instansi Pelaksana

a. Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Kementerian Kelautan dan Perikanan

b. Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, Kementerian Kelautan dan Perikanan

c. Pusat Penelitian Oseanografi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Lokasi Proyek

a. Provinsi DKI Jakarta

b. Porsi Bank Dunia : 14 PIU (6 UPT dan 14 Kabupaten/Kota)

c. Porsi ADB :

 Provinsi Kepulauan Riau (Kabupaten Bintan, Batam, Lingga, Natuna, dan Anambas National MPA di Kabupaten Anambas)

 Provinsi Sumatera Utara (Kabupaten Tapanuli Tengah dan Nias Utara)

 Provinsi Sumatera Barat (Mentawai dan Pulau Pieh National MPA di Kabupaten Pariaman)

d. Provinsi Nusa Tenggara Barat (Gilimatra National MPA di Kabupaten Lombok)

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

44

Peta Tutupan Karang Hidup di Kabupaten/Kota Porsi ADB

Ruang Lingkup (Pekerjaan dan Sasaran)

a. Kelembagaan pengelolaan terumbu karang melalui perluasan pendekatan pengelolaan terumbu karang yang terintegrasi dengan tata ruang laut

b. Efektifitas pengelolaan kawasan konservasi

c. Pengelolaan sumber daya perikanan berkelanjutan

d. Pengembangan infrastruktur dasar bagi ekonomi berbasis konservasi untuk penghidupan masyarakat

Kinerja Pelaksanaan Proyek Komponen Bank Dunia

Equivalen Juta USD

No Paket Kontrak/ Komponen Nilai Kontrak

Keuangan

Realisasi Kumulatif TA 2015

Nilai % Target** Realisasi %

1 Pusat (PMO +NPIU+NPIU TRLP3K) - 0,65 - 6,00 0,65 10,83

2 NPIU LIPI - 0,78 - 5,41 0,78 14,42 3 DJPT - 0,66 - 1,05 0,66 62,86 4 BPSPL Denpasar - 0,16 - 0,02 0,16 800 5 BPSPL Makasar - 0,36 - 0,12 0,36 300 6 LPSPL Sorong - 0,30 - 0,08 0,30 375 7 BKKPN Kupang - 2,37 - 0,29 2,37 817,24

8 DPIU Kab. Pangkep - 0,18 - 0,03 0,18 600

9 DPIU Kab. Selayar - 0,17 - 0,11 0,17 154,55

10 DPIU Buton - 0,18 - 0,05 0,18 360

11 DPIU Kab. Wakatobi - 0,16 - 0,04 0,16 400

12 DPIU Kab. Sikka - 0,17 - 0,07 0,17 242,86

13 DPIU Kab Biak Numfor - 0,18 - 0,03 0,18 600

14 DPIU Kab. Raja Ampat - 0,19 - 0,06 0,19 316,67

Keterangan: Nilai tukar satu valas Rp 12.000,-

*) Di dalam LPKPHLN Triwulan IV-2015, proyek tidak menyampaikan nilai kontrak.

**) Proyek tidak menyampaikan target realisasi Triwulan-IV 2015, sehingga angka dalam kolom target keuangan TA 2015 adalah target pada Triwulan III-2015, kecuali untuk paket kegiatan DJPT yang sudah mencantumkan target Triwulan IV-2015.

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

45 Komponen ADB

Equivalen Juta USD

No Paket Kontrak/ Komponen Nilai Kontrak

Keuangan

Realisasi Kumulatif TA 2015 (Juta USD)

