• Tidak ada hasil yang ditemukan

Abdilla E. 2009. Analisis Persepsi dan Kepuasan Anggota Terhadap Pelayanan KUD Giri Tani Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat. [Skripsi]. Bogor. Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.

Atmadja LS.2009. Statistika untuk bisnis dan ekonomi. Yogyakarta : Andi

Direktorat Jenderal Holtikultura. 2009. Produksi Buah-Buahan Indonesia. Jakarta. http:// www.hortikultura.deptan.go.id/15 Februari 2011.

Direktorat Jenderal Industri. 2009. Road Map Industri Pengolahan Buah. Jakarta. http:// www.hortikultura.deptan.go.id/15 Februari 2011.

Departemen Pertanian.2010. Keberhasilan dan Kinerja Hortikultura. http://www.hortikultura.deptan.go.id/15 Februari 2011

Engel et.al. 2002. Consumer Behavior 8 thEdition dalam Simamora B. Panduan Riset Perilaku Konsumen. PT. Gramedia pustaka Utama. Jakarta.

Firwiyanto. M. 2008. Analisis Pendapatan dan Tingkat Kepuasan Peternak Terhadap Pelaksanaan Kemitraan Ayam Broiler . Bogor: Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Hasanah. 2006. Analisa Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Terhadap Restoran

Ayam Bakar Ganthari (Studi Kasus Restoran Ayam Bakar Ganthari Cabang Panglima Polim, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan). . Bogor. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Juita. 2008. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan petani untuk berpartisipasi dalam Supply Chain Management (SCM) Manggis. . Bogor. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Kotler, Philip. (2000). Marketing Management. (Edisi Indonesia oleh Hendra Teguh, Ronny dan Benjamin Molan). PT Indeks: Jakarta.

Kotler. P. 2005. Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Alih Bahasa. Edisi Milenium. Prenhallindo. Jakarta

Nazir M. 2005. Metode Penelitian. Penerbit Ghalia Indonesia. Bogor.

Palapa. MKP. 2006. Evaluasi Kinerja Koperasi Pada Koperasi Puspa Anggrek di Kabupaten Tanggerang . Bogor. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

88 Pratisto A.2010. Statistik menjadi mudah dengan SPSS 17. PT Elex Media

Komputindo. Jakarta

Supranto. J. 2006. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan untuk Menaikkan Pangsa Pasar. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Ujang et all. 2010. Pemasaran Strategik, Perspektif Value-Based Marketing & Pengukuran Kinerja. Terjemahan. IPB Press. Bogor.

Umar, H. 2003. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama & JBRC

Wicaksana. 2009. Faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor buah-buahan Indonesia ke China. . Bogor. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

PENGUJ

FAKTOR

(Kasus : Produksi Lab Per

FAKULTA

IN

GUJIAN PRODUK BARU DAN ANALI

KTOR – FAKTOR YANG MEMPENGAR

PERMINTAAN

asus : Produk Fruit Talk Pineapple Soft Candy

Percontohan Pabrik Mini, Pusat Kajian Bua

SKRIPSI

REZA FAUZIAN H34096088

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

LTAS EKONOMI DAN MANAJEM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011 i

LISIS

GARUHI

andy, n Buah Tropika)

EMEN

ii RINGKASAN

REZA FAUZIAN. Pengujian Produk Baru dan Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan (Studi kasus : Produk Fruit Talk Pineapple Soft Candy ProduksiLab Percontohan Pabrik Mini, Pusat Kajian Buah Tropika). Skripsi Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan MUHAMMAD FIRDAUS)

Sektor pertanian Indonesia terdiri dari enam sub sektor, yaitu sub sektor Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan dan Perikanan. Hortikultura terutama buah-buahan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang mampu meningkatkan pendapatan petani dan penggerak pemulihan ekonomi pertanian di Indonesia. Pada tahun 2010, Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga yang berlaku dari subsektor hortikultura diproyeksikan mencapai Rp 88,851 triliun, dimana kontribusi dari produk buah- buahan sebesar Rp 46,721 triliun atau sekitar 52,6 dari total PDB subsektor hortikultura dibandingkan tahun sebelumnya. Dalam menunjang peningkatan konsumsi, mutu dan kualitas buah-buahan khususnya komoditas buah nenas dapat dilakukan dengan peningkatan terhadap pengolahan pasca panen agar komoditas tersebut mempunyai nilai tambah. Karena seiring berkembangnya waktu, tidak hanya kualitas buah yang menjadi tuntutan masyarakat, tetapi juga kepraktisan dalam mengkonsumsi. Selain itu, Berdasarkan data Ditjen Industri Agro dan Kimia pada tahun 2010, pemenuhan permintaan buah olahan domestik masih mengalami defisit sebesar 28.419 ton.

