• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ariefianto, M.D (2012) Ekonometrika, Esensi dan Aplikasi dengan Menggunakan Eviews. Cetakan ke-15. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Arsyad, M (2004) Dampak Kebijakan Ekonomi terhadap Produksi dan Ekspor Kakao Sulawesi Selatan. Tesis. Sekolah Pasca Sarjana IPB. Bogor.

Arsyad, M, Sinaga, B.M dan Yusuf, S (2011) Analisis Dampak Kebijakan Pajak Ekspor dan Subsidi Harga Pupuk terhadap Produksi dan Ekspor Kakao Indonesia Pasca Putaran Uruguay.Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, Volume 8, Nomor 1, Februari 2011.

Aulia, R.R (2012) Transmisi Harga Biji Kakao di Pasar Fisik Indonesia, Pasar Berjangka New York dan London. Skripsi. Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB, Bogor

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian (2005) Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kakao di Indonesia. Jakarta.

adan Pusat Statistik. (2013) Produksi Perkebunan Besar Menurut Jenis Tanaman. Jakarta, diakses 19 Desember 2013 dari <

http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=3&tabel=1&daftar=1&id_subye k=54&notab=2>.

____________________ (2013) Produksi Perkebunan Rakyat Menurut Jenis Tanaman. Jakarta, diakses 19 Desember 2013 dari <

http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=3&tabel=1&daftar=1&id_subye k=54&notab=6>.

Bappebti (2013) Harga Bursa. Jakarta, diakses 1 Oktober 2013 dari <

http://www.bappebti.go.id/id/api/harga_bursa.html>

(2014) Harga Bursa. Jakarta, diakses 11 Agustus 2014 dari <

http://www.bappebti.go.id/id/api/harga_bursa.html>

Departemen Perindustrian (2007) Gambaran Sekilas Industri Kakao.

Sekretariat Jenderal Departemen Perindustrian. Jakarta.

Direktorat Jenderal Perkebunan (2012) Pedoman Umum Gerakan Nasional Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao Tahun 2013. Direktorat Jenderal Perkebunan, Jakarta.

Dradjat, B dan Wahyudi, T (2008) Prospek dan Strategi Pengembangan Industri Hilir. Panduan Lengkap Kakao, Manajemen Agribisnis dari Hulu hinga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta.

Firdaus, M dan Ariyoso (2010) Keterpaduan Pasar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Kakao Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, 3(1): 69-79.

Gujarati, D.N (2007) Dasar-Dasar Ekonometrika, Edisi Ketiga, Jilid I.

Cetakan ke-10. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Hariyadi, Sehabudin, U dan Winasa, I.W (2009) Identifikasi Permasalahan dan Solusi Pengembangan Perkebunan Kakao Rakyat di Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan. Prosiding Seminar Hasil-Hasil Penelitian IPB, Bogor.

Herman (2007) Dampak Pesatnya Pengembangan Perkebunan Kakao terhadap Serdangan Hama PBK, Lingkungan dan Perekonomian Regional Sulawesi Selatan. Disertasi. IPB, Bogor.

ICCO (2013) ICCO Monthly Averages of Daily Prices. London. diakses 19 Desember 2013 dari <http://www.icco.org/statistics/cocoa-prices/ monthly averages.html?currency=usd&startmonth=01&startyear=2005&endmonth=12

&endyear=2012&show=table&option=com_statistics&view=statistics&Itemi d=114&mode=custom&type=1>.

_____ (2013) ICCO Quarterly Bulletin of Cocoa Statistics, Vol. XXXIX, No.

4, Cocoa year 2012/13. London, United Kingdom.

Jauhari, A.A dan Wirjodirdjo (2010) Analisis Kebijakan Kakao Nasional dalam Meningkatkan Perolehan Petani Kakao dan Peranan Kakao Nasional di Pasaran Dunia (Sebuah Pendekatan Sistem Dinamik). ITS, Surabaya.

Kementerian Keuangan (2013) Kajian Perkembangan Perekonomian Kakao Nasional Pasca Pengenaan Bea Keluar Biji Kakao. Pusat Kebijakan Pendapatan Negara, Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan.

Jakarta.

Kementerian Pertanian (2010) Outlook Komoditas Pertanian Perkebunan.

Pusat Data dan Informasi Pertanian, Kementerian Pertanian. Jakarta.

(2011) Kajian Kebijakan Pajak Pertambahan Nilai dan Bea Keluar Komoditas Pertanian. Pusat Sosial ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian. Jakarta.

(2012) Kebijakan Pembangunan Perkebunan. Pelatihan Petugas Penilai Usaha Perkebunan, Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian. Yogyakarta 30 April – 5 Mei 2012.

(2012) Pedoman Umum Gerakan Nasional Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao Tahun 2012. Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian. Jakarta

___________________ (2013) Basis Data Pertanian . Jakarta, diakses 19 Desember 2013 dari <http://www. deptan.go.id/ tampil.php? page=inf_

basisdata>.

