BAB V : Penutup, diantaranya mencakup Kesimpulan dan Saran
DAFTAR PUSTAKA
Astrid, S. Susanto, “Komunikasi dalam Teori dan Praktek”, (Bandung: Bina Cipta, 1998), cet.ke3.
Bungin, Burhan ,“Sosiologi Komunikasi”,(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006).
Cangara, Hafied, “Pengantar Ilmu Komunikasi”, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), cet.ke4.
Departemen Pendidikan Nasional, “Kamus Besar Bahasa Indonesia”,
Effendi, OnongUchjana, “Ilmu Komunikasi :Teori dan Praktek”, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006),cet.ke6.
Faisal, Sanapiah, “Format-format PenelitianSosial: Dasar-dasar dan Aplikasi”, (Jakarta: Rajawali Pers, 1995).
Faules, R. Wayne Pace, Don F “Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan
Kinerja Perusahaan”, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005.
Latifah, Siti,“Komunikasi Organisasi Pengurus Besar Pelajar Islam Indonesia (PII) dalam Kaderisasi”, Skripsi SI Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam NegeriSyarifHidayatullah Jakarta, 2011.
Liliweri, Alo, “Komunikasi Antar Pribadi”, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1997), Maimunah, Margaret Aliyatul, etal, “Hasil-hasil Keputusan Kongres XV
IPPNU”, (Jakarta: PP IPPNU, 2010).
Muhammad, Arni,“Komunikasi Organisasi”, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001). Moleong, Lexy J, “Metodologi Penelitian Kualitatif”. (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2005).
Mulyana, Deddy, “IlmuKomunikasi”, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1986).
, “Komunikasi Efektif”, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005),
Nasution."Sosiologi Komunikasi Massa", (Jakarta: Universitas Terbuka, 1993)
Nuruddin, “Sistem Komunikasi Indonesia”, (Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada, 2005),
Roudhonah, “IlmuKomunikasi”, (Jakarta: UIN Press, 2007).
Romli, Khomsahrial, “Komunikasi Organisasi Lengkap”, (Jakarta: PT. Grasindo, Anggota Ikapi, 2011).
Tasmara, Toto, “KomunikasiDakwah”, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997). Umar, Husein, “Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi”, (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 1997).
Aliwear, “Konsep Pengembangan Organisasi”,
alisadikinwear.wordpress.com/2012/05/17/konseppengembangan
organisasi,
Prakosa,Adi, “Teori Komunikasi Organisasi”
,http://adiprakosa.wordpress.com/2007/12/teorikomunikasiorganisasi/, PP.IPPNU,“id.mc1909.mail.yahoo.com/mc/showMessage?filterBy=&.r…&cmd= msg.scan&pid=2&tnef=&fn=Draft+profil+ippnu.rtf”, PP.IPPNU,“id.mc1909.mail.yahoo.com/mc/showMessage?filterBy=&.r…&cmd= msg.scan&pid=2&tnef=&fn=SK+PP+20122015+VALIDdocx”,, http://www.ippnu.org/index.php/profil/sejarahpendirianippnu,
Foto: bersama Sekretaris Umum, Wilda Tussururoh saat wawancara
1. Pertanyaan : Apa definisi dari pengembangan dan pembinaan organisasi?
Jawaban : Pengembangan organisasi adalah proses perbaikan kualitas dan kuantitas organisasi sebagai wadah kader dan peningkatan sumber daya manusia sebagai penguatan internal organisasi. Pembinaan organisasi diartikan sebagai upaya perawatan dan manajerial organisasi sebagai wadah kader supaya tetap dijalannya (on the track).
2. Pertanyaan : Bagaimana bentuk pelaksanaan komunikasi di PP IPPNU dalam pengembangan dan pembinaan organisasi?
Jawaban : Komunikasi di PP IPPNU dalam pengembangan dan pembinaan organisasi dilakukan dengan dua cara. Dalam pelaksanaannya, pertama dilakukan secara struktural sesuai dengan jabatan dan posisi, misalnya jabatan ketua I yang membidangi departemen organisasi bertanggungjawab penuh atas departemen yang dipimpinnya, untuk kemudian dapat dilanjutkan berkomunikasi dengan ketua umum. Kedua, komunikasi dilakukan dengan cara pendekatan kultural. Komunikasi ini dilakukan ketika terjadi kebuntuan karena adanya perbedaan pemahaman yang dilatarbelakangi sosiokultural kader. Sehingga komunikasi dapat dilakukan oleh siapa saja terkait organisasi tanpa melihat jabatan secara stuktural. Dua cara ini juga dapat dilakukan secara bersamaan, biasanya akan lebih efektif dan efisien.
