• Tidak ada hasil yang ditemukan

Amang, B, P. Simatupang, dan A. Rachman. 1996. Ekonomi Minyak Goreng di Indonesia. IPB Press. Bogor.

Aulia, A.F. 2005. Analisis Pengaruh Konsentrasi Pasar terhadap Integrasi Vertikal di Industri Manufaktur Indonesia: Pengujian Hipotesis Stigler [Tesis]. Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik. Fakultas Pascasarjana Universitas Indonesia.

Badan Pusat Statistik. 1990-2005. Statistik Industri Besar dan Sedang. BPS, Jakarta.

Bonggasau', R. 2006. Analisis Pengaruh Struktur Pasar terhadap Kinerja Industri Minyak Goreng Sawit di Indonesia [skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Capricorn Indonesia Consult, PT. 2003. Prospek Industri dan Pemasaran Minyak Goreng di Indonesia. CIC. Jakarta

Gujarati, D. 1978. Ekonometrika Dasar. Zain dan Sumarno. [penerjemah]. Erlangga, Jakarta.

Haryo, W. 1990. Analisis berbagai Pengukuran Kinerja di dalam Industri yang Terintegrasi Vertikal: Studi Kasus pada PT Federal Motor [tesis]. Magister Manajemen. Fakultas Pascasarjana Universitas Indonesia.

Hasibuan, N. 1994. Ekonomi Industri: Persaingan, Monopoli dan Regulasi. LP3ES. Jakarta.

Jaya, K. W. 2001. Ekonomi Industri. BPFE. Yogyakarta

Levy, D. 1984. Testing Stigler's Interpretation of "The Division of Labor is Limited by The Extent of The Market". Journal of Industrial Economics vol. 32, No.3, 1984, 377-389

Lipsey, R. G., P. N. Courant, D. D. Purvis, dan P. O. Steiner. 1995. Pengantar Mikroekonomi. Jilid 1. Bina Rupa Aksara, Jakarta.

Martin, S. 1994. Industrial Economics: Economic Analysis and Public Policy. Prentice Hall, New jersey.

Mulyaningsih, T dan A. R. Karseno. 2004. Pengaruh Integrasi Vertikal pada Efisiensi dan Persaingan : Studi Empiris pada Industri Rokok Kretek Tahun 1976-2001. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol.17,693-717.

Nachrowi, D. N. 2006. Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

Nugrahandita, C. 2007. Analisis Tingkat Integrasi Vertikal pada Industri Mie Instan di Indonesia (Tahun 1986-2004) [Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Pasaribu, H. S. 2003. Eviews untuk Analisis Runtut Waktu. Modul Pelatihan. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Pasaribu, H. S, D. Hartono, dan T. Irawan. 2005. Pedoman Penulisan Skripsi. Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Porter, M.E. 1980. Competitive Strategy: Technique for Analyzing Industries and Competitors.The Free Press. New York.

Prahastuti, I. 2000. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perdagangan Minyak Sawit (CPO) serta Keterkaitan Pasar CPO dan Minyak Goreng Sawit di Indonesia.[skripsi]. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Shepherd, W.G. 1985.The Economics of Industrial Organization. Second Edition. Stigler, G.J. 1951. The Division of Labor is Limited by The Extend of The Market.

Journal of Industrial Economics Vol.26, No. 1, 1951, 81-94.

Supriatna, B. 2005. Tingkat Integrasi Vertikal pada Industri Air Minum Dalam Kemasan dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya [Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Thomas, L. R. 1997. Modern Econometrics:an Introduction. Addison-Wesley. England

Sucipto. 2006. Minyak Goreng Licin Bisnisnya. Warta Ekonomi. Jakarta

Widyanti, S. 2007. Analisis Integrasi Pasar CPO Dunia dengan Pasar CPO, Minyak Goreng dan TBS Domestik serta Pengaruh Tarif Ekspor CPO dan Harga BBM Dunia [skripsi]. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Windyarti, R. A. 2005. Peranan Industri Minyak Goreng Sawit dalam

Perekonomian Nasional: Suatu Analisis Input-Output" [Skripsi]. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Lampiran 1. Dampak Simulasi Kebijakan Peningkatan Tarif Ekspor terhadap Keragaan Makroekonomi (perubahan persentase)

Uraian Kenaikan Tarif Ekspor CPO

6.5% 15.0%

Indeks Harga Konsumen -0.054 -0.121 Indeks Harga Ekspor 0.009 0.022 Upah Riil TK Terlatih (Skill Labor) -0.151 -0.350 Upah Riil TK Tidak Terlatih (Unskill Labor) -0.066 -0.147 Terms of Trade 0.009 0.022 Real Devaluasi 0.056 0.128

GDP Riil -0.001 -0.003

Konsumen Riil Rumah Tangga -0.076 -0.173 Ekspor (Komoditi tradisioanl & Non Tradisional) -0.048 -0.122

Impor -0.086 -0.197

Sumber: INDEF, 2007

Lampiran 2. Dampak Simulasi Kebijakan Peningkatan Tarif Ekspor terhadap Pendapatan Riil Rumah Tangga (perubahan persentase)

Golongan Rumah Tangga Kenaikan Tarif Ekspor CPO

6.5% 15.0% Rural 1 -0.0500 -0.1150 Rural 2 -0.0639 -0.1459 Rural 3 -0.0644 -0.1474 Rural 4 -0.0595 -0.1369 Rural 5 -0.0711 -0.1641 Rural 6 -0.0576 -0.1322 Rural 7 -0.0742 -0.1716 Urban 1 -0.0858 -0.1972 Urban 2 -0.0778 -0.1797 Urban 3 -0.0951 -0.2211 Sumber: INDEF, 2007

Keterangan:

(1) Rural 1 adalah buruh pertanian.