Nilai % Target Realisasi Nilai

1 Pusat (PMO+ NPIU KKJI + NPIU

TRLP3K) - 1,97 - 1,04 1,97 190,26

2 NPIU LIPI - 0,78 - 1,47 0,78 53,52

3 NPUI DJPT - 0,69 - 1,22 0,69 56,72

4 BPSPL Padang - 0,77 - 0,41 0,77 188,4

5 LKKPN Pekanbaru - 1,31 - 0,55 1,31 239,58

6 PIU Nias Utara - 0,18 - 0,02 0,18 931,38

7 DPIU Tapanuli Tengah - 0,08 - 0,06 0,08 131,5

8 DPIU Kepulauan Mentawai - 0,16 - 0,02 0,16 638,7

9 DPIU Kabupaten Lingga - 0,17 - - 0,17 -

10 DPIU Bintan - 0,18 - 0,05 0,18 328,33

11 DPIU Kabupaten Natuna - 0,18 - 0,12 0,18 150,37

12 DPIU Kota Batam - 0,17 - 0,08 0,17 199,06

Keterangan: Nilai tukar satu valas Rp 12.000,-

Kemajuan Pelaksanaan Kegiatan dan Pencapaian Indikator Kinerja Porsi Bank Dunia

Anggaran. Penyerapan proyek sampai dengan Triwulan IV TA 2015 masih terbilang cukup rendah. Beberapa kendala yang menghambat penyerapan anggaran antara lain pembiayaan satuan kerja yang ditunda untuk sementara karena adanya restrukturisasi proyek. Pengadaan infrastruktur juga masih terhambat oleh penyediaan lahan yang berkaitan dengan tanah adat. Selain itu, beberapa pengadaan yang bersifat kontraktual terhambat di beberapa kabupaten karena penunjukan PPSPM terlambat.

Kemajuan pencapaian indikator kinerja. Secara umum, proyek belum mencatat adanya kemajuan dalam pencapaian indikator kinerja, baik indikator keluaran (IRI) maupun sasaran (PDO). Beberapa kegiatan teknis telah dilakukan sepanjang tahun 2015 sebagai bentuk upaya untuk mencapai indikator kinerja proyek, antara lain pengukuran data dasar (baseline) proyek.

Pada saat proyek direncanakan, pemantauan terhadap 3 indikator sasaran (PDO) dirancang untuk dilakukan terhadap baseline yang akan diukur pada tahun 2014. Pengkajian baseline, yakni studi biofisik oleh LIPI dan survei kondisi sosial ekonomi masyarakat, baru dilakukan pada tahun 2015, dengan hasil:

a. Indikator “Perbaikan status kesehatan terumbu karang di wilayah COREMAP-CTI”, rata-rata persentase tutupan karang hidup di lokasi proyek adalah 31,41% dengan kisaran 11,93% - 54,86% dari 250 stasiun. Sedangkan untuk lokasi kontrol mempunyai rata-rata tutupan karang hidup sebesar 35,89% dari 69 stasiun.

b. Indikator “Penurunan tren kegiatan penangkapan ikan yang merusak”, pengukuran indikator ini akan bersifat komposit dan kualitatif dengan didasarkan dari gabungan data yang berasal dari: (a) laporan survei di lokasi pendaratan; (b) laporan survei di pasar ikan; (c) laporan dari patrol di

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

46

laut; (d) laporan dari penyelam; dan (e) laporan dari perangkat akustik bawah air yang ditempatkan di lokasi utama (hotspot).

c. Indikator “Peningkatan pendapatan dari penerima manfaat proyek”: rata-rata pendapatan rumah tangga per bulan di lokasi proyek adalah Rp. 2.834.000,- dengan kisaran Rp. 2.157.831,- hingga Rp. 4.211.135,-.

Untuk indikator PDO lainnya, yakni “Perbaikan efektivitas dari pengelolaan KKPN dan KKPD”, pelaksana proyek menilai bahwa efektivitas pengelolaan 7 KKPN dan 6 KKPD telah memenuhi target yang diharapkan. Semua KKPN telah lulus 100% nilai merah karena semua telah menerima SK pencadangan dan rencana pengelolaan telah disahkan oleh Menteri. Sedangkan untuk KKPD semua telah memiliki SK pencadangan dan saat ini dalam proses pengesahan rencana pengelolaan. Pengukuran indikator PDO “Partisipasi penerima manfaat wanita” baru akan dilakukan pada tahun ke-3 proyek.

