BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1.3 Coronavirus 2019 (Covid-19)
2.1.3.1 Covid-19 dan Digitalisasi Pendidikan
Salah satu cara pemutusan rantai penyebaran Covid-19 dengan ssosial distancing membuat sektor pendidikan juga harus menetapkan pencegahan ini.
Sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam sektor pendidikan sebagai akibat dari pandemi Covid-19 yang melangsungkan pembelajaran melalui sistem online.
Melalui metode belajar ini tentu tidak dapat terlepas dari peran teknologi. Effendi (2018:176) berkembangnya dunia digital berdampak terhadap pola belajar siswa dengan menggunakan optimalisasi perpustakaan digital sebagai bentuk kebutuhan atas keingintahuannya terhadap materi ajar.
Digitalisasi pendidikan memerlukan waktu yang lama agar semua aspek dapat disiapkan secara sempurna. Namun karena pandemi Covid-19 yang melanda membuat segala sektor pendidikan menjadi harus siap. Efendi (2018:176) digitalisasi pendidikan membantu siswa untuk mengisi kebutuhan belajar agar menjadi lebih efisien dan efektif. Seperti munculnya bimbingan belajar secara daring dengan presensi guru secara tatap maya maupun video animasi.
Keberhasilan program digitalisasi pendidikan sangat bergantung terhadap kesiapan dari aspek sumber daya manusia dan aspek infrastrukturnya. Era digital membuat masyarakat mulai meninggalkan batasan ruang dalam penerimaan sistem pendidikan. Cara konvensional mulai ditinggalkan dalam mencari pengetahuan, masyarakat dalam memiliki dan mengakses pengetahuan melalui dunia maya.
Walaupun masih banyak banyak tenaga pendidik maupun peserta didik yang mengeluhkan betapa berbedanya belajar daring dan belajar tatap muka, tidak dipungkiri bahwa dengan adanya digitalisasi pendidikan memiliki dampak positif dan negatif bagi pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu digitalisasi pendidikan seutuhnya akan terjadi secara alamiah karena hal tersebut cepat atau lambat merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan efektitivitas dan efisiensi dunia pendidikan (Amarulloh dkk, 2019:16). Adanya dampak positif dan
20
negatif yang ditimbulkan membuat peranan guru menjadi sangat penting sebagai pencegah dan penyeimbang penggunaan teknologi digital oleh peserta didik dalam ranah pendidikan.
2.2 Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang relevan digunakan sebagai bahan kajian yang berpengaruh dengan masalah yang diteliti oleh peneliti. Hal tersebut bertujuan untuk memudahkan peneliti dalam memperoleh gambaran-gambaran serta mencari titik perbedaan dan persamaan. Berikut ini merupakan beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan, yaitu:
Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan Kajian Relevan
No Nama
Peneliti
Jenis
Penelitian Persamaan Perbedaan
1 Bella Elpira Kuantitatif
Sama-sama meneliti tentang penggunaan teknologi sebagai bagian dari digitalisasi pendidikan.
“Pengaruh Literasi Digital Terhadap Peningkatan Pembelajaran Siswa di SMP Negeri 6 Banda Aceh”. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang kuat dari literasi digital terhadap peningkatan pembelajaran siswa dengan hasil pengujian korelasi product moment 0,60-0,779. Persamaan dari penelitian tersebut adalah sama-sama meneliti tentang digitalisasi. Perbendaannya adalah metode penelitian yang digunakan serta tingkat sekolah yang diteliti. Dimana penelitian
21
tersebut dilaksanakan di SMP Negeri 6 Banda Aceh. Sedangkan penelitian yang peneliti lakukan berada di Desa Bendanpete.
