• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aprihatmoko F. 2013. Analisis Hubungan Antara Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan Indeks Kenyamanan (Studi Kasus: Kota Yogyakarta) [skripsi]. Bogor (ID): Departemen Geofisika dan Meteorologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor.

Arsyad, S. 1989. Konservasi Tanah dan Air. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor Press.

Ayoade JO. 1983. Introduction to Climatology for The Tropics. New York (US): John Wiley and Sons.

Barlowe, R. 1978. Land Resources Economics. Englewood Cliffs, US : Prentice Hall, Inc.

[BLH] Badan Lingkungan Hidup. 2011. Buku Data Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Yogyakarta. Yogyakarta (ID): Pemerintah Kota Yogyakarta Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

[BPS] Badan Pusat Statistik Kota Yogyakarta. 2011. Kota Yogyakarta dalam Angka. Yogyakarta (ID): BPS.

[BPS] Badan Pusat Statistik Kota Yogyakarta. 2013. Kota Yogyakarta dalam Angka. Yogyakarta (ID): BPS.

[BPS] Badan Pusat Statistik Kota Yogyakarta. 2014. Kota Yogyakarta dalam Angka. Yogyakarta (ID): BPS.

[BPS] Badan Pusat Statistik Kota Yogyakarta. 2014. Umbulharjo dalam Angka. Yogyakarta (ID): BPS.

Cropper M, Griffiths C. 1994. The Interaction of Population Growth and Environmental Quality. American Economic Review, 84: 250-254

[Depdagri] Departemen Dalam Negeri. 1998. Intruksi Menteri Dalam Negeri No. 14 Tahun 1998 Tentang Penataan Ruang terbuka Hijau Wilayah Perkotaan. Jakarta (ID): Menteri Dalam Negeri.

Departemen Pekerjaan Umum. 1998. Persyaratan Teknis Bangunan Gedung. Jakarta (ID): PT. Medisa.

Direktorat Jendral Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum. 2007. Undang- undang No 26 tahun 2007 Tentang Penataan Ruang. Jakarta (ID): Direktorat Jendral Penataan Ruang Menteri Pekerjaan Umum.

Direktorat Jendral Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum. 2008. Peraturan Menteri pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2008 Tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan. Jakarta (ID): Direktorat Jendral Penataan Ruang Menteri Pekerjaan Umum.

Effendy S. 2007. Keterkaitan ruang terbuka hijau dengan Urban Heat Island

Wilayah Jabotabek [disertasi]. Bogor (ID): Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Ernawi IS. 2012. Gerakan Kota Hijau: Merespon Perubahan Iklim dan Pelestarian Lingkungan. Bulletin Tata Ruang. (Januari-Pebruari 2012):4-7.

Harti CI. 2005. Pengaruh Taman Lingkungan Terhadap Suhu Udara di Dalam Taman dan Sekitarnya. Jurnal Landskap Indonesia. 1(1): 7-13.

Hakim R. 1987, Unsur Perancangan dalam Arsitektur Lansekap. Jakarta (ID): Bina Aksara.

Hayati J, Sitorus SRP, Nurisjah S. 2013. Studi pengembangan ruang terbuka hijau dengan pendekatan konsep kota hijau di Kota Kandangan, Kalimantan Selatan. Jurnal Tata Loka, 15 (4): 306-316.

Heksaputri SF. 2011. Rencana pengembangan ruang terbuka hijau berdasarkan distribusi suhu permukaan dan Temperature Humidity Index (THI) di Kabupaten Bandung [skripsi]. Bogor (ID): Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Irwan ZD. 2005. Tantangan Lingkungan dan Lansekap Hutan Kota. Jakarta (ID): PT Bumi Aksara.

Joga N, Ismaun I. 2011. RTH 30%! Resolusi (Kota) Hijau. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka Utama.

Kahn ME. 2006. Green Cities Urban Growth and the Environment. Washington DC (US): Brooking Institution Press.

Kalfuadi Y. 2009. Analisis Temperature Heat Index (THI) dalam Hubungannya dengan Ruang Terbuka Hijau (Studi Kasus: Kabupaten Bungo-Propinsi Jambi). [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Kartasapoetra AG. 2008. Klimatologi : Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan Tanaman. Jakarta (ID): PT. Bumi Aksara.

[Kemdagri] Kementerian Dalam Negeri. 2007. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang terbuka Hijau Wilayah Perkotaan. Jakarta (ID): Kementerian Dalam Negeri.

Kementerian Pekerjaan Umum. 2011. Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) Panduan Pelaksanaan. Jakarta (ID): Kementerian Pekerjaan Umum.

Keputusan Presiden Republik Indonesia. 1990. Keputusan presiden No. 32 tahun 1990 Tentang Pengelolaan Kawasan Lindung. Jakarta (ID).

Landsberg HE. 1981. The Urban Climate International Geophysics Series 28. New York (US): Academic Press.

