• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab ini membahas metode penelitian yang digunakan peneliti. Metode penelitian memuat jenis penelitian, setting penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengujian instrumen, teknik analisis data, dan ancaman validitas internal.

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian quasi experimental design

dengan tipe pretest-posttest non-equivalent group design (Cohen, Manion, & Morrison, 2007: 283). Penelitian eksperimental merupakan satu-satunya metode penelitian yang dapat menguji secara benar hipotesis menyangkut hubungan kausal atau sebab akibat (Gay dalam Emzir, 2009: 63-64). Metode eksperimen adalah metode yang paling banyak dipilih dan paling produktif dalam penelitian. Penelitian eksperimental memiliki tiga karakteristik, yaitu manipulasi, pengendalian, dan pengamatan (Emzir, 2009: 65). Dalam penelitian eksperimental, dilihat pengaruh-pengaruh dari setidaknya satu variabel independen pada satu atau lebih variabel dependen (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 265). Sebuah eksperimen melibatkan perbandingan pengaruh dari perlakuan (treatment) tertentu dengan perlakuan yang berbeda atau tanpa perlakuan (Best & Kahn, 2006: 166).

Metode penelitian quasi experimental adalah metode penelitian eksperimental yang tidak memberikan kontrol penuh terhadap variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan ekperimen (Johnson & Christensen, 2008: 319). Disebut sebagai quasi experimental karena subjek penelitian tidak dipilih secara acak untuk dilibatkan dalam kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (Campbell & Stanley, 1963, dalam Borg & Gall, 2014: 416). Tipe penelitian quasi experimental ini dipilih karena keterbatasan penelitian yang tidak memungkinkan untuk memilih subjek penelitiannya secara random. Metode penelitian quasi experimental tipe pretest-posttest non-equivalent group design terdiri dari dua kelompok yakni kelompok kontrol atau kelompok pembanding dan kelompok eksperimen. Kelompok kontrol adalah kelompok yang tidak menerima perlakuan

35 atau hanya sebagai kelompok pembanding dari kelompok yang menerima perlakuan yang berbeda. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang menerima perlakuan atau treatment (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 266). Penentuan kelompok ini tidak dilakukan secara acak, tetapi menggunakan kelas yang sudah ada (Cohen, Manion, & Morrison, 2007: 283). Kedua kelompok tersebut diberi

pretest dan posttest. Pretest diberikan dengan tujuan untuk mengetahui keadaan awal dari masing-masing kelompok atau untuk memeriksa apakah ada perbedaan kemampuan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Posttest diberikan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan yang sudah dilakukan pada kelompok eksperimen (Lodico, Spaulding, & Voegtle, 2006: 185-186).

Campbell dan Stanley (dalam Cohen, Manion, & Morrison, 2007: 276-277) menjelaskan bahwa pengaruh kausal perlakuan dihitung dengan menggunakan tiga langkah berikut: 1) pada kelompok eksperimen, skor posttest dikurangi skor pretest; 2) pada kelompok kontrol, skor posttest dikurangi skor pretest; 3) hasil hitungan dari langkah 1 dikurangi hasil hitungan dari langkah 2. Berikut perhitungan pengaruh perlakuan.

Gambar 3.1 Perhitungan Pengaruh Perlakuan

Jika hasilnya lebih besar dari nol, maka ada perbedaan. Jika perbedaannya signifikan, maka ada pengaruh perlakuan. Desain penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut (Cohen, Manion, & Morrison, 2007: 283).

Gambar 3.2 Desain Penelitian

Keterangan:

O1 = Rerata skor pretest pada kelompok eksperimen O2 = Rerata skor postest pada kelompok eksperimen O3 = Rerata skor pretest pada kelompok kontrol

36 O4 = Rerata skor postest pada kelompok kontrol

X = Perlakuan (treatment)

Garis putus-putus pada gambar desain penelitian menunjukkan bahwa cara penentuan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen tidak menggunakan cara random, tetapi dengan mengambil kelas klasik yang sudah ada (Cohen, Manion, & Morrison, 2007: 283). Selain itu, garis putus-putus berfungsi sebagai pemisah antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang disebut dengan pretest-posttest non-equivalent group design (Cohen, Manion, & Morrison, 2007: 283).

