• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ahyari, 1990. Manajemen Produksi. Edisi keempat. Jilid kedua. Yogyakarta. BPFE.

Anggraeni N. 2007. Pengawasan mutu pembekuan tuna loin di PT Lautan Bahari Sejahtera, Muara Baru-Jakarta Utara [laporan magang]. Bogor: Departemen Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Assauri, 1999. Manajemen Produksi. Edisi Revisi. LPFEUI. Jakarta.

Ariani DW. 1999. Manajemen Kualitas Pendekatan Sisi Kualitatif. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Banuelas C. 2002. Critical success factors for the successful implementation of six sigma projects in organizations. The Total Quality Management Magazine 14 (2): 92–99.

Baril C, Clement B. 2010. Design for six Ssgma through collaborative multiobjective optimization. Industrial Engineering 60 (1): 43-55.

Breyfogle FW. 2003. Implementing Six Sigma. New York: John Wiley dan Sons. [BSN] Badan Standard Nasional. 2006. Standar mutu ikan tuna loin beku.

http://www.bsn.go.id [25 November 2010].

Cheng KM. 2010. Application of the six sigma procwss to service quality improvement in fitness clubs: a managerial prospective. Management. 27(3): 528-540

Cutting CL. 1965. Smoking. Di dalam: Borgstorm G, editor. Fish as Food. Volume III. New York: Academy Press.

Crosby, Philip B. 1979. Quality Is Free. New York: Mc- Graw Hill Book Inc. Departemen of Health, Education and Walfare. 1972. Food Composition for Use

in East Asia. Food and Drug Administration. United State of America. Departemen Pertanian. 1983. Proseding Rakernis Perikanan Tuna dan Cakalang.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian. Jakarta.

[Ditjen PPHP] Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. 2010. Pengolahan dan Pemasaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Pengolahan dan Pemasaran

Evans JR, Lindsay WM. 2007. Pengantar Six sigma, penerjemah Fitriati AR, Jakarta: Salemba Empat-Setyaningsih N. Terjemahan dari An Introduction to Six sigma and Process Improvement

Feingenbaum AV. 1989. Kendali Mutu Terpadu, penerjemah; Jakarta: Erlangga-Kandahjaya H. Terjemahan dari: Total Quality Control 3rd Edition

Gasperz, V.1998. Statistical Process Control: Penerapan teknik-teknik statistikal dan Manajemen BIsnis Total. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

________. 2001. Metode Analisis Untuk peningkatan Kualitas. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

________. 2003. Total Quality Management. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

________. 2007. Lean Six sigma for Manufacturing and Services Industries. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

George ML. 2002. Lean Six Sigma. Yew York: Mc- Graw Hill Book Inc.

Jenie BSL. 1988. Sanitasi dalam Industri Pangan. Bogor: Lembaga Swadaya Informasi, Institut Pertanian Bogor.

Jugulum R, Samuel P. 2008. Design For Six Sigma. New Jersey: John Willey and Sons.

Juran , JM. 1993. Quality Planning and Analysis.3rd ed. New York: Mc- Graw Hill Book Inc.

[KKP] Kementrian Kelautan dan Perikanan 2010. Kelautan dan Perikanan dalam Angka 2010. Jakarta: Kementrian Kelautan dan Perikanan.

Kwak YH, Anbari FT. 2006. Obstacle and future of six sigma approach. G Technovation. 26: 708-715.

Larson A. 2003. Demistifying Six sigma. New York: Amacom.

Latief Y, Utami RP. 2009. Penerapan pendekatan metode six sigma dalam penjagaan kualitas pada proyek konstruksi. Makara Teknologi 13 (2): 67-72

Melda, DA. 2009. Evaluasi efektivitas pengendalian risiko bahaya histamine pada titik kendali kritis (critical control point-CCP) proses pengolahan tuna loin beku dengan metode Lean six sigma. [skripsi]. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Montgomery DC. 1990. Pengantar Pengendalian Kualitas Statistik, penerjemah; Soejoeti Z, editor. Yogyakarta: Gajah Mada University Press-Subanar. Terjemahan dari Introduction to Statistical Quality Control.

Mutiara E, Kuswadi. 2004. DELTA: Delapan Langkah dan Tujuh Alat Statistik untuk Peningkatan Mutu Berbasis Komputer. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Nasution. 2005.Manajemen Mutu Terpadu Jilid II. Bogor: Ghalia Indonesia. Putri DM. 2011. Pengendalian mutu pada produksi tuna loin (Thunnus sp.)

menggunakan metode six sigma. [skripsi]. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Rath A, Strong J. 2005. Six Sigm Advanced Tools Pocked Guide. New York: McGraw Hill.

Reksohadiprojo. 2000. Manajemen Produksi.Edisi keempat. Yogjakarta: BPFE Saanin H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan I dan II. Jakarta: Bina

Cipta.

Saulina HS. 2009. Pengendalian mutu pada proses pembekuan udang menggunakan statistical process control (SPC) studi kasus di PT Lola Mina Jakarta Utara [skripsi]. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Soepanto. 1990. Kiat Bisnis Perikanan Tuna. Seminar Sehari Prospek Bisnis dan Peluang Investasi Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Jakarta.

