• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TELAAH LITERATUR

2.4 Corporate Social Responsibility (CSR)

Menurut The World Business Council For Sustainable Development (WBCSD), definisi Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan adalahsatu bentuk tindakan yang berangkat dari pertimbangan etis perusahaan yang diarahkan untuk meningkatkan ekonomi, yang dibarengi dengan peningkatan kualitas hidup bagi karyawan berikut keluarganya, sekaligus peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar dan masyarakat lebih luas (Hadi, 2011 dalam Dewi dan Priyadi, 2013). Di Indonesia Corporate Social Responsibility (CSR) diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 pasal 74 tentang Perseroan Terbatas yang berbunyi: 1. Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan

dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.

2. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai

36 biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatuhan dan kewajaran.

3. Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 4. Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan diatur

dengan Peraturan Pemerintah.

Menurut Kuriah dan Asyik (2016), mendefinisikan Corporate Social

Responsibility (CSR) sebagai salah satu kegiatan yang harus dilaksanakan oleh suatu

perusahaan yang menginginkan agar kegiatan usaha yang dilaksanakan dapat berjalan dengan lancar dan berkesinambungan. Sedangkan menurut draft ISO 26000 menerjemahkan tanggung jawab sosial sebagai tanggung jawab suatu organisasi atas dampak dari keputusan dan aktivitasnya terhadap masyarakat dan lingkungan (www.isoindonesiacenter.com). Sementara Nurhayati (2017), Corporate Social

Responsibility (CSR) adalah komitmen perusahaan untuk memberikan kontribusi

jangka panjang terhadap perkembangan masyarakat atau lingkungan di sekitarnya untukdapat menciptakan kesejahteraan atau kehidupan yang lebih baik sehingga antara perusahaan dengan masyarakat dapat menjalin kerjasama yang saling memberikan keuntungan bersama.

Menurut Pradnyadari dan Rohman (2015) Corporate Social Responsibility

(CSR) merupakan suatu bentuk kepedulian sosial sebuah perusahaan untuk melayani

kepentingan organisasi maupun kepentingan publik eksternal. Kondisi dunia untuk saat ini sangatlah tidak menentu seperti terjadinya global warming, kemiskinan yang

37 semakin meningkat, serta memburuknya kesehatan masyarakat yang memicu perusahaan untuk melakukan tanggung jawabnya. Corporate Social Responsibility

(CSR) juga dapat diartikan sebagai komitmen perusahaan untuk

mempertanggungjawabkan dampak dari hasil operasi yang dilakukan dalam dimensi sosial, ekonomi serta lingkungan. Selain itu, menurut Rindawati dan Asyik (2015) terdapat juga manfaat dari Corporate Social Responsibility (CSR), yaitu mempertahankan dan mendongkrak reputasi citra merek perusahaan, mendapatkan lisensi untuk beroperasi secara sosial, mereduksi resiko bisnis perusahaan, melebarkan akses sumber daya bagi operasional perusahaan, membuka peluang pasar yang luas, mereduksi biaya, memperbaiki limbah dengan stakeholders, memperbaiki hubungan dengan regulator, meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan, dan peluang untuk mendapatkan penghargaan.

Pada dasarnya apabila perusahaan melakukan kegiatan Corporate Social

Responsibility (CSR) yang berkesinambungan maka akan memberikan banyak manfaat

bagi perusahaan itu sendiri. Keterlibatan perusahaan atas tanggung jawab sosialnya dapat meningkatkan citra perusahaan, memperkuat โ€œbrandโ€ perusahaan, mengembangkan kerja sama dengan para pemangku kepentingan, membedakan perusahaan dengan pesaingnya, menghasilkan inovasi dan pembelajaran untuk meningkatkan pengaruh perusahaan, membuka akses untuk investasi dan pembiayaan bagi perusahaan, meningkatkan harga saham.

Pengungkapkan Corporate Social Responsibility (CSR) adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi yang

38 berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan. Selain itu, pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan proses yang digunakan untuk memberikan informasi terhadap dampak sosial dan lingkungan dan kegiatan ekonomi terhadap kelompok khusus yang dapat memberikan manfaat bagi masyaakat secara keseluruhan. Gray et al (1995) dalam Ratmono dan Sagala (2015) mendefinisikan pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai proses pemberian informasi yang dirancang untuk melepaskan sosial akuntabilitas. Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu melalui media atau diungkapkan dalam laporan keuangan tahunan. Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban perusahaan kepada stakeholder. Dengan adanya pengungkapan

Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan perusahaan diharapkan semakin

banyak masyarakat yang mengetahui tentang kegiatan sosial perusahaan sehingga dapat meningkatkan nilai sosial perusahaan. Securities Exchange Comission (SEC) dalam Nasir, Kurnia dan Hakri, (2013) menyatakan bahwa pengungkapan bertujuan untuk:

1. Protective disclosure yang dimaksudkan sebagai upaya perlindungan terhadap investor dari perlakuan manajer yang kurang adil dan terbuka.

2. Informative disclosure yang bertujuan untuk memberikan informasi yang layak kepada pengguna laporan dalam pengambilan keputusan.

