• Tidak ada hasil yang ditemukan

Adisarwanto, T. 2001. Meningkatkan Produksi Kacang Tanah di Lahan Sawah dan Lahan Kering. Penebar Swadaya. Jakarta. 88 hal.

Allard, R.W. 1989. Pemuliaan Tanaman (diterjemahkan dari : Principles of Plant Breeding, penerjemah : Manna). Bina Aksara. Jakarta. 642 hal.

Allard, R.W. 1992. Pemuliaan Tanaman : Edisi Baru (diterjemahkan dari : Principles of Plant Breeding, penerjemah : Manna). Rineka Cipta. Jakarta. 336 hal.

Austin, R.B. 1993. Augmented yield-base selection, p. 391-405. In M.D. Hayward, N.O. Bosemark, and I. Romagosa (Eds.). Plant Breeding Principles and Prospects. Chapman & Hall. London.

Budiarti, S.G., Y.R. Rizki, Y.W.E. Kusumo. 2004. Analisis koefisien lintas beberapa sifat pada plasma nutfah gandum (Triticum aestivum L.) koleksi balitbiogen. Zuriat 5(1) : 31-40.

Chapman, S.R., and L.P. Carter. 1976. Crop Production: Principles and Practices. W. H. Freeman and Company. San Francisco. 558 hal.

Gomez, K.A., dan A.A. Gomez. 1995. Prosedur Statistika untuk Penelitian Pertanian (diterjemahkan dari : Statistical Procedures for Agricultural Research, penerjemah : E. Sjamsudin dan J.S. Baharsjah). Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press). Jakarta. 698 hal.

Hayes, H.K., F.R. Lonmer, and D.C. Smiths. 1995. Methods of Plant Breeding. Second Edition. McGraw-Hill Book Company, Inc. USA. 541 hal.

Ispandi, A., dan A. Munip. 2004. Efektivitas pupuk PK dan frekuensi pemberian pupuk K dalam meningkatkan serapan hara dan produksi kacang tanah di lahan kering alfisol. Ilmu Pertanian 11(2) : 11-24.

Jaslit. 2009. Pengendalian penyakit bercak dan karat pada kacang tanah. http://www.balitkabi.litbang.deptan.go.id. [1 September 2010].

Kusumo, Y.W.E. 1996. Analisis Genotipik Ketahanan Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) terhadap Penyakit Bercak Daun Hitam Disebabkan oleh

Phaeoisariopsis personata (Berk. & Curt) v. Arx. Disertasi. Sekolah Pasca Sarjana.Institut Pertanian Bogor.

Lana, W. 2009. Pengaruh dosis pupuk kandang sapi dan mikoriza terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) di lahan kering. Majalah Ilmiah Untab 6(1) : 69-83.

Martasari, C. 1999. Studi Interaksi Genotipe dan Lingkungan Terhadap Daya Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Tahan Penyakit Bercak Daun Hitam (Phaeoisariopsis personata). Tesis. Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Marwoto. 2009. Hasil kacang tanah di lahan kering masam meningkat hingga 80 persen. http://www.balitkabi.litbang.deptan.go.id/. [1 september 2010]. Nasoetion, A.H. 2002. Pengantar ke Ilmu-Ilmu Pertanian. Pustaka Litera

Antarnusa. Bogor. 158 hal.

Notohadiprawiro, T. 2006. Repro Ilmu Tanah Universitas Gajah Mada : Tanah dan Lingkungan. AMDAL PPL UGM. Yogyakarta. 22 hal.

Nugrahaeni, N. 1993. Pemuliaan kacang tanah untuk ketahanan terhadap peyakit dan cekaman lingkungan fisik, hal. 69-88. Dalam Balai Penelitian Tanaman Pangan Malang (Ed.). Monograf Balittan Malang : Kacang Tanah. Balai Penelitian Tanaman Pangan Malang. Malang.

Poespodarsono, S. 1988. Dasar-dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman. Pusat Antar Universitas. Institut Pertanian Bogor. Bogor.169 hal.

Purwono, dan H. Purnamawati. 2009. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta. 138 hal.

Riduan, A., dan Sudarsono. 2005. Daya hasil sepuluh galur introgresi kacang tanah hasil silangan antara Arachis cardenasii dan A. hypogaea. Hayati 12(3) : 116-120.

Ruchjaniningsih, A. Imran, M. Thamrin, dan M.Z. Kanro. 2000. Penampilan fenotipik dan beberapa parameter genetik delapan kultivar kacang tanah pada lahan sawah. Zuriat 11(1) : 8-15.

Rukmana, R. 2009. Kacang Tanah. Kanisius. Yogyakarta. 77 hal.

