• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

DAFTAR PUSTAKA

Asmarantaka, Ratna W. 1999. Pemasaran Pertanian : Suatu Kajian Teoritik dan Empirik. Jurusan Sosek – Faperta. Institut Pertanian Bogor

Asmarantaka, Ratna W. 2009. Pemasaran Produk-produk Pertanian dalam Bunga Rampai Agribisnis Seri Pemasaran. Editor Nunung Kusnadi, dkk. IPB Press. Bogor

[BPS] Bada Pusat Statistik. 2012. Produksi Sayuran di Indonesia Tahun 2005- 2010. Jakarta : BPS

Dahl, D.C. and Hammond J. W. 1987. Market and Price Analysis. The Agricultural Industries. McGraw-Hill Book Company, Inc. New York Dahl, D.C and Hammond, J.W. 1997. Market and Price Analysis. The Agriculture

Industries. Mc. Graw-Hill Inc. New York

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat. 2011. Produksi Sayuran Tahun 2006-2010 Menurut Kabupaten dan Kota di Jawa Barat. Jakarta: Departemen Pertanian

Direktorat Jendral Bina Produksi Hortikultura, Departemen Pertanian 2009. Data Nilai PDB Hortikultura Berdasaran Harga Berlaku dari Tahun 2008- 2009. Jakarta

Kantor Kecamatan Pacet. 2010. Monografi Daerah Kecamatan Pacet 2010. Kabupaten Cianjur

Limbong dan Sitorus. 1987. Pengantar Tataniaga Pertanian (Bahan Kuliah Jurusan Ilmu- ilmu Sosial Ekonomi Pertanian). Institut Pertanian Bogor. Bogor

Limbong, W.H dan P Sitorus. 1997. Pengantar Tataniaga Pertanian. Jurusan Ilmu- ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor

Maharani, D. 2007. Analisis Usahatani dan Tataniaga Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostretus) di Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten

Bandung, Jawa Barat [skripsi]. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor

Meryani, N. 2008. Analisis Usahatani dan Tataniaga Kedelai di Kecamatan Ciranjang, kabupaten Cianjur, Jawa Barat [skripsi]. Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor Mubyarto, 1994. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta

Peranginangin, B. 2011. Analisis Tataniaga Markisa Ungu di Kabupaten Karo di Desa Seberaya, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara [skrispsi]. Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor

Purba, 2010. Analisis Tataniaga Ubi Jalar di Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat [skripsi]. Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor Rahma, S. 2008. Efisiensi Tataniaga Cabai Merah, Studi kasus Desa Cibeureum,

Kecamatan Sukamantri, Kabupaten Ciamis, Propinsi Jawa Barat [skripsi]. Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor

Sihombing, AS. 2010. Analisis Sistem Tataniaga Nenas Bogor di Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat [skripsi]. Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor

ANALISIS TATANIAGA WORTEL (Daucus Carota L)

DI KECAMATAN PACET KABUPATEN CIANJUR

JAWA BARAT

SKRIPSI

ASTRID NUR AMALIA H34104017

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

RINGKASAN

ASTRID NUR AMALIA. Analisis Tataniaga Wortel (Daucus Carota L) di Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan Joko Purwono)

Komoditas holtikutura seperti sayur, tanaman hias (florikultura), tanaman obat-obatan (biofarmaka) dan buah-buahan. Salah satu bisnis yang berpotensi untuk diusahakan di Indonesia yaitu bisnis sayuran. Dilihat dari laju pertumbuhannya, peningkatan kontribusi sayur merupakan kontribusi terbesar dari komoditas hortikultur lainnya yaitu sebesar 18,5 persen Hal ini menunjukkan bahwa sayur-sayuran menunjukkan nilai ekonomis yang terus meningkat. Peningkatan tersebut disebabkan juga oleh adanya peningkatan konsumsi sayuran. Didukung juga dari adanya program Kementrian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Hortikultura berupa GEMA Sayuran pada tahun 2009. Gerakan Makan Sayuran (GEMA sayuran) merupakan kegiatan promosi dan kampanye intensif untuk meningkatkan citra, apresiasi dan cinta akan produk sayuran nasional.

Beberapa komoditi sayuran unggulan yang ada, wortel merupakan komoditi yang peningkatannya sangat signifikan. Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang hasil produksi wortelnya berkontribusi sebesar 21,89 persen dari produksi nasional setelah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Oleh sebab itu pembudidaya wortel banyak ditemukan di Jawa Barat. Jawa Barat juga merupakan provinsi konsentrasi awal wortel yang berpusat di daerah Lembang dan Cianjur. Sampai saat ini, daerah tersebut masih menjadi sentra wortel. Salah satu sentra produksi wortel sayuran di Kabupaten Cianjur ialah Kecamatan Pacet dan Cugenang.

Sebagai salah satu sentra wortel, Kecamatan Pacet memproduksi wortel dalam volume yang besar. Produksi yang besar ini selanjutnya akan dikirim ke pasar hingga sampai ke konsumen akhir. Agar dapat sampai kepada konsumen akhir adanya lembaga tataniaga sangat berperan dalam pendistribusian komoditi wortel tersebut. Adanya rantai pasok atau tataniaga menyebabkan adanya gap atau perbedaan harga yang cukup tinggi antara haraga ditingkat petani dan harga yang diterima konsumen akhir.