3.2 Setting Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di salah satu SD swasta yang terdapat di Yogyakarta. Status sekolah tersebut adalah terakreditasi A. Kurikulum yang diterapkan adalah Kurikulum 2013. Jumlah siswa di SD tersebut pada tahun ajaran 2018/2019 adalah 320 siswa. SD tersebut memiliki guru sebanyak 20 orang. SD ini terdiri dari 12 kelas, ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang komputer, ruang UKS, ruang perpustakaan, dan pendopo. Sekolah juga menyediakan fasilitas wifi untuk kepentingan para guru mengakses berbagai keperluan terkait dengan kegiatan sekolah.

Salah satu SD swasta yang terdapat di Yogyakarta ini dipilih sebagai tempat penelitian, karena memiliki keberagaman di kelas V. Di mana penelitian ini menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD yang memiliki ciri khas berkelompok yang heterogen. Anggota kelompoknya terdiri dari siswa yang beragam mulai dari suku, jenis kelamin dan kemampuan akademiknya. Sekolah Dasar ini merupakan Sekolah Dasar yang memiliki kelas paralel sehingga sangat tepat jika digunakan untuk penelitian eksperimen. Lingkungan dan kondisi ruang kelas antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen kurang lebih sama. Hal ini diperlukan untuk mengendalikan ancaman terhadap validitas internal berupa lokasi.

37 3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada semester gasal tahun ajaran 2018/2019. Pengambilan data dilaksanakan sesuai dengan kalender pendidikan SD. Lama waktu yang pengambilan data pretest ke posttest kurang lebih dalam rentang dua minggu. Penelitian dilakukan dalam waktu yang singkat untuk mengendalikan ancaman terhadap validitas internal penelitian berupa sejarah, maturasi, dan mortalitas. Penelitian dilaksanakan pada 19 September 2018 – 04 Oktober 2018. Berikut jadwal kegiatan pengambilan data.

Tabel 3.1 Jadwal Pengambilan Data

Kelompok Alokasi Waktu Hari, tanggal Kegiatan Kontrol 2 x 35 menit Rabu, 19 September 2018 Mengerjakan pretest

2 x 35 menit Jumat, 21 September 2018 Pertemuan I

(Sistem pernapasan pada hewan mamalia)

2 x 35 menit Sabtu, 22 September 2018 Pertemuan II

(Sistem pernapasan pada hewan pisces)

2 x 35 menit Senin, 24 September 2018 Pertemuan III

(Sistem pernapasan pada hewan insecta)

2 x 35 menit Selasa, 25 September 2018 Pertemuan IV

(Amphibi, reptil, dan cacing)

2 x 35 menit Jumat, 28 September 2018 Mengerjakan Posttest I 2 x 35 menit Kamis, 04 Oktober 2018 Mengerjakan Posttest II

Eksperimen 2 x 35 menit Rabu, 19 September 2018 Mengerjakan pretest 2 x 35 menit Jumat, 21 September 2018 Pertemuan I

(Sistem pernapasan pada hewan mamalia)

2 x 35 menit Sabtu, 22 September 2018 Pertemuan II

(Sistem pernapasan pada hewan pisces)

2 x 35 menit Senin, 24 September 2018 Pertemuan III

(Sistem pernapasan pada hewan insecta)

2 x 35 menit Selasa, 25 September 2018 Pertemuan IV

(Amphibi, reptil, dan cacing)

2 x 35 menit Jumat, 28 September 2018 Mengerjakan Posttest I 2 x 35 menit Kamis, 04 Oktober 2018 Mengerjakan Posttest II

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, dalam Taniredja & Mustafidah, 2011: 33). Populasi bisa ditetapkan sebagai kelas, sekolah,

38 atau fakultas (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 91). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V salah satu SD swasta yang terdapat di Yogyakarta dengan jumlah siswa sebanyak 46 siswa.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah kelompok yang lebih kecil atau bagian dari suatu kelompok (Cohen, Manion, & Morrison, 2007:100). Sampel merupakan subkelompok dari populasi yang direncanakan oleh peneliti untuk menggeneralisasikan tentang populasi (Creswell, 2015: 288). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan desain non-probability sampling tipe convenience sampling.