Tang LC, Yam HS. 2006. Six Sigma Advance Tool for Black Belts and Master Black Belts. New Jersey: John Willey and Sons.

Lampiran 1 Data berat rataan tuna utuh, tuna loin, dan rendemen loin

Tanggal Sampel

Jumlah Ikan

Berat

Ikan Berat Loin

Berat rataan tuna utuh Berat rataan tuna loin Berat rataan rendemen loin 01/03/2011 1 32 1152 564,75 36 17,65 49,02 02/03/2011 2 18 364 136,12 20,22 7,56 37,40 06/03/2011 3 18 507 302,70 28,17 16,82 59,70 10/03/2011 4 28 633 210,58 22,61 7,52 33,27 12/03/2011 5 12 338 146,70 28,17 12,23 43,40 17/03/2011 6 61 1442 329,38 23,64 5,40 22,84 18/03/2011 7 18 579 293,46 32,17 16,30 50,68 19/03/2011 8 18 409 216,60 22,72 12,03 52,96 20/03/2011 9 32 742 365,59 23,19 11,42 49,27 21/03/2011 10 59 2662 681,79 45,12 11,56 25,61 22/03/2011 11 33 799 350,83 24,21 10,63 43,91 23/03/2011 12 6 115 73,23 19,17 12,21 63,68 24/03/2011 13 64 1280 556,1 20,00 8,69 43,45 25/03/2011 14 19 542 160,05 28,53 8,42 29,53 26/03/2011 15 60 2731 507,96 45,52 8,47 18,60 28/03/2011 16 13 355 118,69 27,31 9,13 33,43 29/03/2011 17 33 957 229,49 29,00 6,95 23,98 30/03/2011 18 17 421 140,68 24,76 8,28 33,42 01/04/2011 19 22 481 163,17 21,86 7,42 33,92 02/04/2011 20 18 783 269,17 43,50 14,95 34,38 03/04/2011 21 40 1948 800,08 48,70 20,00 41,07 04/04/2011 22 50 1476 558,53 29,52 11,17 37,84 05/04/2011 23 11 254 83,18 23,09 7,56 32,75 07/04/2011 24 16 437 162,35 27,31 10,15 37,15 09/04/2011 25 19 418 120,41 22,00 6,34 28,81 11/04/2011 26 62 1880 931,50 30,32 15,02 49,55 12/04/2011 27 34 667 167,08 19,62 4,91 25,05 13/04/2011 28 46 2196 851,81 47,74 18,52 38,79 14/04/2011 29 113 3317 1179,29 29,35 10,44 35,55 16/04/2011 30 81 2352 919,38 29,04 11,35 39,09 Jumlah 872,55 329,10 1148,10 Rataan 29,08 10,97 38,27 Standar deviasi 8,73 4,01 10,84

Lampiran 2 Proses alur produksi tuna loin

Penerimaan bahan baku Pencucian ikan tuna

Penyimpanan ikan tuna sementara

Penimbangan I ikan tuna

Pemotongan

Pembentukan loin

Pembuangan kulit

Pembuangan daging gelap

Perapihan Penimbangan II Pemberian gas CO Pengemasan primer Pemvakuman Pembekuan Penimbangan III

Lampiran 3 Contoh perhitungan

Data verifkasi berat rataan tuna utuh bulan Maret sampai bulan April 2011 a. Jumlah data n= 30 data

Batas spesifikasi bawah (LSL) 16,00 kg.

Rataan proses ( ) =

= 872,55

30

= 29,08

b. Standar deviasi proses (s) = = 8,73

c. Penentuan nilai DPMO (Defect per Million Oportunities) dan nilai sigma DPMO LSL = P [z≤ (LSL - X)/ s] x 1.000.000

= P [z≤ (16,00-29,08)/8,73] x 1.000.000 =68.100

Berdasarkan Tabel konversi nilai DPMO ke nilai Sigma (Lampiran 4) dan konversi z (Lampiran 5) diperoleh nilai sigma 2,99

d. Penentuan nilai standar deviasi maksimal (Smaks)

Karena proses hanya mempunyai satu batas spesifik (LSL)

Maka persamaan yang digunakan adalah:Bila proses tersebut hanya memiliki satu batas spesifik, batas spesifik atas (USL) atau batas spesifik bawah (LSL) saja, maka persamaan yang digunakan:

Smaks =

= 1 x (29,08- 16,00) 2,99

= 4,3 e. Penentuan nilai kapabilitas proses

Karena hanya memiliki satu batas spesifik (LSL), maka digunakan persamaan sebagai berikut:

Cpm = [(Xbar – LSL)]

3√S²

= 1,00

Kesimpulan: 1 ≤ Cpm≥ 1,99: keadaan industri proses berada dalam keadaan stabil dan tidak mampu, artinya proses berada dalam keadaan tidak mampu sampai cukup mampu untuk menghasilkan produk sesuai dengan kebutuhan dan ekspektasi pelanggan.

MARIAH

DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERAIRAN

Dokumen terkait