Penelitian yang kedua adalah dari Ni Komang Suni Astini (2020) dengan judul “Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pembelajaran Tingkat Sekolah Dasar pada Masa Pandemi Covid-19”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan teknologi dalam pembelajaran selama pandemi terlaksana secara efektif. Tetapi pemanfaatan teknologi informasi masih terbatas dikarenakan masih banyak orang tua yang tidak terlalu paham mengenai berbagai macam aplikasi yang dapat digunakan ketika belajar dari rumah. Persamaan dari penelitian tersebut adalah sama-sama meneliti penggunaan digitalisasi selama pandemi Covid-19. Perbedaannya adalah tempat obyek penelitian. Penelitian tersebut fokus terhadap guru SD Insan Mandiri. Sedangkan penelitian yang peneliti akan lakukan lebih berfokus terhadap orang tua dan anak.
Penelitian yang ketiga adalah dari jurnal Agus Purwanto dkk (2020) dengan judul “Studi Eksploratif Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Proses Pembelajaran Online di Sekolah Dasar”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masing masing dari anak-anak, orang tua, maupun guru memiliki kendala masing masing. Anak-anak merasa jenuh belajar secara daring dan ditakutkan hilangnya jiwa ssosial anak akibat terlalu lama berdiam diri di rumah. Orang tua mengalami kendala yaitu mereka harus meluangkan waktu lebih untuk mendampingi anak selama kegiatan belajar daring. Sedangkan kendala untuk guru adalah masih banyak guru yang gagap teknologi dan pengeluaran biaya tambahan untuk membeli kuota internet. Persamaan dari penelitian tersebut adalah sama-sama meneliti penggunaan digitalisasi pendidikan selama pandemi Covid-19.
Perbedaannya adalah obyek penelitian dimana penelitian ini memiliki fokus terhadap anak-anak, orang tua dan guru. Sedangkan penelitian yang peneliti lakukan akan berfokus kepada orang tua dan anak.
Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu, dapat disimpulkan bahwa penelitian tersebut meneliti tentang penggunaan teknologi digital sebagai media pendidikan dengan dua penelitian dilaksanakan ketika pandemi Covid-19 dan satu penelitian yang dilaksanakan ketika pembelajaran dilakukan secara konvensional.
22
Subyek penelitian penelitian terdahulu terfokus pada anak-anak, orang tua, serta guru. Sedangkan penelitian yang akan dilaksanakan hanya berfokus kepada orang tua dan anak.
2.3 Kerangka Teori
Kerangka teori merupakan keterkaitan antar teori yang dijadikan sebagai dasar penelitian yang disajikan dalam bentuk bagan sebagai berikut:
Tantangan, bentuk, dampak digitalisasi pendidikan bagi orang tua dan anak TANTANGAN DIGITALISASI PENDIDIKAN BAGI ORANG TUA DAN
ANAK DI TENGAH PANDEMI COVID-19
Orang tua
Adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan merupakan hasil dari sebuah perkawinan yang sah dan dapat membentuk sebuah keluarga (Endriani, 2016:105).
Anak
Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak adalah seorang yang belum berusia delapan belas tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.
Covid-19
WHO menyebutkan bahwa Covid-19 adalah kelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan maupun manusia yang menginfeksi saluran pernapasan dengan gejala mirip penyakit flu dan batuk pada biasanya.
Digitalisasi Pendidikan
Merupakan pemberdayaan teknologi sebagai aspek dalam pembelajaran, mulai dari kurikulum hingga dalam aspek sistem administrasi pendidikan (Gumelar dan Dinnur, 2020:114).