Convenience sampling adalah penggunaan sampel yang sudah tersedia bagi penelitian. Teknik pengambilan sampel dengan tipe ini dipilih karena keterbatasan peneliti untuk memilih sampel secara acak (random). Peneliti tidak memilih sampel secara acak, namun menggunakan kelas yang sudah ada (Creswell, 2015: 294-295). Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen ditentukan dengan cara penarikan undian berupa pelemparan koin yang disaksikan oleh guru mitra. Guru mitra dalam penelitian ini adalah guru kelas VA. Berdasarkan pengundian yang telah dilakukan, maka didapatkan hasil bahwa kelas VB sebagai kelompok kontrol dengan jumlah 22 siswa, sedangkan kelas VA sebagai kelompok eksperimen dengan jumlah 24 siswa. Pembelajaran pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan oleh guru yang sama. Penggunaan guru yang sama ini bertujuan untuk mengendalikan ancaman validitas internal berupa implementasi.

3.4 Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu konsep atau gagasan yang difokuskan oleh peneliti menjadi sebuah objek penelitian yang ingin diteliti (Cohen, Manion, & Morrison, 2007: 504). Variabel adalah suatu kondisi atau ciri-ciri yang mana peneliti memanipulasi, mengontrol, dan mengamati objek (Best & Kahn, 2006: 167). Penelitian ini menggunakan dua jenis variabel, yaitu variabel independen dan variabel dependen.

39 3.4.1 Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel input yang dapat mempengaruhi sebagian atau keseluruhan hasil (Cohen, Manion, & Morrison, 2007: 504). Variabel independen juga disebut sebagai variabel bebas karena tidak tergantung dengan ada tidaknya variabel lain. Variabel independen atau variabel bebas ini digunakan untuk menentukan pengaruh terjadinya perubahan terhadap variabel lain atau variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini terdiri dari enam langkah yaitu penyampaian tujuan dan motivasi, pembagian kelompok, presentasi dari guru, kegiatan belajar dalam tim, kuis (evaluasi), dan penghargaan prestasi tim.

3.4.2 Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel hasil yang disebabkan oleh variabel independen (Cohen, Manion, & Morrison, 2007: 504). Variabel dependen adalah kondisi atau karakteristik yang muncul, hilang, atau perubahan yang dipengaruhi oleh penerapan, penghilangan, dan perubahan variabel independen (Best & Kahn, 2006: 168). Variabel dependen juga disebut sebagai variabel terikat atau tergantung karena variabel ini diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas atau variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kemampuan mengeksplanasi dan meregulasi diri. Variabel penelitian dapat dilihat pada bagan berikut ini.

40 3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah teknik tes. Tes adalah sejumlah pertanyaan yang harus diberi tanggapan yang bertujuan untuk mengukur tingkat kemampuan seseorang atau mengungkap aspek tertentu dari orang yang dikenai tes (Widoyoko, 2015: 57). Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian adalah tes uraian. Tes uraian adalah salah satu bentuk tes tertulis, yang susunannya terdiri atas item-item pertanyaan yang masing-masing mengandung permasalahan dan menuntut jawaban siswa melalui uraian-uraian kata yang merefleksikan kemampuan berpikir siswa (Sukardi, 2009: 94).

Sebagai alat pengukur hasil belajar siswa bentuk tes uraian mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihan tes uraian antara lain: 1) tes uraian adalah tes yang tepat untuk menilai proses berpikir yang melibatkan aktivitas kognitif tingkat tinggi dan tidak semata-mata hanya mengingat dan memahami fakta atau konsep saja, 2) tes uraian memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan jawabannya ke dalam bahasa yang runtut dengan gayanya sendiri, 3) tes uraian memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempergunakan pikirannya sendiri, dan 4) tes uraian mudah disusun. Kekurangan dari bentuk tes uraian ini, antara lain: 1) kadar validitas dan reliabilitas rendah, 2) jawaban yang diberikan bervariasi sehingga berpotensi dinilai secara subjektif, 3) penilaian yang dilakukan terhadap jawaban siswa tidak mudah ditentukan standarnya, dan 4) waktu yang dibutuhkan untuk memeriksa jawaban siswa relatif lama (Nurgiyantoro, 2010: 118-119).

Tes diberikan dalam bentuk pretest dan posttest kepada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Pretest dilakukan untuk mengetahui pengetahuan atau mengukur kemampuan awal siswa. Setelah diberi pretest, kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diberikan perlakuan yang berbeda. Pembelajaran pada kelompok eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, sedangkan pembelajaran kelompok eksperimen menggunakan metode pembelajaran konvensional. Setelah diberi perlakuan yang berbeda, kedua kelompok diberi posttest. Posttest dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pada kelompok eksperimen yang telah diberi perlakuan dan pada kelompok kontrol yang tidak beri perlakuan. Berikut pemetaan datanya.