Sejumlah kegiatan yang telah dilakukan di tahun 2015 dalam rangka pencapaian indikator keluaran (IRI) proyek, adalah sebagai berikut:

1. Indikator “Masuknya kegiatan pengelolaan sumber daya pesisir di dalam 210 rencana pembangunan desa” serta “Terlembagakannya pengelolaan terumbu karang di 210 desa sasaran, melalui Lembaga Pengelolaan Sumberdaya Terumbu Karang (LPSTK)”. Hingga akhir TA 2015, pelaksana proyek telah memobilisasi 67 Tenaga Pendamping Desa (TPD) untuk mendukung pencapaian target tersebut. Tugas TPD adalah melakukan pendampingan desa/LPSTK/kelompok masyarakat (pokmas) untuk administrasi kegiatan, pembentukan/penguatan kelembagaan pokmas, kegiatan pengawasan/pengamanan KKPD berbasis masyarakat (pokmaswas), kegiatan pengembangan usaha ekonomi masyarakat, kegiatan pengembangan jaringan usaha ekonomi masyarakat, mendorong partisipasi wanita dan menyusun laporan kegiatan berkala. Bimbingan teknis dari proyek untuk para TPD telah dilaksanakan pada tanggal 21-23 Oktober 2015 di Makassar. Pembiayaan kegiatan tenaga pendamping pada tahun 2015 menjadi tanggung jawab dari pemerintah pusat, sedangkan untuk tahun 2016 akan menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten. Untuk melengkapi kegiatan di tingkat desa, dilakukan revitalisasi Pondok Informasi Desa sebagai media edukasi dan penyadaran masyarakat;

2. Untuk mendukung pencapaian target di atas, di tingkat pusat pelaksana proyek melakukan kegiatan pembangunan kapasitas melalui pengiriman 15 orang untuk mengikuti program pelatihan Leadership Management for Sustainable Marine, Coastal Area and Fisheries di Jepang, pengiriman 4 orang untuk studi master, pemberian bantuan penulisan tesis untuk 5 orang, serta bantuan disertasi untuk 4 orang. LIPI juga telah menyelenggarakan sertifikasi monitoring terumbu karang bekerjasama dengan Universitas Hasanuddin sebagai upaya desentralisasi pada program monitoring terumbu karang dan ekosistem terkait.

3. Indikator “Disiapkannya 12 rencana kawasan tingkat kabupaten”. Pelaksana proyek telah mulai melakukan pengkinian Rencana Pengelolaan Terumbu Karang (RPTK) yang diintegrasikan terhadap Rencana Pengelolaan dan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (RZWP3K); 4. Indikator “Disiapkannya 3 rencana dan/atau diterbitkannya peraturan pengelolaan yang lebih baik

untuk spesies yang terancam punah” dan “Diujicobakannya pengelolaan dari konservasi biodiversitas”. Pada tahun 2015, pelaksana proyek melaporkan bahwa pedoman pelaksanaan program konservasi jenis ikan dilindungi dan/atau terancam punah di lokasi COREMAP-CTI, pedoman monitoring populasi dan rencana aksi jenis ikan dilindungi dan/atau terancam punah telah disusun.

5. Indikator “Diujicobakannya pengelolaan perikanan berbasis hak masyarakat (right-based fisheries) di 2 lokasi”. Lokakarya telah dilakukan di Kendari dan lokakarya nasional telah diselenggarakan di Bogor pada tanggal 15-16 Juni 2015 dengan fokus pada pelajaran yang dipetik dari pelaksanaan Management Perikanan Berbasis Hak di Indonesia dan negara-negara lain (misalnya di Amerika Latin).

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

47 6. Indikator “Pelaksanaan pengelolaan perikanan yang berkelanjutan di WPP 715 dan WPP 718”.

Beberapa kegiatan yang telah dilakukan di tahun 2015 antara lain penyusunan rencana zonasi, rencana bisnis, studi kelayakan, dan desain infrastruktur.

7. Indikator “Pengurangan atau mempertahankan jumlah kehilangan habitat bakau dan padang lamun”. Pada tahun 2015 LIPI telah memulai pemantauan biofisik terhadap luas tutupan dari kedua habitat tersebut. Pengukuran dilakukan terhadap data dasar yang diperoleh pada tahun yang sama dan dengan menggunakan lokasi kontrol di Lombok Barat, Kota Makassar, Kendari, dan Ternate.

Porsi ADB

Program dilaksanakan di 7 (tujuh) kabupaten/kota dengan 2 (dua) Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut. Terdapat 3 (tiga) komponen utama dan 1 (satu) komponen pengelolaan proyek yang menjadi cakupan kerja dalam COREMAP-CTI. Adapun kemajuan dari masing-masing komponen yaitu sebagai berikut.