23
Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber: Peneliti (2021)
Pandemi Covid-19 sedang melanda seluruh penjuru dunia. Coronavirus 2019 atau lebih dikenal sebagai Covid-19 adalah kelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan maupun manusia yang menginfeksi saluran pernapasan dengan gejala mirip penyakit flu dan batuk pada biasanya. Virus yang menyerang sistem imun manusia dengan resiko kematian yang tinggi membuat semua orang harus mentaati protokol kesehatan demi memutus rantai penyebaran Covid-19. Virus dengan cara penyebaran melalui cairan orang yang terinfeksi kepada orang lain membuat dilaksanakannya peraturan menjaga jarak. Sehingga aturan untuk bekerja dan bersekolah dari rumah menjadi cara paling baik demi mencegah penularan virus. Hal ini membuat orang tua dan anak memiliki waktu yang lebih banyak daripada aktivitas biasanya yang orang tua bekerja dan anak berada di sekolahan. Orang tua dalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan merupakan hasil dari sebuah perkawinan yang sah dan dapat membentuk sebuah keluarga. Sedangkan anak adalah seorang yang belum berusia delapan belas tahun. Kondisi ini membuat pelaksanaan pembelajaran yang semula berjalan secara tatap muka kini berganti lewat teknolgi digital. Digitalisasi pendidikan merupakan pemberdayaan teknologi sebagai aspek dalam pembelajaran, mulai dari kurikulum hingga dalam aspek sistem administrasi pendidikan. Digitalisasi pendidikan dapat terjadi akibat adanya kemajuan teknologi dan informasi yang menyebabkan terjadinya kolaborasi antara teknologi dengan sektor pendidikan.
Digitalisasi pendidikan menjadi jalan tengah untuk mempermudah segala keperluan dunia pendidikan, terlebih dengan adanya pandemi Covid-19. Namun perubahan yang cepat menimbulkan berbagai macam fenomena tersendiri bagi orang tua maupun anak. Terlebih aktivitas belajar menggunakan teknologi digital dimana orang tua masih awam dengan cara belajar seperti ini. Oleh karena itu digitalisasi pendidikan menjadi tantangan baik bagi orang tua maupun anak.
Orang tua dan anak harus bekerjasama agar dapat mengatasi tantangan digitalisasi pendidikan di tengah pandemi Covid-19.
24 2.4 Kerangka Berpikir
Pendidikan merupakan hak yang harus terpenuhi oleh setiap manusia.
Ketercapaian pendidikan yang baik dipengaruhi oleh teknik penyampaian materi pembelajaran dari tenaga pengajar kepada siswa. Akan tetapi pandemi Covid-19 membuat penyerapan pengetahuan anak tidak sepenuhnya terlaksana seperti biasanya. Pembelajaran tatap muka kini beralih menggunakan tatap maya dimana penggunaan teknologi sangat penting dalam hal ini. Penggunaan teknologi digital dipilih sebagai bagian dari cara agar pendidikan tidak terhenti di tengah pandemi Covid-19.
Keberhasilan digitalisasi pendidikan tidak lepas dari andil orang tua. Hal ini dikarenakan pandemi Covid-19 yang membuat aktivitas bekerja serta belajar dilaksanakan dari rumah. Orang tua menjadi memiliki peran ganda yang membuat kewalah seperti misalnya mengakses pendidikan anak menggunakan teknologi ataupun tidak dapat membagi waktu antara waktu untuk bekerja dan waktu untuk mengawasi belajar anak. Sedangkan anak usia 6-12 tahun masih belum awam dengan adanya teknologi. Munculnya berbagai masalah ini menyebabkan tantangan digitalisasi pendidikan yang harus dicari solusinya agar kegiatan belajar anak menjadi lebih optimal. Adapun alur kerangka berpikir pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
25
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir Sumber: Peneliti (2021)
Pandemi Covid-19
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
Social dan physical distancing
Belajar Dari Rumah (BDR)
Sekolah lewat tatap maya
Penggunaan teknologi sebagai media pembelajaran
Pemberian tugas yang berlebihan
Orang Tua
Bekerja dari rumah.
Membantu anak
mengerjakan tugas,
Mengawasi anak dalam menggunakan teknologi
Anak
Kesulitan mengerjakan tugas.
Tidak paham dengan materi yang disampaikan secara tatap maya.
Tidak terlalu paham teknologi.
