Ahmadi, R. (2014). Pengantar pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Arikunto, S. (2005). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Astrawan, Wayan, Marhaeni, & Arnyana. (2013). Pengaruh model pembelajaran
kooperatif tipe Student Team Achievement Division terhadap motivasi belajar dan hasil belajar IPA. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Dasar. Volume 3 Tahun 2013.
Diakses pada tanggal 12 Maret 2018, dari
https://media.neliti.com/media/publications/119561-ID-none.pdf
Best, J. W. & Kahn, J. V. (2006). Research in education (tenth edition). Boston: Pearson Education Inc.
Borg, W. R. & Gall, J. P. (2014). Educational research: An introduction (8th.ed).
New York: Allyn and Bacon.
Cohen, L., Manion, L., & Morrison, K. (2007). Research methods in education (6th ed.). London and New York: Routledge.
Crain, W. (2007). Teori perkembangan konsep dan aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Creswell, J. (2015). Riset pendidikan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi riset kualitatif & kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Desmita. (2007). Psikologi perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Desmita. (2009). Psikologi perkembangan peserta didik. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Dwiharini. (2014). Peningkatan keaktifan, kreativitas dan prestasi belajar melaui pembelajaran tematik dengan media bervariasi pada siswa SD. Jurnal Pendidikan Humaniora. Volume 2 Nomor 3 Pp 196-204.
Emzir. (2009). Metodologi penelitian pendidikan: Kuantitatif dan kualitatif.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Facione, P. A. (1990). Critical thinking: A statement of expert consensus for purposes of educational assessment and instruction, the delphi report.
Diakses tanggal 7 Maret 2018, dari
www.insightassessment.com/pdf_files/DEXadobe.PDF
Facione, P. A. (2010). Critical thinking: What it is and why it counts. San Francisco: Insight Assessment. Diakses tanggal 7 Maret 2018, dari www.insightassessment.com/pdf_files/what&why2006.pdf
119 Field, A. (2009). Discovering statistics using SPSS, third edition. Los Angeles:
Sage.
Fraenkel, J. R., Wallen, N. E., & Hyun, H. H. (2012). How to design and evaluate research in education (8th ed.). New York: McGraw Hill.
Ghozali, I. (2009). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS. Semarang: UNDIP.
Isjoni. (2011). Pembelajaran kooperatif: Meningkatkan kecerdasan komunikasi antar peserta didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Isjoni. (2013). Pembelajaran kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Johnson, B. & Christensen, L. (2008). Educational research: Quantitative, qualitative, and mixed approaches (3rd. ed.). California: Sage Publications. Juano & Pardjono. (2016). Pengaruh pembelajaran problem posing terhadap kemampuan berpikir kritis dan komunikasi matematis siswa kelas V SD.
Jurnal Prima Edukasia. Volume 4 Nomor 1 Tahun 2016. Diakses pada tanggal 12 Maret 2018, dari https://www.researchgate.net
Kasmadi & Sunariah, N. S. (2013). Panduan modern penelitian kuantitatif.
Bandung: Alfabeta.
Kemendikbud. (2017). Buku guru tema 2 kelas V: Udara bersih bagi kesehatan. Jakarta: Kemendikbud.
Kemendikbud. (2017). Buku siswa tema 2 kelas V: Udara bersih bagi kesehatan. Jakarta: Kemendikbud.
Kitot, Ahmada, & Seman. (2010). The effectiveness of inquiry teaching in enhancing students’ critical thinking. Procedia Social and Behavioral Sciences 7(C) (2010) 264–273. Diakses pada tanggal 12 Maret 2018, dari https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2010.10.037
Krathwohl, D. R. (2004). Methods of educational and social science research: An integrated approach, second edition. Illinois: Waveland Press.
Lodico, M. G., Spaulding, D. T. & Voegtle, K. H. (2006). Methods in educational research: From theory to practice. San Francisco: Jossey-Bass.
Majid, A. (2014). Pembelajaran tematik terpadu. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Maryanto & Purwanto. (2009). Ilmu Pengetahuan Alam 5 untuk SD/MI kelas.