Komalasari, I. (2009) Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Biji Kakao Indonesia. Skripsi. Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB Bogor.

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (2009) Background Paper Kajian Industri dan Perdagangan Kakao. KPPU. Jakarta.

Krugman, P.R dan Obstfeld, M (2004) Ekonomi Internasional, Teori dan Kebijakan. Edisi Kelima. Jilid 1. Indeks. Jakarta.

Lipsey, R.G, Steiner, P.O dan Purvis, D.D (1993) Pengantar Makroekonomi.

Edisi Kedelapan. Cetakan Ketiga. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Maswadi (2011) Agribisnis Kakao dan Produk Olahannya Berkaitan dengan Kebijakan Tarif Pajak di Indonesia. Jurnal Teknologi Perkebunan dan PSDL Volume 1, Desember 2011, hal 23-30.

Murniati, M.P, Purnamasari, V, Ayu, S.D, Advensia, A, Sihombing, R dan Warastuti, Y (2013) Alat – Alat Pengujian Hipotesis. Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang.

Nurhidayani, Kurniasih, A dan Herminingsih, A (2006) Penawaran Ekspor Kakao Indonesia. Bulletin Penelitian UMB Nomor 11, Desember 2006

Panggabean, T.R dan Satyoso, H.U (2008) Perdagangan, Panduan Lengkap Kakao, Manajemen Agribisnis dari Hulu hinga Hilir. Penebar Swadaya.

Jakarta.

Ragimun (2013) Analisis Daya Saing Komoditas Kakao Indonesia, Kajian Fiskal. Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan. Jakarta

Sa’id, E.G (2009) Review Kajian, Penelitian dan Pengembangan Agroindustri Strategis Nasional : Kelapa sawit, Kakao dan Gambir. Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 19(1), 45-55 46. Bogor.

Semartoto (2004) Dampak Kebijakan Ekonomi terhadap Perkembangan dan Ekspor Kakao di Indonesia. Tesis. Sekolah Pasca Sarjana IPB, Bogor.

Sukirno, S (2011) Mikro Ekonomi, Teori Pengantar. Edisi Ketiga. Cetakan Ke-26. PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta.

Sukirno (2011) Makro Ekonomi, Teori Pengantar. Edisi Ketiga. Cetakan Ke-21. PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta.

Syarfi, I.W, Fairuzi, S dan Asful, F (2008) Potensi Pengembangan Industri Pengolahan Kakao di Sumatera Barat. Disampaikan pada Seminar Nasional BKS – PTN Wilayah Barat, Bengkulu 23 – 25 Mei 2010.

Susila, W.R dan Dradjat, B (2001) Agribisnis Perkebunan Memasuki Awal Abad 21: Beberapa Agenda Penting. Jurnal. Asosiasi Penelitian Perkebunan Indonesia, Bogor.

Tenriawaru, A.N (2003) Pengaruh Program Grateks (Gerakan Peningkatan Produksi dan Ekspor) terhadap Produksi dan Ekspor Kakao Rakyat di Propinsi Sulawesi Selatan. Tesis. IPB, Bogor.

Wahyudi, T dan Rahardjo, P (2008) Sejarah dan Prospek, Panduan Lengkap Kakao, Manajemen Agribisnis dari Hulu hinga Hilir. Penebar Swadaya.

Jakarta.

Lampiran 1. Gambar Pohon Industri Komoditas Kakao

Sumber : Departemen Perindustrian, 2007

Lampiran 2. Data Produksi Biji Kakao Dunia

Negara 2010/11 Estimasi 2011/12 Estimasi 2012/13

Produksi (ton)

% Produksi (ton)

% Produksi (ton) %

Afrika 3.224.000 74,8 2.919.000 71,6 2.813.000 71,6

Kamerun 229.000 207.000 225.000

Pantai Gading 1.511.000 1.486.000 1.445.000

Ghana 1.025.000 879.000 835.000

Nigeria 240.000 235.000 225.000

Lainnya 220.000 113.000 83.000

Amerika 561.000 13,0 650.000 15,9 618.000 15,7

Brazil 200.000 220.000 185.000

Ekuador 161.000 193.000 192.000

Lainnya 201.000 237.000 240.000

Asia dan Oceania 526.000 12,2 510.000 12,5 500.000 12,7

Indonesia 440.000 440.000 420.000

Papua Nugini 48.000 39.000 41.000

Lainnya 39.000 32.000 39.000

Total Dunia 4.312.000 100,0 4.080.000 100,0 3.931.000 100,0 Sumber : ICCO, 2013

Lampiran 3. Tarif Bea Masuk Uni Eropa atas Impor Kakao Indonesia Jenis Produk Tarif Bea Masuk Uni Eropa atas

Impor Kakao Indonesia (%)

Biji Kakao Cocoa Beans 0

Kakao Olahan Cocoa Liquor 9,6

Cocoa Cake 9,6

Cocoa Butter 7,7

Cocoa Powder 8

Sumber : Kementerian Keuangan, 2013.