Analisis tataniaga pada pola saluran pemasaran wortel perlu dilakukan sehingga dapat diketahui saluran mana yang lebih efisien. Dan diharapkan dengan pola saluran pemasaran yang efisien dapat diketahui saluran pemasaran yang dapat mendatangkan manfaat bagi petani dan lembaga yang terlibat dari saluran pemasaran yang efisien tersebut.

Penelitian ini mengangkat topik mengenai analisis tataniaga wortel di Kecamatan Pacet dengan perumusan masalah bagaimana saluran tataniaga dan fungsi-fungsi tataniaga yang dilakukan oleh lembaga-lembaga tataniaga? Bagaimana struktur dan perilaku pasar pada masing-masing lembaga tataniaga? Bagaimana efisiensi saluran tataniaga wortel berdasarkan margin tataniaga,

farmer’s share, rasio keuntungan dan biaya? Penelitian ini bertujuan menganalisis saluran tataniaga dan fungsi-fungsi tataniaga yang dilakukan oleh lembaga- lembaga tataniaga, struktur dan perilaku pasar pada masing-masing lembaga

tataniaga, efisiensi saluran tataniaga wortel berdasarkan margin tataniaga,

farmer’s share, rasio keuntungan dan biaya.

Pengambilan sampel dilakukan pada tiga desa yang ditentukan secara purposive yakni tiga desa yang menurut Balai Pengembangan Budidaya Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPBTPH) Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur dan didukung juga data dari Badan Pusat Statistik (Kecamatan Pacet dalam Angka; Lampiran 5) sebagai desa yang memproduksi wortel dalam jumlah yang paling besar. Tiga desa tersebut antara lain Ciherang, Cipendawa dan Sukatani. Penarikan sampel petani menggunakan metode convenience sampling yaitu dalam memilih sampel berdasarkan kemudahan (petani yang kebetulan sedang melakukan panen atau pasca panen). Akhirnya diperoleh jumlah petani responden sebanyak 20 petani yaitu 5 petani dari Desa Ciherang, 6 petani dari Desa Cipendawa, dan 9 petani dari Desa Sukatani. Responden lembaga-lembaga tataniaga dilakukan dengan metode snowball sampling yaitu mengikuti alur pemasaran hingga produk sampai ke konsumen dengan menelusuri saluran pemasaran wortel di daerah penelitian berdasarkan informasi yang diperoleh dari pelaku pasar yaitu mulai dari tingkat petani sampai pedagang pengecer. Jumlah pedagang yang dijadikan responden terdiri dari enam orang pedagang pengumpul kebun yang berlokasi di Kecamatan Pacet, pedagang besar berjumlah lima orang masing-masing satu pedagang besar yang berwilayah di STA dan empat pedagang besar yang berwilayah di Kecamatan Pacet, serta tiga pedagang pengecer yang berlokasi masing- masing di pasar TU Bogor, Pasar Induk Jakarta, Pasar Senen.

Saluran tataniaga wortel di Kecamatan Pacet melibatkan beberapa lembaga tataniaga yaitu petani, pedagang pengumpul kebun (PPK), Sub Terminal Agribisnis (STA), pedagang besar sampai pedagang pengecer. Tataniaga di Kecamatan Pacet terdapat empat saluran tataniaga. Masing-masing lembaga tataniaga menghadapi fungsi-fungsi pemasaran, struktur, perilaku pasar dan keragaan pasar yang berbeda. Fungsi–fungsi yang dilakukan oleh lembaga- lembaga pemasaran yang terlibat meliputi fungsi fisik, fungsi pertukaran dan fungsi fasilitas yang sudah dilakukan cukup baik, namun belum sepenuhnya dapat dilakukan oleh petani. Struktur pasar yang dihadapi oleh petani, PPK dan sebagian pedagang pengecer adalah pasar persaingan sempurna, sedangkan struktur pasar yang dihadapi STA dan pedagang besar cenderung mengarah ke pasar oligopoli. Sedangkan pedagang pengecer (supermarket) menghadapi struktur pasar oligopoli. Perilaku pasar yang dihadapi dalam praktek penjualan dan pembelian telah menjalin kerjasama yang erat dan cukup baik antara lembaga tataniaga. Marjin terbesar terdapat pada saluran II dan terkecil pada saluran III. Secara operasional dari empat pola saluran tataniaga yang ada saluran tataniaga III lebih efisien jika dilihat dari nilai margin yang merata di setiap lembaga.

ANALISIS TATANIAGA WORTEL (Daucus Carota L)

DI KECAMATAN PACET KABUPATEN CIANJUR

JAWA BARAT

ASTRID NUR AMALIA H34104017

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2012

Judul Skripsi : Analisis Tataniaga Wortel (Daucus carota L) di Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur – Jawa Barat

Nama : Astrid Nur Amalia

NIM : H34104017

Menyetujui, Pembimbing

Ir. Joko Purwono, MS NIP 19600606 1986011 002

Mengetahui,

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP 19580908 198403 1 002

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Tataniaga Wortel (Daucus Carota L) di Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur – Jawa Barat” belum pernah diajukan pada perguruan tinggi lain atau lembaga lain manapun untuk tujuan memperoleh gelar akademik tertentu. Saya juga menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri dan tidak mengandung bahan- bahan yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh pihak lain, kecuali sebagai bahan rujukan yang dinyatakan dalam naskah.

Bogor, November 2012

Astrid Nur Amalia H34104017