• Tidak ada hasil yang ditemukan

Daerah Resapan Air

Dalam dokumen RANCANG NIM FAKULTAS. Jakarta (Halaman 73-78)

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

LANDASAN TEORI

2.12 Daerah Resapan Air

2.12.1 Pengertian Daerah Resapan Air

Menurut peraturan daerah tentang RENCANA TATA RUANG WILAYAH 2030, daerah resapan air adalah kawasan yang mempunyai pengaruh secara signifikan baik secara alamiah atau binaan terhadap fungsi penampungan dan peresapan air hujan ke dalam tanah, sehingga dapat membantu mengendalikan aliran air permukaan dan mencegah banjir.

Dalam penelitian yang dilakukakan oleh Ramdanih (2008) mahasiswa Jurusan Teknik Planologi, Institut Teknologi Bandung yang berjudul Analisis Daerah Resapan Air Kota Bandung,Daerah resapan air adalah daerah masuknya air dari permukaan tanah ke dalam zona jenuh air sehingga membentuk suatu aliran air tanahyang mengalir ke daerah yang lebih rendah. Maka daerah resapan ini memilikikandungan komposisi mineral dan komposisi garam yang lebih rendah dari daerah luahannya dalam satu aliran air tanah yang sama dan mengalami penurunan tekanan air yang berlawanan dengan kenaikan tekanan air di daerah luahannya dalam satu aliran air tanah yang sama. Daerah resapan air juga terdapat perbedaan distribusi tumbuh-tumbuhan. Pemahaman makna daerah resapan air di alam setidaknya ada lima unsur utama sebagai ciri yang harus

dipenuhi yaitu kondisi tanahnya poros, kemampuan dalam meresap air yang cukup tinggi, memiliki perbedaan tinggi air tanah yang mencolok, berada pada wilayah dengan curah hujan cukup tinggi >2500 mm/tahun, dan memiliki vegetasi dengan sistem perakaran yang cukup dalam serta memiliki pelapisan tajuk.

2.12.2 Sifat-sifat daerah resapan air

Kemampuan peresapan air dipengaruhi oleh struktur dan tekstur tanahnya yang kandungan pasir dalam tanah tersebut sangat menentukan. Semakin tinggi kandungan pasir dalam tanah, maka kepadatan tanah akan semakin rendah yang berarti akan memicu peresapan air kedalam tanah termasuk mempengaruhi laju peresapan air tersebut.

Aliran sirkulasi air ke arah dalam berkaitan erat dengan suplai air ke persediaan air bawah tanah atau ground water . Pentingnya daerah yang memiliki curuh hujan tinggi adalah agar intensitas air yang dapatmasuk ke dalam tanah cukup besar.

2.12.3 Fungsi Daerah Resapan Air

Sebagai daerah yang memiliki sifat resapan air yang tinggi, daerah resapan air berkemampuan untuk menampung debit air hujan yang turun di daerah tersebut. Daerah resapan air secara tidak langsung juga berdampak pada pengendalian banjir untuk daerah yang berada lebihrendah darinya karena air hujan tidak turun ke daerah yang lebih rendah namun diserap sebagai air tanah. Air yang di serap ini

kemudianakan menjadi cadangan air di musim kering serta Supply air untuk daerah yang berada di bawahnya.

2.12.4 Tujuan Perlindungan Daerah Resapan Air

Perlindungan terhadap daerah resapan air bertujuan untuk memberikan lahanyang cukup bagi peresapan air hujan pada daerah tersebut. Peresapan air yang cukup di daerah ini kemudian bertujuan untuk pemenuhan keperluan penyediaan kebutuhan air tanah baik untuk daerah yang lebih rendah maupundaerah itu sendiri, serta pengendalian banjir pada daerah yang lebih rendah dari daerah tersebut.

