• Tidak ada hasil yang ditemukan

Alpian A. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Susu dan Pendapatan Peternak Sapi Perah di Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang. [Skripsi]. Bogor : Fakultas ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Ardia AW. 2000. Analisis Pendapatan Usahaternak Kambing Perah Peranakan Etawah. [Skripsi] Jurusan Sosial Ekonomi Industri Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Apriani M. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Susu Sapi Pada CV Mulya Khansa Niaga Di Kota Depok Jawa Barat. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Asmaki AP, Masturi H, Asmaki TD. 2008. Agribisnis Ternak Sapi. CV Grafika.

Bandung

Daryanto A. 2007. Peningkatan Daya Saing Industri Peternakan. PT. Permata Wacana Lestari. Jakarta

Debertin DL. 1986. Agricultural Production Economics. Macmillan Publishing Company. United States of America

Despal, Sigit N, Suryahadi, AE Dwierra, T Anita S, Permana IG, Toharmat T. 2009. Diktat Kuliah Nutrisi Ternak Perah. Departemen Nutrisi dan Ilmu Pakan Fakultas Peternakan IPB. Bogor

Doll PJ, dan Orazem F. 1978. Production Economic Theory With Application Second Edition. John Wiley and Sons. Kanada

Firdaus M. 2007. Manajemen Agribisnis. Bumi Aksara. Jakarta.

Girisonta, 1995. Petunjuk Praktis Beternak Sapi Perah. Kanisius. Yogyakarta Gujarati D. 1978. Ekonometrika Dasar. Penerbit Erlangga. Jakarta

Heriyatno. 2009. Analisis Pendapatan Dan Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Susu Sapi Perah Ditingkat Peternak (Kasus Anggota Koperasi Serba Usaha Karya Nugraha Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan). [Skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Jakiyah U. 2011. Analisis Partisipasi Anggota dan Kinerja Koperasi Unit Desa Sumber Alam (Studi Kasus Kec. Darmaga Kab. Bogor, Jawa Barat). [Skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Kuntara I. 1994. Analisis Pendapatan Usaha Peternakan Sapi Perah di Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Lestari M. 2009. Analisis Pendapatan dan Tingkat Kepuasan Peternak Plasma Terhadap Pelaksanaan Kemitraan Ayam Broiler (Stusi Kasus: Kemitraan PT X di Yogyakarta). [Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Lipsey RG, Courant PN, Purvis DD, Steiner PO. 1995. Pengantar Mikroekonomi

Jilid I. Binapura Aksara. Jakarta

Nasir M. 2005. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Bogor

Ramadhan DA. 2009. Analisis Strategi Pengembangan KUD (Koperasi Unit Desa) Giri Tani (Kec. Cisarua, Kab. Bogor, Jawa Barat). [Skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Sigit N, Toharmat T, Ervyernie DE, Sardiana A, Permana IG, Despal. 2008.

Diktat Kuliah Nutrisi Ternak Perah. Departemen Ilmu Nutrisi dan

Teknologi Pakan. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. PT Grafindo. Jakarta Soekartawi. 2002. Analisis Usahatani. UI-Press. Jakarta

Soekartawi, A. Soeharjo, Dillon JL, Hardaker JB. 2011. Ilmu Usahatani dan

Penelitian Untuk Pengembangan Petani Kecil. UI-Press. Jakarta.

Sudono A, Rosdiana RF, Setiawan BS. 2003. Beternak Sapi Perah Secara

Intensif. Agromedia Pustaka. Jakarta

Supeno, ID. 1996. Kemitraan Usaha Agribisnis Persusuan: Kasus KUD Mandiri Tani Mukti dan KUD Mandiri Inti Sarwa Mukti di Kabupaten Bandung. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Suwandi I. 1986. Koperasi Organisasi Ekonomi yang Berwatak Sosial. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Tanmella S. 2001. Peranan dan Dampak Sektor Pertanian Terhadap Pembangunan Wilayah (Studi Kasus Kabupaten Ciamis, Jawa Barat). [Skripsi]. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Yusdja Y. 2005. Kebijakan Ekonomi Industri Agribisnis Sapi Perah di Indonesia. Pusat Analisis Sosial Ekonomi Dan Kebijakan Pertanian. Bogor.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI

SUSU SAPI PERAH

(Kasus Peternak Anggota Kelompok Ternak Mekar Jaya

Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor,

Provinsi Jawa Barat)

SKRIPSI

RINA KARUNIAWATI H34096094

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2012

RINGKASAN

RINA KARUNIAWATI. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Susu Sapi Perah (Kasus Peternak Anggota Kelompok Ternak Mekar Jaya Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat). Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan ANNA FARIYANTI).

Indonesia mempunyai banyak potensi agribisnis yang sangat besar dan beragam yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Namun, potensi yang di miliki tersebut belum dapat dikembangkan sedemikian rupa sehingga sektor agribisnis menjadi semakin tidak terarah dan semakin mengalami keterpurukan. Bidang peternakan merupakan salah satu sektor agribisnis yang cukup penting karena terkait dengan ketersediaan bahan pangan hewani masyarakat. Salah satu komoditas peternakan yang masih mempunyai peluang pengembangan cukup luas di Indonesia adalah sapi perah. Hal ini dikarenakan produksi susu segar dalam negeri diperkirakan mempunyai andil sekitar 25 persen dari kebutuhan susu nasional (dengan tingkat konsumsi sekitar 6 liter/kapita/tahun). Secara nasional produksi susu segar dari tahun 2005 hingga 2009 mengalami pertumbuhan rata- rata sebesar 7,59 persen dengan jumlah produksi tertinggi terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 827.247 ton.

Kabupaten Bogor merupakan salah satu daerah penghasil susu di Jawa Barat selain Lembang dan Pangalengan, dimana produksi susu dari tahun 2006 hingga tahun 2010 sebesar 66,846 ton. Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung merupakan salah satu sentra produksi susu di Kabupaten Bogor. Rata-rata kepemilikan sapi perah laktasi adalah lima ekor per peternak. Saat ini budidaya sapi perah di Desa Cipayung masih menghadapi kendala rendahnya rata-rata produktivitas susu yang dihasilkan yaitu sebesar 8-10 liter/ekor/hari, padahal idealnya sekitar 12 sampai 15 liter/ekor/hari. Produktivitas susu sangat tergantung dari penggunaan input yang digunakan dalam budidaya sapi perah. Rendahnya produktivitas susu akan berpengaruh terhadap tingkat produksi susu yang dihasilkan setiap harinya sehingga akan berdampak pada tingkat pendapatan peternak. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah 1) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu ditingkat peternak anggota Kelompok Ternak Mekar Jaya dan 2) Menganalisis tingkat pendapatan peternak anggota Kelompok Ternak Mekar Jaya dalam usahaternak sapi perahnya.

Variabel-variabel faktor produksi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi masa laktasi sapi produksi, pakan konsentrat, hijauan, ampas tahu, mineral, air dan penggunaan tenaga kerja. Pemilihan wilayah penelitian Desa Cipayung didasari karena daerah tersebut merupakan salah satu daerah sentra penghasil susu di Kabupaten Bogor. Penelitian dilaksanakan selama dua bulan, terhitung dari bulan Januari - Februari 2012. Proses penentuan responden dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling (sampel yang ditentukan), dimana penentuan responden dilakukan oleh ketua Kelompok Ternak Mekar Jaya yang paham mengenai informasi yang dimiliki oleh anggotanya yang berkaitan dengan topik yang akan diteliti, serta merupakan peternak yang aktif dalam keanggotaan koperasi. Jumlah responden yang dijadikan sampel adalah sebanyak 35 orang peternak. Analisis kualitatif dilakukan untuk mengetahui

gambaran tentang usahaternak sapi perah di Desa Cipayung. Analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan fungsi produksi Cobb Douglas, analisis pendapatan, dan R/C ratio. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan software Microsoft Excel danMinitab 14.