3. Pertanyaan : Apa tujuan dari pengembangan dan pembinaan organisasi di PP IPPNU?
adalah untuk tetap konsisten dan berkelanjutan, bahwa IPPNU adalah organisasi kader dan merupakan garda depan organisasi Nahdlatul Ulama (selain IPNU). Berbicara masa depan NU adalah berbicara kader hari ini, oleh karena itu pengembangan dan pembinaan organisasi menjadi prioritas utama dan pertama harus dilakukan seiring sejalan dengan system pengkaderan yang ada.
4. Pertanyaan : Tolong jelaskan Fungsi dari pengembangan dan pembinaan organisasi?
Jawaban : Fungsi dari pengembangan dan pembinaan organisasi adalah sebagai salah satu bentuk menjaga stabilitas dan eksistensi organisasi baik secara internal maupun eksternal.
5. Pertanyaan : Bagaimana Proses pengembangan dan pembinaan organisasi di PP IPPNU?
Jawaban : Proses pengembangan dan pembinaan organisasi berlangsung secara berkesinambungan berbasis kader.
6. Pertanyaan : Program apa yang dilaksanakan departemen Pengembangan organisasi dalam mengembangkan dan membina organisasi di PP IPPNU?
Jawaban : Pada prinsipnya tidak ada program yang bersifat khusus dalam pengembangan dan pembinaan organisasi PP IPPNU, ini karena rutinitas agenda yang memang sudah ada dan terlaksana sesuai momentum. Misalnya kongres yang diselenggarakan setiap tiga tahun sekali, konferensi besar, rapat kerja nasional. Namun demikian kualiatas sumberdaya manusia (kader) tetap dilakukan melalui kaderisasi.
(pelajar putri usia 1227 tahun) dan nama besar NU yang melekat, namun belum maksimalnya konsolidasi IPPNU secara eksternal baik di level atas maupun akar rumput membutuhkan sinergitas, sehingga visi dan misi organisasi dapat terwujud. Kesempatan mengembangkan IPPNU sebagai organisasi pelajar putri terbuka sangat lebar, untuk itu saat ini PP IPPNU membuka diri dan melakukan komunikasi organisasi baik dengan lembaga pemerintah maupun non pemerintah, jaringan yang dibangun PP IPPNU bertujuan untuk memaksimalkan kinerja dan pengabdian IPPNU di Indonesia. Semua tantangan yang ada adalah bagian dari proses pendewasaan dan pematangan dalam berorganisasi bagi kader, sehingga mampu menjadi pemicu untuk berbuat yang lebih baik lagi.
8. Pertanyaan : Jelaskan perbedaan pengembangan dan pembinaan di PP IPPNU dengan organisasi lain yang berada di bawah naungan Nahdlatul Ulama/sesama Badan Otonom?
Jawaban : Tidak ada perbedaan yang mendasar dalam pengembangan dan pembinaan organisasi antara IPPNU dengan badan otonom NU yang lain, hanya segmentasi/target group yang mempengaruhi dalam komunikasi yang dibangun, serta pendekatanpendekatan dalam upaya peningkatan kualitas organisasi.
9. Pertanyaan : Bagaimana koordinasi antara departemen pengembangan organisasi dengan departemen yang lain dalam mengembangkan dan membina organisasi di PP IPPNU?
kaderisasi akan tetapi tidak secara khusus. Organisais di PP IPPNU penanggung jawab dalam mengembang dan membina organisasi ada pada departemen yang membidangi itu, yaitu ketua I. Sedangkan mengenai penguatan SDM (sumber Daya Manusia) kadernya, departemen pengembangan dan pengorganisasian berkoordinasi dengan depatemen kaderisasi. Kemudian berkoordinasi juga dengan departemen yang membidangi Komisariat Pesantren atau sekolah dan itupun harus ada sinergi. Jadi, memang semua itu tidak bisa lepas dari tanggung jawab penuh atas itu meksipun tugasnya masingmasing.