Digitalisasi Pendidikan
Bentuk Digitalisasi Pendidikan
Dampak Digitalisasi Pendidikan Tantangan Digitalisasi
Pendidikan
26 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN 3. 1 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat yang akan dijadikan penelitian ini dilaksanakan di Desa Bendanpete Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara. Penulis memilih penelitian di Desa Bendanpete karena desa tersebut merupakan desa asal peneliti. Selain itu Desa Bendanpete juga berperan aktif dalam kegiatan digitalisasi pendidikan selama pandemi Covid-19 yaitu dengan cara belajar secara daring.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2020 sampai Mei 2021.
Penelitian ini mencakp tiga tahap yakni, tahap perencanaan, pengumpulan data dan tahap pelaporan. Pada bulan Agustus 2020 penelitian masuk pada tahap perencanaan. Pada bulan April-Mei 2021 masuk pada tahap pengumpulan data dan tahap pelaporan akhir pada bulan Juni 2021.
3. 2 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Moleong (2016:6) mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan meneliti suatu fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian dengan cara mendeskripsikan dalam bentuk kalimat. Dengan penelitian kualitatif deskriptif ini diharapkan dapat mengungkapkan berbagai fenomena dalam masyarakat serta tata cara berlaku serta kondisi-kondisi dalam masyarakat, termasuk sikap, tindakan yang berlangsung dan pengaruh dari fenomena dalam suatu masyarakat. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan fenomenologi. Dalam hal ini, fenomenologi berartimembiarkan sesuatu datang mewujudkan dirinyasebagaimana adanya. Hasbiansyah (2008:166) menyatakan bahwa fenomenologi merupakan penampakan suatu peristiwa dalam persepsi diri sendiri dengan cara hasil interaksi antara subyek yang diteliti dengan fenomena yang dialaminya
3. 3 Peranan Peneliti
Moleong (2016:168) karakteristik penelitian kualitatif adalah peneliti yang menjadi instrumen kunci, hal ini dikarenakan penelitilah yang merencanakan
27
semua rancangan penelitian yang akan berjalan. Sejalan dengan hal tersebut, Sugiyono juga mengemukakan bahwa (2014:307) instumen utama penelitian adalah peneliti tersebut yang akan terjun ke lapangan, mengumpulkan data, mengolah data sampai membuat sebuah kesimpulan data.
Secara operasional peranan peneliti pada penelitian kali ini adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan pengamatan terhadap tatangan digitalisasi pendidikan yang dialami orang tua dan anak di tengah pandemi Covid-19 di Desa Bendanpete, 2. Melaksanakan wawancara dengan orang tua yang memiliki anak usia 6-12
tahun dan anak berusia 6-12 tahun,
3. Mengolah data yang telah didapatkan dari penelitian lapangan dan melakukan pengumpulan data, serta
4. Menyajikan data yang telah di olah sesuai dengan kaidah penulisan yang telah ditentukan.
3. 4 Data dan Sumber Data
Data merupakan bukti fisik atau fakta suatu peristiwa yang digunakan sebagai bahan pemecahan masalah. Sumber data adalah sumber dari mana data akan di dapatkan. Sumber data dibedakan menjadi dua yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Adapun penjelasannya sebagai berikut:
1. Sumber Data Primer
Dalam penelitian ini, data yang diperolah peneliti dengan cara observasi, wawancara, serta dokumentasi. Subyek dalam penelitian dalam penelitian ini adalah orang tua yang memiliki anak usia 6-12 tahun atau usia anak sekolah dasar serta dengan kategorisasi bedasarkan tingkat pendidikan dan pekerjaannya.
Pemilhan subyek penelitian untuk anak adalah anak-anak dengan usia 6-12 tahun.
Pemilihan usia anak ini dikarenakan pada usia tersebut anak masih duduk di bangku sekolah dasar yang belum sepenuhnya paham dalam pengoperasian teknologi dan memerlukan pengawasan orang tua. Adapun datanya sebagai berikut:
28
Tabel 3.1 Data Orang Tua
No Nama
Tabel 3.2 Data Peserta Didik/ Anak
No Nama Jenis Kelamin Kelas Hasil Belajar 2. Sumber Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang digunakan untuk melengkapi sumber data primer. Adapun sumber data primer pada penelitian kali ini berupa hasil dokumentasi penelitian, catatan hasil wawancara serta data pendukung lainnya.
3. 5 Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan yang akan digunakan dalam penelitian kali ini adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Secara umum observasi merupakan suatu prosedur dalam menghimpun data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara runtut terhadap fenomena yang sedang dijadikan bahan penelitian. Observasi merupakan catatan kenyataan yang sesuai dengan kenyataan. Maka dari itu observasi haruslah dituliskan dengan kalimat yang tepat tentang apa yang sedang diteliti oleh peneliti.
Dalam penelitian ini, observasi dilakukan di Desa Bendanpete dengan fokus penelitian pada anak usia 6-12 beserta orang tua mereka yang bertujuan
29
untuk mengetahui bagaimana bentuk, tantangan, serta dampak digitalisasi pendidikan di tengah pandemi Covid-19.
2. Wawancara
Moleong (2016:186) menyebutkan bahwa wawancara adalah kegiatan saling bertukar informasi dengan maksud tertentu. Dimana kegiatan tersebut melibatkan dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang memberikan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang menjawab pertanyaan tersebut.
Wawancara merupakan bentuk pengumpulan data yang paling sering digunakan dalam penelitian kualitatif. Wawancara dianggap sebagai langkah paling tepat untuk mengumpulkan informasi langsung dari subyek penelitian.
Karena data yang akan didapatkan dari subyek penelitian menjadi lebih jelas dan mendalam.
Penelitian kali ini menggunakan teknik wawancara semi terstruktur.
Sugiyono (2014:320) wawancara semi terstruktur memiliki tujuan untuk menemukan masalah lebih terbuka dimana pihak subyek penelitian dimintai keterangan dari pertanyaan peneliti. Sehingga peneliti lebih banyak menemukan data dari subyek penelitian.
Dalam hal ini, narasumber yang akan di wawancari adalah orang tua yang memiliki anak usia 6-12 tahun atau usia anak sekolah dasar. Serta anak-anak dengan usia 6-12 tahun. Wawancara ini diharapkan memberikan data yang jelas dan mendalam mengenai partisipasi orang tua dan anak dalam digitalisasi selama pandemi Covid-19.
3. Dokumentasi
Dokumen adalah catatan atau rekaman peristiwa yang sudah berlalu yang dapat dalam bentuk tertulis maupun foto (Sugiyono, 2014:329). Studi dokumen merupakan suatu cara lanjutan dalam mengumpulkan data yang dapat ditandai dengan cacatan tertulis maupun gambar yang dibutuhkan dalam penelitian mengenai digitalisasi pendidikan di Desa Bendanpete selama pandemi Covid-19.
3. 6 Keabsahan Data
Moleong (2016:320) keabsahan data pada dasarnya digunakan sebagai alat untuk menyanggah tentang penelitian kualitatif yang tidak di anggap ilmiah.
30
Dengan kata lain bila peneliti melakukan pemeriksaan terhadap keabsahan data dengan teliti, maka dapat dipastikan bahwa penelitian tersebut benar-benar dipertanggungjawabkan oleh peneliti.
