• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANG NIM FAKULTAS. Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RANCANG NIM FAKULTAS. Jakarta"

Copied!
201
0
0

Teks penuh

(1)

U

PROG

FAK

Universita

M

NIM

GRAM ST

KULTAS

as Islam N

2

Oleh

M.RIDHO

M 1060 93

TUDI SIS

SAINS D

Negeri (U

Jakar

2013 M / 1

:

IHSAN

300 3104

STEM IN

DAN TEK

UIN) Syari

rta

1434 H

FORMA

KNOLOGI

if Hidaya

SI

I

atullah

(2)

U

Sebag Universita

PROG

FAK

Universita

M

NI gai Salah Sa Fakult as Islam Ne

GRAM ST

KULTAS

as Islam N

2

Oleh

M. Ridho

IM 1060 93 Skrips atu Syarat un Sarjana Kom tas Sains da egeri (UIN)

TUDI SIS

SAINS D

Negeri (U

Jakar

2013 M / 1

:

Ihsan

300 3104 si ntuk Memp mputer an Teknolog Syarif Hida

STEM IN

DAN TEK

UIN) Syari

rta

1434 H

peroleh Gela gi ayatullah Ja

FORMA

KNOLOGI

if Hidaya

ar akarta

SI

I

atullah

(3)
(4)
(5)

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, April 2013

(6)

bimbingan Bapak BAKRI LA KATJONG dan Bapak ZAINUL ARHAM. Berdasarkan peraturan menteri Pekerjaan Umum pasal 3 point (a) No 5 tahun 2008 tentang pedoman penyediaan dan pemanfaatan .ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan disebutkan bahwa menjaga ketersediaan lahan sebagai kawasan resapan air. Dari hasil wawancara dengan salah satu pegawai di suku Dinas Jakarta Selatan menyebutkan bahwa dalam keputusan Gubernur nomor 1516 tahun 1997 tentang penjabaran RTRW yang termasuk dalam kategori daerah resapan air ada 2 jenis yaitu penyempurna hijau bianaan dengan fasilitasnya dan penyempurna hijau lindung fasilitasnya. Penyempurna hijau bianaan dibagi menjadi lima yaitu penyempurna hijau umum, penyempurna hijau taman, penyempurna hijau makam, penyempurna hijau rekreasi dan olahraga dan penyempurna hijau preservasi. Di tahun 2008 jumlah daerah resapan/RTH di Jakarta Selatan mengalami penurunan menjadi 9% dari luas wilayah kota yang telah ditetapkan oleh Dinas Tata Ruang Kota. Kondisi semacam ini tentunya berdampak buruk pada penyempitan Daerah resapan Air/RTH yang ada di Jakarta dan merupakan salah satu penyebab terjadinya banjir di wilayah Jakarta setiap tahunnya. Oleh karena itu, penerapan Sistem Informasi Spasial Berbasis Web Daerah Resapan Air diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan yang ada saat ini. Sistem Informasi Spasial Berbasis Web Daerah Resapan Air ini menggunakan metode pengembangan sistem System Development Life Cycle –

Waterfall hingga pada tahap pengujian sistem dengan pendekatan metode Blackbox yang menghasilkan tingkat kesesuaian 95%. Perancangan sistem ini

menggunakan Arcview 3.3 untuk pengolahan data spasial, dbf sebagai basis data spasial, PHP sebagai bahasa pemograman, MySQL sebagai basis data, MapGuide 2.1 sebagai aplikasi webgis kemudian ditampilkan dalam sebuah website yang dirancang menggunakan Adobe Dreamweaver. Informasi yang dihasilkan berupa data Daerah Resapan secara kumulatif disajikan dalam bentuk tampilan peta interaktif dan tabel melalui media web sehingga informasi dapat diinformasikan lebih baik dan menjadi media alternatif bagi masyarakat.

Kata kunci : Daerah Resapan Air/RTH, Sistem Informasi Spasial Berbasis Web,

System Development Life Cycle – Waterfall, MapGuide,

V Bab + XXIII Halaman +116 Halaman + 4 Lampiran + 18 Gambar + 48 Tabel + 16 Simbol + 20 Pustaka Acuan ( 1997 – 2010 ) + 2 Pustaka penunjang

(7)

Segala puji syukur kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar. Shalawat serta salam tak lupa penulis haturkan kepada junjungan baginda Nabi Muhammad S.A.W beserta keluarga dan sahabatnya, semoga kita menjadi pengikutnya yang kelak mendapatkan syafa’at di akhirat kelak. Amin .

Adapun judul penulisan skripsi ini adalah “Rancang Bangun Sistem Informasi Spasial Berbasis Web Daerah Resapan Air (Studi Kasus: Jakarta Selatan) “. Pada penulisan skripsi ini penulis menyadari masih belum sempurna, mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis.

Selama penulisan skripsi ini penulis menyadari banyak pihak yang memberikan dukungan , bimbingan, pengarahan dan bantuan kepada penulis. Oleh karena itu, izinkanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penulisan ilmiah ini, terutama kepada :

1. Bapak Dr. Agus Salim, M.SI selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi. 2. Bapak Zulfiandri, MMSI sebagai Ketua Program Studi Sistem Informasi.

(8)

memberikan segala daya dan upaya untuk memudahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.

5. Suku Dinas Tata Ruang Kota Daerah Administratif Jakarta Selatan yang telah membantu penulis dalam melakukan riset selama penulis mengerjakan penelitian ini.

6. Kedua Orang Tua yang tidak pernah lepas berdoa mendukung penulis untuk bisa menyelesaikan penelitian ini, serta terima kasih untuk segala materi yang selama ini diberikan hingga akhir.

7. Teman-teman super seperjuangan GIS 2006 yang selalu saling membahu dan memberikan semangat kepada sesama.

8. Seluruh teman-teman SIC 2006 yang selalu memberikan semangat dan motivasi.

9. Semua teman-teman SI angkatan 2006 baik yang sudah menyelesaikan studinya ataupun belum.

10. Semua teman-teman PMII Komisariat PMII Fakultas Sains dan Teknologi yang selalu melakukan pergerakan.

11. Semua pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung yang penulis tidak bisa sebutkan satu persatu.

(9)

dan bermanfaat bagi masyarakat banyak. Maaf atas segala kekhilafan.

Jakarta, April 2013

(10)

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

LEMBAR PERNYATAAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR SIMBOL ... xx

DAFTAR ISTILAH ... xxii

DAFTAR LAMPIRAN ... xxiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Perumusan Masalah ... 6 1.3 Batasan Masalah ... 6 1.4 Tujuan Penelitian ... 7 1.5 Manfaat Penelitian ... 8 1.6 Metodologi Penelitian ... 9

(11)

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Sistem ... 13

2.1.1 Pengertian Sistem ... 13

2.1.2 Karakteristik Sistem ... 13

2.2 Konsep Dasar Informasi ... 16

2.2.1 Pengertian Informasi ... 16

2.2.2 Siklus Informasi ... 16

2.2.3 Pengertian Sistem Informasi ... 16

2.3 Sistem Informasi Geografis (SIG) ... 17

2.3.1 Pengertian SIG ... 17

2.3.2 Komponen SIG ... 18

2.3.3 Subsistem SIG ... 20

2.3.4 Jenis Data pada Sistem Informasi Geografis ... 21

2.3.5 Kelebihan SIG ... 23

2.3.6 Kemampuan SIG ... 25

2.3.7 Fungsi Analisis pada SIG ... 26

2.4 Rancang Bangun Sistem Informasi Spasial ... 28

2.4.1 Basis Data Spasial ... 29

2.5 SIG Berbasis Web ... 30

(12)

2.6 Pengolahan Data ... 33

2.7 Konsep Database ... 33

2.7.1 Database ... 33

2.7.2 Pengertian Sistem Basis Data ... 33

2.7.3 Database Management System ... 33

2.8 Perangkat Lunak SIG ... 34

2.8.1 Pengenalan ArcView 3.3 ... 34

2.8.2 Bahasa Pemrograman Avenue ... 35

2.8.3 Aplikasi Internet SIG ... 36

2.9 PHP dan MySQL ... 37

2.9.1 PHP ... 37

2.9.2 MySQL ... 39

2.10 Metodologi Pengembangan Sistem ... 39

2.10.1 The sequential or Waterfall Strategy ... 41

2.11 Tools Analysis and Design Sistem Informasi ... 42

2.11.1 Flowchart ... 42

2.11.2 DFD (Data Flow Diagram) ... 44

2.11.3 ERD (Entity Relationship Diagram) ... 45

2.11.4 Normalisasi ... 47

(13)