Saleh, N. 2010. Optimalisasi pengendalian terpadu penyakit bercak daun dan karat pada kacang tanah. Pengembangan Inovasi Pertanian 3(4) : 289-305. Semangun, H. 2004. Penyakit-Penyakit Tanaman Pangan di Indonesia. Gadjah

Mada University Press. Yogyakarta. 449 hal.

Shokes, F.M., and A.K. Culbreath. 1997. Early and late leaf spots, p. 17-20. In

N.K. Burelle (Ed). Compendium of Peanut Diseases. APS Press. Minnesota.

Silahooy, Ch. 2008. Efek pupuk KCL dan SP-36 terhadap kalium tersedia, serapan kalium, dan hasil kacang tanah (Arachis hypogaea L.) pada tanah brunizem. Bul. Agron. 36(2) : 126-132.

Sjamsudin, E. 1990. Pendugaan heritabilitas hasil kacang tanah (Arachis hypogaea L.) tipe virginia di Queensland Australia. Bul. Agron. 19(1) : 1-7.

Soetarso. 1989. Indeks panen sebagai kriteria seleksi dalam pemuliaan tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merrill). Ilmu Pertanian (Agric. Sci.) 4(5) : 207-213.

Stansfield, W.D. 1983. Theory and Problems of Genetics Second Edition. Mc-Graw-Hill Inc. United States of America. 392 hal.

Subrahmanyam, P., V.K. Mehan, D.J. Nevill, and D. McDonald. 1980. Research on Fungal Diseases of Groundnut of ICRISAT. Proceedings of the International Workshop on Groundnuts. International Crops Research Institute for the Semi-Arid Tropics. Patancheru. 193-198.

Sudir, Suparyono, B. Nuryanto, dan Yulianto. 1993. Hubungan kuantitatif penyakit bercak daun Cercospora dengan hasil kacang tanah. Media Penelitian Sukamandi 13:5-11.

Sumarno, dan Slamet. 1993. Fisiologi dan pertumbuhan kacang tanah, hal. 24-30. Dalam A. Kasno, A. Winarto, dan Sunardi (Eds.). Monograf Balittan Malang No.12: Kacang Tanah. Balai Penelitian Tanaman Pangan Malang. Malang.

Sumartini. 2008. Bioekologi dan pengendalian penyakit bercak daun pada kacang tanah. Bul. Palawija 16 : 48-56.

Sumaryo, dan Suryono. 2000. Pengaruh dosis pupuk dolomit dan SP-36 terhadap jumlah bintil akar dan hasil tanaman kacang tanah di tanah latosol. Agrosains 2(2) : 54-58.

Sutina, D. 2003. Pendugaan Heritabilitas Karakter Polong Berbiji Tiga pada Zuriat Hasil Persilangan Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Varietas Gajah dan GP-NCWS4. Skripsi. Program Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Trustinah. 1993. Biologi kacang tanah, hal. 9-23. Dalam Balai Penelitian Tanaman Pangan Malang (Ed.). Monograf Balittan Malang : Kacang Tanah. Balai Penelitian Tanaman Pangan Malang. Malang.

Utomo, D.S., M.I. Surya, Ansori, H.M. Akin, dan T.R. Basoeki. 2005. Pemanfaatan subspesies hypogaea dalam perakitan varietas unggul kacang tanah (Arachis hypogaea L.) berbiji besar dan berpolong banyak di Indonesia. Ilmu Pertanian 12(2):84-93.

Widjanarko, A., A. Taufiq, dan A.A. Rahmianna. 2009. Pengaturan jarak tanam ubikayu dan kacang tanah untuk meningkatkan indeks pertanaman di lahan kering masam Banjarnegara. http://www.balitkabi.litbang.deptan.go.id. [1 September 2010].

Wirnas, D., Sobir, dan M. Surahman. 2005. Pengembangan kriteria seleksi pada Pisang (Musa sp.) berdasarkan analisis lintas. Bul. Agron. (33) 3:48-54. Yudiwanti. 2007. Galur Kacang Tanah Berdaun Hijau Tua Keungulan dan

Pengendalian Genetiknya. Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian yang Dibiayai oleh Hibah Kompetitif. Hal 143-145.

Yudiwanti, B. Wirawan, D. Wirnas. 2007. Korelasi Antara Kandungan Klorofil, Ketahanan Terhadap Bercak Daun dan Daya Hasil pada Kacang Tanah. Prosiding Seminar Nasional Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman. Departemen Agronomi dan Hortikultura Faperta IPB. Bogor. Hal 316-319. Yudiwanti, M.A. Ghani. 2002. Keragaan Daya Hasil Galur-Galur Kacang Tanah

Hasil Persilangan Varietas Gajah dengan Galur GPNC-WS4. Makalah Seminar Nasional Agronomi. Perhimpunan Agronomi Indonesia (PERAGI). Bogor.

