• Tidak ada hasil yang ditemukan

Andarwulan et al. 2009. Laporan Akhir Monitoring dan Verifikasi Profil Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) Nasional 2008. Direktorat Surveilan Penyuluhan Keamanan Pangan Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Pangan Berbahaya. BPOM RI dan SUCOFINDO.

Anonimous. 2006. Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS). www. Bpom.go.id

[BPOMRI] Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2008. Melamin dalam Produk Makanan. http://Perpustakaan .pom.go.id.

BPOM. 2007. Food Watch Sistem Keamanan Pangan Terpadu Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan. http://www.pom.go.id

Eunike Sri. 2009. Gambaran Perilaku Jajan Murid Sekolah Dasar di Jakarta. http://Psikobuana.com

Engel FJ, et al. 1994. Perilaku Konsumen. Edisi VI. Jilid I. Jakarta : Binarupa Akasara.

Fardiaz D. dan S. Fardiaz. 1994. Proyek Makanan Jajanan. Bogor: Materi Semiloka Program Intervensi Pembinaan Usaha Makanan Jajanan Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM IPB).

Februhartanty &Iswaranti. 2004. Amankah Makanan Jajanan Siswa Sekolah di Indonesia. http://www.Gizi.net [15 Mei 2010].

Fitriyanti, Ida. 2009. Perilaku Guru Sekolah Dasar terkait Gizi dan Keamanan Pangan [skripsi]. Jurusan Gizi Masyarakat. Fakultas Ekologi Manusia. Institut Pertanian Bogor

Harris JR & Liebert RM. 1991. The Child. New Jersey: PRENTICE Hall.

Judarwanto W. 2006. Antisipasi Perilaku Makan Anak di Sekolah. http://www.pdpersi.co.id.

Kemanan Pangan dan Pangan Berbahaya. BPOM RI dan SUCOFINDO.

Khomsan A. 2000. Teknik Pengukuran Pengetahuan. Bogor. Jurusan Gizi Masyarakat dan sumber daya Keluarga. Institut Pertanian Bogor.

Lusiana SA. 2008. Status Gizi, Konsumsi Pangan, dan Usia Menarche Anak Perempuan Sekolah Dasar di Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Madanijah S. 1994. Makanan Bekalan. Pelatihan dan Penyuluhan Pangan dan Gizi di Kalangan Pendidik Sekolah Dasar dan Menengah. Kantor Menteri Urusan Pangan Bekerjasama dengan Pusat Studi Kebijakan Pangan dan Gizi (PSKPG) Lembaga Penelitian. Institut Pertanian Bogor.

______. 2004. Pola Konsumsi Pangan, Dalam Pengantar Pangan dan Gizi. YF Baliwati, A Khomsan, CM Dwiariani (editor). Jakarta: Penebar Swadaya. Muhilal, D. Damayanti. 2006. Gizi Seimbang untuk Anak Usia Sekolah Dasar.

Notoatmodjo S.2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta __________. 2007. Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Jakarta:Rineka Cipta. Nuraida L.et al.Menuju Kantin Sehat di Sekolah. Bogor:SEAFAST Center.

Papalia DE, Olds SW. 1979. A Child’s World Infancy though Adolescence (2nded) New York: Marcel Decker.

Pranadji D. K. 1998. Pendidikan Gizi (Diktat yang tidak Dipublikasikan). Bogor: Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya keluarga. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Santoso. Soegeng dkk. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta : Ribeka Cipta.

Sediaoetama AD. 2008. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi. Jakarta : Dian Rakyat.

Setiadi N. J. 2003. Perilaku Konsumen. Jakarta: Prenada Media.

Slamet J.S. 1998. Kesehatan Lingkungan. Gajah Mada University Press.

Suhardjo. 1989. Sosio Budaya Gizi. Bogor : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

_______. 1996. Berbagai Cara Pendidikan gizi. Jakarta :Bumi Aksara.

_______. 2003. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Jakarta: Bumi Aksara dan Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi IPB.

Sumarwan U. 2004. Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Bogor. Ghalia Indonesia.

Tjahja, M. dan Kadarisman, D. 2005. Sistem Jaminan Mutu Industri Pangan Bogor: IPB Press.

Tjitarsa IB. 1992. Pendidikan Kesehatan:Pedoman Pelayanan Kesehatan Dasar. Bandung:Penerbit ITB dan Unibersitas Udayana.

Wijaya R. 2009. Penerapan Peraturan dan Praktek Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah di Sekolah Dasar Kota dan Kabupaten Bogor [Skripsi]. Jurusan Gizi Masyarakat. Fakultas Ekologi Manusia. Institut Pertanian Bogor.

Winardi. 1991. Marketing dan perilaku konsumen. Bandung: Mandar Maju.