2.12.2 Sifat-sifat daerah resapan air ... 51

2.12.3 Fungsi Daerah Resapan Air ... 51

2.12.4 Tujuan Perlindungan Daerah Resapan Air ... 52

2.12.5 Yang termasuk kategori Daerah Resapan Air ... 52

2.12.6 Masalah perlindungan daerah resapan air ... 53

2.12.7 Faktor-Faktor Penyebab Penyempitan Daerah Resapan Air ... 54

2.13 Jakarta Selatan ... 55

2.13.1 Peta Jakarta Selatan ... 57

2.13.2 Kecamatan Wilayah Jakarta Selatan ... 57

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian ... 58

3.2 Bahan dan perangkat penelitian ... 58

3.3 Kerangka berfikir ... 60

3.4 Metode pengumpulan data ... 62

3.5 Metode pengembangan sistem ... 66

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 System Initiation ... 70

(14)

4.2.1.1 Sejarah Singkat Suku Dinas Tata Ruang Daerah

Administrasi Jakarta Selatan ... 72

4.2.1.2 Visi dan Misi ... 75

4.2.1.3 Struktur Organisasi Suku Dinas Tata Ruang Daerah ... 75

4.2.2 Analisa Sistem Berjalan ... 76

4.2.2.1 Kelemahan Sistem Yang Sedang Berjalan ... 76

4.2.2.2 Analisa Pemecahan Masalah ... 77

4.2.3 Kebutuhan User dan Sistem ... 78

4.2.3.1 Kebutuhan User ... 78

4.2.3.2 Kebutuhan Sistem ... 79

4.3 System Design ... 81

4.3.1. Perancangan proses Sistem Informasi spasial daerah resapan air ... 81

4.3.2. Perancangan data base Sistem Informasi daerah resapan air ... 95

4.3.3. Perancangan tampilan (GUI) Sistem informasi daerah resapan air ... 103

4.4 System implementation ... 108

(15)

5.1 Kesimpulan ... 115 5.2 Saran ... 116

DAFTAR PUSTAKA

(16)

1.1 Grafik Daerah resapan air Jakarta Selatan ... 3

2.1 Proses untuk merepresentasikan SIG ... 20

2.2 The sequential orWaterfall Strategy (Sumber: Whitten, 2004) ... 41

2.3 Peta jakarta selatan ... 57

3.1 Kerangka berfikir ... 61

4.1 Stuktur Organisasi Suku Tata Ruang Jakarta Selatan ... 75

4.2 Diagram Konteks ... 82

4.3 DFD level 1/Diagram Zero ... 85

4.4 DFD level 2 proses 2.0 ... 90

4.5 DFD level 2 proses 4.0 ... 93

4.6 Entity Relationship Diagram (ERD) ... 96

4.7 STD kepala ... 101

4.8 STD koordinator ... 102

4.9 STD masyarakat ... 103

4.10 Tampilan GUI kepala ... 104

4.11 Tampilan GUI koordinator ... 105

4.12 Tampilan GUI masyarakat ... 106

4.13 Tampilan GUI Admin ... 107

(17)

1.1 jumlah RTH sebagai daerah resapan per-tahun ... 2

2.1 Tabel korelasi antara langkah-langkah pemecahan masalah yang umum dengan proses pengembangan sistem (Whitten, 2004). ... 40

2.2 Data wilayah Jakarta selatan (Bapeda, 2011). ... 57

3.1 Tabel wawancara. ... 64

4.1 Alur proses diagram konteks ... 83

4.2 Proses Login ... 87

4.3 Proses Pengolahan Data spasial ... 87

4.4 Pengolahan WebGis ... 87

4.5 Proses berita ... 88

4.6 kritik dan saran ... 89

4.7 Proses pengolahan data kab/kota ... 90

4.8 Proses pengolahan data kecamatan ... 91

4.9 Proses pengolahan data luas lahan terpakai ... 91

4.10 Proses pengolahan data luas daerah resapan ... 91

4.11 Proses pengolahan data daerah resapan ... 92

4.11 Proses create berita ... 93

4.12 Proses update berita ... 94

4.14 Proses delete berita ... 94

(18)

4.19 Normalisasi 2NF data kotamadya_2010 ... 94

4.20 Normalisasi 2NF data kecamatan_2010 ... 94

4.21 Normalisasi 2NF data luas lahan terpakai_2010 ... 95

4.22 Normalisasi 2NF data luas daerah resapan_2010 ... 95

4.23 Normalisasi 2NF data daerah resapan_2010 ... 95

4.24 Normalisasi 2NF data berita ... 95

4.25 Kamus Data ... 96

4.26 Tabel kabupaten ... 97

4.27 Tabel kecamatan ... 97

4.28 Tabel Luas Lahan terpakai ... 98

4.29 Tabel Luas Daerah Resapan ... 98

4.30 Tabel Luas Daerah Resapan ... 99

4.31 Tabel user ... 99

4.32 Tabel berita ... 100

4.33 Tabel Pengujian Black Box ... 109

4.34 Luasan daerah resapan air Kecamatan Cilandak ... 111

4.35 Luasan daerah resapan air Kecamatan Jagakarsa ... 111

4.36 Luasan daerah resapan air Kecamatan Kebayoran Baru ... 111

4.37 Luasan daerah resapan air Kecamatan Kebayoran Lama ... 111

(19)

4.42 Luasan daerah resapan air Kecamatan Setia Budi ... 113 4.43 Luasan daerah resapan air Kecamatan Tebet ... 113 4.44 Data daerah resapan air Jakarta Selatan 2010 ... 114

(20)

Gene dan Sarson Keterangan Yourdon dan DeMarco Agen Eksternal Process (Proses) Data Flow (Aliran Data) Data Store (Simpanan Data)

2. Simbol dan Notasi Entity Relationship Diagram (Abdul Kadir, 2009) No Simbol Keterangan

1. Entitas

2. Atribut

3.   Hubungan

(21)

5.

Penghubung

3. Simbol Notasi Kamus Data (Jogiyanto, 2005)

Notasi Keterangan = Terdiri dari + AND [ ]

Salah satu elemen dari (memilih salah satu dari elemen-elemen data di dalam kurung brachet ini) |

Sama dengan simbol [ ]

M { } M

Iterasi (elemen data di dalam kurung brace beriterasi mulai minimum N kali dan maksimum M kali)

()

optional (elemen data di dalam kurung parenthesis sifatnya optional, dapat ada dan dapat tidak ada) *

Keterangan setelah tanda ini adalah komentar ……….. 

(22)

Mercator adalah sistem koordinat yang

sudah diproyeksikan (Transverse

Mercartor) dengan membagi bumi menjadi

60 zona yang berbeda.

2 Sistem Informasi Geografis Sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang tereferensi secara spasial atau koordinat geografi

3 Perancangan Proses dimana keperluan pengguna dirubah ke dalam bentuk paket perangkat lunak dan atau kedalam spesifikasi pada komputer yang berdasarkan pada sistem informasi 4 Daerah Resapan Daerah-daerah yang sudah ditentukan oleh

dinas tata ruang kota Jakarta yang berfungsi sebagai jalur hijau atau dimanfaatkan sebagai daerah hijau kota yang salah satu tujuannya yaitu mencegah terjadinya banjir ketika musim penghujan datang dan juga sebagai cadangan air pada saat musim kemarau.

(23)

Lampiran B Tampilan aplikasi

Lampiran C Dokumen-dokumen

(24)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kawasan perkotaan di Indonesia cendrung memiliki permasalahan yang sama, yaitu tingginya tingkat pertumbuhan penduduk terutama akibat arus urbanisasi sehingga menyebabkan pengelolaan tata ruang kota semakin berat. Demikian halnya dengan daerah Jakarta Selatan merupakan kawasan perkotaan sangat padat dengan gedung-gedung, jalan tol dan bangunan-bangunan lainnya. Banyaknya gedung-gedung megah menjadikan Jakarta selatan menjadi salah satu tujuan yang menarik bagi orang-orang untuk datang dan mendirikan bangunan yang tujuannya untuk dijadikan perusahaan, rumah, jalan dan yang lainnya.

Hal ini menimbulkan arus pembangunan yang terus meningkat yang menyebabkan daerah Jakarta selatan menjadi padat setiap tahunnya sehinnga menyebabkan berkurangnya ruang terbuka sebagai daerah resapan air. Berdasarkan peraturan menteri Pekerjaan Umum pasal 3 point (a) No 5 tahun 2008 tentang pedoman penyediaan dan pemanfaatan .ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan disebutkan bahwa menjaga ketersediaan lahan sebagai kawasan resapan air. Dari hasil wawancara dengan salah satu pegawai di suku Dinas Jakarta Selatan menyebutkan bahwa dalam keputusan Gubernur nomor 1516 tahun 1997 tentang penjabaran RTRW yang termasuk dalam kategori daerah resapan air ada 2 jenis yaitu penyempurna hijau bianaan dengan

(25)

fasilitasnya dan penyempurna hijau lindung fasilitasnya. Penyempurna hijau bianaan dibagi menjadi lima yaitu penyempurna hijau umum, penyempurna hijau taman, penyempurna hijau makam, penyempurna hijau rekreasi dan olahraga dan penyempurna hijau preservasi. Pada kenyataannya untuk saat sekarang ini luas dari Daerah resapan air yang ada di Jakarta Selatan hanya tinggal 7-9% dari luas standar yang ditentukan oleh Dinas Tata Ruang Jakarta.