Dalam rangka meningkatkan nilai tambah dan memperpanjang masa simpan buah nenas, Saat ini LPPM PKBT (Lab Percontohan Pabrik Mini Pusat Kajian Buah Tropika) yang merupakan salah satu pusat kajian di bawah Lembaga Penelitian Institut Pertanian Bogor melalui kegiatan-kegiatan riset yang terpadu, intensif dan terintregatif telah menemukan salah satu produk olahan buah nenas dalam bentuk permen lunak buah (soft candy). Saat ini LPPM PKBT telah memproduksi dan mengembangkan produk permen lunak buah (soft candy) dalam kemasan dengan merek “fruit talk pineapple soft candy”. Permen lunak buah fruit talk pineapple Soft Candy merupakan produk olahan buah nenas yang dapat dikonsumsi langsung sebagai makanan ringan (cemilan) yang sehat atau produk antara untuk membuat produk olahan lain. Selain itu produk ini mempunyai nilai tambah yang lebih baik karena bentuk dan tampilannya lebih menarik, praktis mudah dibawa dan mudah dikonsumsi, serta memiliki rasa yang sama dengan produk buah segarnya.

Dalam melakukan kegiatan pengembangan dan mensosialiasikan produk Fruit Talk pineapple Soft Candy sampai saat ini LPPM PKBT belum memiliki sistem manajemen pemasaran produk Fruit Talk pineapple Soft Candy yang terorganisir dengan baik yang dilakukan oleh LPPM PKBT. Oleh karena hal tersebut menyebabkan proses produksi dan penjualan tidak berlangsung secara kontinu. Selain itu dalam melakukan kegiatan pengembangan produk Fruit Talk pineapple Soft Candy LPPM PKBT belum mengetahui apakah atribut produk Fruit Talk pineapple Soft Candy sudah sesuai dengan harapan konsumen. Banyak faktor yang menyebabkan kegagalan suatu produk dipasar sekalipun kualitas produk tersebut dikategorikan berkualitas, salah satu diantaranya adalah atribut produk dan minat konsumen.

iii Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penilaian responden terhadap setiap atribut dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi permintaan Fruit Talk Pineapple Soft Candy. Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan ialah: 1) analisis Importance Peformance Analysis (IPA) untuk mengetahui seberapa besar tingkat kepentingan suatu atribut produk serta seberapa besar tingkat persepsi kinerja terhadap atribut produk tersebut, 2) analisis Costumer Satisfaction index yang bertujuan untuk mencari nilai kepuasan konsumen terhadap produk dan tingkat kepuasan responden terhadap atribut produk Fruit Talk Pineapple Soft Candy. Atribut-atribut yang digunakan dalam penelitian ini ialah seluruh atribut yang ada pada produk fruit talk Pineapple soft candy yang diantaranya adalah sebagai berikut rasa Manis, rasa asam, rasa khas buah, aroma khas buah, bentuk & ukuran, warna, kekenyalan, tekstur, bentuk & desain kemasan, bahan kemasan, manfaat produk, volume produk / ukuran saji, harga, perizinan BPOM / kemenkes, kejelasan tanggal , kadaluarsa, label halal MUI dan harga. 3) Analisis regresi berganda untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan produk fruit talk pineapple soft candy, faktor-faktor yang di duga mempengaruhi frekuensi pembelian produk fruit talk pineapple soft candy, yaitu harga produk, pendapatan responden, pekerjaan responden dan usia responden.

Hasil pemetaan yang dilakukan pada diagram cartesius didapat hasil pada kuadran I sebagai priorotas utama adalah atribut bentuk dan desain kemasan, bentuk dan ukuran, harga, dan label halal MUI. Pada kuadran II prioritas pertahankan prestasi adalah atribut rasa manis, kekenyalan, manfaat produk, perizinan BPOM atau kemenkes, dan kejelasan tanggal kadaluarsa. Pada kuadran III prioritas rendah adalah atribut rasa asam, warna, dan volme produk/ukuran saji. Pada kuadran IV Berlebihan adalah atribut rasa khas buah, aroma khas buah, tekstur, dan bahan kemasan. Berdasarkan hasil analisi Costumer Satisfaction Index diperoleh kepuasan konsumen terhadap produk fruit talk pineapple soft candy sebesar 65,8 persen. Hal ini berarti indeks kepuasan responden fruit talk pineapple soft candy yang dihitung berdasarkan atribut produk berada pada kriteria puas. Sisanya 34,2 persen harapan konsumen belum mampu dipenuhi oleh LPPM PKBT.

Berdasarkan hasil analisis regresi berganda diketahui bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan produk fruit talk pineapple soft candy yaitu harga produk dengan nilai probabilitas 0.023 pendapat per bulan dengan nilai probabilitas 0.019. Sedangkan besarnya pengaruh harga produk, pendapatan responden, pekerjaan responden, dan usia responden, secara bersama-sama terhadap permintaan dapat diartikan bahwa pengaruhnya cukup kuat dan variasi dalam variabel harga produk, pendapatan responden, pekerjaan responden, dan usia responden dapat menjelaskan sebesar 71,3 persen dari variasi permintaan fruit talk pineapple soft candy, sisanya 28,7 persen dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukan dalam model.

iv

PENGUJIAN PRODUK BARU DAN ANALISIS

Dokumen terkait