41 Tabel 3.2 Pemetaan Instrumen Penelitian

No Kelompok Variabel Data Instrumen

1 Eksperimen Mengeksplanasi Skor pretest Soal uraian untuk nomor 5a, 5b, dan 5c

Skor posttest I Skor posttest II

Meregulasi Diri

Skor pretest Soal uraian untuk nomor 6a, 6b, dan 6c

Skor posttest I Skor posttest II

2 Kontrol Mengeksplanasi Skor pretest Soal uraian untuk nomor 5a, 5b, dan 5c

Skor posttest I Skor posttest II Meregulasi Diri

Skor pretest Soal uraian untuk nomor 6a, 6b, dan 6c

Skor posttest I Skor posttest II

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian digunakan sebagai alat pengumpul data. Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan peneliti untuk mengumpulkan data-data hasil penelitian (Trianto, 2010: 148). Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes berupa tes uraian. Pembuatan instrumen penelitian ini menggunakan enam soal uraian untuk mengukur kemampuan menginterpretasi, menganalisis, mengevaluasi, membuat kesimpulan, mengeksplanasi, dan meregulasi diri. Soal uraian ini memuat daftar pertanyaan untuk materi IPA kelas V tema 2 yaitu “Udara Bersih bagi Kesehatan” dengan subtema 1 “Cara Tubuh Mengolah Udara Bersih” yang dibatasi kompetensi dasar 3.2 menjelaskan organ pernapasan dan fungsinya pada hewan dan manusia, serta cara memelihara kesehatan organ pernapasan manusia.

Instrumen ini digunakan oleh tiga peneliti yang masing-masing meneliti dua kemampuan. Pembagian instrumen soal di antaranya adalah nomor 1a, 1b, 1c, 2a, 2b, dan 2c untuk kemampuan menginterpretasi dan menganalisis, pada nomor 3a, 3b, 4a, 4b, dan 4c untuk kemampuan mengevaluasi dan menarik kesimpulan, pada nomor 5a, 5b, 5c, 6a, 6b, dan 6c untuk kemampuan mengeksplanasi dan meregulasi diri. Berikut matriks pengembangan instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan mengeksplanasi dan meregulasi diri.

42 Tabel 3.3 Matriks Pengembangan Instrumen

No Variabel Indikator Nomor Item Soal

1 Mengeksplanasi Menjelaskan hasil penalaran 5a Memaparkan argumen-argumen yang

digunakan

5b Membenarkan prosedur yang digunakan 5c

2 Meregulasi Diri Refleksi diri 6a

Koreksi diri 6b

6c

3.7 Teknik Pengujian Instrumen

Pengujian instrumen ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan instrumen yang valid dan reliabel. Pengujian instrumen yang dilakukan oleh peneliti meliputi uji validitas dan uji reliabilitas.

3.7.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner maupun pertanyaan. Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Jadi pengujian validitas itu mengacu pada sejauh mana suatu instrumen dalam menjalankan fungsi. Instrumen dikatakan valid jika instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur (Sugiyono, 2008: 363). Uji validitas instrumen meliputi:

3.7.1.1 Validitas Muka

Validitas muka adalah validitas yang menunjukkan apakah alat pengukuran atau instrumen penelitian dari segi rupanya tampak mengukur yang ingin diukur atau tidak. Validitas ini lebih mengacu pada bentuk dan penampilan instrumen (Siregar, 2011: 46). Uji validitas muka dilakukan oleh expert judgement di bidangnya, yaitu 1 dosen Biologi Universitas Negeri Yogyakarta dan 1 guru SD kelas V serta 1 guru bidang biologi yang mengampu kelas III dari salah satu SD swasta lain yang terdapat di Yogyakarta. Validator memberi skor dengan memberi tanda centang pada setiap item soal. Uji validitas ini dilakukan pada 30 Mei 2018. Pada instrumen penelitian nomor 5a, 5b, 5c, 6a, 6b, dan 6c tidak ada kalimat pertanyaan yang harus diperbaiki (lihat Lampiran 3.5).