(2) Rural 2 adalah petani pemilik tanah 0-0.5 hektar. (3) Rural 3 adalah petani pemilik tanah 0.5-1 hektar. (4) Rural 4 adalah petani pemilik tanah >1 hektar.

(5) Rural 5 adalah rumah tangga bukan pertanian golongan rendah di perdesaan, yaitu pengusaha bebas golongan rendah, tenaga TU, pedagang keliling, pekerja bebas sektor angkutan, jasa perorangan dan buruh kasar.

(6) Rural 6 adalah bukan angkatan kerja (BAK) di perdesaan, yang meliputi bukan angkatan kerja dan golongan tidak jelas di perdesaan.

(7) Rural 7 adalah rumah tangga bukan pertanian golongan atas di perdesaan, meliputi pengusaha bebas golongan atas, pengusaha bukan pertanian, manajer, militer, profesional, teknisi, guru, pekerja TU dan penjualan golongan atas. (8) Urban 1 adalah rumah tangga bukan pertanian golongan bawah di perkotaan,

yang meliputi pengusaha bebas golongan rendah, tenaga TU, pedagang keliling, pekerja bebas sektor angkutan, jasa perorangan dan buruh kasar.

(9) Urban 2 adalah bukan angkatan kerja (BAK) di perkotaan, meliputi bukan angkatan kerja dan golongan tidak jelas.

(10) Urban 3 adalah rumah tangga bukan pertanian golongan atas di perkotaan, seperti pengusaha bebas golongan atas, pengusaha bukan pertanian, manajer,

profesional, teknisi, guru, pekerja TU dan penjualan golongan atas.

Lampiran 3. Dampak Simulasi Kebijakan Peningkatan Tarif Ekspor terhadap Konsumsi Rumah Tangga (persen)

Golongan Rumah Tangga Kenaikan Tarif Ekspor CPO

6.5% 15.0% Rural 1 -0.0507 -0.1153 Rural 2 -0.0645 -0.1462 Rural 3 -0.0650 -0.1475 Rural 4 -0.0600 -0.1368 Rural 5 -0.0718 -0.1644 Rural 6 -0.0582 -0.1323 Rural 7 -0.0748 -0.1715 Urban 1 -0.0863 -0.1971 Urban 2 -0.0783 -0.1795 Urban 3 -0.0956 -0.2206 Sumber: INDEF, 2007

Lampiran 4. Dampak Simulasi Kebijakan Peningkatan Tarif Ekspor terhadap Harga dan Output Sektoral (persen)

Sektor Dampak terhadap Harga Domestik Dampak terhadap Output Domestik Tarif Ekspor 6.5% Tarif Ekspor 15% Tarif Ekspor 6.5% Tarif Ekspor 15% Kelapa Sawit -0.3572 -0.7212 -0.3814 -0.8923 Industri Makanan Olahan -0.0671 -0.1527 -0.0239 -0.0548 Industri Minyak & Lemak 1.8666 4.3264 -0.6972 -1.5783 Sumber: INDEF, 2007

Lampiran 5. Dampak Simulasi Kebijakan Peningkatan Tarif Ekspor terhadap Ekspor, GDP, Harga dan Output Domestik Negara Malaysia (perubahan persentase)

Variabel

Simulasi Tarif Ekspor CPO Indonesia naik

6.5%

Simulasi Tarif Ekspor CPO Indonesia naik

15%

Perubahan ekspor 2.37 4.91

GDP riil 0.00 0.00

Harga Domestik Minyak Sawit 0.07 0.14 Output Industri Minyak Sawit 2.34 4.87 Sumber: INDEF, 2007

Lampiran7. Hasil Uji Akar pada Tingkat Level VI pada Level

Null Hypothesis: LNVI has a unit root Exogenous: Constant, Linear Trend

Lag Length: 3 (Automatic based on SIC, MAXLAG=10)

t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.903884 0.1697 Test critical values: 1% level -4.140858

5% level -3.496960

10% level -3.177579

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

AVSIZE pada Level

Null Hypothesis: LNAVSIZE has a unit root Exogenous: Constant, Linear Trend

Lag Length: 2 (Automatic based on SIC, MAXLAG=10)

t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.669315 0.2530 Test critical values: 1% level -4.137279

5% level -3.495295

10% level -3.176618

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Dokumen terkait