• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cyberlaw dalam Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronik

Logical view of system architecture

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.7 Desain Arsitektur Portal Pemerintahan

4.7.6 Cyberlaw dalam Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronik

Istilah "cyberlaw" merujuk kepada suatu hukum yang diterapkan dalam

"cyberspace". Cyberspace merupakan penamaan lain (referensi) yang merujuk kepada Internet yang dikenal umum sekarang: sebuah ruang maya (virtual), tidak terlihat secara fisik, merupakan ruang di antara terminal-terminal komputer, melewati saluran-saluran komunikasi. Walaupun demikian, karena ujung-ujung dari jaringan ini sendiri adalah sebuah institusi pemerintahan atau pendidikan dan institusi bisnis yang merupakan perantara atau terikat kepada suatu pemerintahan, maka batasan ini kemudian dapat digunakan untuk mengembangkan cyberlaw, sebuah aturan atau hukum yang mengikat pihak-pihak terkait yang terkoneksi ke Internet.

Cyberspace sendiri dibangun berbasiskan kode-kode perangkat lunak dan lingkungannya berdasarkan kepada pertukaran informasi dan komunikasi.

Cyberspace juga memungkinkan pertukaran produk-produk digital, dan yang berhubungan dengan informasi seperti musik, kode komputer, uang, teks dan video. Daftar-daftar sejenis ini sering melanggar hak atas kekayaan intelektual dan keuangan, dua hal utama yang menjadi perhatian ahli hukum.

Internet adalah media tanpa batas (borderless medium) dimana tidak ada

Masyarakat

$

Bank

Kantor INTERNET

SMS banking

Internet-banking

a1

b

c1

c3 g

c2

d a2

c4

f

e

Keterangan:

a1 = masyarakat mengirimkan kode transaksi internet-banking lewat situs bank atau situs portal yang terintegrasi dengan bank

a2 = transaksi dilakukan dengan sms-banking langsung ke server bank b = bank menerima transaksi online dan mengolahnya

c1 = bank mengirim verifikasi transaksi telah terjadi secara online c2 = kode verifikasi dikirim ke masyarakat

c3 = kode verifikasi dikirim ke kantor

c4 = kode verifikasi transaksi sms-banking dikirim ke masyarakat

d = masyarakat mengirimkan permohonan layanan lengkap dengan pengiriman kode verifikasi bahwa pembayaran telah dilakukan

e = kantor menerima permohonan, memverifikasi pembayaran dengan mencocokkan kode, dan memproses layanan

f = kantor mengirimkan informasi tentang layanan dan permohonan masyarakat g = masyarakat mengecek status permohonan layanannya

Gambar 25 Gambaran mekanisme verifikasi pembayaran online.

78 batas geografis yang dapat digunakan sebagai panduan untuk membatasi suatu area tertentu untuk menggunakan kewenangan tertentu di dalam area tersebut.

Lewat Internet, seseorang dapat berinteraksi dengan yang lain, seperti chatting secara virtual tanpa harus tahu secara pasti keberadaan fisik dari yang lain, atau juga browsing dan bahkan menyetujui kontrak (contohnya ketika membeli buku dari Amazon). Masalah kewenangan ini menjadi sangat penting terutama ketika berhubungan dengan e-commerce.

Pemanfaatan TI dan terutama Internet yang beragam ternyata berdampak luar biasa. Selain memberikan kemudahan, dia juga menghasilkan efek negatif, seperti dinyatakan Rahardjo (2002) antara lain:

• penyadapan email, PIN (untuk Internet-banking),

• pelanggaran terhadap hak-hak privacy,

• masalah nama domain seperti kasus mustika-ratu.com yang didaftarkan oleh bukan pemilik Mustika Ratu, atau kasus typosquatter “kilkbca.com”36,

• penggunaan kartu kredit milik orang lain,

• munculnya “pembajakan” lagu dalam format MP3, yang kemudian disertai dengan tempat tukar menukar lagu seperti Napster37,

• adanya spamming email,

• pornografi.