Komponen 1: Penguatan Kelembagaan Pengelolaan Terumbu Karang

 Pada tahun 2015 telah ditetapkan 57 desa sebagai sasaran pelaksanaan program. Selain itu sudah ditetapkan pula sejumlah 18 Tenaga Pendamping Desa yang mempunyai tugas melakukan pendampingan desa/LPSTK/pokmas untuk hal-hal seperti proses administrasi kegiatan, pembentukan/penguatan kelembagaan pokmas, kegiatan pengawasan/pengamanan KKPD berbasis masyarakat (pokmaswas), kegiatan pengembangan usaha ekonomi masyarakat, kegiatan pengembangan jaringan usaha ekonomi masyarakat, mendorong partisipasi wanita, dan menyusun laporan kegiatan berkala. untuk desa target tersebut.

 Telah dilakukan upaya revitalisasi Lembaga Pengelola Sumberdaya Terumbu Karang (LPSTK) dan kelompok masyarakat (pokmas) lainnya serta pembaruan Rencana Pengelolaan Terumbu karang (RPTK) yang diintegraskan terhadap Rencana Pengelolaan dan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (RZWP3K). Telah dibentuk 56 KPSTK dan 56 Rencana Pengelolaan Sumberdaya Pesisir tingkat desa.

Dilakukannya monitoring biofisik dan sosial ekonomi di kabupaten lokasi program, KPPN, dan lokasi kontrol. Monitoring biofisik dilakukan terhadap terumbu karang, lamun, dan mangrove. Hasil baseline studi biofisik yang dilakukan pada tahun 2015 yaitu rata-rata persentase tutupan karang hidup di lokasi cakupan ADB yaitu 32,69% dan tergolong kondisi ‘sedang’. Tutupan lamun mempunyai rata-rata persentase sebsar 45,19% dan masuk ke dalam kategori ‘kurang sehat’. Sedangkan tutupan mangrove mempunyai rata-rata persentase sebesar 74,03% dari 69 stasiun dan tergolong kategori ‘padat’ serta 67,85% di Belitung dan Lampung Selatan dan tergolong kategori ‘sedang’. Adapun rata-rata pendapatan rumah tangga per bulan dari baseline survei kondisi sosial ekonomi masyarakat adalah Rp 2.687.697,- dengan kisaran Rp 862.840,- hingga Rp 4.912.270,-  Dijalinnya kerjasama dengan UMRAH (Universitas Maritim Raja Ali Haji) di Bintan dalam penyelengaraan monitoring terumbu karang. Dilakukan pula review bahan ajar muatan lokal pesisir dan lautan untuk tingkat SD, SMP, dan SMA.

Diadakannya workshop integrasi data CRMIS pada tanggal 16-18 September 2015 di Batam yang dilanjutkan dengan Bimbingan Teknis pada tanggal 7-8 Oktober 2015 di Tanjung Pinang.

 Diselenggarakannya kegiatan riset yang salah satu hasilnya sudah dipublikasikan dalam jurnal ilmiah internasional.

 Peningkatan kapasitas SDM melalui pemberian beasiswa dan pelatihan. Pada tahun 2015 telah dikirim 11 orang mahasiswa ke Universitas Rhode Island dengan rincian 10 orang mahasiswa magister dan 1 orang mahasiswa doktoral. Telah diselenggarakan pula pelatihan Leadership Management Program for Sustainable Marine, Coasts, and Small Island Resources dengan peserta sebanyak 15 orang pada tanggal 17-28 Agustus 2015. Penyelenggaraan pelatihan tersebut

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

48

dilakukan melalui kerja sama dengan GRIPS. Bantuan penulisan tesis juga diberikan kepada 5 orang dan bantuan penulisan disertasi diberikan untuk 1 orang.

Komponen 2: Pengelolaan Sumberdaya Berbasis Ekosistem

 Telah dilakukan asistensi penyusunan, tindak lanjut, dan percepatan legalisasi Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di 7 kabupaten/kota lokasi COREMAP-CTI dan diselenggarakan bimbingan teknis terkait penyusunan RZWP3K.

 Efektivitas manajemen 3 KKPN dan 7 KKPD telah memenuhi target yang diharapkan. Telah disusun pula dokumen sub proyek untuk KKPN dan KKPD sebagai acuan untuk menunjang efektivitas pengelolaan kawasan konservasi.