Dalam perencanaan tata ruang di Jakarta, Jakarta Selatan merupakan kawasan yang dijadikan sebagai wilayah daerah resapan atau kawasan ruang terbuka hijau. Seiring berkembangnya zaman, daerah resapan air di Jakarta selatan terus menurun dari tahun ke tahunnya.

Dibawah ini dapat dilihat data perkembangan daerah ruang terbuka hijau yang dijadikan sebagai daerah resapan air yang terus mengalami penurunan dari tahun ke tahunnya.

Table 1.1 Luasan daerah resapan air tahun 2000-2009 wilayah jakarta selatan*

no

Tahun

Luasan daerah resapan air

1 2000 48,70 km2 2 2001 46,32 km2 3 2002 44,82 km2 4 2003 40,35 km2 5 2004 35,95 km2 6 2005 29,26 km2 7 2006 26,50 km2

(26)

8 9 10 *(Sumber hijau Data daerah tahun (Suku hijau 2007 2008 2009 : BPLHD ja Dari tabe sebagai da yang diam h resapan a n 2000 daera u Dinas Tata Dibawah sebagai dae akarta) el diatas da aerah resapa mbil dimula

air pada tah ah resapan a a Ruang Ko ini dapat di erah resapan apat dilihat an di Jakar ai dari tahu hun 2000 ad air sudah m ota Adminis ilihat gamba n di Jakarta 22,5 19,5 17,2 bahwa jum a selatan te un 2000, ji dalah sekita mencukupi d strasi Jakart ar grafik jum selatan seti 52 km2 53 km2 26 km2 mlah daerah erus menga ika diperse ar 33,54%. dari standar a Selatan, 2 mlah Daera iap tahunny h ruang ter alami penur entasikan ju Ini berarti yang diteta 2010). ah Ruang ter ya. rbuka runan. umlah pada apkan, rbuka

(27)

Lahan terbuka kosong memiliki peranan yang penting dalam tata ruang kota, khususnya daerah resapan air yang bermanfaat untuk menyerap air ketika hujan sehingga dapat menghindari terjadinya banjir. Menurunnya jumlah lahan terbuka kosong sebagai daerah resapan air merupakan salah satu penyebab terjadinya banjir. Apabila masalah tersebut tidak ditanggapi dengan serius, maka tidak menutup kemungkinan timbulnya masalah baru. (Selvi, 2009).

Oleh karena itu diperlukan suatu tindakan yang sesuai untuk mengatasi permasalahan yang ada di kawasan daerah Jakarta selatan ini. Salah satu tindakan yang dapat dilakukan yaitu dengan memberikan informasi kepada pejabat pemerintah daerah Jakarta selatan atau lebih khususnya bagian dinas tata ruang kota tentang berapa banyak daerah resapan air yang ada di daerah Jakarta selatan.Informasi yang diberikan juga dapat dijadikan sebagaibahan pertimbangan kepada masyarakat dan pemerintah daerah Jakarta selatan dalam mengurangi arus pembangunan yang tinggi.

Berdasarkan permasalahan di atas maka pada kesempatan ini penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul :”RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL BERBASIS WEB DAERAH RESAPAN AIR (STUDI KASUS DAERAH JAKARTA SELATAN)”. Diharapkan dengan adanya sistem ini diharapkan menjadi solusi alternatif bagi Pemda Kotamadya Jakarta selatan.

(28)

Adapun penelitian tentang daerah resapan air telah banyak dilakukan sebelumnya oleh para peneliti untuk mengetahui penyebaran daerah resapan air. Contohnya penelitian yang dilakukan oleh Mardi Wibowo (2006), tentang Model Penentuan Daerah Resapan Air Untuk Perencanaan Tata Ruang Berwawasan lingkungan dimana di dalam penelitiannya membahas tentang kriteria-kriteria daerah resapan air. Indra Yanto (2009), Model Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Sebagai Daerah Resapan. Mahasiswa IPB ini melakukan penelitian mengenai model RTH yang ada di DKI Jakarta. Dalam makalah seminar kehutanan oleh Aten Suwanda (2008), tentang Pelestarian Daerah Resapan Air Upaya Pencegahan Banjir Di Wilayah DKI Jakarta dijelaskan betapa pentingnya daerah resapan air untuk penanggulangan bencana banjir. Ridwan Ariadika (2012), tentang Rancang Bangun Sistem Informasi Spasial Berbasis Web Pada Sebaran Kualitas Air Tanah di DKI Jakarta, adapun mahasiswa UIN Syarif Hidatullah Jakarta ini menggunakan metode penelitian dan pembuatan web GIS yang sama dalam penelitian ini. Penelitian oleh Selvi Lehurlawal (2009), tentang Analisa Spasial dan Preferensi Pemilik Lahan Terhadap Perencanaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Medan, Universitas Sumatera Utara menggunakan data citra tahun 2008. Tesis yang dilakukan oleh mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara M. Khairul Rizal (2009), tentang Analisis Pemetaan Zonasi Resapan Air Untuk Perlindungan Sumberdaya Air Tanah (Groundwater) PDAM Tirtanadi Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara. Fransiscus Hamonangan Hutabarat (2009), mahasiswa Institut

(29)

Teknologi Sepuluh November tentang Analisis Perencanaan Tata Guna Lahan Untuk Wilayah Perkotaan (Studi Kasus: Kecamatan Lowokwaru Kota Malang). Berdasarkan uraian dan penelitian terdahulu tersebut, penelitian ini dilakukan dengan memasukan variabel data resapan air setelah dilakukan penganalisaan terlebih dahulu.

1.2 Perumusan masalah

Ada 2 masalah yang dirumuskan pada penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana merancang sistem informasi spasial daerah resapan air di Kotamadya Jakarta Selatan?

2. Bagaimana sistem ini dapat diterapkan di Dinas Tata ruang Jakarta Selatan sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk mengendalikan arus pembangunan?

1.3 Batasan masalah

Pembatasan masalah dilakukan agar peneliti dapat memberikan pemahaman yang terarah dan sesuai dengan yang diharapkan. Agar pembahasan tidak keluar dari pokok perumusan masalah, maka peneliti membatasi masalah pada :

1. Wilayah Kota yang diteliti adalah wilayah Aministrasi Kota Madya Jakarta Selatan.

2. Dalam pembangunan Rancang Bangun Sistem Informasi Spasial Daerah Resapan Air (studi kasus Jakarta selatan) ini hanya sebatas luas daerah yang dapat dijadikan sebagai resapan air di Jakarta Selatan yang prosesnya

(30)

hanya meliputi input data daerah respan air , cetak laporan dan peta serta menu kritik dan saran. Adapun layer peta terdiri dari luas kecamatan Jakarta Selatan, lahan terpakai setiap kecamatan, lahan kosong/daerah resapan dan data sebaran daerah resapan air.

3. Rancang Bangun Sistem Informasi Spasial Daerah Resapan Air (studi kasus Jakarta selatan) ini dibuat untuk Divisi Bagian Pengendalian Rencana Suku Dinas Tata Ruang daerah wilayah Jakarta Selatan.

4. Metodologi pengembangan sistem yang dilakukan adalah pengembangan sistem menggunakan model waterfall strategy sequential (air terjun beraturan) sampai tahap implementasi coding prototype.

5. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan bahasa pemrograman PHP (Hypertext prepocessor) dan MySQL sebagai database tabular dan

software Arcview 3.3 sebagai database spasialnya. Tools yang digunakan

software Arcview 3.3 dengan extensi register and transform tools , JPEG

(JFIF) sebagai Image Support, dan Edit Tools 3.1 sebagai tools analisa

luas daerah resapan air dan teknologi WebGIS. Program aplikasi

MapGuide 3.02b untuk menampilkan data spasial pada web. Data spasial

yang digunakan memiliki format shapefile (*shp). 1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka tujuan umum penelitian ini ada 2 yaitu:  

1. Terwujudnya sistem informasi spasial daerah resapan air yang bisa digunakan oleh pemerintah daerah Jakarta selatan khususnya suku dinas tata ruang.

(31)

2. Tersedianya sistem informasi spasial yang menyediakan informasi tentang Daerah resapan air di kecamatan di wilayah daerah Jakarta selatan.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang didapatkan dalam penulisan skripsi antara lain:

1. Bagi Penulis

a. Untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Strata Satu (S1) Sistem Informasi Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah.

b. Kesempatan dalam menerapkan ilmu-ilmu yang diperoleh selama perkuliahan.

c. Memperoleh analisa bagaimana mengetahui daerah-daerah yang merupakan daerah resapan air.

2. Bagi Instansi dan Pemerintah

a. Dengan dibangunnya sistem informasi spasial berbasis web ini, dapat membantu memudahkan pemerintah Jakarta Selatan untuk memberikan informasi daerah yang merupakan daerah resapan air dalam bentuk data spasial berupa peta.

b. Dapat menjadi sebuah pertimbangan bagi suku dinas tata ruang pemerintah kota Jakarta Selatan untuk melakukan

(32)

kebijakan-kebijakan terkait penanganan daerah-daerah resapan air.