Dalam kebanyakan sektor swasta, terdapat banyak aktivitas e-commerce yang dilaksanakan oleh seseorang atau pengguna Internet. Lebih jauh, beberapa institusi pemerintahan telah menggunakan mekanisme elektronik untuk membuat kontrak atau aktivitas-aktivitas sejenis; contohnya Bank Indonesia dan Direktorat Jendral Imigrasi dan Kepabeanan untuk pertukaran informasi elektronik, kemudian Departemen Kehakiman dengan layanan online untuk legalisasi keberadaan perusahaan yang menghubungkan departemen dengan seluruh notaris publik di Indonesia. Sementara itu sedang dikembangkan sebuah standar kartu tanda penduduk (KTP) nasional oleh Departemen Dalam Negeri, yang akan memberikan satu identitas tunggal untuk setiap warga dewasa Indonesia. Dalam

36 Perhatikan huruf “i” dan “l” bertukar tempat yang menyaru sebagai “klikbca.com”

37 Napster sendiri kemudian dituntut untuk ditutup (dan membayar ganti rugi) oleh asosiasi musik.

hal ini masyarakat tidak akan menunggu aturan e-commerce diterbitkan oleh pemerintah karena pesatnya perkembangan teknologi.

Dalam hal yang berhubungan dengan hukum di dunia maya ini (cyberlaw), beberapa masalah yang harus diperhatikan dalam melakukan transaksi, komunikasi dan informasi elektronik adalah: hak cipta (copyright), merk terdaftar (trademark), kontrak elektronik dan tanda tangan digital (digital signature).

Karena sampai saat ini belum ada hukum yang berhubungan langsung dengan masalah e-commerce di Indonesia, maka menjadi sangat penting untuk membuat interpretasi dari hukum dan aturan yang ada yang berhubungan dengan aktivitas komunikasi dan informasi elektronik. Sebagai contoh, peraturan perpajakan Indonesia mengharuskan adanya faktur pajak PPN yang asli, dalam bentuk kertas, untuk setiap transaksi jual beli, suatu hal yang sulit dalam transaksi elektronik.

Hukum dan aturan yang terkait: Kitab Undang-undang Hukum Perdata, UU No. 19/2002 tentang Hak Cipta, UU No. 8/1999 tentang Perlindungan Konsumen, dan UU No. 36/1999 tentang Telekomunikasi.

Di dalam portal pemerintahan, salah satu elemen penting adalah transaksi yang terjadi sebagai akibat keberadaan fungsi layanan. Elemen transaksi ini menciptakan hubungan yang legal antara pemerintah dengan pemerintah (government to government), pemerintah dengan bisnis (government to business), dan pemerintah dengan masyarakat (government to citizen).

Hal-hal di atas memaksa adanya sebuah undang-undang yang dapat memberikan kejelasan bagi pihak-pihak yang terkait. Karena banyaknya hal yang harus diberikan landasan, maka RUU yang dikembangkan ini berupa sebuah

“umbrela provision”. Diharapkan nantinya ada UU atau PP yang lebih spesifik untuk bidang-bidang yang sudah diberikan slotnya oleh RUU yang berhubungan dengan cyberlaw Indonesia ini.

Di Indonesia telah keluar dua buah Rancangan Undang-Undang (RUU) yang berhubungan dengan cyberlaw. Yang satu diberi nama: “RUU Pemanfaatan Teknologi Informasi” (PTI), sementara satunya lagi bernama “RUU Transaksi Elektronik” (TE). RUU PTI dimotori oleh Fakultas Hukum Universitas Padjajaran dan Tim Asistensi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan jalur Departemen Perhubungan (melalui Dirjen Postel), sementara RUU TE dimotori

80 oleh Lembaga Kajian Hukum dan Teknologi dari Universitas Indonesia dengan jalur Departemen Perindustrian dan Perdagangan.

4.7.7 Single Identity Number : Nomor Identitas Tunggal Penduduk Indonesia