Secara rutinitas misalnya, di tingakatan pusat melakukan kongres atau ketika ada Konferensi Wilayah (konferwil) di tingkat Provinsi maka departemen pengembangan dan pengorganisasianlah yang bertanggung jawab. Kemudian ketika ada pelantikan di tingkat wilayah yaitu Pimpinan Wilayah (PW) IPPNU itu juga departemen I (pengembangan dan pengorganisasian) yang melantik. Jadi, memang ada tugas dan tanggung jawabnya sendirisendiri dengan departemen yang lain. Bila dikaderisasi tentunya dia akan mengurusi di bidang kaderisasi, akan tetapi bila di internalnya yang mengurusi yaitu di departemen pengembangan dan pengorganisasian. Dalam hal mengenai internal organisasi di IPPNU harus tetap eksis, tetap berkembang, dikenal di luar NU itu adalah tanggung di pengorganisasian, karena memang sudah menjadi elemennya. Kemudian mengenai citra diri, visi dan misi PP IPPNU juga termasuk di bidang pengorganisasian. Meskipun pada dasarnya tetap ke Ketua Umum, tetapi ada ketua masingmasing dari departemendepartemen yang secara khusus.
departemen kaderisasi (ketua II). Ketika ketua II tidak berada di ibukota maka yang menjadi tanggung di PP adalah ketua I, karena keputusan itu sudah berdasarkan dari hasil Rapat Pleno di PP IPPNU. Maka dari itu ketua I bertanggung jawab di bidang kaderisasi. Ketika ada kaderisasi selain di tingkatan wilayah, ditingkat Jabodetabek ketua I bidang pengorganisasian turut andil untuk memberikan materi hingga menjadi fasilitator. Akan tetapi, di antara keduanya lebih cenderung menjadi fasilitator daripada menjadi pemateri. Hal ini di karenakan menjadi fasilitator lebih memiiki wewenang yang lebih. Ketua I pun ikut bertanggung jawab bila kaderisasi dilakukan di luar Jabodetabek, hal itu bisa dilakukan oleh kaderkader yang berada di daerah masingmasing. Akan tetapi, bila ada kaderisasi di Jawa Tengah, Jawa Timur, tidak harus ketua I yang bertanggung tetapi di sana sudah ada pengurus pusat masing masing. Maka dari itu mereka yang bertanggung jawab dengan mengatasnamakan Pusat.
Hambatanhambatan dalam kerja sama antar departemen, sejauh ini yaitu ketika mengadakan acara dengan waktu yang bersamaan. Ditambah pula masih minimnya orang (kader). Di PP sampai dengan hari ini yang aktif tidak lebih dari 20 orang yang totally aktif, dari hampir 80an pengurus yang menyebar diseluruh Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, tetapi tidak semuanya di ibukota.
Hambatan yang seperti ini, sejauh ini masih bisa diatasi karena adanya saling berbagi (sharing). Seperti bulan Juni ini akan tiga agenda dan tiga agenda yang harus turun ke
kader yang lain. Ketiga agenda tersebut yaitu agenda pertama, pada tanggal 2830 akhir Juni nanti akan diadakannya Konferensi Wilayah IPPNU Jawa Timur dan Kita sudah turunkan siapasiapa saja yang menghandle di daerahdaerah setelah melakukan rapat itupun juga sudah ada yang direlokasikan. Yang kedua, akan ada pelantikan Pimpinan Wilayah Banten 28 Juli nanti juga sudah ada yang bertanggung jawab atas itu, kemudian yang ketiga akan ada pelantikan di Kalimantan Timur itu juga sudah ada yang berangkat kaderkader yang menghandle itu. Jadi, ketiga agenda itu sudah selesai tidak ada yang dipersoalkan kembali. Jakarta, 10 Juni 2013 Pewawancara Narasumber, Siti Dahlia Dewi Candra
1. Pertanyaan : Bagaimana proses komunikasi yang anda lakukan dalam mengembangkan dan membina organisasi IPPNU?
Jawaban : Komunikasi yang saya jalankan dalam menjalankan organisasi ini, khususnya dalam pengembangan dan pembinaan organisasi yaitu bersifat kepada kekeluargaan. Tujuannya agar tidak ada hijab atau dinding pemisah diantara pengurus dan anggota ippnu, baik yang berada di pusat maupun yang berada di wilayah, cabang sampai ke ranting. Sehingga rasa kebersamaan dan memiliki IPPNU terdapat pada jiwa mereka, walaupun pada moment moment tertentu tentunya kita memakai komunikasi yang formal seperti pada rapatrapat kepengurusan.