3. Bagi Masyarakat Umum

a. Memberikan informasi spasial secara detail kepada masyarakat akan daerah resapan air di Jakarta Selatan.

b. Memberitahukan informasi kepada masyarakat bahwa betapa pentingnya daerah-daerah resapan air untuk suatu daerah.

1.6 Metodologi Penelitian

1.6.1 Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang benar-benar akurat, relevan, valid dan reliable maka penulis mengumpulkan sumber data dengan cara :

1. Metode Kepustakaan

Merupakan metode pengumpulan data dengan cara membaca buku atau dokumen literatur lainnya yang dapat dijadikan acuan penelitian dan pembangunan aplikasi.

(33)

Sumber literatur yang dipergunakan di dalam penulisan skripsi ini adalah studi literatur hasil dari penelitian atau hasil penulisan karya ilmiah.

3. Wawancara

Pengumpulan data melalui tatap muka dan tanya jawab langsung dengan sumber data atau pihak-pihak yang berkepentingan yang berhubungan dengan penelitian.

1.6.2 Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem yang digunakan peneliti adalah

waterfallstrategy sequential (strategi air terjun beraturan) yang terdiri

dari permulaan sistem (system initiation), analisis sistem (system

analysis), desain sistem (system design), dan implementasi sistem

(system implementation) (Whitten, 2004). Langkah-langkahnya dibagi menjadi 4 bagian:

1. System Initiation

Penulis melakukan inisiasi terhadap studi kepustakaan, studi literatur sejenis, interview atau wawancara, identifikasi yang terjadi serta tujuan pengembangan pada penelitian ini.

(34)

Penulis memahami bagaimana sistem yang lama/sedangberjalan, analisis sistem serta dibuat usulan pada sistem yang baru dengan memberikan solusi.

3. System Design

Merupakan tahapan untuk membangun basis pengetahuan dan membuatran cangan-rancangan program aplikasi sistem yang akan dibangun setelah data diproses dan dianalisis.

4. System Implementation

Penulis melakukan coding dari implementasi solusi yang dipilih dan mengevaluasi hasilnya dengan pengujian sistem. Apabila terdapat masalah yang tidak terpecahkan maka penulis melakukan pengkajian ulang kelangkah identifikasi masalah dan analisa sistem.

1.7 Sistematika penulisan

Dibawah ini diuraikan penjelasan masing-masing bab yang terdapat dalam penelitian skripsi ini, yaitu sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini akan menguraikan secara singkat tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian yang digunakan dan sistematika penelitian yang masing-masing dijelaskan dalam tiap subbab.

(35)

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini akan menjelaskan dan menguraikan tentang konsep-konsep dasar dasar mengenai Sistem Informasi, software, dan hardware yang digunakan dan juga teori-teori penunjang yang menjadi dasar penelitian skripsi ini.

BAB III : METODOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan tentang metode penelitian skripsi dengan metode pengumpulan data dan metode perancangan sistem.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan hasil dan pembahasan tentang pengolahan data spasial dan atribut dengan melalui tahap system Initiation,

system analysis, system design dan system implementation.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan mengenai permasalahan yang dihadapi dari aplikasi Sistem Informasi spasial berbasis web luas daerah resapan air dan saran untuk pengembangan sistem informasi spasial daerah resapan air ini selanjutnya.

(36)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Sistem 2.1.1 Pengertian Sistem

Sistem adalah suatu kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Elemen-elemen yang saling berinteraksi dan saling berhubungan membentuk suatu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran sistem dapat tercapai. Elemen-elemen yang dimaksud merupakan definisi yang lebih luas. Tergantung organisasi yang menjalankannya (Jogiyanto, 2005:2).

Sistem dapat juga didefinisikan sebagai sekumpulan objek, ide, berikut saling keterhubungannya (inter-relasi) dalam mencapai tujuan atau sasaran bersama (Prahasta, 2005: 37).

2.1.2 Karakteristik Sistem

Jogiyanto (2002:12), karakteristik dari sistem adalah: 1. Komponen sistem

Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap sistem tidak peduli betapapun kecilnya, selalu mengandung komponen-komponen atau subsistem-subsistem.

(37)

menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.

2. Batas sistem

Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup dari sistem tersebut.

3. Lingkungan luar sistem

Lingkungan luar sistem adalah apapun diluar batas suatu sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat menguntungkan dan dapat juga merugikan. Lingkungan yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara, sedangkan yang merugikan haruslah ditahan dan dikendalikan, kalau tidak maka akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.

4. Penghubung sistem

Penghubung (interface) merupakan media penghubung antar satu subsistem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung, satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lain membentuk satu kesatuan.

(38)

5. Masukan sistem

Masukan (input) adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenanceinput) dan masukan sinyal (signalinput).

Maintenanceinput adalah energi yang dimasukkan supaya

sistem tersebut dapat beroperasi. Signalinput adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran.

6. Keluaran sistem

Keluaran (output) adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluatan yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada supra sistem.

7. Pengolah sistem

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lainnya menjadi keluaran berupa barang jadi.

8. Sasaran sistem

Suatu sistem pasti mempunyai tujuan dan sasaran. Kalau suatu sistem tidak mempunyai suatu sasaran, maka operasi sistem akan tidak berguna. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem, dan

(39)

keluaran yang dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.

2.2 Konsep Dasar Informasi 2.2.1 Pengertian Informasi

Informasi dapat didefinisikan sebagai data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakannya. (Kadir, 2009:3)

2.2.2 Siklus Informasi

Siklus informasi dimulai dari data mentah yang diolah melalui suatu model menjadi informasi (output), kemudian informasi diterima oleh penerima, sebagai dasar untuk membuat keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti membuat data kembali. Kemudian data tersebut akan ditangkap sebagai input dan selanjutnya membentuk siklus (Ladjamudin, 2005:11)

2.2.3 Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi adalah sekumpulan orang, data, proses dan teknologi informasi yang saling berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk mendukung sebuah organisasi. (Whitten et al, 2004:12)

(40)

2.3 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.3.1 Pengertian SIG

Pada dasarnya, istilah SIG merupakan gabungan dari tiga unsur pokok, yaitu sistem, informasi dan geografis, Informasi geografis sendiri mengandung pengertian informasi mengenai tempat-tempat yang terletak diperkumkaan bumi, pengetahuan mengenai posisi dimana suatu objek terletak dipermukaan bumi dan informasi mengenai keterangan-keterangan (atribut) yang terdapat di permukaan bumi yang posisinya diberikan atau diketahui (Prahasta, 2005:49).

Definisi SIG selalu berkembang, bertambah dan bervariasi, Selain itu SIG juga merupakan suatu bidang kajian ilmu dan teknologi yang relatif baru, digunakan oleh berbagai bidang disiplin ilmu dan dikembangkan dengan cepat.

SIG diartikan sebagai sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis dan menghasilkan data bereferensi geografis atau data geospasial untuk mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengolahan penggunaan lahan, SDA, lingkungn, transportasi, fasilitas kota dan pelayanan umum lainnya. 1 http://www.geografiana.com/bab-i-gis-workbook-vol-i-pengantar-gis.html (Prayitno,2006)[10/11/2011 : 11.26 WIB]

(41)

SIG didefinisikan sebagai kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi dan personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan, mengupdate, memanipulasi, menganalisis dan menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi geografi (Prahasta, 2005: 55).

2.3.2 Komponen SIG

Sistem Informasi geografi merupakan sistem kompleks yang biasanya terintegrasi dengan lingkungan sistem-sistem komputer yang lain ditingkat fungsional dan jaringan. Sistem tersebut terdiri dari empat komponen utama yang terintegrasi menjadi satu kesatuan. Empat komponen tersebut adalah: (Prahasta, 2005: 58)

1. Perangkat keras; pada saat ini sistem informasi geografi tersedia untuk berbagai perangkat keras mulai dari PC, desktop,

work station, hingga multi user host yang banyak digunakan

oleh banyak pengguna secara bersamaan dalam jaringan komputer luas, berkemampuan tinggi, memiliki ruang penyimpanan yang besar (hard disk), kapasitas memori yang besar (RAM). Perangkat keras yang sering digunakan untuk sistem informasi geografi adalah komputer (PC), mouse,

digitizer, printer dan plotter (untuk pegolahan) dan scanner

(42)

2. Perangkat lunak; sistem informasi geografi merupakan sistem oerangkat lunak yang tersususn secara modular dimana basis data memegang peranan penting. Perangkat lunak sistem informasi goegrafi menyediakan fungsi untuk masukan, menyimpan, menganalisis dan menampilkan data dalam bentuk geografik. Sistem informasi geografi diimplementasikan dengan menggunakan perangkat lunak yang terdiri dari modul yang dapat dieksekusi sendiri. Perangkat lunak SIG yang umum digunakan adalah ArcView, Map Info, Autocad Map. 3. Data dan Informasi geografi; sistem informasi goegrafi dapat

mengumpulkan dan menyimpan data yang diperlukan baik secara tidak langsung maupun mengimpornya dari perangkat lunak sistem informasi geografi lainnya maupun secara langsung dengan cara digitasi data spasial dari peta dan masukan data atributnya dari tabel dengan menggunakan keyboard. Data geografik juga dapat diperoleh dengan membelinya dari penyedia jasa peta.