120 Narzoles. (2015). Student Team Achievement Division (STAD): Its effect on the academic performance of EFL learners. American Research Journal of English and Literature. Volume 1, Issue 4, Aug-2015. Diakses pada tanggal 12 Maret 2018, dari https://www.arjonline.org/papers/arjel/v1-i4/1.pdf Neuman, W. Lawrence. (2013). Metodologi penelitian social: Pendekatan
kualitatif dan kuantitatif. Eds. 7. Penerjemah: Edina T. Sofia. Jakarta: PT Indeks.
Nurgiyantoro, B. (2010). Penelitian pembelajaran bahasa. Yogyakarta: UNY. OECD. (2013). PISA 2012 result in Focus: What 15-year-olds know and what they
can do with what they know. Diakses pada tanggal 17 September 2018, dari https://www.oecd.org/pisa/keyfindings/pisa-2012-results-overview.pdf OECD. (2016). PISA 2015 result in Focus: What 15-year-olds know and what they
can do with what they know. Diakses pada tanggal 17 September 2018, dari https://www.oecd.org/pisa/pisa-2015-results-in-focus.pdf
Priyatno, D. (2012). Belajar praktis analisis parametrik dan nonparametrik dengan SPSS dan prediksi pertanyaan pendadaran skripsi dan tesis: simpel praktis dan mudah dipahami untuk tingkat pemula dan menengah. Yogyakarta: Gava Media.
Ratnawati. (2008). Penerapan metode pembelajaran scaffolding pada pokok bahasan sistem periodik unsur. Jurnal Chemica. Volume 10 Nomor 2 Desember 2008. Diakses pada tanggal 16 Oktober 2017, dari eprints.ums.ac.id/21128/17/NASKAH_PUBLIKASI.pdf
Rodiyana. (2015). Pengaruh penerapan strategi pembelajaran inkuiri terhadap kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa SD. Jurnal Cakrawala Pendas. Volume I Nomor 1 Januari 2015. Diakses pada tanggal 12 Maret 2018, dari jurnal.unma.ac.id/index.php/CP/article/download/343/326
Rofiq, M. (2010). Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) dalam pengajaran Pendidikan Agama Islam. Jurnal Falasifa. Volume 1 Nomor 1. Diakses
pada tanggal 16 Oktober 2017 dari
https://jurnalfalasifa.files.wordpress.com/2012/11/m-nafiur-rofiq- pembelajaran-kooperatif-cooperative-learning-dalam-pengajaran-pendidikan-agama-islam.pdf
Rusman. (2010). Model-model pembelajaran mengembangkan profesionalisme guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Rusman. (2012). Pembelajaran tematik terpadu. Jakarta: Rajawali Pers.
121 Sanjaya, W. (2006). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan.
Jakarta: Kencana.
Santrock, J. W. (2014). Psikologi pendidikan. Jakarta Selatan: Salemba.
Schunk, D. H. (2012). Teori-teori pembelajaran: Perspektif pendidikan. Edisi Keenam. Diterjemahkan oleh: Hamdiah dan Fajar. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Shoimin, A. (2014). 68 model pembelajaran inovatif dalam kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Siregar, S. (2011). Statistika deskriptif untuk penelitian. Jakarta: Rajawali Press. Slavin, R. E. (2005). Cooperative learning: Teori, riset, dan praktek. Bandung:
Nusa Media.
Sugiyono. (2008). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukardi. (2009). Evaluasi pendidikan: Prinsip dan operasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara.
Sukmadinata, N. S. (2011). Media penelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sulistyanto, H. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI Kelas 5. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Suparmi. (2012). Pembelajaran kooperatif dalam pendidikan multikultural. Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi. Volume 1 Nomor 1 Tahun 2012. Diakses pada tanggal 16 Oktober 2017, dari download.portalgaruda.org
Suparno, P. (2001). Teori perkembangan kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: PT Kanisius.