Yusuf A. L. 2004. Studi Keamanan Mikrobiologi Makanan di Kantin Asrama Putri Tingkat Persiapan Bersama IPB [Skripsi]. Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

No Pengetahuan (n=41) (n=82)

(n=33) (n=8) (n=52) (n=30)

n % n % n % n % n % n %

1 Makanan yang bergizi 32 97.0 8 100.0 40 97.6 37 71.2 15 50.0 52 63.4

2 4 sehat 5 sempurna 32 97.0 7 87.5 39 95.1 43 82.7 19 63.3 62 75.6

3 Kandungan makanan penghasil tenaga 22 66.7 5 62.5 27 65.9 31 59.6 13 43.3 44 53.7 4 Jenis makanan penghasil tenaga 26 78.8 4 50.0 30 73.2 42 80.8 26 86.7 68 83.0

5 Kandungan buah dan sayur 25 75.8 6 75.0 31 75.6 33 63.5 24 80.0 57 69.5

6 Defenisi jajanan 9 27.3 2 25.0 11 26.9 16 30.8 8 26.7 24 29.2

7 Akibat mengkonsumsi pangan jajanan yang tidak sehat dan bersih

30 90.9 8 100.0 38 92.7 48 93.2 20 66.7 68 83.0 8 Arti ditemukannya sehelai rambut pada es

cendol

28 84.8 5 62.0 33 80.5 33 63.5 19 63.3 52 63.4 9 Kebiasaan cuci tangan yang baik 32 97.0 8 100.0 40 97.6 50 96.2 29 96.7 79 96.3 10 Es sirup yang terasa manis, namun agak pahit

sesaat setelah

28 84.8 8 100.0 36 87.8 38 73.1 24 80.0 62 75.6 11 Bahan tambahan yang diizinkan untuk

mengolah/mengawetkan makanan

21 63.6 4 50.0 25 61.0 22 42.3 19 63.3 41 50.0 12 Jika es batu dibuat dari air mentah 21 63.6 5 62.5 26 63.4 18 34.6 18 60.0 36 44.0 13 Pangan jajanan yang menyebabkan sakit 12 36.4 3 37.5 15 36.6 22 42.3 13 43.3 35 42.7 14 Contoh bahan tambahan pangan alami 15 45.5 2 25.0 17 41.5 19 36.5 7 23.3 26 31.7

✂8

(n=33) (n=8) (n=52) (n=30)

n % n % n % n % n % n %

Higiene

1 Penanganan makanan dengan bersih dan sehat 30 90.9 8 100.0 38 92.7 42 80.8 10 33.3 52 63.4

2 Menggunakan baju yang bersih 31 93.9 8 100.0 39 95.1 41 78.8 29 96.7 70 85.4

3 Tidak memiliki luka yang terbuka 27 81.8 8 100.0 35 85.4 48 92.3 23 76.7 71 86.6

4 Tidak memegang uang selama pengolahan pangan 6 18.2 3 37.5 9 22.0 9 17.3 10 33.3 19 23.2 5 Tidak menyentuh langsung makanan dengan tangan 15 45.5 4 50.0 19 46.3 32 61.5 18 60.0 50 61.0 6 Tidak makan, minum atau merokok selama melayani pembeli 29 87.9 8 100.0 37 90.2 45 86.5 23 73.3 68 82.9 7 Tidak menggaruk-garuk badan, bersin atau batuk selama melayani

pembeli

30 90.0 8 100.0 38 92.7 47 90.4 27 90.0 74 90.2 8 Sebelum melayani pembeli, penjual mencuci tangan terlebih dahulu 2 6.1 0 0.0 2 4.9 1 1.9 0 0.0 1 1.2 9 Setelah melayani pembeli, penjual mencuci tangan 1 3.0 0 0.0 1 2.4 1 1.9 0 0.0 1 1.2 Penanganan dan penyimpanan makanan

1 Bahan makanan yang cepat rusak disimpan di dalam lemari es/kulkas

26 78.8 7 87.5 33 80.5 11 21.2 2 6.7 13 15.9 2 Bahan-bahan kering dipisahkan dari bahan-bahan basah 26 78.8 8 100.0 34 82.9 43 82.7 28 93.3 71 86.6 3 Tidak terdapat bahan-bahan beracun di area penjualan 29 87.9 8 100.0 37 90.2 48 92.3 30 100.0 78 95.1 4 Makanan/minuman disajikan atau dikemas dalam pengemas yang

bersih

31 93.9 8 100.0 39 95.1 41 78.8 27 90.0 68 82.9 5 Plastik bekas tidak digunakan sebagai kemasan makanan/minuman 29 87.9 8 100.0 37 90.2 44 84.6 27 90.0 71 86.6 6 Makanan/minuman yang dijual selalu ditutup 14 42.4 4 50.0 18 43.9 36 69.2 13 43.3 49 59.8 7 Bahan tambahan kimia atau alami yang ditambahkan ke dalam

minuman adalah bahan yang diizinkan

24 72.7 7 87.5 31 75.6 34 65.4 28 93.3 62 75.6 8 Penggunaan bahan tambahan kimia atau alami yang ditambahkan

ke dalam minuman sesuai dengan petunjuk dan ketentuan yang berlaku

✄☎

No Praktek keamanan pangan (n=41) (n=82)