4. User proyek sistem informasi geografi akan berhasil jika diatur dengan baik dan dikerjakan oleh orang-orang yang memiliki keahlian yang tepat pada semua tingkatan.

Dari komponen sistem informasi geografi yang telah disebutkan diatas, sistem informasi geografis merupakan seluruh kesatuan cara kerja sistem informasi goegrafi yang

(43)

dapat merepresentasikan kondisi dunia nyata kedalam komputer seperti pada peta yang mampu merepresentasikan keadaan dunia nyata diatas kertas. Adapun proses untuk merepresentasikannya adalah:

Gambar 2.1 Proses untuk merepresentasikan SIG

2.3.3 Subsistem SIG

Subsistem yang dimiliki oleh sistem informasi goegrafis adalah: (Prahasta, 2005: 56)

1. Data Input: Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan atribut dari bebagai sumber. Subsistem ini pula yang bertanggung jawab dalam mengkonversi atau mentransformasikan format data-data aslinya ke dalam format yang dapat digunakan oleh SIG.

(44)

2. Data Output: Subsistem ini menampilakn atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian basis data baik dalam bentuk

softcopy maupun bentuk hardcopy seperti tabel,grafik, peta dan

lain-lain.

3. Data Management: Subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun atribut ke dalam sebuah basis data sedemikian rupa sehingga mudah di panggil, diupdate, dan diedit.

4. Data manipulation & Analysis: subsiste ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. Selain itu, subsistem ini juga melakukan manipulasi dan permodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.

2.3.4 Jenis Data pada Sistem Informasi Geografis

Sistem informasi geografis memiliki dua (2) jenis data, yaitu data spasial (keruangan), dan data non spasial (atribut). Jenis data spasial merupakan data yang berhubungan dengan ruang atau yang bersifat keruangan. Sekumpulan entity baik yang memiliki lokasi atau posisi yang tetap mampu yang tidak tetap (memiliki kecenderungan untuk bertambah, bergerak atau berkembang) merupakan pendeskripsian dari data spasial. Penyajian data spasial dalam komputer dapat ditampilkan secara raster dan vektor.

Dalam struktur raster, untuk menetapkan data alokasionalnya menggunakan jaringan sel grid. Jadi dalam struktur raster lokasi keruangannya dikodekan, setiap sel menunjukkan

(45)

baris dan kolom dalam suatu matriks petunjuk lokasi serta kode atribut yang dipetakan ke dalamnya. Sedangkan struktur vektor, suatu titik dinyatakan dengan koordinat tunggal (x,y), ). baris dengan koordinat yang berkesinambungan ((x1 ,y1),(x2,y2),...,(xn,yn)) dan di poligon dengan deret tertutup ((x1,y1),(x2,y2), ...,(xn,yn),(x1,y1)). Perbedaan dari struktur vektor dan raster adalah struktur vektor menunjukkan penyajian yang lebih detil dibandingkan dengan struktur raster tetapi struktur vektor membutuhkan perangkat yang lebih rumit dan mahal dalam penerapannya.

Jenis data non spasial merupakan data yang dapat dihubungkan dengan data geografis atau peta untuk menampilkan informasi yang dibutuhkan. Penyimpanan data non spasial ini dapat dilakukan dengan dua (2) cara, yaitu dalam bentuk tabel di dalam database dan ditabelkan pada peta dengan pola titik tertentu atau simbol tertentu. Setiap objek memiliki ciri dasar yang membedakan dengan objek lainnya. Atribut adalah uraian dari ciri dasar tersebut untuk tujuan pengenalannya, termasuk pula klasifikasi serta nama-nama tertentu yang digunakan untuk objek-objek tertentu. Atribut juga sebagai data tematik atau data atribut biasanya disajikan dalam bentuk tulisan atau legenda peta. Contoh atribut jalan seperti, karakteristik jalan dan kualitas jalan (Prahasta:2002).

(46)

2.3.5 Kelebihan SIG

SIG mempunyai beberapa kelebihan. Kelebihan yang dimiliki oleh SIG, diantaranya: (Prahasta, 2005: 7-8)

1. SIG sangat efektif di dalam membatu proses-proses pembentukan, pengembangan atau perbaikan peta manual yang telah dimiliki oleh setiap orang yang menggunakannya dan selalu berdampingan dengan lingkungan fisik dunia nyata yang penug dengan kesan-kesan virtual.

2. SIG dapat digunakan sebagai alat bantu utama yang interaktif, menarik dan menantang di dalam usaha-usaha untuk meningkatkan pemahaman, pengerian, pembelajaran dan pendidikan mengenai konsep-konsep lokasi, ruang (spasial), kependudukan dan unsur-unsur geografis yang terdapat di permukaan bumi berikut data-data atribut terkait yang menyertainya.

3. SIG memiliki kemampuan analisis spasial dan non-spasial. 4. SIG dapat memisahkan dengan tegas antara bentuk presentasi

dengan data-datanya (basis data) sehingga memiliki kemampuan-kemampuan untuk merubah presentasi dalam berbagai bentuk.

5. SIG dapat menguraikan unsur-unsur yang terdapat di permukaan bumi ke dalam bentuk beberapa layer atau

(47)

6. SIG memiliki kemampuan-kemampuan yang sangat baik dalam memvisualisasikan data spasial berikut atribut-atributnya. Modifikasi warna, bentuk dan ukuran simbol yang diperlukan untuk merepresentasikan unsur-unsur permukaan bumi dapat dilakukan dengan mudah.

7. Hampir semua operasi (termasuk analisis-analisisnya) yang dimiliki oleh perangkat SIG (terutama desktop GIS) dapat dilakukan secara interaktif dengan bantuan menu-meni dan help yang bersifat user friendly.

8. SIG dapat menurunkan data-data secara otomatis tanpa keharusan untuk melakkukan intepretasi secara manual (terutama intepretasi secara visual dengan menggunakan mata manusia).

9. Hampir semua aplikasi SIG dapat di-costumize, dengan menggunakan perintah-perintah dalam bahasa skrip yang dimiliki oleh perangkat lunak SIG yang bersangkutan, sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pengguna secara otomatis, cepat, lebih menarik, informatif dan

user friendly.

10. Perangkat lunak SIG, pada saat ini, sudah menyediakan fasilitas-fasilitas untuk berkomunikasi dengan aplikasi-aplikasi perangkat lunak lainnya hingga dapat bertukar data secara dinamis baik melalui fasilitas OLE (Object linking and

(48)

embedding) maupun driver ODBC (Open DataBase Connectivity).

11. SIG, pada saat ini, sudah dapat diimplementasikan sedemikian rupa sehingga dapat bertindak sebagai map-server atau GIS-server yang siap melayani permintaan-permintaan (queries) baik para clients melalui jaringan lokal (intranet) maupun jaringan internet (web-based).

12. SIG sangat membantu pekerjaan-pekerjaan yang erat kaitannya dengan bidang-bidang spasial dan geo-informasi.

2.3.6 Kemampuan SIG

Secara jelas, kemampuan SIG juga dapat dilihat dari pengertian atau definisinya. Berikut kemampuan-kemampuan SIG yang diambil dari beberapa SIG yang telah dituliskan: (Prahasta, 2005: 72)

1. Memasukkan dan mengumpulakn data geografi 2. Mengintegrasikan data geografi.

3. Memeriksa, meng-update (mengedit) data geografi (spasial dan atribut).

4. Menyimpan dan memanggil kembali data geografi (spasial dan atribut).

5. Merepresentasikan atau menampilkan data geografi (spasial dan atribut).

(49)

7. Memanipulasi data geografi (spasial dan atribut). 8. Menganalisa data geografi (spasial dan atribut).

9. Menghasilkan keluaran (output) data geografi dalam bentuk- bentuk; peta tematik (view dan layout) tabel, grafik (chart), laporan (report) dan lainnya baik dalam bentuk hardcopy maupun softcopy.

2.3.7 Fungsi Analisis pada SIG

Kemampuan SIG dapat juga dikenali dari fungsi-fungsi yang dapat dilakukannya. Secara umum, terdapat dua jenis fungsi analisis, yaitu fungsi analisis spasial dan ungsi analisis atribut (basis data atribut). (Prahasta, 2005: 73-75)

Fungsi analisis atribut terdiri dari operasi dasar sistem pengelolaan basis data (DBMS) dan perluasannya:

1. Operasi dasar basis data mencakup: a) Membuat basis data baru, b) Menghapus basis data, c) Membuat tabel basis data, d) Menghapus tabel basis data, e) Mengisi dan menyisipkan data ke dalam tabel, f) Membaca dan mencari data dari tabel basis data, g) Mengubah dan meng-edit data yang terdapat di dalam tabel basis data, h) Menghapus data dari tabel basis data.