Supratiknya, A. (2002). Service learning, belajar dari konteks kehidupan masyarakat: Paradigma pembelajaran berbasis problem, mempertemukan Jean Piaget dan Lev Vygotsky. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Suprijono, A. (2009). Cooperative learning: Teori dan aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Taniredja, T. & Mustafidah, H. (2011). Penelitian kuantitatif (sebuah pengantar).
Bandung: Alfabeta.
Trianto. (2007). Model-model pembelajaran inovatif berorientasi konstruktivisme.
122 Trianto. (2009). Mendesain model pembelajaran inovatif-progresif. Jakarta:
Kencana Prenada Group.
Trianto. (2010). Pengantar penelitian pendidikan bagi pengembangan profesi pendidikan dan tenaga kependidikan. Jakarta: Kencana.
Wahyuni, Wiyasa, & Putra. (2014). Pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis interaksi sosial terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SD. Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD. Volume 2 Nomor 1 Tahun 2014. Diakses pada tanggal 12 Maret 2018, dari http://download.portalgaruda.org/article.php
Widoyoko, P. E. (2015). Teknik penyusunan instrumen penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
123
124 Lampiran 1.1 Surat Ijin Penelitian
125 Lampiran 1.2 Surat Ijin Validitas Soal
126 Lampiran 2.1 Silabus Kelompok Eksperimen
129 Lampiran 2.2 Silabus Kelompok Kontrol
132 Lampiran 2.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen
145 Lampiran 2.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol
155 Lampiran 2.5 Lembar Kerja Siswa
161 Lampiran 3.1 Soal Uraian
166 Lampiran 3.2 Kunci Jawaban
1. a. 3 contoh hewan dengan organ pernapasan yang serupa: - Belalang bernapas dengan trakea
Contoh lain: jangkrik, kupu-kupu, lebah - Anjing bernapas dengan paru-paru
Contoh lain: kucing, macan, kambing - Ikan bernapas dengan insang
- Contoh lain: kecebong, kuda laut, udang
b. 2 alasan anjing harus memunculkan kepalanya saat berenang: - Anjing memiliki organ pernapasan berupa paru-paru - Menghindari masuknya air ke dalam hidung
- Untuk menghirup udara - Supaya tetap dapat bernapas
c. Perbedaan cara bernapas antara anjing dan ikan:
- Anjing: melalui rongga hidung, faring, trakea, bronkus, hingga paru-paru. Pada waktu anjing menarik nafas, maka secara otomatis otot diagrafma akan berkontraksi. Dengan begitu, tulang rusuk juga akan berkontraksi sehingga rongga dada mengembang. Mengembangnya rongga dada akan membuat tekanan dalam rongga dada akan menjadi berkurang, sehingga udara yang dihirup melalui hidung akan masuk ke dalam paru-paru dan membuat paru-paru mengembang. Selanjutnya terjadi suatu proses yang dinamakan fase ekspirasi pernapasan yang ditantai dengan pelepasan udara melalui hidung. Proses ini disebabkan oleh melemasnya otot diafragma dan otot tulang rusuk dan juga dibantu oleh kontraksi otot perut. Melemasnya otot diafragma membuat otot diafragma ini akan melengkung ke atas, sedangkan tulang rusuk akan menurun yang mengakibatkan rongga dada mengecil dan tekanannya naik. Meningkatnya tekanan rongga dada ini akan membuat udara akan keluar dari paru-paru melalui sistem pernapasan.
- Ikan: tahap I (pemasukan) mulut ikan membuka dan tutup insang menutup sehingga air masuk rongga mulut, kemudian menuju lembaran insang, di sinilah oksigen yang larut dalam air diambil oleh darah, selain
167 itu darah juga melepaskan karbondioksida dan uap air dan tahap II (pengeluaran) mulut menutup dan tutup insang membuka sehingga air dari rongga mulut mengalir keluar melalui insang. Air yang dikeluarkan ini telah bercmpur dengan CO2 dan uap air yang dilepaskan darah untuk ikan.
2. a. Alasan dari fungsi organ pernapasan hewan itu sama: Sama.