 Dilaksanakan lokakarya di Mataram dan Lokakarya Nasional di Bogor pada tanggal 15-16 Juni 2015 untuk memperkuat kapasitas masyarakat dengan fokus pada pelajaran yang dipetik dari pelaksanaan Manajemen Perikanan Berbasis Hak (Right Based Fisheries Management) di Indonesia dan negara-negara lain.

Komponen 3: Penguatan Ekonomi Berbasis Kelautan yang Berkelanjutan

Beberapa kegiatan untuk mendukung komponen ini telah dimulai, termasuk penyusunan rencana zonasi, rencana bisnis, studi kelayakan, dan desain infrastruktur. Telah pula disusun pedoman pemberian bantuan dan pemanfaatan kawasan konservasi, rencana pengembangan investasi ekonomi, dan penyelenggaraan kegiatan peningkatan kapasitas teknis pengelolaan homestay, pemandu wisata, dan underwater photography.

Komponen 4: Project Management

Review mission dilaksanakan pada tanggal 9-13 November 2015.

Dikembangkannya sistem PPMS (Project Performance Monitoring System).

Diadakannya pelatihan pengadaan barang dan jasa dengan guideline ADB serta pertemuan dalam rangka workshop terkait gender dan safeguard.

 Rekruitmen konsultan yang akan membantu PMO COREMAP-CTI dari Direktorat Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut mengalami penangguhan penandatanganan kontrak karena adanya rencana restrukturisasi COREMAP-CTI.

Program ini sedang dalam proses pengajuan dokumen untuk mendapatkan No Objection Letter (NOL) dari ADB terkait procurement. Cost estimation untuk rekrutmen konsultan sudah dikirim oleh executing agency dan saat ini sedang dilakukan review oleh ADB. Jika proses procurement telah dapat diselesaikan, uang muka baru dapat diserap. Terkait dengan proses procurement ini, pemahaman panitia terhadap procurement guideline masih perlu ditingkatkan. Oleh karena itu, executing agency perlu melakukan komunikasi intensif agar panitia lebih memahami guideline yang digunakan sehingga dapat mempercepat proses penerbitan approval.

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

49

No Permasalahan/Kendala Yang Dihadapi Tindak Lanjut

1 Porsi Bank Dunia

Pengadaan Barang dan Jasa

- Progress lelang konsultan manajerial sudah selesai, namun kontrak ditangguhkan untuk sementara karena diperlukan penyesuaian dari hasil restrukturisasi.

- Pembayaran konsultan teknis, sementara tertunda karena restrukturisasi pada proyek.

Pembebasan Lahan

- Pembuatan Pondok Informasi Pulau Mangkai senilai Rp 487,38 juta tidak dapat dilaksanakan karena terkendala lahan. Administrasi

- Kurang efisiennya pelaksanaan audit, karena perbedaan auditor antara porsi Bank Dunia dan ADB.

- Kendala pendistribusian dana pengganti bantuan sosial (bansos).

Lain-Lain

- Pelaksana proyek di daerah masih belum memahami aplikasi yang dibutuhkan untuk menjalankan kegiatan (Aplikasi SAS, SAIBA, SIMAK BMN, dll).

Porsi Bank Dunia

Pengadaan Barang dan Jasa

Mempercepat proses restrukturisasi proyek.

Administrasi

Auditor untuk proyek porsi Bank Dunia diganti menjadi BPK.

Menyusun manual penyaluran dana bantuan pemerintah sebagaimana peraturan yang berlaku.

Lain-Lain

- Melakukan pelatihan untuk pelaksana proyek agar paham dengan aplikasi pendukung kegiatan proyek.

2 Porsi ADB

Pengadaan Barang dan Jasa

- Kontrak konsultan pendamping PMO belum berhasil ditandatangani akibat adanya restrukturisasi COREMAP-CTI. Administrasi

- Proses penerbitan approval untuk procurement terhambat akibat kurang dipahaminya procurement guideline.

Porsi ADB

Administrasi

- Executing agency perlu melakukan komunikasi secara intensif agar panitia lebih memahami dasar proses pengadaan yang digunakan sehingga dapat mempercepat proses penerbitan approval.

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

50