Dengan adanya laporan pertanggungjawaban sosial, masyarakat akan mengetahui aktivitas-aktivitas sosial yang telah dilakukan oleh perusahaan. Informasi

39 yang berisi tentang aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR) tercermin dalam pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilaporkan perusahaan. Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh perusahaan dapat dilihat dalam laporan keuangan perusahaan tahunan. Pengungkapan Corporate

Social Responsibility (CSR) berarti memuat semua informasi yang berhubungan

dengan dampak positif atau negatif yang ditimbulkan oleh perusahaan. Pengungkapan

Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh perusahaan merupakan

informasi yang relevan atau sesuai dengan aktivitas Corporate Social Responsibility

(CSR) yang sebenarnya dilakukan oleh perusahaan.

Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh perusahaan adalah sebagai cara untuk mengkomunikasikan kepada stakeholder tentang kinerja sosial perusahaan. Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 1 Revisi 2009 paragraf kesembilan yang berbunyi (IAI, 2016) Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value

added statement), khususnya bagi industri di mana faktor-faktor lingkungan hidup

memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting.

Pada umumnya perusahaan menggunakan konsep dari GRI (Global Reporting

Initiative) sebagai acuan dalam penyusunan pelaporan Corporate Social Responsibility (CSR). Global Reporting Initiative merupakan sebuah jaringan berbasis organisasi

yang telah mempelopori perkembangan dunia, paling banyak menggunakan kerangka

40 laporan keberlanjutan dan berkomitmen untuk terus-menerus melakukan perbaikan dan penerapan di seluruh dunia. Laporan berkelanjutan merupakan laporan yang diterbitkan oleh perusahaan atau organisasi dan berisi hal-hal mengenai ekonomi, lingkungan, dampak sosial yang ditimbulkan akibat kegiatan operasional perusahaan. Laporan berkelanjutan juga berisi nilai organisasi (organizationโ€™s value) dan model tata kelola organisasi, serta menunjukan hubungan antara startegi organisasi dan komitmen organisasi terhadap ekonomi berkelanjutan secara global. Global Initiative

Reporting memiliki indikator yang memberikan informasi tentang kinerja atau dampak

di bidang ekonomi, lingkungan, dan sosial dari suatu organisasi terkait dengan aspek materialnya (www.globalreporting.org).

Rumus untuk menghitung pengungkapan penerapan Corporate Social

Responsibility (CSR) adalah (Jessica dan Toly, 2014):

Indeks pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dihitung dengan menggunakan jumlah item pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dengan total indikator. Berdasarkan pedoman Global Reporting Initiative (GRI) G4, terdapat 91 item (9 item indikator ekonomi (economic), 34 item indikator lingkungan (environment), 16 item indikator tenaga kerja (labor practices and decent work), 12 item indikator hak asasi manusia (human rights), 11 item indikator masyarakat (community), 9 item indikator produk (product)) yang tersebar dalam 6 kategori.

๐ถ๐‘†๐‘…๐ผ๐‘— =ฮฃ๐‘‹๐‘ฆ๐‘– ๐‘›๐‘–

41 Perusahaan merupakan salah satu wajib pajak yang memiliki kewajiban untuk membayar pajak kepada negara tempat perusahaan tersebut beroperasi. Dengan membayar pajak, perusahaan telah berkontribusi dalam mewujudkan pembangunan nasional guna kesejahteraan masyarakat luas. Oleh karena itu apabila perusahaan menghindari kewajiban perpajakannya, meskipun tidak melanggar hukum, tindakan tersebut dirasa tidak adil karena dapat mengurangi penerimaan negara dan seharusnya perusahaan dikenakan sanksi atau hukuman.

Dalam perpajakan, beberapa item Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan pengeluaran yang dapat dibebankan sebagai biaya (deductible expense), contohnya biaya pengolahan limbah, biaya magang, beasiswa, pelatihan, sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional, sumbangan fasilitas pendidikan dan lain-lain. Pengeluaran yang dapat dibebankan sebagai biaya ini dapat dikurangkan dari penghasilan bruto sehingga besar laba yang diperoleh oleh perusahaan akan dapat diminimalisir dan perusahaan membayar pajak dengan lebih kecil.

Kaitan pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dengan agresivitas pajak terletak pada tujuan utama perusahaan yaitu untuk memaksimalkan laba tanpa menghilangkan tanggung jawab sosialnya. Hubungan antara pengungkapan

Corporate Social Responsibility (CSR) dengan agresivitas pajak yaitu perusahaan

mengeluarkan biaya seperti melakukan penelitian dan pengembangan yang mengakibatkan biaya tersebut dapat dibebankan sebagai biaya yang mengakibatkan penghasilan perusahaan akan semakin rendah dan pembayaran pajak terutang yang ditanggung oleh perusahaan akan semakin rendah sehingga perusahaan lebih agresif.

42 Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kuriah dan Asyik (2016) menunjukan bahwa pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh signifikan dan negatif terhadap agresivitas pajak. Sedangkan menurut Jessica dan Toly (2014) menyatakan bahwa pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap agresivitas pajak. Menurut Prasista dan Setiawan (2016) menyatakan bahwa pengungkapan Corporate Social Responsibility

(CSR) berpengaruh pada agresivitas pajak karena menunjukan luas pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) suatu perusahaan mempengaruhi tingkat

agresivitas pajak perusahaan. Berdasarkan literatur yang telah dijabarkan sebelumnya, hipotesis alternatif terkait dengan pengungkapan Corporate Social Responsibility

(CSR) dan agresivitas pajak adalah :

Ha1 : Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) memiliki pengaruh positif terhadap agresivitas pajak.

Dokumen terkait