• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode pengumpulan data

Dalam dokumen RANCANG NIM FAKULTAS. Jakarta (Halaman 86-92)

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

METODOLOGI PENELITIAN

3.4 Metode pengumpulan data

Pada penyusunan skripsi ini terdapat data-data pendukung yang digunakan oleh penulis. Dan data-data informasi tersebut sebagai bahan yang dapat mendukung kebenaran akan materi yang disampaikan pada penulisan skripsi ini didapatkan dengan berbagai cara dan proses, diantaranya adalah :

1. Penelitian Kepustakaan (library research)

Pada tahapan ini yang dilakukan adalah mengumpulkan dan menelaah data yang diperoleh dari buku, internet, majalah, koran dan media-media yang lainnya yang diperlukan dalam proses penelitian.

Adapun buku dan artikel yang dibaca dan dipelajari, antara lain:

a. Peraturan pemerintah jakarta selatan nomor 11 tahun 1988 pembangunan dan HAM pasal II dan III tentang tertib di jalan dan angkutan umum dan tertib jalur hijau taman dan tempat umum.

b. Undang-undang No 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang (UUPR).yang mana setiap kota diwajibkan untuk menyediakan RTH minimal 30 persen dari luas wilayah kota.

c. Peraturan Daerah tentang Rancanan Rencana Tata Ruang Wilayah (RRTRW) 2030 DKI Jakarta pasal 1 pasal 75 dan 86.

d. Keputusan Gubernur no 1516 tanggal 22 september 1991 tahun 1997, tabel D: Penjabaran RRTRW kelembar Rencana Kota.

e. Data data yang berasal dari buku-buku dan pustaka lainnya diperlukan untuk membantu memecahkan masalah dalam skripsi ini. Adapun data-data, buku-buku dan pustaka lainya yang digunakan dalam skripsi ini terdapat dalam daftar pustaka. Data-data tersebut yang dijadikan referensi dalam penulisan skripsi ini adalah yang berkaitan dengan pengenalan sistem informasi, pengenalan sistem informasi spasial, pengembangan sistem dengan metode Waterfall strategy

sequential (Air Terjun Beraturan) yang terdiri dari tahap

perencanaan, analisis, desain dan implementasi. Pemograman PHP dan Mysql dan pengembangan GIS berbasis Web, atau biasa disebut WebGIS.

2. Wawancara

Wawancara yaitu cara untuk mengumpulkan data dengan mengadakan tatap muka secara langsung dengan orang yang menjadi sumber data atau objek penelitian. Wawancara yang dilakukan bersifat wawancara terstruktur.

Tabel 3.1 Tabel wawancara

Topik Penelitian Sistem informasi spasial berbasis web daerah resapan air (studi kasus : Jakarta selatan)

Nama Unit Terkait M. Ridho Ihsan (peneliti), ibuVivi (staff dinas tata ruang kota bagian daerah resapan air)

Pembahasan Daerah Resapan Air di Jakarta selatan Hari dan Tanggal Jum’at 25 November 2011

Tempat Dinas Tata Ruang, Gedung Dipenda Lt. 6Jln. Abdul Muis No.66 jakarta pusat

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, peneliti dapat mengetahui secara terperinci tentang alur proses menentukan daerah resapan air (sistem yang berjalan). Selama ini untuk menentukan dan menghitung jumlah daerah resapan air belum ada pada web di dinas tataruang jakarta, pada web di dinas tata ruang hanya menampilkan data-data tabular saja yang informasinya oleh tidak dapat dilihat masyarakat umum kemudian dimasukkan kedalam web. Sehingga pada web tersebut perlu dibuatkan sistem informasi spasial yang dapat memberikan informasi tentang jumlah daerah resapan air yang tersedia di jakarta selatan. Hasil wawancara selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1.

3. Observasi

Observasi adalah sebuah metode pengumpulan data dan informasi serta mengetahui bagaimana data tersebut diarsipkan

dengan cara pengamatan atau peninjauan dan menganalisa langsung terhadap obyek penelitian. Selain itu kegiatan ini juga diperlukan guna mencari dan mengumpulkan data-data sekunder yang dibutuhkan langsung dari sumbernya.