2. Perluasan operasi basis data: a) Membaca dan menulis basisdata dalam sistem basisdata yang lain (export dan import), b) Dapat berkomunikasi dengan sistem basisdata yang lain (misalkan dengan menggunakan driver ODBC), c) dapat

(50)

menggunakan bahasa basisdata standard SQL (structured query

language), d) Operasi-operasi atau fungsi analisis yang lain

sudah rutin digunakan di dalam sistem basisdata. Fungsi analisis spasial terdiri:

1. Klasifikasi (reclasify) : Fungsi ini mengklasifikasikan atau mengklasifikasikan kembali suatu data spasial (atribut) menjadi data spasial yang baru dengan menggunakan kriteria tertentu. 2. Network (jaringan) : Fungsi ini merujuk data spasial titik-titik

(point) atau garis-garis (lines) sebagai suatu jaringan yang tidak terpisahkan.

3. Overlay: Fungsi ini menghasilkan data spasial baru dari minimal dua data spasial yang menjadi masukannya.

4. Buffering: Fungsi ini akan menghasilkan data spasial baru yang berbentuk poligon atau zone dengan jarak tertentu dari data spasial yang menjadi masukannya. Data spasial titik akan menghasilkan data spasial baru berupa lingkaran-lingkaran yang mengelililngi titik-titik pusatnya.

5. 3D analysis : Fungsi ini terdiri dari sub-sub fungsi yang berhungan dengan peresntasi data spasial dalam ruang 3 dimensi.

6. Digital image processing (pengolahan citra dijital): Fungi ini dimiliki oleh perangkat SIG yang berbasiskan raster.

(51)

Selain yang telah disebutkan diatas, masih banyak fungsi-fungsi analisis spasial yang umum digunakan dalam SIG. Walaupun produk SIG paling sering disajikan dalam bentuk peta, kekuatan SIG yang sebenarnya terletak pada kemampuannya dalam melakukan analisis.

2.4 Rancang Bangun Sistem Informasi Spasial

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata rancang berarti mengatur segala sesuatu sebelum bertindak mengerjakan atau melakukan sesuatu untuk merencanakan (Skripsi Haris Mustamsikin, 2010:23, Departemen Pendidikan Nasional).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata bangun berarti bentuk, cara menyusun atau susunan yang merupakan suatu wujud struktur (Skripsi Haris Mustamsikin, 2010 : 24, Departemen Pendidikan Nasional).

Rancang bangun berarti mendesain bangunan yang akan dibuat (Skripsi Haris Mustamsikin, 2010 : 24, Departemen Pendidikan Nasional).

Sistem informasi spasial adalah sebuah sistem yang didalamnya menyajikan data yang memiliki referensi ruang kebumian (geogreference) dimana berbagai data atribut terletak dalam berbagai unit spasial. Sekarang ini data spasial merupakan media penting untuk perencanaan pembangunan dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan pada cakupan wilayah kontinental, nasional, regional maupun lokal. Pemanfaatan data spasial semakin meningkat setelah adanya teknologi pemetaan digital dan pemanfaatannya pada sistem informasi geografis

(52)

(SIG). Format data spasial dapat berupa data vektor (polygon, line, point) maupun raster (Prahasta, 2002).

2.4.1 Basis Data Spasial

Spasial (dalam bahasa inggris, spatial) menunjukkan kata sifat yang berhubungan dengan ruangan, yang merupakan pengembangan dari kata “space” yang berarti “ruang”. Singkatnya untuk merujuk pada hal-hal yang berhubungan dengan ruang ataupun tempat, kata ”spasial” dapat kita gunakan. Istilah spasial ini juga mencakup istilah geografis, yang sudah cukup sering kita dengar/gunakan, yang merujuk pada hal-hal yang berhubungan dengan ilmu bumi. Basis data spasial ditujukan bagi penyimpanan data yang berkaitan dengan lokasi-lokasi dan ruang geometris, dan mendukung query dan penggunaan indeks yang efesien berdasarkan data lokasi/ruang tersebut. Ada dua basis data spasial yang penting diketahui:

1. Basis data perancangan (design database) atau basis data CAD (Computer-Aided Design) yang digunakan untuk menyimpan data hasil perancangan untuk objek-objek yang dibuat manusia seperti bangunan, mobil, pesawat dan lain-lain. Contoh lain dalam pemanfaatan basis Data CAD adalah menyimpan hasil rancangan IC (integrated- circuit) untuk chips dan rancangan perangkat elektronika.

(53)

2. Basis data geografis, yang digunakan untuk menyimpan data geografis seperti peta dan hasil pencitraan satelit. Basis data geografis sering pula disebut GIS (geographic Information

System).

2.5 SIG Berbasis Web

SIG berbasis web yaitu suatu aplikasi berbasis SIG yang dapat dijalankan dan diaplikasikan pada suatu web browser apakah aplikasi tersebut dalam suatu jaringan komputer global yaitu internet ataupun dalam jaringan komputer berbasis Local Area Network (LAN) atau dalam suatu Personal Computer (PC) namun memiliki dan terkonfigurasi dalam

setting jaringan dalam webserver(Prahasta,2007:4-11).

SIG berbasis web merupakan teknologi dalam menempatkan dan menyajukan peta melalui internet yang dapat memberikan informasi mengenai lokasi tertentu kepada user.SIG berbasis web bisa dibuat sebagai perangkat pengawasan (monitoring) sebuah pelaksanaan pekerjaan atau proyek., khususnya yang menyangkut masalah ruang. SIG berbasis web memanfaatkan fungsi interaktivitas yang ada pada aplikasi SIG ke dalam bentuk web.

2.5.1 Dasar-dasar Pemrograman Berbasis Web

Beberapa dasar web yang perlu diketahui antara lain (Hariyanto, 2004):

1. Komunikasi antara web browser dan web server berdasarkan

(54)

2. Dokumen (bahkan sumber daya apapun di jaringan) yang dikehendaki diidentifikasi dengan URL (Universal Resource

Locator, masih banyak yang menyebut Uniform Resource Locator).

3. Dokumen web ditulis berdasarkan standar HTML.

4. Pemrograman sisi client (client-side scripting) dan java upplet. 5. Pemrograman sisi server (server-side scripting / programming). 2.5.2 Keunggulan Web Berfasilitas Basis Data

Dengan semakin berkembangnya layanan informasi dan

e-commerce pada web, maka basis data yang digunakan, sistem

pendukung keputusan dan pengolahan transaksi harus ditautkan dengan web. Formulir HTML merupakan antar muka nyaman untuk pengolahan transaksi. Pemakai dapat mengisi rincian-rincian formulir dan melakukan klik submit untuk mengirim pesan ke

server. Server mengeksekusi transaksi basis data di situs server. Server melakukan format hasil menjadi dokumen HTML dan

mengirim balik ke pemakai.

Menghubungkan basis data dan web penting karena dokumen statik di situs web mempunyai keterbatasan bahkan untuk pemakai yang tidak melakukan query atau pengolahan transaksi sekalipun (Hariyanto, 2004).

(55)

2.5.3 Jaringan Komputer

Yang disebut jaringan komputer (computer network) atau sering disingkat jaringan saja adalah hubungan dua buah simpul (umumnya berupa komputer) atau lebih yang tujuan utamanya adalah untuk melakukan pertukaran data (Kadir, 2003).

2.5.4 Kelebihan dan Kekurangan Web SIG

Web SIG mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan, yaitu: (Prahasta, 2007: 15)

1. Kelebihan Web SIG

a. Satu data yang terpusat.

b. Biaya lebih murah untuk hardware dan software. c. Penggunaan lebih mudah.

d. Pengaksesan yang lebih luas terhadap data SIG dan fungsi-fungsinya.

2. Kekurangan Web SIG

a. Waktu akses tergantung pada komputer server, komputer

client, koneksi internet, traffic website dan efesiensi data.

b. Resolusi dan ukuran display perlu diperbaiki di antaranya adalah support dual monitor, high resolution setting,

toolbar dan menu browser.

c. Variasi dari teknologi baru. d. Kompleksitas dan ketahanannya.

(56)

2.6 Pengolahan Data

Data berasal dari kata “Datum” yang berarti fakta atau bagian dari fakta yang mengandung arti yang dihubungan dengan kenyataan yang dapat digambarkan dengan simbol, angka, huruf dan sebagainya. Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktivitas dan transaksi yang tidak mempunyai makna atau tidak berpengaruh secara langsung kepada pemakai. (Kadir, 2009:3)

2.7 Konsep Database 2.7.1 Database

Database adalah kumpulan file yang saling terkait (Whitten et.al, 2004:518).