Fungsi organ pernapasan hewan itu sama yaitu untuk bernapas, hanya saja yang membedakan adalah tempat penggunaannya (sesuai habitat). Misalnya:
- Fungsi trakea pada belalang adalah untuk bernapas (darat). - Fungsi paru-paru pada anjing adalah untuk bernapas (darat). - Fungsi insang pada ikan adalah untuk bernapas (air).
b. 2 alasan hewan memiliki organ pernapasan yang berbeda-beda: - Hewan memiliki tempat hidup yang berbeda-beda.
- Hewan memiliki jenis yang berbeda-beda
c. Hewan yang memiliki organ pernapasan seperti anjing ada yang dapat hidup di air meskipun memiliki organ pernapasanan berupa paru-paru, contohnya paus. Akan tetapi, hewan yang memiliki organ pernapasan seperti ikan tidak dapat hidup di darat karena organ pernapasannya adalah insang sehingga hewan seperti ikan hanya bisa hidup di air, contohnya ikan mas.
3. a. Benar. Alasan:
- Anjing memiliki organ pernapasan yang berbeda dengan ikan, anjing bernapas menggunakan paru-paru sedangkan ikan bernapas menggunakan insang.
- Tempat hidup anjing berbeda dengan ikan, anjing hidup di darat sedangkan ikan hidup di air.
168 b. Benar.
Alasan:
- Hewan hanya akan mendapatkan suplai oksigen sesuai dengan tempat hidupnya.
- Hewan tersebut akan mati, apabila organ pernapasan yang dimiliki hewan tidak sesuai dengan tempat hidupnya.
c. Benar. Alasan:
- Belalang tidak mendapat suplai oksigen untuk bernapas karena Rina menutup botol dengan rapat.
- Tidak ada sirkulasi udara di dalam botol plastik karena Rina tidak membuat lubang pada botol.
4. a. 2 tindakan yang seharusnya dilakukan oleh Rina:
- Apabila Rina ingin membawa belalang tersebut, Rina harus menempatkan belalang tersebut di wadah yang memiliki sirkulasi udara yang cukup
- Rina harus membuat lubang pada botol plastik atau menempatkan belalang tersebut pada wadah yang berjaring.
b. Serangga akan mengalami hal serupa dengan belalang, yaitu serangga dapat terkulai lemas karena kekurangan oksigen dan bahkan serangga dapat mati. c. Apabila terlalau lama di daratan, ikan akan mati, karena ikan hanya dapat
mendapatkan suplai oksigen melalui air.
5. a. 2 alasan saat belalang dimasukkan ke dalam botol plastik dapat terkulai lemas:
- Rina menutup botol plastik dengan rapat, sehingga tidak ada proses pertukaran udara di dalam botol plastik dan mengakibatkan belalang tidak mendapat suplai oksigen.
169 b. Gerakan mulut dan tutup insang menunjukkan bahwa ikan sedang bernafas.
- Saat oksigen yang ada di dalam air akan berdifusi ke dalam pembuluh kapiler darah yang terdapat pada lembaran insang, maka mulut terbuka, air masuk ke dalam mulut dan tutup insang menutup.
- Demikian juga karbondioksida dari pembuluh darah akan berdifusi ke dalam air, maka mulut tertutup, tutup insang terbuka, dan air keluar melalui insang.
c. 4 tahap pernapasan pada serangga khususnya belalang:
Proses pernapasan pada serangga (belalang) terjadi sebagai berikut:
- Saat serangga melakukan pernapasan, udara masuk trakea melalui bagian yang terletak pada permukaan tubuh. Bagian tersebut dinamakan spirakel. Spirakel dilindungi oleh bulu halus dengan fungsi sebagai penyaring debu dan benda asing yang masuk menuju trakea. - Setelah itu, udara tersebut akan melewati pipa kecil yang
disebut trakeola. Trakeola juga ini akan terhubung dengan membran sel. Trakeola memiliki ujung kecil tertutup dan mengandung cairan dengan warna biru gelap.