Uji keabsahan data dalam penelitian merupakan tingkatan ketepatan antara data pada obyek dengan data yang dilaporkan oleh peneliti. Terdapat empat cara pengujian keabsahan data yakni kredibilitas (credibility), trasferbilitas (transferability), dependabilitas (dependability) serta konfirmabilitas (confirmability) dengan penjelasan sebagai berikut (Sugiyono, 2014:366):
3.5.1 Kredibilitas (Credibility)
Uji kredibilitas atau uji kebenaran pada hasil data penelitian yang disajikan oleh peneliti agar hasil penelitian yang dilakukan tidak diragukan sebagai sebuah karya ilmiah dapat dilakukan dengan beberapa cara, yakni:
a. Perpanjangan Pengamatan
Perpanjangan pengamatan memungkinkan peneliti untuk kembali melaksanakan penelitian kembali dengan konteks yang sama. Perpanjangan pengamatan dengan cara peneliti ikut terjun langsung ke lapangan adalah dengan tujuan agar membangun kepercayaan para subyek terhadap peneliti dan juga untuk membangun kepercayaan subyek sendiri. Karena dengan adanya perpanjangan pengamatan ini dapat membuat subyek lebih terbuka kepada peneliti, sehingga data yang dikumpulkan akan jelas.
b. Triangulasi
Triangulasi adalah cara pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan berbagai sumber, ataupun sesuatu yang lain. Terdapat tiga cara triangulasi yang digunakan, yaitu:
1) Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber untuk menguji krebilitas data dilakukan dengan cara memeriksa data yang diperoleh melalui beberapa sumber. Dari beberapa sumber tersebut kemudian peneliti menarik kesimpulan dan kembali dimintakan kesepakatan dengan sumber yang bersangkutan.
2) Triangulasi Teknik
31
Triangulasi teknik adalah teknik yang digunakan untuk menguji kredibilitas data dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama tetapi dengan teknik pengumpulan data yang berbeda. Ketika peneliti menggunakan teknik yang berbeda dan menghasilkan data yang berbeda-beda dari sumber yang sama, maka peneliti melaksanakan diskusi lanjutan kepada subyek penelitian untuk memastikan data mana yang dianggap benar.
3) Triangulasi Waktu
Data yang dihasilkan dari subyek penelitan kadang berbeda-beda.
Tergantung waktu yang peneliti pilih untuk melaksanakan penelitian. Untuk itu perlu dilakukan penelitian ulang di waktu yang berbeda agar menemukan kepastian data.
3.5.2 Transferabilitas (Transferability)
Transferabilitas merupakan validasi eksternal dalam penelitian kuantitatif. Validitas eksternal menunjukkan nilai ketepatan atau dapat diterapkan hasil penelitian ke populasi dimana sampel tersebut diambil. Bagi penelitian kualitatif nilai transfer bergantung terhadap pemakaian sehingga apabila hasil penelitian dapat digunakan dalam situasi ssosial lain.
3.5.3 Dependabilitas (Dependability)
Suatu penelitian yang reliable adalah apabila orang lain dapat meniru suatu proses penelitian. Uji dependabilitas dilakukan dengan melaksanakan pemeriksaan terhadap keseluruhan proses penelitian. Hal tersebut untuk mengurasi tingkat kecurangan dalam mengumpulkan data. Seorang peneliti harus memiliki jejak aktivitas agar dependabilitas penelitian tersebut tidak diragukan.
3.5.4 Konfirmabilitas (Confirmability)
Pengujian konfirmabilitas juga disebut sebagai uji obyektivitas penelitian. Penelitian dianggap obyektif apabila hasil penelitian telah disetujui oleh banyak orang. Uji konfirmabilitas hampir mirip dengan uji dependabilitas, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersama.
3. 7 Analisis Data
Analisis data adalah proses pencarian dan penyusunan secara sistematis sebuah data yang diperoleh dari observasi, wawancara serta dokumentasi dengan
32
cara pengelompokan data, pemilahan data dan membuat kesimpulan yang mudah dipahami oleh semua orang. Pada penelitian kali ini, peneliti menggunakan teknik analisis data dari Miles dan Huberman. Aktivitas penganalisaan data terdapat tiga tahap, yaitu (Sugiyono, 2014:337):
a. Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data merupakan kegiatan menyederhanakan dan membuang data kasar dari lapangan yang tidak akan dipakai. Reduksi data dilakukan sejak awal pengumpulan data dengan membuat rangkuman, memo, dan sebagainya dengan tujuan untuk memisahkan data yang tidak relevan.
b. Penyajian Data (Data Display)
Penyajian data adalah kegiatan analisis mendeskripsikan data lanjutan yang memungkinkan adanya pemahaman dan pengambilan tindakan selanjutnya.