Definisi database adalah kumpulan yang terorganisasi dari data-data yang secara nalar terkait (Kadir, 2009:9)

2.7.2 Pengertian Sistem Basis Data

Sistem basis data adalah sebuah sistem piranti lunak yang memungkinkan pemakai untuk mendefinisikan, membuat, memelihara, mengontrol dan mengakses database. (Connolly, 2002:16)

2.7.3 Database Management System

Manajemen Sistem Basis Data (Database Management System DBMS) adalah sebuah software system yang memungkinkan user mendefinisi, membentuk dan mengatur database dan yang mengendalikan akses ke database. DBMS

(57)

berinteraksi dengan pengguna aplikasi program dan database. (Connolly, 2004:16) Komponen utama DBMS: 1. Perangkat keras 2. Perangkat lunak 3. Data 4. Pengguna 2.8 Perangkat Lunak SIG

2.8.1 Pengenalan ArcView 3.3

Perangkat lunak merupakan salah satu dari empat komponen utama SIG. Perangkat lunak SIG harus dapat menyediakan fungsi untuk masukan, menyimpan, menganalisis dan menampilkan data dalam bentuk geografis. ArcView 3.3 merupakan salah satu dari sekian banyak perangkat lunak SIG yang dapat menyediakan fungsi-fungsi tersebut.

Menurut Nuarsa (2005), ArcView adalah salah satu software atau perangkat lunak SIG yang popular dan paling banyak digunakan untuk mengelola data spasial dewasa ini. Perangkat lunak ini dibuat oleh ESRI (Environmental System Research

Institute) perusahaan yang mengembangkan program ArcInfo.

Dengan menggunakan ArcView maka kita dapat melakukan input data, menampilkan data, mengeloladata, menganalisis data,

(58)

membuat peta serta laporan yang berkaitan dengan data spasial bereferensi geografis.

Data dalam ArcView diorganisasikan dalam satu proyek. Setiap proyek terdiri dari lima komponen, yaitu Views, Tables,

Charts,Layouts, dan Scripts. Views digunakan untuk mengelola

data grafis,Tables digunakan untuk manajemen data atribut, Charts digunakan untuk mengelola grafik (bukan data grafis), Layouts digunakan untuk membuat komposisi peta untuk dicetak, dan

Scripts digunakan untuk membuat modul yang berisikan kumpulan

perintah ArcView yangditulis dalam bahasa pemrograman Avenue. 2.8.2 Bahasa Pemrograman Avenue

Avenue adalah bahasa pemrograman yang hadir bersama

bersama dengan ArcView dan sepenuhnya terintegrasi dengan perangkat lunak ArcView dan hanya berjalan platform perangkat lunak ArcView.

Bahasa pemrograman Avenue adalah sarana atau tools yang efektif dan efesien yang dapat digunakan untuk meng-costumize dan mengembangkan aplikasi-aplikasi yang dibuat dengan perangkat lunak SIG ArcView.

Dengan Avenue, para pengguna dapat melakukan aktivitas- aktivitas sebagai berikut:

1 Meng-costumize tampilan ArcView (menyembunyikan atau memunculkan kontrol dari penggunanya).

(59)

2 Memodifikasi menu dan tools standard ArcView.

3 Membuat menu dan tools baru (untuk memenuhi kebutuhan pengguna).

4 Mengotomasikan proses integrasi aplikasi-aplikasi ArcView dengan aplikasi-aplikasi yang lain.

5 Mengembangkan fungsi dan prosedur (baris-baris kode yang membentuk suatu proses yang lebih besar) yang diperlukan didalam aplikasi.

6 Mengembangkan dan mendistribusikan keseluruhan aplikasi pengguna.

2.8.3 Aplikasi Internet SIG

Aplikasi Internet SIG berbasis web umumnya digunakan untuk pengguna internet guna melakukan pertukaran data, melakukan analisis spasial dan menyajikan hasil analisis secara online. Internet SIG sangat erat kaitannya dengan standar dalam bidang geospasial. Hal ini dimaksudkan untuk mendukung interoperabilitas penyediaan dan kerja sama data spasial. Aplikasi open source SIG berbasis web antara lain:

1. MapServer: MapServer merupakan salah satu lingkungan pengembangan perangkat lunak open source yang dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi-aplikasi

internet-based yang melibatkan tampilan data spasial atau peta digital.

(60)

2. MapGuide Open Source: MapGuide Open Source merupakan aplikasi pemetaan online (web-based mapping) dan dikembangkan dan didukung oleh OSGEO Foundation.. (http://mapguide.osgeo.org/home.html [xxxxx].

MapGuide opensource adalah sebuah platform berbasis web

yang memungkinkan pengguna untuk mengembangkan dan menyebarkan aplikasi web pemetaan dan geospasial berbasis web. Mapguide mempunyai fitur interaktif yang mencakup dukungan untuk fitur seleksi, informasi peta, dan operasi seperti buffer, seleksi layer dan measure. XML MapGuide termasuk database untuk mengelola konten, mendukung format file geospasial database. Mapguide dapat digunakan di

linux dan windows, mendukung apache IIS web server dan

menawarkn ekstensi PHP, .NET, Java dan Javascipt API untuk pengembangan aplikasi (Osgeo, 2011).

2.9 PHP dan MySQL 2.9.1 PHP

PHP merupakan script untuk pemrograman script web

server-side, script yang membuat dokumen HTML secara on the fly, dokumen HTML yang dihasilkan dari suatu aplikasi bukan

dokumen HTML yang dibuat dengan mengguanakan editor teks atau editor HTML. Dengan menggunakan PHP maka maintenance suatu situs web menjadi lebih mudah. Proses update data dapat

(61)

dilakukan dengan menggunakan aplikasi yang dibuat dengan menggunakan script PHP,

PHP/FI merupakan nama awal dari PHP. PHP-Personal

Home Page, FI adalah form interface. Dibuat pertama kali oleh

Rasmus Lerdoff. PHP, awalnya merupakan program CGI yang dkhususkan untuk menerima input melalui form yang ditampilkan dalam browser web. Software ini disebarkan dan dilisensikan sebagai perangkat lunak open source. PHP secara resmi merupakan kependekan dari PHP:HyperText Preprocessor, merupakan bahasa

script server-side yang disisipkan pada HTML.

Berikut adalah contoh yang umum digunakan untuk menjelaskan tentang PHP sebagai script yang disisipkan (embedded script) dalam dokumen HTML (Sidik, 2006).

<html>

<head>

<title>contoh</title> </head>

<body>

<?php echo “Hai saya dari script PHP !”; ?> </body> </html>        

(62)

2.9.2 MySQL

MySql merupakan software database yang termasuk paling

popular di lingkungan linux, kepopuleran ini karena ditunjang karena performansi query dari database nya yang saat itu bisa dikatakan paling cepat dan jarang bermasalah. Berangkat dari

software yang shareware mysql popular, kini mulai versi 3.23 mysql menjadi software open source yang bersifat free. Mysql

dapat digunakan untuk kepentingan komersial atau pun personal (non profit).

Mysql telah tersedia juga di lingkungan windows, software mysql di lingkungan windows di pasang pada direktori C:\mysql.

C:\mysql\bin adalah direktori yang berisi daftar modul executable dari software mysql. PHP untuk windows secara default telah mendukung mysql (Sidik, 2006).

2.10 Metodologi Pengembangan Sistem

Proses pengembangan sistem adalah satu set aktivitas, metode, praktek terbaik, siap dikirimkan, dan peralatan terotomasi yang digunakan

stakeholder untuk mengembangkan dan memelihara sistem informasi dan

perangkat lunak. Kebanyakan organisasi memiliki system development

process/proses pengembangan sistem resmi yang terdiri dari satu set

standar proses-proses atau langkah-langkah yang mereka harapkan akan diikuti oleh semua proyek pengembangan sistem. Sementara proses ini bervariasi untuk organisasi yang berbeda, ada karakteristik umum yang

(63)

ditemukan : proses pengembangan sistem di kebanyakan organisasi mengikuti pendekatan pemecahan masalah. Pendekatan tersebut biasanya terdiri dari beberapa langkah pemecahan masalah yang umum (Whitten, 2004):

Tabel 2.1 Tabel korelasi antara langkah-langkah pemecahan masalah yang umum dengan proses pengembangan sistem (Whitten, 2004).

Proses Pengembangan Sistem yang disederhanakan

Langkah-langkah pemecahan masalah yang umum

System initiation 1. Mengidentifikasi masalah (Juga

merencanakan solusi untuk masalah)

System analysis 2. Menganalisa dan memahami masalah.

3. Mengidentifikasi Persyaratan dan harapan solusi.

System design 4. Mengidentifikasi solusi alternative dan

memilih tindakan terbaik. 5. Mendesain solusi yang dipilih.

System implementation 6. Mengimplementasikan solusi yang dipilih

7. Mengevaluasi hasilnya. (Jika masalah tidak terpecahkan, kembalilah ke langkah 1 atau 2 seperlunya).

(64)

2.10.1 The sequential or Waterfall Strategy

Pengembangan sistem secara alamiah adalah proses berurutan (sequential). Strategi ini mengisyaratkan “penyelesaian” tiap proses- satu per satu. Penyelesaian “berurutan” menghasilkan pengembangan sistem informasi yang seluruhnya baru. Karena penampilan pendekatan ini seperti air terjun (waterfall), maka pendekatan ini disebut proses “pengembangan air terjun” (waterfall development) (Whitten, 2004).