- Oksigen akan berdifusi masuk ke dalam sel tubuh melalui trakeola, sedangkan karbondioksida akan berdifusi keluar.
- Setelah melewati trakeola, karbondioksida akan dikeluarkan ke seluruh tubuh melewati trakea.
6. a. Tidak setuju.
- Belalang tidak mendapat suplai oksigen yang cukup untuk bernapas - Tidak ada sirkulasi udara
- Belalang dapat terkulai lemas bahkan mati
b. 2 tindakan yang dilakukan agar belalang tidak terkulai lemas setelah dimasukkan ke dalam botol plastik seperti pada cerita:
- Tidak menangkap belalang, agar belalang dapat hidup bebas
- Apabila ingin menangkap belalang dan memasukkan ke dalam botol plastik, maka harus dilubangi agar ada sirkulasi udara yang masuk.
170 c. Tindakan yang dapat dilakukan untuk memelihara ikan dengan benar:
- Membersihkan akuarium atau kolam maksimal dua minggu sekali. - Mengganti air akuarium atau kolam maksimal dua minggu sekali. - Akuarium atau kolam diberi airator untuk menghasilkan gelembung
udara agar ikan dapat bernapas dengan baik - Memberi makan ikan sehari dua kali.
- Gunakan tanaman air di dalam akuarium atau kolam agar ikan merasa hidu di habitat aslinya.
171 Lampiran 3.3 Rubrik Penilaian
Variabel Aspek No. Soal
Kriteria Skor
Menginterpretasi Membuat kategori 1a Jika menyebutkan organ pernapasan dan menuliskan 3 contoh hewan yang memiliki organ pernapasan yang serupa
4
Jika menyebutkan organ pernapasan dan menuliskan 1 contoh hewan yang memiliki organ pernapasan yang serupa
3
Jika tidak menyebutkan organ pernapasan dan menuliskan 3 contoh hewan yang memiliki organ pernapasan yang serupa
2
Jika tidak menjawab sama sekali atau jawaban salah
1 Memahami arti 1b Jika menuliskan 2 alasan mengapa
anjing harus memunculkan kepalanya saat berenang
4
Jika menuliskan 2 alasan mengapa anjing harus memunculkan kepalanya saat berenang tetapi 1 alasan salah
3
Jika menuliskan 1 alasan mengapa anjing harus memunculkan kepalanya saat berenang dengan benar
2
Jika tidak menjawab sama sekali atau jawaban salah
1 Menjelaskan
makna
1c Jika menuliskan cara bernapas anjing dengan menyebut 5 organ dan ikan dengan menyebut 2 tahap
4
Jika menuliskan cara bernapas anjing dengan menyebut 4organ dan ikan dengan menyebut 1 tahap
3
Jika menuliskan salah satu cara bernapas anjing dengan menyebut 5 organ atau ikan dengan menyebut 2 tahap
2
Jika tidak menjawab sama sekali atau jawaban salah
1 Menganalisis Menguji
gagasan-gagasan
2a Jika menjawab sama dan memberikan alasan dengan disertai 3 contoh hewan yang memiliki organ pernapasan sesuai dengan habitatnya
4
Jika menjawab sama dan memberikan alasan dengan disertai 1 contoh hewan yang memiliki organ pernapasan sesuai dengan habitatnya
3
Jika menjawab sama dan tidak memberikan alasan dengan disertai 3 contoh hewan yang memiliki
172
Variabel Aspek No. Soal
Kriteria Skor
organ pernapasan sesuai dengan habitatnya
Jika tidak menjawab sama sekali atau jawaban salah
1
Mengidentifikasi argumen-argumen
2b Jika menyebutkan 2 alasan mengapa hewan memiliki organ pernapasan yang berbeda-beda
4
Jika menyebutkan 2 alasan mengapa hewan memiliki organ pernapasan yang berbeda-beda tetapi 1 alasan salah
3
Jika menyebutkan 1 alasan mengapa hewan memiliki organ pernapasan yang berbeda-beda
2
Jika tidak menjawab sama sekali atau jawaban salah
1 Menganalisis
argumen-argumen
2c Jika menjelaskan 2 poin dengan tepat
4 Jika menjelaskan 2 poin tetapi 1 poin salah
3 Jika menjelaskan 1 poin dengan tepat
2 Jika tidak menjawab sama sekali atau jawaban salah
1 Mengevaluasi Menilai sah
tidaknya klaim-klaim
3a Jika menjawab pertanyaan dengan benar dan menuliskan alasan bahwa anjing tidak mampu berenang bebas di dalam air seperti ikan dengan tepat
4
Jika menjawab pertanyaan dengan salah dan menuliskan alasan bahwa anjing tidak mampu berenang bebas di dalam air seperti ikan dengan tepat
3
Jika menjawab pertanyaan dengan benar namun alasan bahwa anjing tidak mampu berenang bebas di dalam air seperti ikan salah
2
Jika tidak menjawab sama sekali atau jawaban salah
1 Menilai sah
tidaknya
argumen-argumen
3b Jika menjawab pertanyaan dengan benar dan menuliskan alasan bahwa organ pernapasan hewan harus sesuai dengan tempat hidupnya
4
Jika menjawab pertanyaan dengan salah dan menuliskan alasan bahwa organ pernapasan hewan harus sesuai dengan tempat hidupnya dengan tepat
3
Jika menjawab pertanyaan dengan benar namun alasan bahwa organ pernapasan hewan harus sesuai dengan tempat hidupnya salah
173
Variabel Aspek No. Soal
Kriteria Skor
Jika tidak menjawab sama sekali atau jawaban salah
1 Menilai sah
tidaknya
argumen-argumen
3c Jika menjawab pertanyaan dengan benar dan menuliskan alasan bahwa organ pernapasan hewan harus sesuai dengan tempat hidupnya dengan tepat
4
Jika menjawab pertanyaan dengan salah dan menuliskan alasan bahwa organ pernapasan hewan harus sesuai dengan tempat hidupnya dengan tepat
3
Jika menjawab pertanyaan dengan benar namun alasan bahwa organ pernapasan hewan harus sesuai dengan tempat hidupnya salah
2
Jika tidak menjawab sama sekali atau jawaban salah
1 Menarik
Kesimpulan
Menguji bukti-bukti
4a Jika menjawab 2 tindakan yang seharusnya dilakukan oleh Rina
4 Jika menjawab 2 tindakan yang seharusnya dilakukan oleh Rina tetapi 1 tindakan salah
3
Jika menjawab 1 tindakan yang seharusnya dilakukan oleh Rina
2 Jika tidak menjawab sama sekali atau jawaban salah
1 Menerka
alternatif-alternatif
4b Jika menjawab pertanyaan dengan tepat dan memberikan alasan dengan tepat
4
Jika menjawab pertanyaan dengan salah namun alasan benar
3 Jika menjawab pertanyaan dengan tepat namun alasan salah
2 Jika tidak menjawab sama sekali atau jawaban salah
1 Menarik
kesimpulan
4c Jika menjawab pertanyaan dengan tepat dan memberikan alasan dengan tepat
4
Jika menjawab pertanyaan dengan salah namun alasan benar
3 Jika menjawab pertanyaan dengan tepat namun alasan salah
2 Jika tidak menjawab sama sekali atau jawaban salah
1 Mengeksplanasi Menjelaskan hasil
penalaran
5a Jika menjawab 2 alasan bahwa saat belalang dimasukkan ke dalam botol plastik dapat terkulai lemas
4
Jika menjawab 2 alasan bahwa saat belalang dimasukkan ke dalam botol plastik dapat terkulai lemas, tetapi 1 alasan salah
3
Jika menjawab 1 alasan bahwa saat belalang dimasukkan ke dalam botol plastik dapat terkulai lemas
174
Variabel Aspek No. Soal
Kriteria Skor
Jika tidak menjawab sama sekali atau jawaban salah
1 Membenarkan
prosedur yang digunakan
5b Jika menjawab 2 alasan bahwa saat ikan berenang di dalam air mulut dan insangnya selalu membuka dan menutup.
4
Jika menjawab 2 alasan bahwa saat ikan berenang di dalam air mulut dan insangnya selalu membuka dan menutup, tetapi 1 alasan salah
3
Jika menjawab 1 alasan bahwa saat ikan berenang di dalam air mulut dan insangnya selalu membuka dan menutup.
2
Jika tidak menjawab sama sekali atau jawaban salah
1 Memaparkan
argumen-argumen yang digunakan
5c Jika menjawab 4 tahap pernapasan pada serangga khususnya belalang
4 Jika menjawab 3 tahap pernapasan pada serangga khususnya belalang
3 Jika menjawab 2 tahap pernapasan pada serangga khususnya belalang
2 Jika menjawab 1 tahap pernapasan pada serangga khususnya belalang atau jawaban salah
1
Meregulasi Diri Refleksi diri 6a Jika menjawab pertanyaan dengan benar dan menuliskan 2 alasan terhadap pernyataan dengan benar
4
Jika menjawab pertanyaan dengan salah dan menuliskan 2 alasan terhadap pernyataan dengan benar
3
Jika menjawab pertanyaan dengan benar namun menuliskan 2 alasan terhadap pernyataan yang salah
2
Jika tidak menjawab sama sekali atau jawaban salah
1 Koreksi diri 6b Jika menjawab 2 tindakan agar
belalang tidak terkulai lemas
4 Jika menjawab 2 tindakan agar belalang tidak terkulai lemas tetapi 1 tindakan salah
3
Jika menjawab 1 tindakan agar belalang tidak terkulai lemas
2 Jika tidak menjawab sama sekali atau jawaban salah
1 Koreksi diri 6c Jika menjawab 2 tindakan untuk
memelihara ikan dengan benar
4 Jika menjawab 2 tindakan untuk memelihara ikan dengan benar tetapi 1 tindakan salah
3
Jika menjawab 1 tindakan untuk memelihara ikan dengan benar
2 Jika tidak menjawab sama sekali atau jawaban salah
175 Lampiran 3.4 Hasil Pekerjaan Siswa
180 Lampiran 3.5 Hasil Rekap Expert Judgement
Variabel No. Soal
Validator Komentar (Saran Perbaikan) 1 2 3 Rerata
Menginterpretasi 1a 4 4 3
3,67
Validator 3: Kata tanya yang digunakan kurang sinkron
1b 4 4 4
4,00
Validator 3: Apakah gambar yang diberikan representatif?
1c 4 4 4 4,00
Menganalisis 2a 4 4 3 3,67
2b 3 4 3
3,33
Validator 1: Beri keterangan jika harus 2 alasan!
2c 4 4 4 4,00 Mengevaluasi 3a 4 4 3 3,67 3b 4 4 3 3,67 3c 4 4 4 4,00 Menarik Kesimpulan 4a 4 4 3 3,67 4b 4 4 2 3,33 4c 4 4 4 4,00 Mengeksplanasi 5a 4 4 3 3,67
Validator 3: Menganalisis dan menilai tidak sama
5b 4 4 4 4,00
5c 4 4 3
3,67
Validator 1: subskill item soal 5c ditukar dengan subskill item soal 5b Meregulasi Diri 6a 4 4 3 3,67 6b 4 4 3 3,67 6c 4 4 4 4,00 Total Skor 71 72 60 Rerata 3,94 4 3,33 Validator 1
Instrumen penelitian sangat layak diimplementasikan. Validator 2
Instrumen penelitian sangat layak diimplementasikan. Validator 3
Instrumen sangat layak diimplementasikan.
Keterangan: 4 : sangat sesuai 3 : sesuai
2 : tidak sesuai
1 : sangat tidak sesuai Kategori Kelayakan:
No Skor Kelayakan
1 58,50 – 72,00 Sangat layak
2 45,00 – 58,49 Layak dengan revisi kecil 3 31,50 – 44,99 Layak dengan revisi besar
181 Lampiran 3.6 Hasil Uji Validasi Oleh Expert Judgement