Yudiwanti, S. Sastrosumarjo, S. Hadi, S. Karama, A. Sukarti, dan A.A. Mattjik. 1998. Korelasi genotipik antara hasil dengan tingkat ketahanan terhadap penyakit bercak daun hitam pada kacang tanah. Bul. Agron 26(1):16-21. Yudiwanti, Sudarsono, H. Purnamawati, Yusnita, D. Hapsoro, A.F. Hemon, dan

S. Soenarsih. 2008. Perkembangan Pemuliaan Kacang Tanah di Institut Pertanian Bogor. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian. Puslitbangtan, Badan Litbang Pertanian, DEPTAN. Malang. Hal 152-161.

Lampiran 1. Daftar 20 Genotipe Kacang Tanah yang Diuji.

No. Genotipe Keterangan

1 GWS 39 B Galur generasi lanjut GWS

2 GWS 110 A2 Galur generasi lanjut GWS 3 GWS 134 D Galur generasi lanjut GWS 4 GWS 138 A Galur generasi lanjut GWS 5 GWS 74 A1 Galur generasi lanjut GWS 6 GWS 134 A Galur generasi lanjut GWS

7 GWS 27 C Galur generasi lanjut GWS

8 GWS 79 A Galur generasi lanjut GWS

9 GWS 73 D Galur generasi lanjut GWS

10 GWS 18 A1 Galur generasi lanjut GWS 11 GWS 134 A1 Galur generasi lanjut GWS 12 GWS 110 A1 Galur generasi lanjut GWS 13 GWS 74 D Galur generasi lanjut GWS 14 GWS 110 D Galur generasi lanjut GWS 15 GWS 72 A Galur generasi lanjut GWS 16 GWS 39 D Galur generasi lanjut GWS 17 Gajah Varietas Pembanding 18 Zebra Putih Varietas Pembanding 19 Jerapah Varietas Pembanding 20 Sima Varietas Pembanding

Lampiran 2. Deskripsi Tanaman Kacang Tanah Varietas Gajah dan Sima.

Deskripsi Varietas Gajah Varietas Sima

Dilepas tahun 1950 2001

Nomor induk 61 MLG 7519

Asal Seleksi keturunan

persilangan Schwarz-21 Spanish 18-38

Silang tunggal varietas lokal Majalengka dengan ICGV

87165

Hasil rata-rata 1.8 t/ha 2.0 t/ha

Warna batang Hijau Hijau

Warna daun Hijau Hijau

Warna bunga Kuning Kuning

Warna ginofor Ungu Hijau

Warna biji Merah muda Merah muda

Bentuk tanaman Tegak Tegak

Umur berbunga 30 hari 28-31 hari

Umur polong tua 100 hari 100-105 hari

Bobot 100 biji 53 gram 35-45 gram

Ketahanan terhadap bercak daun

Rentan Toleran

Sumber : Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian.

Lampiran 3. Deskripsi Tanaman Kacang Tanah Varietas Jerapah dan Zebra Putih.

Deskripsi Varietas Jerapah Varietas Zebra Putih

Dilepas tahun 1998 1992

Nomor induk LM/ICGV 86021-88-B-16 MGS 9-2-5

Asal Silang tunggal varietas lokal Majalengka dengan

ICGV 86021

Hasil seleksi galur dari F2 asal ICRISAT

Hasil rata-rata 1.92 t/ha 1.4-3.8 t/ha

Warna batang Ungu Hijau

Warna daun Hijau Hijau

Warna bunga Kuning muda Kuning

Warna ginofor Hijau Hijau

Warna biji Merah muda Merah

Bentuk tanaman Tegak Tegak

Umur berbunga 28-31 hari 28-31 hari

Umur polong tua 90-95 hari 95-100 hari

Bobot 100 biji - 30-35 gram

Ketahanan terhadap bercak daun

Toleran Toleran

Lampiran 4. Rekapitulasi Analisis Ragam Karakter-Karakter Pengamatan. SK db JK KT Fhitung Pr>F Tinggi Tanaman Perlakuan 19 2057.532 108.276 3.11 0.0014 Ulangan 2 75.486 37.743 1.09 0.3480 Galat 38 1321.234 34.770 KK 17.463 Rataan 33.767 Jumlah Cabang Perlakuan 19 50.054 2.634 5.72 <.0001 Ulangan 2 14.634 7.317 15.89 <.0001 Galat 38 17.499 0.461 KK 9.755 Rataan 6.957