43 3.7.1.2 Validitas Isi

Validitas isi adalah uji untuk melihat instrumen yang diujikan mencakup materi yang dituju (Cohen, Manion, & Morrison, 2007: 162). Validasi isi dilakukan oleh expert judgement untuk menilai kesesuaian isi materi dalam instrumen. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi (content validity) apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan (Arikunto, 2005: 67). Validitas isi dalam penelitian ini diperoleh dari pendapat tiga ahli materi yaitu dosen Biologi Universitas Negeri Yogyakarta, 1 guru SD kelas V, dan 1 guru bidang biologi yang mengampu kelas III dari salah satu SD swasta lain yang terdapat di Yogyakarta. Ketiga ahli materi ini menilai kesesuaian materi dengan soal pertanyaan. Validator memberi skor dengan memberi tanda centang pada setiap item soal. Perolehan skor penilaian instrumen dari tiga validator yaitu 60, 71 dan 72 untuk semua soal yang digunakan dalam penelitian payung. Rerata skor adalah 67,67 dengan skala 58,50 – 72,00 masuk kategori sangat layak. Dengan kata lain, instrumen layak diimplementasikan. Peneliti telah memperbaiki instrumen sesuai dengan masukkan dari validator sebelum diimplementasikan (lihat

Lampiran 3.5 ).

3.7.1.3 Validitas Konstruk

Validitas konstruk berkenaan dengan konstruk atau struktur dan karakteristik psikologis aspek yang akan diukur dengan instrumen. Apakah konstruk tersebut dapat menjelaskan perbedaan kegiatan atau perilaku individu berkenaan dengan aspek yang diukur (Sukmadinata, 2011: 229). Uji empiris dilakukan pada minimal 30 responden agar mendapatkan distribusi data normal (Field, 2009: 42). Validitas konstruk dilakukan melalui uji empiris kepada 45 siswa kelas V salah satu SD Negeri yang terdapat di Yogyakarta. Uji instrumen ini dilakukan pada Rabu, 6 Juni 2018 selama 2 x 35 menit. Uji instrumen dilakukan di SD tersebut karena tidak digunakan untuk subjek penelitian, status sekolah terakreditasi A, dan memiliki kelas paralel. Penelitian ini adalah penelitian payung di mana soal dibuat bersama dengan dua peneliti lain. Jumlah soal sebanyak 18 butir soal. Peneliti hanya mengambil soal nomor 5a, 5b, 5c, 6a, 6b, dan 6c sesuai variabel yang diteliti.

44 Setelah dilakukan uji empiris, soal dihitung untuk mengetahui validitasnya menggunakan rumus korelasi Pearson. Uji validitas konstruk menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 22 for Windows. Tingkat kepercayaan yang digunakan yaitu 95% dengan uji dua ekor (2-tailed). Kriteria yang digunakan yaitu jika harga p < 0,05, maka item termasuk valid, sedangkan jika harga p > 0,05, maka item termasuk tidak valid atau jika r hitung ≥ r tabel (Field, 2009: 177-178). Besar

r tabel dilihat berdasarkan jumlah responden, sedangkan r hitung diketahui dari

Pearson correlation dalam output SPSS. Berikut hasil uji validitas instrumen dari variabel mengeksplanasi dan meregulasi diri(lihat Lampiran 3.8).

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen

Item Soal Variabel Aspek r tabel r hitung p Keterangan

5a Mengeksplanasi Menjelaskan hasil penalaran 0,2940 0,571** 0,000 Valid 5b Memaparkan argumen-argumen yang digunakan 0,2940 0,743** 0,000 Valid 5c Membenarkan prosedur yang digunakan 0,2940 0,549** 0,000 Valid

6a Meregulasi diri Refleksi diri 0,2940 0,569** 0,000 Valid

6b Koreksi diri 0,2940 0,743** 0,000 Valid

6c Koreksi diri 0,2940 0,549** 0,000 Valid

Keterangan:

* artinya tingkat signifikansi 0,05 ** artinya tingkat signifikansi 0,01

Berdasarkan hasil uji validitas, penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel mengekplanasi dan meregulasi diri dengan harga p < 0,05, maka semua item dari kedua variabel dinyatakan valid dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil uji validitas menunjukkan bahwa semua item dapat digunakan untuk mengukur kemampuan mengeksplanasi dan meregulasi diri.

3.7.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Maka pengertian reliabilitas tes, berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes. Instrumen tes yang baik adalah instrumen yang dapat

45 dengan ajeg memberikan data yang sesuai dengan kenyataan (Arikunto, 2005: 86). Penelitian ini menggunakan instrumen soal tes berbentuk uraian dalam pengumpulan data. Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 22 for Windows. Nunnally (dalam Ghozali, 2009: 46) menyatakan bahwa suatu konstruk termasuk reliabel jika harga Alpha Cronbach > 0,60.