2.12.5 Yang termasuk kategori Daerah Resapan Air

Menurut Dinas Tata Ruang Jakarta yang ada di dalam keputusan Gubernur nomor 1516 tahun 1997 tentang penjabaran RRTRW yang termasuk ke dalam kategori daerah resapan air ada 2 jenis yaitu:

1. Penyempurna hijaubinaan dengan fasilitasnya

Penyempurna hijau binaan merupakan daerah resapan air yang sengaja dibuat pada fasilitas-fasilitas umum. Penyempurna hijau ini dibagi atas 5 bagian, yaitu:

a. Penyempurna hijau Umum b. Penyempurna hijau Taman c. Penyempurna hijau Makam

e. Penyempurna hijau Preservasi 2. Penyempurna hijau lindung dengan fasilitasnya

Penyempurna hijau lindung merupakan daerah resapan air yang dilindungi oleh pemerintah daerah yang digunakan sebagai daerah resapan air, misalkan daerah aliran pinggiran sungai, laut dll.

2.12.6 Masalah perlindungan daerah resapan air

Permasalahan utama daerah resapan air adalah pembangunan yang sering terjadi di daerah resapan air yang seharusnya merupakan daerah yang dilarang untuk dibangun. Koefisien dasar bangunan adalah peraturan agar bangunan yang dirancang tidak menyebabkan terganggunya sirkulasi air tanah baik penyerapanya maupun sirkulasi air di dalam aliran air tanah. Penetapan koefisien dasar bangunan adalah untuk membatasi lahan terbangun agar memberikan kesempatan tanah untuk menyerap air.

Kurang ketatnya kontrol terhadap izin mendirikan bangunan (IMB) banyak menyebabkan menyempitnya daerah resapan air. Hal ini disebabkan oleh bangunan dengan pondasi dalam selain akan mengurangi peresapan air oleh tanah juga akan menghalangi aliran air tanah dalam. Pada perumahan yang telah dibangun di daerah resapan airpun terjadi kesalahpahaman tentang koefisien dasar bangunan tersebut. Menurut pada koefisian dasar bangunan, daerah terbangun untuk suatu wilayah yang telah memiliki

izin mendirikan bangunan adalah 70% untuk lahan terbangun dan 30% untuk lahan terbuka hijau sebagai daerah resapan air yang pada kenyataannya tidak terealisasi.

2.12.7 Faktor-Faktor Penyebab Penyempitan Daerah Resapan Air

Penyebab sempitnya daerah resapan air dapat di sebabkan oleh faktor sosial kependudukan terutama penyempitan yang terjadi pada daerah resapan air yang merupakan bagian dari kota metropolitan atau merupakan daerah limpahan urbanisasi kota metropolitan. Di kota-kota besar umumnya terjadi arus urbanisasi yang terus meningkat sedangkan lahan untuk pemukiman penduduk urbanisasi tersebut tidak tertampung pada lahan-lahan yang memang direncanakan sebagai lahan pemukiman. Oleh sebab itu limpahan urbanisasidari kota-kota ini kemudian akan secara sporadis mencari lahan sendiri untuk dibuat tempat tinggal yang tidak menutup kemungkinan bahwa warga urbanisasi ini akan menempati daerah-daerah resapan air yang seharusnya terlarang untuk di bangun.

Faktor lainnya yang menyebabkan resapan air menyempit adalah daerah resapan air yang umumnya merupakan dataran tinggi adalah tempat yangcukup sejuk dan nyaman untuk rekreasi warga kota yang selama hari kerja telah penat dengan hari-hari kesibukan di kota-kota besar. Kesempatan seperti inilah yang dimanfaat kan pengembang untuk membuat sarana-sarana rekreasi bagi warga

kota-kota besar. Terlihat dengan menjamurnya hotel, resort dan restoran di dataran-dataran tinggi yang umumnya digunakan sebagai daerah resapan air.

Dalam dokumen RANCANG NIM FAKULTAS. Jakarta (Halaman 73-78)