Panjang Batang Utama Berdaun Hijau

Perlakuan 19 3350.491 176.342 21.18 <.0001

Ulangan 2 913.549 456.775 54.87 <.0001

Galat 38 316.324 8.324

KK 20.261 Rataan 14.240

Persentase Batang Utama Berdaun Hijau

Perlakuan 19 12178.153 640.955 12.22 <.0001 Ulangan 2 6978.370 3489.185 66.50 <.0001 Galat 38 1993.703 52.466 KK 17.713 Rataan 40.892 Kadar Klorofil Perlakuan 19 39.766 2.093 2.28 0.0120 Ulangan 2 0.505 0.253 0.28 0.7607 Galat 38 34.861 0.917 KK 16.812 Rataan 5.697

Jumlah Polong Total

Perlakuan 19 838.073 44.107 3.08 0.0016

Ulangan 2 276.170 138.085 9.64 0.0004

Galat 38 544.550 14.330

KK 19.406 Rataan 19.507

Jumlah Polong Bernas

Perlakuan 19 777.122 40.901 3.18 0.0012

Ulangan 2 182.032 91.016 7.08 0.0024

Galat 38 488.435 12.853

KK 19.650 Rataan 18.245

Lampiran 4. Lanjutan

SK db JK KT Fhitung Pr>F

Jumlah Polong Cipo

Perlakuan 19 1.338 0.070 1.06 0.4236

Ulangan 2 4.685 2.343 35.28 <.0001

Galat 38 2.524 0.066

KK 20.159 Rataan 1.278

Bobot Polong Total

Perlakuan 19 566.550 29.818 1.74 0.0725

Ulangan 2 476.131 238.066 13.88 <.0001

Galat 38 651.956 17.157

KK 18.381 Rataan 22.535

Bobot Polong Bernas

Perlakuan 19 575.550 30.292 1.71 0.0778

Ulangan 2 468.246 234.123 13.24 <.0001

Galat 38 671.914 17.682

KK 18.957 Rataan 22.182

Bobot Polong Cipo

Perlakuan 19 0.761 0.040 1.21 0.2967

Ulangan 2 1.604 0.802 24.32 <.0001

Galat 38 1.253 0.033

KK 18.649 Rataan 0.983

Bobot Biji Per Tanaman

Perlakuan 19 249.611 13.137 1.39 0.191

Ulangan 2 258.811 129.406 13.66 <.0001

Galat 38 359.902 9.471

KK 19.906 Rataan 15.460

Bobot 100 Butir Biji

Perlakuan 19 1061.079 55.846 2.63 0.0054 Ulangan 2 486.925 243.463 11.49 0.0001 Galat 38 805.408 21.195 KK 9.268 Rataan 49.675 Bobot Brangkasan Perlakuan 19 1360.027 71.580 3.51 0.0005 Ulangan 2 1183.829 591.915 29.03 <.0001 Galat 38 774.917 20.393 KK 16.955 Rataan 26.633

Lampiran 4. Lanjutan

SK db JK KT Fhitung Pr>F

Indeks Panen Kering

Perlakuan 19 0.837 0.044 2.26 0.0158 Ulangan 2 1.200 0.600 30.83 <.0001 Galat 38 0.740 0.019 KK 15.617 Rataan 0.893 Bobot Biji/Ubinan Perlakuan 19 36486.733 1920.354 1.59 0.109 Ulangan 2 20047.964 10023.982 8.30 0.001 Galat 38 45867.149 1207.030 KK 17.023 Rataan 204.092

Lampiran 5. Hasil Analisis Tanah.

Sumber : Laboratorium Tanah, Balai Penelitian Tanah, Bogor.

Lampiran 6. Kriteria Penilaian Hasil Analisis Tanah. Parameter Tanah

Nilai Sangat

Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

C (%) < 1 1-2 2-3 3-5 >5 N (%) <0.1 0.1-0.2 0.21-0.5 0.51-0.75 >0.75 C/N <5 5-10 11-15 16-25 >25 P2O5 Bray (ppm P) <4 5-7 8-10 11-15 >15 K2O Morgan (ppm) 8 12 21 36 58 Ca Morgan (ppm) 71 107 143 286 572

Reaksi Tanah Sangat

Masam Masam Agak Masam Netral Agak Alkalis Alakalis pH < 4.5 4.5 - 5.5 5.5 - 6.5 6.6 - 7.5 7.6 - 8.5 > 8.5

Sumber : Balai Penelitian Tanah.

Pasir (%) Debu (%) Liat (%) pH N (%) C (%) C/N P2O5 (ppm) K2O (ppm) Ca (ppm) 9 14 77 4.9 0.07 0.79 11 1.3 57 217.8

EVALUASI DAYA HASIL GALUR-GALUR KACANG TANAH

Dokumen terkait