2. Pertanyaan : Kapan proses komunikasi tersebut di jalankan?
Jawaban : Proses komunikasi itu kami jalankan terdapat pada dua tempat dan kegiatan, seperti pada kegiatan yang formal dan non formal. Pada kegiatan formal tentunya kita menggunakan gaya bahasa yang resmi dan prosedur dan mekanisme yang sudah diatur dalam organisasi, seperti perintah dalam melaksanakan kegiatan rapat pimpinan atau acaraacara besar Islam yang alurnya memakai komunikasi dari atas ke bawah yang kita sebut dengan konsolidasi dan dari bawah ke atas kita sebut dengan koordinasi. Sedangkan pada acara non formal biasanya kita melaksanakan proses komunikasi dengan saling sapa apabila bertemu atau bercengkerama baik secara langsung ataupun melalui jejaring sosial seperti facebook, twitter, email dan lain sebagainya yang sasarannya adalah seluruh kader IPPNU baik yang berada di pusat, wilayah, cabang dan ranting.
3. Pertanyaan : Programprogram apa saja yang dijalankan IPPNU dalam mengembangkan dan membina organisasi ini?
Jawaban : Programprogram yang PP IPPNU jalankan dalam pengembangan dan pembinaan organisasi sebenarnya sudah ada bidangnya tersendiri untuk mengurusi hal tersebut. Yang saya akan jelaskan hanya dalam garis besarnya saja, seperti kami
kader atau pengurus IPPNU yang berada di setiap tingkatan agar tertib organisasi administrasi. Sehingga dapat menghasilkan kaderkader yang tertib akan organisasi dan administrasi.
4. Pertanyaan : Bagaimana proses komunikasi dari PP ke Wilayah, dari Wilayah ke Cabang, ataupun sebaliknya?
Jawaban : Komunikasi dari Pimpinan Pusat ke Wilayah dan dari Wilayah ke Cabang, berdasarkan setiap laporan yang kita terima dari bawah Alhamdulillah semua berjalan dengan baik dan sesuai dengan aturan administrasi di dalam organisasi IPPNU. 5. Pertanyaan : Menurut anda, apakah proses komunikasi yang dijalankan selama ini
sudah berhasil?
Jawaban : Proses komunikasi yang kami terapkan dan jalankan hingga sampai saat ini sudah bisa dikatakan berhasil. Hal tersebut dapat dilihat dari kader IPPNU yang sudah mencapai 3 juta yang tersebar di 30 provinsi atau Pimpinan Wilayah. Walaupun didalam menjalankan proses komunikasi tentunya terdapat kelemahankelemahan dan kekurangan. Namun, kita dari tahun ke tahun terus melakukan evaluasi agar komunikasi yang kita jalankan dapat terus berjalan sehingga organisasi ini dapat lebih baik dan berusaha untuk menjadi yang terbaik.
6. Pertanyaan : Apa saja kelemahan, kekuatan, peluang dan tantangan yang dijalankan IPPNU dalam mengembangkan dan membina organisasi ini?
Jawaban : Kelemahan dalam mengembangkan dan membina organisasi ini, yang paling lemah dan sulit yaitu menemukan kader yang bagus atau militan. Hal tersebut sangat dipengaruhi dari latar belakang daerah tersebut, apakah daerah tersebut merupakan penganut alirah Nahdlatul Ulama atau tidak?, ada perhatian atau tidak? Jadi, jikalau daerah tersebut merupaka daerah yang mayoritas NU dan mendapatkan perhatian dari pengurusnya, sudah dapat dipastikan di sana terdapat kader yang militant. Begitupun sebaliknya, intinya kita memerlukan dukungan dari pengurus NU baik yang berada di Pusat, Wilayah hingga ke Cabang. sehingga, pengembangan dan pembinaan organisasi dapat berjalan dengan baik. Kelemahan dari kaderisasi yang paling sulit yaitu
pada faktor masa NU nya baik dari segi perhatiannya dan publikasinya akan visi dan misi NU.
Peluang IPPNU sangat besar sekali untuk mengembangkan dan membina organisasi, dikarenakan organisasi pelajar khususnya puteri sangat jarang sekali. walaupun ada, mereka itu bersatu putera dan puterinya seperti di PII, KAPRI, dan lain sebagainya. Sehingga kita berkesempatan untuk mewadahi para pelajar puteri untuk mengapresiasikan dan mengaktualisasikan dirinya untuk melakukan kegiatankegiatan yang positif melalui IPPNU.