(n=33) (n=8) (n=52) (n=30)

n % n % n % n % n % n %

Sarana dan prasarana

1 Tempat untuk makanan dalam keadaan bersih 24 72.7 8 100.0 32 78.0 27 51.9 20 66.7 47 57.3

2 Tersedia tempat cuci tangan 15 45.5 3 37.5 18 43.9 19 36.5 4 13.3 23 28.0

3 Tersedia lap tangan 17 51.5 4 50.0 21 51.2 28 53.8 16 53.3 44 53.6

4 Tersedia lap peralatan 16 48.5 7 87.5 23 56.1 21 40.4 14 46.7 35 42.7

5 Tersedia tempat sampah 24 72.7 8 100.0 32 78.0 22 42.3 1 3.3 23 28.0

6 Tersedia tempat pencucian peralatan dengan suplai air mengalir

24 72.7 6 75.0 30 73.2 11 21.2 1 3.3 12 14.6

Pengendalian hama, sanitasi tempat dan peralatan

1 Tidak ada binatang pengerat, serangga dan binatang lainnya di tempat penjualan

32 97.0 4 50.0 36 87.8 43 82.7 25 83.3 68 82.9 2 Ada upaya untuk pencegahan masuknya hama 22 66.7 2 25.0 24 58.3 15 28.8 9 30.0 24 29.3 3 Tidak terdapat bahan pangan yang berserakan 26 78.8 7 87.5 33 80.5 40 76.9 26 86.7 66 80.5 4 Tidak terdapat air tergenang di sekitar penjualan 25 75.8 7 87.5 32 78.0 38 73.1 22 73.3 60 73.2

5 Sampah dibuang secara teratur 9 27.3 8 100.0 17 41.5 17 32.7 7 23.3 24 29.3

6 Pencucian peralatan dengan menggunakan air mengalir 30 90.9 5 62.5 35 85.4 14 26.9 2 6.7 16 19.5 7 Tidak terdapat tumpukan tanah/kotoran disekitar tempat

penjualan

28 84.8 7 87.5 35 85.4 40 76.9 20 66.7 60 73.2 8 Tidak berdekatan dengan saluran pembuangan air 32 97.0 7 87.5 39 95.1 22 42.3 22 73.3 44 53.6 9 Tempat penjualan terawat dengan baik 28 84.8 8 100.0 36 87.8 20 38.5 13 43.3 33 40.2 10 Detergen disimpan terpisah dan diberi label 21 63.6 8 100.0 29 70.7 3 5.8 1 3.3 4 4.9

✆0

11 Peralatan tersimpan dalam keadaan bersih dan kering

21 63.6 7 87.5 28 68.3 39 75.0 18 60.0 57 69.5 12 Jika peralatan dikeringkan dengan lap,

tersedia lap bersih dan kering

12 36.4 4 50.0 16 39.0 1 1.9 3 10.0 4 4.9

13 Gelas/mangkok/sendok selalu dikeringkan dengan lap bersih sebelum digunakan untuk menyajikan makanan/minuman

Behaviour of Manager at School’s Canteen and Street Food Vendor for Elementary Students in Jakarta and Bogor. Under the direction ofSiti Madanijah andIkeu Ekayanti.

The purpose of this research is to identity and to analyze the application of food safety policy concerened behaviour of manager at school’s canteen and street food vendor. This research use secondary data from Survey “National Monitoring and Verification Food Safety of Elementary student Street Food 2008” by SEAFAST Center, LPPM IPB. The subjects of this research are 123 consist of 33 manager at school’s canteen in Jakarta and 8 manager at school’s canteen in Bogor, 52 street food vendor in Jakarta and 30 in Bogor. The process of data analyzing was done by descriptive and inferencial methode. The correlation between variables were analyzed with chi-square, where as the difference between variables were analyzed by independent sampel t-test.

The result of this research are most of the application of food safety was sufficient, where the school has rules about street food vandor, gived sanction. Had control and founding or counseling. The knowledge and practise of manager at school’s canteen was better than street food vendor. There are no difference between attitude of head master, the application of food safety, knowledge and food safety practise of manager at school’s canteen and street food vendor based on location. There are no difference between knowledge, higiene, handling and food storage, pest control, place sanitation and tools of manager at school’s canteen and street food vendor. However, there is difference between facilities and infrastructure of facilities and infrastructure and street food vendor

There are no correlation between the application of food safety policy concerned knowledge (p=0.415), but there are significant correlation between the application of food safety concerned higiene (p=0.024), handling and food storage (p=0.022), pest control place sanitation and tools (p=0.040) and total of safety practice (p=0.004) of manager at school’s canteen. There are no significant correlation between the application of food safety policy concerned is knowledge (p=0.0457), higiene (p=0.533), handling and food storage (p=0.218), facilities and infrastructure (p=0.909), pest control sanitation of place and tools (p=0.813) and total of food safety practice (p=0.733) of street food vendor.

Keywords : The Application of Food Safety Policy, Food Safety Behavior, Manager at School’s Canteen and Street Food Vendor

PENDAHULUAN

Dokumen terkait