Berdasarkan hasil pendugaan model dengan menggunakan fungsi produksi

Cobb Douglas menunjukkan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 90,7 persen.

Artinya, bahwa sebesar 90,7 persen produksi susu sapi perah dapat dijelaskan secara bersama-sama oleh faktor masa laktasi, konsentrat, hijauan, ampas tahu, mineral, air dan tenaga kerja, sedangkan 9,3 persen lagi dijelaskan oleh faktor- faktor lain diluar model. Berdasarkan hasil pendugaan parameter fungsi produksi menunjukkan bahwa variabel konsentrat, hijauan, ampas tahu, mineral, dan air mempunyai tanda parameter positif yaitu masing-masing sebesar 0,1259; 0,2664; 0,05208; 0,01716; 0,7283. Artinya, semakin banyak penggunaan variabel konsentrat, hijauan, ampas tahu, mineral dan air maka produksi susu sapi perah akan semakin meningkat. Sementara untuk masa laktasi dan tenaga kerja masing- masing mempunyai tanda parameter negatif yaitu -0,4736 dan – 0,4889, artinya dengan meningkatkan/bertambahnya variabel masa laktasi dan tenaga kerja akan menurunkan produksi susu sapi perah. Berdasarkan nilai peluangnya, variabel masa laktasi, hijauan, air dan tenaga kerja masing-masing mempunyai nilai sebesar 0,008; 0,170; 0,001; 0,068. Jika taraf nyata 20 persen maka keempat variabel tersebut berpengaruh nyata terhadap produksi susu sapi perah. Sedangkan variabel konsentrat, ampas tahu, dan mineral mempunyai nilai peluang masing- masing sebesar 0,415; 0,375; 0,861. Jika taraf nyata sebesar 20 persen maka ketiga variabel tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap produksi susu sapi perah.

Berdasarkan hasil analisis pendapatan usahaternak sapi perah untuk satu ekor sapi laktasi diketahui bahwa rata-rata pendapatan atas biaya tunai yang diperoleh peternak adalah sebesar Rp 458.980,68 sedangkan pendapatan atas biaya total sebesar Rp 238.994,15. Nilai Berdasarkan hasil penghitungan diperoleh nilai R/C rasio atas biaya tunai sebesar 1,64 artinya setiap Rp 1 yang dikeluarkan akan memperoleh keuntungan sebesar Rp 1,64. Sedangkan nilai R/C ratio atas biaya total sebesar 1,25 artinya setiap Rp 1 yang dikeluarkan akan memperoleh keuntungan sebesar Rp 1,25. Usahaternak sapi perah di Desa Cipayung sudah dikatakan menguntungan apabila dilihat dari nilai R/C rationya yang lebih dari satu, namun bila dilihat dari rendahnya tingkat pendapatan peternak maka usaha ini belum dapat dikatakan ekonomis dari segi bisnis. Rendahnya tingkat pendapatan ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah rendahnya tingkat produksi susu yang dihasilkan.

Dalam meningkatkan produksi susu sapi perah di Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung upaya yang dapat dilakukan antara lain dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas pemberian pakan terutama pakan hijauan dan air. Selain itu perlu dilakukan penyuluhan baik dari pihak kelompok ternak, KUD maupun IPS terutama mengenai manajemen pemberian pakan. Pemberian pakan berupa konsentrat, hijauan dan ampas tahu harus dilakukan dengan takaran yang benar (bukan asal-asalan) karena hal ini akan berdampak pada pemborosan biaya pakan mengingat ketiganya mempunyai nilai persentase biaya yang paling besar dibandingkan biaya lainnya. Tatalaksana dalam menjalankan usahaternak sapi perah harus lebih ditingkatkan serta dengan manajemen yang lebih baik lagi.

FAKTOR –FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI