BAB V : Penutup, diantaranya mencakup Kesimpulan dan Saran
POLA KOMUNIKASI ORGANISASI PIMPINAN PUSAT IKATAN PELAJAR PUTERI NAHDLATUL ULAMA( PP IPPNU)
1. Pola Lingkaran
Pola komunikasi yang digunakan Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Puteri NU adalah Pola Lingkaran. Di mana pola lingkaran adalah pola yang memungkinkan semua anggota berkomunikasi satu dengan yang lainnya hanya melalui sejenis sistem pengulangan pesan. Tidak ada seorang anggotapun yang dapat berhubungan langsung dengan semua
1PP.IPPNU,“id.mc1909.mail.yahoo.com/mc/showMessage?filterBy=&.r…&cmd=msg.sc an&pid=2&tnef=&fn=Draft+profil+ippnu.rtf”, (Diterima pada tanggal 18 April 2013, pukul 10:03).
anggota lainnya. Begitu juga tidak ada anggota yang memiliki akses langsung terhadap seluruh informasi yang diperlukan untuk memecahkan persoalan. Pola lingkaran meliputi kombinasi orangorang penyampai pesan yang cenderung lebih baik dalam keseluruhan aksesibilitas anggota antara yang satu dengan yang lainnya, moral atau kepuasan terhadap prosesnya, jumlah pesan yang dikirimkan, dan kemampuan beradaptasi dengan perubahanperubahan dalam tugas2. Berdasarkan teori, pola lingkaran dalam pola komunikasi organisasi di Pimpinan Pusat IPPNU, di mana Ketua Umum dapat berkomunikasi dengan Sekretaris Umum dan Bendahara Umum, akan tetapi tidak bisa dengan ketua departemen dan anggota kader. Sekretaris Umum dapat berkomunikasi dengan Ketua Umum dan Bendahara Umum, akan tetapi tidak bisa dengan anggota dan ketua departemen. Bendahara Umum dapat berkomunikasi dengan Sekretaris Umum dan ketua departemen, akan tetapi tidak dengan Ketua Umum dan Anggota. Ketua departemen dapat berkomunikasi dengan Bendahara Umum dan anggota, akan tetapi tidak dengan Ketua umum dan Sekretaris Umum. Anggota dapat berkomunikasi dengan ketua departemen dan Sekretaris Umum, akan tetapi tidak dengan Ketua Umum dan Bendahara Umum. Apabila ketua departemen ingin berkomunikasi dengan Ketua Umum, informasi harus disampaikan melalui Sekretaris Umum dan Bendahara
2 R. Wayne Pace dan Don F. Faules, “Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan”, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), h.175.
Umum atau departemen komunikasi dan informatika3.
Di dalam struktur kepengurusan PP IPPNU di tingkat Pimpinan Pusat terdiri dari Pelindung, fungsi adanya pelindung adalah untuk memberikan perlindungan, pengayoman pada organisasi dan memberikan dorongan, saransaran dan bantuan moril maupun materiil. Pelindung untuk ditingkatan pusat adalah Pengurus Besar Nahdaltul Ulama (PBNU). Dewan Pembina, fungsi dari Dewan Pembina adalah untuk memberikan pembinaan secara continu (terusmenerus) dan memberikan nasihat baik itu diminta maupun tidak, serta memberikan bantuan moril maupun materiil kepada organisasi. Ketua Umum, 8 Ketua Departemen, Sekretaris Umum, 8 Sekretaris Departemen, Bendahara Umum, 8 Bendahara Departemen, 3 Ketua Lembaga dan Pengurus Pleno4.
Dalam kepengurusan harian struktur organisasinya terdapat 8 departemen yang mana masingmasing departemen terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara, Koordinator, dan anggota. Kemudian terdapat 3 lembaga yang masingmasing lembaga terdiri dari Ketua Lembaga dan anggotanya masingmasing5.
Ikatan Pelajar Puteri NU adalah organisasi pelajar yang merupakan Badan Otonom dari Nahdlatul Ulama (NU) yang membidangi pelajar,
3
Wawancara Pribadi dengan narasumber Ketua Umum PP IPPNU, Farida Farichah, (Jakarta, 20 Mei 2013).
4 Margaret Aliyatul Maimunah, dkk, “Hasil-hasil Keputusan Kongres XV IPPNU”, (Jakarta: PP IPPNU, 2010), h.2834.
5 Wawancara Pribadi dengan narasumber Ketua Umum PP IPPNU, Farida Farichah, (Jakarta, 20 Mei 2013).
santri dan remaja puteri NU, yang mana NU adalah organisasi Islam terbesar di Indonesia. Di Seluruh Indonesia, organisasi Ikatan Pelajar Puteri NU dibagi menjadi ke beberapa pengurus yaitu Pengurus Wilayah, Pengurus Cabang, Pengurus Anak Cabang, Pengurus Ranting, dan komisariat, dan tersebar di 33 Provinsi di seluruh Indonesia. Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Puteri NU (PP IPPNU) menjadi tempat pusat dari IPPNU lainnya di daerahdaerah, pusat dari IPPNU sendiri di DKI Jakarta. Seluruh pengurus atau anggota IPPNU bergantung di PP IPPNU pusat. Semua masalah, prestasi, dan kegiatankegiatan pengurus wilayah, cabang dan ranting saling berkoordinasi dengan Pimpinan Pusat (PP), begitu juga sebaliknya6.
Selain itu PP IPPNU memiliki 8 departemen dan 3 lembaga. Masingmasing departemen dan lembaga itu berfungsi sebagai pelaksana kebijakan IPPNU berkaitan dengan satu bidang tertentu dan mereka merupakan perangkat departementasi dari IPPNU. Mereka dapat dikatakan sebagai pelaksana programprogram kegiatan yang dijalankan oleh PP IPPNU, dan hasil dari semua tugas, wewenang dan tanggung jawab dari kegiatan maupun prestasi yang telah dilaksanakan oleh mereka harus melaporkan ke PP IPPNU7.
6
PP.IPPNU,“id.mc1909.mail.yahoo.com/mc/showMessage?filterBy=&.r…&cmd=msg.sc an&pid=2&tnef=&fn=Draft+profil+ippnu.rtf”, (Diterima pada tanggal 18 April 2013, pukul 10:03).
7
PP.IPPNU,“id.mc1909.mail.yahoo.com/mc/showMessage?filterBy=&.r…&cmd=msg.sc an&pid=2&tnef=&fn=Draft+profil+ippnu.rtf”, (Diterima pada tanggal 18 April 2013, pukul 10:03).
Pengaruh dari Pola Lingkaran dalam proses komunikasi organisasi PP IPPNU dapat terlihat dari :
a. Jumlah pesan yang dikirimkan atau disampaikan
Jumlah pesan yang masuk dan keluar dari organisasi IPPNU sangat tinggi, pesanpesan yang masuk maupun keluar dari lingkungan IPPNU langsung sampai dan harus melalui departemen komunikasi terlebih dahulu. Terlebih lagi akan cepat tersampaikan jika Ketua Umum PP IPPNU, Farida Farichah maupun Sekretaris Umum, Wilda Tussururoh sedang berada di tempat/kantor. Pesanpesan yang dipublikasikan pun banyak baik melalui media publisitas maupun media lainnya mengenai keberhasilan dari programprogram yang dijalankannya dan telah terealisasikan oleh IPPNU dan departemendepartemen maupun lembagalembaganya8.
b. Aksesibilitas para anggota satu dengan yang lainnya
Aksesibilitas para anggota satu dengan anggota yang lainnya dalam organisasi IPPNU sangat tinggi. Hal ini dapat diketahui bahwa semua anggota memungkinkan berkomunikasi satu dengan yang lainnya hanya melalui sejenis sistem pengulangan pesan. Dengan akses pengulangan pesan ini semua anggota dapat dengan mudah untuk berkomunikasi dengan yang lainnya9.
8
Wawancara Pribadi dengan narasumber Ketua Umum PP IPPNU, Farida Farichah, (Jakarta, 20 Mei 2013).
9
Wayne Pace dan Don F. Faules, “Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan”, h.175.
c. Moral atau kepuasan terhadap prosesnya
Dalam prosesnya yang telah diterapkan oleh PP IPPNU terkait dengan kepuasan sudah dapat dikatakan tinggi dalam tingkatannya. Terlebih lagi dalam mengembangkan dan membina organisasi IPPNU, hal tersebut diperkuat di mana kader IPPNU sudah mencapai 3 juta yang tersebar di 33 Provinsi. Meskipun dalam prosesnya terdapat kelemahan dan kekurangan, IPPNU terus melakukan evaluasi agar proses komunikasi yang dijalankan dapat terus berjalan sehingga organisasi IPPNU dapat menjadi lebih baik dan berusaha untuk menjadi yang terbaik10.