Niewolt S. 1975. Tropical Climatology, an Introduction to the Climate Low Latitude. New York: J Willey & Sons.

Pancawati J. 2010. Analisis kebutuhan ruang terbuka hijau di kota Tangerang [tesis]. Bogor (ID): Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Pemerintah Kota Yogyakarta. 2012. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 7 Tahun 2012 Tentang Rencana pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Yogyakarta. Yogyakarta (ID): Pemerintah Kota Yogyakarta.

Pratama GE. 2013. Rencana pengembangan ruang terbuka hijau berdasarkan distribusi suhu permukaan dan Temperature Humidity Index (THI) di Kota Surakarta [skripsi]. Bogor (ID): Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Pujirahayu Y. 2010. Identifikasi Karakteristik Ruang Terbuka Hijau pada Kota Dataran Rendah di Indonesia (Studi Kasus: Kota Banjarmasin, Yogyakarta, dan Medan) [skripsi]. Bogor (ID): Departemen Arsitektur Lansekap Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Purnomohadi N. 2006. Ruang Terbuka Hijau Sebagai Unsur Utama Tata Ruang Kota. Jakarta (ID): Direktorat Jenderal Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum.

Putri P, Zain AFM. 2010. Analisis Spasial dan Temporal Perubahan Luas Ruang Terbuka Hijau di Kota Bandung. Jurnal Lanskap Indonesia, 2 (2): 115-121. Rachman INA. 2010. Perencanaan hutan kota untuk meningkatkan kenyamanan di

Kota Gorontalo [tesis]. Bogor (ID): Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Rahmy WA, Faisal B, Soeriaatmadja AR. 2012. Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Kota pada Kawasan padat, Studi Kasus di Wilayah Tegallega, Bandung. Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia, 1 (1): 27-38.

Santosa I. 1986. Stasiun Meteorologi Pertanian dan Beberapa Cara Pengelolaan Data Iklim. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Soedomo M. 2001. Kumpulan Karya Ilmiah Mengenai Pencemaran Udara. Bandung (ID): ITB Pr.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung (ID): Alfabeta.

Susilowati I, Nurini. 2013. Konsep Pengembangan Ruang Terbuka Hijau (RTH) pada Permukiman Kepadatan Tinggi. Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota, 9 (4): 429-438.

Rodgers D, Beall J, Kanbur R. 2011. Latin American Urban Development into the 21st Century : Towards a Renewed Perspective on the city. Working Paper No.2011/05. Helsinki (FIN): United Nations University and World Institute for Development Economics Research.

Royuela V, Mareno R, Vaya E. 2010. Influence of Quality of Life on Urban Growth A Case Study of Barcelona Spain. Regional Studies, 44 (5): 1 – 25. Rushayati SB, Alikodra HS, Dahlan EN. 2011. Pengembangan Ruang Terbuka

Hijau Berdasarkan Distribusi Suhu Permukaan di Kabupaten Bandung. Forum Geografi, 25 (1): 17-26.

Rustiadi E, Saefulhakim S, Panuju DR. 2011. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Jakarta (ID): Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Sasmita DF. 2009. Arahan Penataan Ruang Terbuka Hijau pada Koridor Jalan Jendral Sudirman Kota Singkawan. Jurnal Tata loka, 11 (1): 1-13.

Sitorus SRP, Aurelia W, Panuju DR. 2011. Analisis Perubahan Luas Ruang Terbuka Hijau dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya di Jakarta Selatan. Jurnal Lanskap Indonesia, 2 (1): 15-20.

Thomas V, Belt T. 1997. Growth and Environment; Allies or Foes. Finance and Development Journal 34: 22 – 24.

Tjasyono B. 1996. Klimatologi Terapan. Bandung (ID): Pionir Jaya.

Todaro MP, Smith S.C. 2006. Pembangunan Ekonomi. Terjemahan. Edisi kesembilan. Munandar, H (penterjemah). Jakarta (ID): Erlangga.

Wirasasmita M. 2003. Aplikasi Iklim Terhadap Perkembangan Urban, Metropolitan Bandung. Bandung (ID): Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim– LAPAN.