Pendapat ahli lain mengatakan bahwa suatu tes yang reliabel akan menunjukan ketepatan dan ketelitian hasil dalam satu atau berbagai pengukuran, dengan kata lain skor-skor tersebut dari berbagai pengukuran tidak menunjukan penyimpangan atau perbedaan yang berarti. Koefisien reliabilitas suatu tes dinyatakan dalam suatu bilangan koefisien antara -1,00 sampai dengan 1,00. Pada taraf reliabilitas tes, untuk memberi arti terhadap koefisien reliabilitas dipakai besar koefisien korelasi dalam tabel statistik atas dasar taraf signifikansi 1% dan 5%. Berikut ini merupakan hasil dari uji reliabilitas instrumen penelitian (lihat

Lampiran 3.9).

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas

n siswa n of items Alpha Cronbach

45 18 0,931

Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus Alpha Cronbach, keenam butir soal yang dinyatakan valid dengan nilai Alpha Cronbach sebesar 0,931. Nilai

Alpha Cronbach 0,931 > 0,60 sehingga instrumen tersebut dapat dikatakan reliabel atau konsisten dan layak digunakan dalam penelitian ini.

3.8 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah kegiatan menghitung data secara sistematis dan mendapatkan interpretasi data (Priyatno, 2012: 1). Teknik analisis data pada penelitian ini dilakukan menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 22 for Windows dengan tingkat kepercayaan yang digunakan yaitu 95%.

46 3.8.1 Uji Pengaruh Perlakuan

3.8.1.1 Uji Asumsi

1. Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas distribusi data dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data normal atau tidak dan untuk menentukan jenis statistik yang akan digunakan dalam menganalisis data pada tahap selanjutnya (Field, 2009: 144). Uji normalitas dihitung menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 22 for Windows

dengan tingkat kepercayaan yang digunakan yaitu 95% dan menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov Test. Berikut hipotesis statistik uji normalitas distribusi data.

Hnull : tidak ada deviasi (penyimpangan) dari normalitas. Hi : ada deviasi (penyimpangan) dari normalitas.

Kriteria untuk mengambil keputusan (Field, 2009: 144) sebagai berikut:

a. Jika hasil uji Kolmogorov Smirnov menunjukkan harga p > 0,05, maka Hnull diterima dan Hi ditolak, artinya distribusi data normal. Teknik analisis selanjutnya menggunakan statistik parametrik Independent Samples t-test (Field, 2009: 362).

b. Jika hasil uji Kolmogorov Smirnov menunjukkan harga p < 0,05, maka Hnull ditolak dan Hi diterima, artinya distribusi data tidak normal. Teknik analisis selanjutnya menggunakan statistik non-parametrik Mann-Whitney U test (Field, 2009: 345).

Untuk uji normalitas distribusi data, data diambil dari seluruh skor pretest, posttest I, posttest II, dan selisih pretest - posttest I dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

2. Uji Homogenitas Varian

Uji homogenitas varian dilakukan untuk memastikan apakah varian dari kedua kelompok yang berbeda tersebut homogen. Teknik pengujian homogenitas varian menggunakan Levene’s test pada program komputer IBM SPSS Statistics 22 for Windows. Jika varian homogen, maka data yang digunakan adalah data pada baris pertama dalam analisis output SPSS pada Independent samples t-test yang sebaris dengan keterangan equal variances assumed dan jika varian tidak homogen,

47 maka data yang digunakan adalah data pada baris kedua dengan keterangan equal variances non assumed. Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut.

Hnull : tidak ada perbedaan varian yang signifikan antara rerata (skor pretest dan selisih skor prestest-posttest I) kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Hi : ada perbedaan varian yang signifikan antara rerata (skor pretest dan selisih skor prestest-posttest I) kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kriteria yang digunakan untuk mengetahui homegenitas varian adalah sebagai berikut.

a. Jika harga p > 0,05, maka Hnull diterima dan Hi ditolak, artinya ada homogenitas varian pada kedua data yang dibandingkan.

b. Jika harga p < 0,05, maka Hnull ditolak dan Hi diterima, artinya tidak ada homogenitas varian pada kedua data yang dibandingkan.

Uji homogenitas varian menggunakan data skor pretest dan selisih skor prestest

dengan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

3.8.1.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal

Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan untuk mengetahui kemampuan

Dokumen terkait