Gambar 2.2 The sequential orWaterfall Strategy (Sumber: Whitten, 2004) Berikut penjelasan Gambar 2.2

1. System Initiation adalah perencanaan awal untuk sebuah proyek untuk mendefinisikan lingkup, tujuan, jadwal, dan anggaran bisnis awal. Pada permulaan sistem ini untuk menentukan lingkup proyek dan rencana pemecahan masalah.

(65)

2. System Analysis adalah studi domain masalah bisnis untuk merekomendasikan perbaikan dan menspesifikasikan persyaratan dan prioritas bisnis untuk solusi.

3. System Design adalah spesifikasi atau konstruksi solusi yang teknis dan berbasis komputer untuk persyaratan bisnis yang diidentifikasikan dalam analisis sistem. Desain tersebut dalam bentuk prototipe yang bekerja.

4. System Implementation adalah mengimplementasikan solusi yang telah dipilih, kemudian mengevaluasi sistem informasi yang telah dibuat. System

implementation merupakan tahapan terakhir dalam

proses pengembangan sistem. System implementation meliputi kegiatan membangun, meng-install, menguji dan mengoperasikan sistem informasi.

2.11 Tools Analysis and Design Sistem Informasi

2.11.1 Flowchart

Flowchart adalah bagan-bagan yang mempunyai arus yang

menggambarkan langkah-langkah penyelesaian suatu masalah. (Bin Ladjamuddin, 2005). Ada dua macam flowchart yaitu:

(66)

Flowchart Sistem adalah bagan yang memperlihatkan

urusan proses dalam sistem dengan menunjukan alat media input, output serta jenis media penyimpanan dalam proses pengolahan data.

2. Flowchart Program

Flowchart program adalah bagan yang memperlihatkan

urutan instruksi yang digambarkan dengan simbol tertentu untuk memecahkan masalah dalam suatu program.

Flowchart disusun dengan simbol. Simbol ini

digunakan untuk membantu menggambarkan proses didalam program. Simbol dalam flowchart dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:

1. Flow direction Symbol

Simbol ini digunakan untuk menghubungkan antara simbol yang satu dengan simbol yang lain .

2. Processing Symbol

Simbol ini menunjukan jenis operasi pengolahan dalam suatu proses / prosedur .

3. Input-Output Symbol

Simbol Input-Output Symbol menunjukan jenis peralatan yang digunakan sebagai media input dan output.

(67)

2.11.2 DFD (Data Flow Diagram)

Data Flow Diagram merupakan model dari sistem untuk

menggambarkan pembagian sistem ke modul yang lebih kecil. DFD menampilkan kegiatan sistem lengkap dengan komponen- komponen yang menunjukan secara tegas file-file yang dipakai, unsur sumber atau tujuan data, serta aliran data dari satu proses ke proses lainnya (Bin Ladjamuddin, 2005). DFD mempunyai level diagram antara lain:

1. Diagram Konteks

Diagram Konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram konteks merupakan level tertinggi dari DFDyang menggambarkan seluruh input atau output dari sistem.

2. Diagram Nol/ Zero (Overview Diagram)

Diagram Nol/Zero adalah diagram yang

menggambarkan proses dari Data Flow Diagram. Diagram nol memberikan pandangan secara menyeluruh mengenai sistem yang ditangani, menunjukan tentang fungsi-fungsi utama atau proses yang ada, aliran data, dan eksternal entity.

3. Diagram Rinci

Diagram rinci adalah diagram yang menguraikan proses apa yang ada dalam diagram zero atau diagram level atasnya. (Gambar Simbol Terlampir)

(68)

2.11.3 ERD (Entity Relationship Diagram)

ERD (Entity Relationship Diagram) adalah suatu model jaringan yang menggunakan susunan data yang disimpan dalam sistem secara abstrak (Bin Ladjamuddin, 2005). (Gambar Simbol Terlampir)

Elemen-elemen diagram hubungan entitas adalah sebagai berikut:

a. Entity

Entity adalah sesuatu apa saja yang ada didalam sistem,

nyata maupun abstrak dimana data tersimpan atau dimana terdapat data. Dalam ERD entity digambarkan dengan sebuah bentuk persegi panjang.

b. Relationship

Relationship digambarkan dengan sebuah bentuk belah

ketupat. Relationship adalah hubungan alamiah yang terjadi pada entitas. Umumnya relationship diberi nama dengan kata kerja dasar, sehingga memudahkan untuk melakukan pembacaan relasinya. Derajat relationship yang sering dipakai antara lain:

1. Unary Relationship

Unary relationship adalah model relationship yang

terjadi diantara entity yang berasal dari entity yang sama. 2. Binary Relationship

(69)

Binary relationship adalah model relationship

antara instance-instance dari suatu tipe entitas (dua entitas yang berasal dari entitas yang sama). Relationship ini paling umum digunakan dalam pemodelan data.

3. Ternary Relationship

Ternary relationship merupakan relationship antara instance-instance dari ketiga tipe entitas secara sepihak.

c. Atribut

Atribut adalah sifat atau karakteristik dari setiap entitas atau relationship. Atribut mempunyai value, yaitu:

1. Identifier (key)

Digunakan untuk menentukan suatu entity secara unik (primary key).

2. Descriptor (nonkey atribut)

Digunakan untuk menspesifikasikan karakteristik dari suatu entity yang tidak unik.

d. Kardinalitas (Cardinality)

Kardinalitas relasi menunjukan jumlah maksimum tupel yang dapat berelasi dengan entitas pada entitas yang lain. Terdapat tiga macam kardinalitas relasi yaitu:

1. One to one

One to one merupakan tingkat hubungan satu ke

(70)

pertama, hanya mempunyai satu hubungan dengan satu kejadian pada entitas yang kedua dan sebaliknya.

2. One to many atau many to one

Tingkat hubungan satu ke banyak sama dengan hubungan banyak ke satu yaitu satu kejadian pada entitas yang pertama dapat mempunyai banyak hubungan dengan kejdian pada entitas yang kedua. Sebaliknya satu kejadian pada entitas yang kedua hanya dapat mempunyai satu hubungan dengan satu kejadian pada entitas yang pertama. 3. Many to many

Tingkat hubungan banyak ke banyak terjadi jika setiap kejadian pada sebuah entitas akan mempunyai banyak hubungan dengan kejadian pada entitas lain. Baik dilihat dari sisi entitas yang pertama maupun dilihat dari sisi yang kedua.

2.11.4 Normalisasi

Menurut Kroenke pada Abdul Kadir (1999) Normalisasi adalah proses untuk mengubah suatu relasi yang memiliki masalah tertentu kedalam dua buah relasi atau lebih yang tidak memiliki masalah tersebut. Berikut adalah teknik normalisasi, diantaranya: 1. Bentuk Normal Pertama (1NF)

Tabel yang belum ternormalisasi adalah tabel yang memiliki atribut yang berulang, atau definisi bentuk normal

Gambar

Tabel 2.1 Tabel korelasi antara langkah-langkah pemecahan masalah yang  umum dengan proses pengembangan sistem (Whitten, 2004)
Gambar 2.2 The sequential orWaterfall Strategy (Sumber: Whitten, 2004)
Diagram Konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu  proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem
Tabel yang belum ternormalisasi adalah tabel yang  memiliki atribut yang berulang, atau definisi bentuk normal
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pelaksanaan nyanyian bagandumasyarakat Siak Hulu Kabupaten Kampar pada awalnya dilakukan oleh ibu-ibu pada saat menidurkan

Saran dari penelitian pengembangan ini adalah (1) bagi guru maupun siswa supaya lebih teliti dalam menggunakan program kuis interaktif tipe fill in the

Bentuk dan Fungsi Gaya Bahasa Retoris Erotesis Berdasarkan hasil penelitian mengenai gaya bahasa retoris erotesis pada kumpulan lagu karya Yui Yoshioka, telah didapatkan

Kasus Fidelis Ari Sudarwoto setidaknya dapat merefleksikan kepada semua penegak hukum di Indonesia bahwa nilai-nilai positivis yang dipahami selama ini salah dan harus

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024) 8508081, Fax.. Pengabdian

Oleh karena itu beberapa ahli etika lingkungan merekomendasi prinsip-prinsip etika lingkungan yang penting untuk menjiwai pengelolaan sumberdaya alam meliputi; (1)

1) Pembelajaran matematika menggunakan metode spiral. Pendekatan spiral dalam pembelajaran matematika merukapakan pendekatan dimana pembelajaran konsep atau suatu topik

Diperoleh hasil: (1) pelayanan KUD dalam pengadaan pupuk bersubsidi di tingkat petani tepat waktu, tepat jumlah, tepat harga, tepat mutu serta tepat sasaran