Tantangan IPPNU untuk saat ini yaitu terdapatnya ajaran dan gerakan WAHABI yang sangat bertentangan dengan ajaran Islam yang dianut oleh Ahlusunnah wal jama'ah. Kita berusaha menanggulanginya dengan mengadakan kegiatan yang bersifat mendidik dengan membawa visi dan misi dakwah aliran Ahlusunnah wal jama'ah. Jakarta, 20 Mei 2013 Pewawancara Narasumber, Siti Dahlia Farida Farichah
Hari/tanggal : Senin, 10 Juni 2013 Waktu : 13.20 WIB
1. Pertanyaan : Seberapa pentingkah koordinasi di PP IPPNU dalam mengembangkan dan membina organisasinya?
Jawaban : Koordinasi disetiap organisasi sangat dibutuhkan untuk mengetahui dan menyampaikan informasi yang dilakukan bawahan terhadap pekerjaan yang diperintahkan. Begitu juga di PP IPPNU, koordinasi sangat dibutuhkan di organisasi ini, khususnya dalam mengembangkan dan membina organisasi. Koordinasi ke pihak atas dapat menumbuhkan rasa kebersamaan dan memiliki akan organisasi sekaligus memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengajukan pertanyaan, menyumbang gagasan serta kritik dan saran. Komunikasi dan koordinasi ke pihak atas tentunya menjadi barometer bagi pimpinan untuk menilai apakah bawahan memahami apa yang diperintahkan, apakah sudah sesuai dengan target yang diinginkan.
2. Pertanyaan : Bagaimana proses komunikasi dari bawah ke atas dalam PP IPPNU? Jawaban : Proses komunikasi dari bawah ke atas dalam PP IPPNU semua sudah diatur di dalam Peraturan Rumah Tangga, tepatnya pada bab Permusyawaratan. Di sana diatur dalam rapatrapat yang berkaitan dengan koordinasi baik dari pihak Pimpinan Komisariat sampai ke Pimpinan Pusat, yang bertujuan untuk mengetahui informasi terkait programprogram dan perkembangan IPPNU, dan lainlain.
Biasa, Rapat Kerja Wilayah, Rapat Pimpinan Wilayah, Konferensi Cabang, Konferensi Cabang Luar Biasa, Rapat Kerja Cabang, Rapat Pimpinan Cabang, Konferensi Anak Cabang, Konferensi Anak Cabang Luar Biasa, Rapat Kerja Anak Cabang, Rapat Pimpinan Anak Cabang, Konferensi Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi, dan lain lain.
4. Pertanyaan : Apakah proses komunikasi tersebut sudah berjalan efektif, khususnya dalam mengembangkan dan membina organisasi ini? Jawaban : Alhamdulillah, proses komunikasi tersebut sudah bisa dikatakan berjalan efektif, terlebih dalam mengembangkan dan membina organisasi. Hal tersebut diperkuat di mana, pada saat ini IPPNU sudah mempunyai kader sebanyak tiga juta yang tersebar di tiga puluh provinsi atau wilayah. 5. Pertanyaan : Apa yang dikomunikasi dalam koordinasi dari bawah ke pihak atas? Jawaban : Yang dikomunikasikan biasanya yang terkait dengan programprogram kerja, prestasi organisasi, kemajuan organisasi, kendala dan hambatan dalam menjalankan program kerja dan rencana untuk waktu mendatang. Biasanya ada juga kader yang memberikan kritik dan saran untuk kemajuan IPPNU baik dari PP hingga ke Wilayah.
6. Pertanyaan : Apa kendala komunikasi koordinasi dari pihak bawah kepada pihak atas? Jawaban : Kendala yang paling sering kami dapatkan yaitu berkaitan dengan waktu. Tentunya komunikasi koordinasi yang efektif itu harus direncanakan, berlangsung secara
kita berikan ke atas dapat berjalan efektif, baik itu mencakup tindakan untuk menanggapi masalah ataupun memberikan kritik dan saran kepada kedua belah pihak. Walaupun dengan adanya perkembangan teknologi komunikasi, kami dapat berkoordinasi melalui email, facebook, twitter, handphone. Jakarta, 10 Juni 2013 Pewawancara Narasumber, Siti Dahlia Wilda Tussururoh