• Tidak ada hasil yang ditemukan

MARIAH. C34070070. Pengendalian Mutu pada Proses Produksi Tuna Loin (Thunnus sp.) dengan Metode Six Sigma. Dibimbing oleh HERU SUMARYANTO dan JOKO SANTOSO.

Ikan Tuna (Thunnus sp.) merupakan salah satu komoditas perikanan Indonesia yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan mampu menembus pasar internasional. Salah satu olahan dari ikan tuna diantaranya adalah tuna loin. Tuna loin merupakan produk setengah jadi yang banyak digunakan oleh perusahaan untuk diolah menjadi produk akhir. Perusahaan satu bersaing dengan perusahaan lain agar membuat strategi untuk menghasilkan kualitas yang baik dan konsisten.

Six sigma merupakan suatu terobosan baru dalam bidang manajemen mutu untuk menghasilkan peningkatan kualitas menuju tingkat kegagalan nol. Konsep six sigma didasari oleh kepuasan pelanggan apabila mereka menerima nilai yang diharapkan. Sebagai ilustrasi, apabila produk (barang/jasa) diproses pada tingkat kualitas six sigma, maka perusahaan boleh mengharapkan 3,4 kegagalan persejuta kesempatan defects per million opportunities (DPMO) atau mengharapkan bahwa 99,99966 persen dari apa yang diharapkan pelanggan akan ada dalam produk itu.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kestabilan produksi tuna loin melalui rataan berat tuna utuh, tuna loin, dan rendemen yang dihasilkan melalui grafik kendali mutu serta melihat kemampuan proses dalam menghasilkan produk tuna loin melalui pengukuran kapabilitas proses. Keadaan proses yang meliputi berat rataan tuna utuh, produksi tuna loin, dan rendemen menunjukkan proses terkendali karena tidak terdapat data-data yang melewati batas kontrol atas maupun batas kontrol bawah (UCL dan LCL). Kestabilan proses produksi dilihat dari nilai kapabilitas proses penerimaan tuna utuh, produksi loin, dan rendemen yang dihasilkan secara berurutan, yaitu 1,00; 1,44; 1,00. Artinya keadaan proses produksi loin berada dalam keadaan tidak mampu sampai dengan cukup mampu untuk menghasilkan produk sesuai dengan spesifikasi.

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar terdiri dari lautan. Laut Indonesia memiliki luas sekitar 5,8 juta km2 dengan garis pantai sepanjang 81.000 km memiliki potensi sumberdaya yang cukup besar, terutama sumberdaya perikanan. Potensi sumberdaya perikanan di Indonesia diperkirakan sebanyak 6,4 juta ton per tahun yang tersebar di wilayah perairan Indonesia dan Zona Ekonomi Eklusif Indonesia (ZEEI), dengan jumlah tangkapan sebesar 5,12 juta ton per tahun atau sekitar 80% dari potensi lestari. Produksi perikanan tangkap dari penangkapan ikan di laut dan perairan umum pada tahun 2010 masing-masing sekitar 5.058.260ton dan 326.480ton (KKP 2010).

Ikan Tuna (Thunnus sp.) merupakan salah satu komoditas perikanan Indonesia yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan mampu menembus pasar internasional. Potensi ikan tuna di perairan Indonesia masih cukup besar. Volume ekspor ikan tuna, cakalang dan tongkol pada tahun 2007 mencapai 121.316 ton. Volume ekspor ketiga naik sebesar 32,12% bila dibandingkan volume ekspor tahun 2006. Volume ekspor tuna dari tahun 2006 sampai 2010 mengalami peningkatan yang signifikan dari 91.822 ton hingga 116.320 ton, dengan persentase kenaikan rataan mencapai 7,22%; dengan nilai ekspornya mencapai US$ 355.246.000 pada tahun 2006-2010 (Ditjen PPHP 2010).

Umumnya perusahaan tuna memiliki beberapa kendala dalam melakukan ekspor antara lain (i) persaingan dengan perusahaan sejenis, terutama perusahaan asing, (ii) tuntutan harus terpenuhinya standar kualitas produk yang telah ditetapkan untuk pasar ekspor, (iii) kemampuan mengekspor dengan kuantitas yang sesuai permintaan pembeli. Oleh karena itu perusahaan harus melakukan perbaikan-perbaikan ke arah mutu produk. Pengendalian dan peningkatan mutu produk dapat dianalisis menggunakan metode six sigma (Ariani 1999).

Perusahaan yang menjadikan mutu sebagai alat strategi akan mempunyai keunggulan bersaing terhadap kompetitornya dalam menguasai pasar karena tidak semua perusahaan mampu mencapai superioritas kualitas. Dalam hal ini

perusahaan dituntut untuk menghasilkan produk dengan kualitas tinggi, harga rendah dan pengiriman tepat waktu.

Six sigma merupakan suatu terobosan baru dalam bidang manajemen mutu untuk menghasilkan peningkatan mutu menuju tingkat kegagalan nol. Six sigma berkaitan dengan filosofi dari total quality management (TQM) (Baril dan Clement 2010). Prinsip-prinsip pengendalian dan peningkatan kualitas six sigma sudah dibuktikan terlebih dahulu oleh perusahaan Motorola selama kurang lebih 10 tahun, serta implementasinya telah mampu mencapai tingkat kualitas 3,4 DPMO (defects per million opportunities-kegagalan per sejuta kesempatan) (Gaspersz 2003). Six sigma memiliki prinsip Define, Measure, Analyze, Improve, and Control (DMAIC) sebagai suatu sistem manajemen yang dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja perusahaan, serta menghilangkan faktor-faktor yang dapat menghambat peningkatan efektivitas suatu sistem produksi (Evan dan Lindsay 2007).

Kajian ini difokuskan pada efektivitas dan konsistensi penerapan sistem pengendalian mutu yang dilakukan pada data proses produksi tuna loin yang berkaitan dengan ketidaksesuaian mutu produk. Pengkajian dilakukan pada data tuna utuh, loin, dan rendemen loin. Pengukuran kemampuan proses dilakukan dengan menggunakan konsep analisis DMAIC six sigma yang terintegrasi dengan Statistical Process Control (SPC).

1.2 Tujuan

Tujuan penelitian analisis pengendalian mutu pada proses produksi tuna loin (Thunnus sp.) menggunakan metode six sigma adalah sebagai berikut:

a. Melihat kestabilan produksi tuna loin melalui rataan berat tuna utuh, tuna loin, dan rendemen yang dihasilkan melalui grafik kendali mutu.

b. Melihat kemampuan proses dalam menghasilkan produk tuna loin melalui pengukuran kapabilitass proses.

1.3 Batasan Masalah

Fokus kajian analisis pengendalian mutu dilakukan terhadap rataan berat tuna, tuna loin serta rendemen yang diperoleh selama produksi tuna loin pada bulan Maret sampai dengan April 2011 di PT X. Kajian ini dilakukan mulai tahap

penerimaan bahan baku, pemotongan kepala, sirip, dan ekor, pembuatan loin, pembuangan daging gelap, kulit dan perapihan, penimbangan, pemvakuman, pembekuan serta penimbangan berat tuna loin sesuai keinginan pembeli.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini yaitu menemukan solusi untuk perbaikan yang berkaitan dengan masalah pengendalian mutu proses tuna loin beku yang menggunakan hitungan dengan Statistical Process Control (SPC) dan memberikan masukan kepada perusahaan mengenai analisis pengendalian mutu yang terkait dengan tingkat kemampuan proses produksi tuna loin beku.

Dokumen terkait