4. Penelitian sejenis

Penelitian Sejenis adalah sebuah metode yang dilakukan dengan mempelajari dan memeriksa penelitian sebelumnya yang terkait, di antaranya adalah catatan tertulis tentang berbagai kegiatan atau peristiwa pada waktu yang lalu yang terkait dengan Daerah resapan, jurnal dalam bidang Sistem Informasi Geografis termasuk dokumen penting yang merupakan acuan bagi peneliti dalam memahami objek penelitiannya, yaitu tentang daerah resapan air. Yang dipergunakan di dalam penulisan skripsi ini adalah studi literatur hasil dari penelitian atau hasil penulisan karya ilmiah diantaranya:

a. Mardi Wibowo (2006), peneliti geologi lingkungan badan pengkajian dan penerapan bidang.

b. Dwi Cahyono (2007), Mahasiswa Institut Pertanian Bogor, Bogor dalam penelitiannya berjudul “Model Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Sebagai Daerah Resapan”.

c. Penelitian oleh Selvi Lehurlawal (2009), tentang Analisa Spasial dan Preferensi Pemilik Lahan Terhadap Perencanaan

Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Medan, Universitas Sumatera Utara menggunakan data citra tahun 2008

d. Tesis yang dilakukan oleh mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara M. Khairul Rizal (2009), tentang Analisis Pemetaan Zonasi Resapan Air Untuk Perlindungan Sumberdaya Air Tanah (Groundwater) PDAM Tirtanadi Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara.

e. Ridwan Aryadhika (2011), mahasiswa Universitas Islam Syarif Hidatayullah Jakarta dalam penelitiannya yang berjudul “Rancang Bangun Sistem Informasi Spasial Berbasis Web Pada Sebaran Kualitas Air Tanah (studi kasus : DKI Jakarta)”.

3.5 Metode Pengembangan Sistem

Pada metode pengembangan sistem, penulis menggunakan metode

Waterfall Strategy Sequential. Waterfall Strategy Sequential merupakan suatu

pendekatan untuk menganalisa serta mendesian suatu sistem melalui siklus analisis tertentu sesuai dengan kebutuhan user sehingga suatu sistem dapat dikembangkan dengan baik. Adapun menurut Whitten (2005) langkah-langkah dalam Waterfall Strategy Sequential dibagi menjadi 4 bagian :

1. Permulaan Sistem (System Initiation)

Dalam tahap ini, terdapat beberapa langkah yang perlu dilakukan di dalam membuat sistem informasi spasial luas daerah resapan air yaitu:

a. Identifikasi masalah menjelaskan masalah yang ada pada sistem yang sedang berjalan.

b. Lingkup sistem menentukan batasan ruang lingkup sistem yang akan dibangun.

c. Tujuan menentukan untuk apa dan untuk siapa sistem ini dibangun.

2. Analisa Sistem (System Analysis)

Dalam tahap ini, peneliti akan menguraikan beberapa hal, yaitu:

a. Gambaran umum Dinas Tata Ruang Jakarta Selatan seperti Visi, Misi dan Motto, Struktur Organisasi, serta tujuan Dinas Tata Ruang Jakarta Selatan.

b. Analisa sistem yang berjalan menjelaskan sistem yang dipakai oleh Dinas Tata ruang Jakarta Selatan dalam melakukan proses Penentuan Luas Daerah Resapan Air di Jakarta Selatan.

c. Analisa pemecahan masalah menguraikan tentang beberapa usulan yang dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang ada pada sistem yang berjalan.

3. Desain Sistem (System Design)

Pada tahapan ini penulis melakukan perancangan proses sebagai alternative solusi, spesifikasi proses, kemudian merancang

database dan tampilan sebagai desain dari pemilihan solusi terbaik.

Perancangan proses disajikan untuk membuat gambaran alur proses sistem baru yang diusulkan. Dengan tiga entitas yaitu kepala suku dinas daerah administrasi jakarta selatan, seksi pengendalian rencana bagian RTH Dinas tata ruang daerah jakarta selatan dan masyarakat umum. Perancangan proses akan dijelaskan dengan Data Flow Diagram (DFD) dan spesifikasi proses pada BAB IV. Keterangan simbol-simbol yang digunakan penulis terlampir dalam daftar simbol.

b. Perancangan Database

Penulis menyimpulkan bahwa diperlukannya identifikasi tipe entitas yakni terkait daerah resapan air, admin,Jalan, bangunan ,kecamatan. Database yang akan di bangun

menggunakan tools: ERD (Entity Relationship Diagram), normalisasi, kamus data, struktur data, dan STD (State

Transition Diagram). Keterangan simbol-simbol yang

digunakan penulis terlampir dalam daftar simbol. c. Perancangan Tampilan User (GUI)

Untuk perancangan GUI, tools atau peralatan yang digunakan peneliti sebagai alat bantu adalah Microsoft Office

Visio 2007.

Dalam dokumen RANCANG NIM FAKULTAS. Jakarta (Halaman 86-92)