Lampiran 4. Perkembangan Kapasitas Industri Pengolahan Kakao

No Nama Perusahaan 2009 2010 2011

Kapasitas Kapasitas Kapasitas

Terpasang Terpakai Terpasang Terpakai Terpasang Terpakai 1. PT.General Food 4. PT.Industri Kakao

Utama 8. PT.Budidaya Kakao

Lestari

15.000 15.000 15.000 5.000

9. PT.Jaya Makmur Hasta 15.000 15.000 15.000 5.000 10. PT.Teja Sekawan 15.000 8.000 15.000 8.000 15.000 8.000 11. PT.Unicom Kakao

Makmur

10.000 10.000 3.000 10.000 5.000

12. PT.Kakao Ventures Indonesia

Jumlah 345.000 130.000 345.000 150.000 469.000 280.000

Sumber : Kementerian Keuangan, 2013.

Lampiran 5. Hasil Pengolahan Data

Regression

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Ekspor Kakao 274688.3750 1.91510E5 32

Produksi Kakao 240789.5667 2.53523E5 32

Harga Domestik 7085.2500 7132.86215 32

Harga Internasional 11388.5000 11051.71115 32

Lag Ekspor 261945.1250 1.94970E5 32

Kebijakan .0938 .29614 32

Correlations

Ekspor Kakao Produksi Kakao Harga Domestik

Harga

Internasional Lag Ekspor Kebijakan

Pearson Correlation Ekspor Kakao 1.000 .440 .786 .833 .952 .300

Produksi Kakao .440 1.000 -.053 .338 .330 -.309

Harga Domestik .786 -.053 1.000 .847 .826 .621

Harga Internasional .833 .338 .847 1.000 .806 .408

Lag Ekspor .952 .330 .826 .806 1.000 .398

Kebijakan .300 -.309 .621 .408 .398 1.000

Sig. (1-tailed) Ekspor Kakao . .006 .000 .000 .000 .048

Produksi Kakao .006 . .387 .029 .032 .042

Harga Domestik .000 .387 . .000 .000 .000

Harga Internasional .000 .029 .000 . .000 .010

Lag Ekspor .000 .032 .000 .000 . .012

Kebijakan .048 .042 .000 .010 .012 .

N Ekspor Kakao 32 32 32 32 32 32

Produksi Kakao 32 32 32 32 32 32

Harga Domestik 32 32 32 32 32 32

Harga Internasional 32 32 32 32 32 32

Lag Ekspor 32 32 32 32 32 32

Kebijakan 32 32 32 32 32 32

Variables Entered/Removed Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 Kebijakan, Produksi Kakao, Lag Ekspor, Harga Internasional, Harga Domestika

. Enter

a. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Change Statistics

Durbin-Watson R Square

Change F Change df1 df2 Sig. F Change

1 .969a .940 .928 51419.61865 .940 80.803 5 26 .000 2.089

a. Predictors: (Constant), Kebijakan, Produksi Kakao, Lag Ekspor, Harga Internasional, Harga Domestik b. Dependent Variable: Ekspor Kakao

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1.068E12 5 2.136E11 80.803 .000a

Residual 6.874E10 26 2.644E9

Total 1.137E12 31

a. Predictors: (Constant), Kebijakan, Produksi Kakao, Lag Ekspor, Harga Internasional, Harga Domestik

b. Dependent Variable: Ekspor Kakao

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 14525.103 16768.386 .866 .394

Produksi Kakao .134 .068 .177 1.956 .061 .283 3.531

Harga Domestik 6.116 4.949 .228 1.236 .228 .068 14.610

Harga Internasional .959 2.335 .055 .411 .685 .128 7.809

Lag Ekspor .683 .116 .695 5.894 .000 .167 5.983

Kebijakan -55781.968 42595.346 -.086 -1.310 .202 .536 1.866

a. Dependent Variable: Ekspor Kakao

Collinearity Diagnosticsa

Model

Dimensi

on Eigenvalue Condition Index

Variance Proportions

(Constant) Produksi Kakao Harga Domestik

Harga

Internasional Lag Ekspor Kebijakan

1 1 4.272 1.000 .01 .00 .00 .00 .00 .01

2 1.099 1.972 .01 .05 .00 .00 .00 .24

3 .290 3.838 .64 .00 .01 .04 .00 .14

4 .245 4.177 .12 .27 .02 .00 .00 .58

5 .076 7.519 .16 .00 .00 .32 .44 .00

6 .019 15.098 .05 .68 .97 .64 .55 .03

a. Dependent Variable: Ekspor Kakao

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 26918.1270 557921.2500 274688.3750 1.85630E5 32

Residual -1.43053E5 82567.35156 .00000 47090.64928 32

Std. Predicted Value -1.335 1.526 .000 1.000 32

Std. Residual -2.782 1.606 .000 .916 32

a. Dependent Variable: Ekspor Kakao