Dengan adanya penyajian membuat data lebih terstruktur daripada saat reduksi data. Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif. Penyajian data juga dapat dalam bentuk tabel, grafik dan sejenisnya.
c. Penarikan Kesimpulan (Conclusion)
Masalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan menjadi gambaran keberhasilan secara berurutan sebagai rangkaian kegiatan analisis yang terkait. Kesimpulan merupakan jawaban akhir dari rumusan masalah sebuah penelitian. Penarikan kesimpulan penelitian berupa sebuah deskripsi kesimpulan untuk menggambarkan fakta yang terjadi di lapangan.
Gambar 3.1 Analisis Data Menurut Miles dan Huberman Sumber: Sugiyono (2014)
Pengumpulan Data
Reduksi Data
Penyajian Data
Kesimpulan
33
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, A., Noviani, N. 2019. Tantangan dan Solusi Dalam Perkembangan Teknologi Pendidikan di Indonesia. Prosiding disajikan dalam Prosiding Seminar Nasional Program PascasarjanaUniversitas PGRI Palembang, Palembang 3 Mei 2019.
Anshori, Sodiq. 2018. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Sebagai Media Pembelajaran. Civic-Culture: Jurnal Pendidikan PKn dan Sosial Budaya. 2(1), 88-100.
Amarulloh dkk. 2019. Refleksi Peserta Didik Terhadap Pembelajaran Berbasis Digital. METAEDUKASI. 1(1), 13-23.
Ardiansyah, Arda. 2020. Peran Orang Tua Dalam Proses Belajar Anak Di Masa Pandemi Covid-19 Dalam Menumbuhkan Sikap Ilmiah (Studi Kasus Pada Siswa Usia 10-12 Tahun Pada Mata Pelajaran IPA). MUSAWA. Dalam Pembelajaran Online Masa Covid-19. Cetta: Jurnal Ilmu Pendidikan. 3(2), 241-255.
Atsani, Lalu Gede M. 2020. Transformasi Media Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid-19. Al-Hikmah: Jurnal Studi Islam. 1(1), 82-93.
Badan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2021. Sufiks-Isasi:
Antara Penerimaan dan Penolakan. (online), (https://badanbahasa.kemendikbud.go.id/lamanbahasa/artikel/2808/sufiks -%E2%80%93isasi-antara-penerimaan-dan-penolakan), diakses pada tanggal 29 Januari 2021.
Budiman, Haris. 2017. Peran Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Pendidikan. Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam. 8(1), 31-43.
Efendi, Neng Marlina. 2018. Revolusi Pembelajaran Berbasis Digital (Penggunaan Animasi Digital Pada Start Up Sebagai Metode Pembelajaran Siswa Belajar Aktif). Habitus: Jurnal Pendidikan, Sosiologi dan Antropologi. 2(2), 173-182.
34
Elyas, Ananda Hadi. 2018. Penggunaan Model Pembelajaran E-Learning Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran. Jurnal Warta. 56(1), 14-25.
Endriani, Ani. 2016. Hubungan Perhatian Orang Tua Dengan Motivasi Belajar Pada Siswa Kelas VII SMPN 6 Praya Timur Lombok Tegah Tahun
Endriani, Ani. 2016. Hubungan Perhatian Orang Tua Dengan Motivasi Belajar Pada Siswa Kelas VII SMPN 6 Praya Timur Lombok Tegah Tahun