LAMPIRAN

Lampiran 1. Perhitungan penggunaan lahan eksisting Kota Yogyakarta tahun 2014

Kecamatan

Luas Wilayah

(ha)

Luasan Peruntukan Jenis Pola Ruang (ha)

Budaya Industri

Mikro Kesehatan Kuburan Pariwisata Pendidikan

Perdagangan

dan Jasa Perkantoran Pertanian Permukiman

Rekreasi dan OR RTH/ Sempadan sungai Sarana Transportasi Danurejan 110.06 0.94 33.99 13.37 50.39 0.14 6.71 Gedongtengen 96.04 0.10 68.60 1.62 20.07 1.82 10.84 Gondokusuman 398.99 3.52 36.21 4.79 30.53 113.69 39.81 0.21 174.18 5.12 2.03 18.26 Gondomanan 112.04 6.22 1.10 0.78 25.03 0.95 42.23 11.96 18.60 0.02 Jetis 170.11 0.48 1.15 12.25 79.53 14.95 0.04 56.32 2.71 1.03 0.29 Kotagede 306.91 8.00 55.41 3.66 19.26 47.46 11.13 125.61 6.85 6.90 Kraton 140.09 39.22 115.46 2.17 Mantrijeron 260.92 47.19 2.12 60.55 1.46 141.53 1.88 3.76 Margangsan 231.09 18.22 3.01 2.40 3.70 74.93 6.20 7.10 129.46 2.62 1.71 Ngampilan 82.07 19.38 9.59 0.74 26.47 0.10 21.87 1.09 Pakualaman 63.05 4.96 4.76 22.53 8.25 23.09 Tegalrejo 290.96 46.02 0.02 3.08 1.07 5.24 61.97 2.25 16.46 133.54 2.65 13.87 Umbulharjo 811.69 66.25 2.97 8.69 27.31 168.29 57.16 52.35 387.83 22.89 12.53 10.47 Wirobrajan 175.99 61.40 0.66 5.90 1.44 2.55 52.72 51.26 1.60 2.14 Jumlah (Ha) 3250.01 58.40 318.59 41.11 33.33 179.01 83.29 856.11 155.67 88.75 1333.75 46.33 47.03 46.58 Jumlah (%) 1.78 9.69 1.25 1.01 5.45 2.53 26.05 4.74 2.70 40.58 1.41 1.43 1.42 69

70

Lampiran 2. Perhitungan RTH eksisting Kota Yogyakarta tahun 2014

Kecamatan

Luas Wilayah

(ha)

Luasan Peruntukan Jenis Ruang Terbuka Hijau (Ha) Total RTH

Sempadan sungai Jalur Pengaman Jalan, Median Jalan, Rel KA Area Hijau Kebun Binatang Lapang an Olah Raga Parkir Terbuka Taman Kota Taman Rekreasi TPU Total Publik Lapangan Upacara Sawah Taman Kantor dan Gedung Komersil Taman Perumahan dan Permukiman Total Privat Ha % Kota Danurejan 110 0.24 3.34 2.32 0.16 1.57 0.93 8.57 5.35 5.35 13.93 0.42 Gedongtengen 96 1.82 3.86 3.16 0.09 1.23 0.06 0.13 10.35 1.83 1.83 12.18 0.37 Gondokusuman 397 1.99 25.65 4.59 5.46 4.43 42.11 0.02 35.36 1.48 36.86 78.97 2.40 Gondomanan 112 1.70 0.06 1.84 0.08 6.05 9.73 8.37 0.20 8.57 18.30 0.56 Jetis 172 1.06 0.11 4.38 1.63 3.62 2.56 13.36 0.05 10.40 0.75 11.20 24.56 0.75 Kotagede 307 6.90 17.76 5.41 1.78 0.95 3.14 35.94 11.14 6.58 0.49 18.21 54.15 1.65 Kraton 140 2.91 0.07 0.75 7.70 4.86 16.28 5.86 0.05 5.90 22.18 0.67 Mantrijeron 261 4.61 16.44 2.08 0.95 2.12 26.20 1.48 22.49 5.06 29.03 55.23 1.68 Margangsan 231 1.75 9.36 0.66 1.55 1.20 3.01 17.53 7.10 7.68 1.50 16.27 33.81 1.03 Ngampilan 82 1.09 1.75 0.76 3.61 3.25 0.47 3.71 7.32 0.22 Pakualaman 63 3.05 0.15 3.21 0.37 0.37 3.57 0.11 Tegalrejo 291 12.79 18.37 2.45 0.94 0.30 3.02 37.87 16.47 9.62 2.32 28.40 66.27 2.02 Umbulharjo 812 12.52 42.49 9.51 4.21 11.23 1.15 5.64 86.76 0.39 52.26 21.88 3.99 78.51 165.27 5.03 Wirobrajan 176 2.13 8.05 1.61 0.42 5.90 18.12 9.73 0.85 10.59 28.71 0.87 Jumlah (Ha) 3250 46.93 7.31 157.38 14.92 19.55 31.26 8.14 13.39 30.75 329.63 0.39 88.52 148.76 17.15 254.82 584.45 17.78 Jumlah (%) 1.43 0.22 4.79 0.45 0.59 0.95 0.25 0.41 0.94 10.03 0.01 2.69 4.53 0.52 7.75 17.78 70

Lampiran 3. Peraturan Zonasi Kota Yogyakarta

Lampiran 4. Arahan Pengembangan Ruang Terbuka Hijau Kota Yogyakarta

Kecamatan Arahan Pengembangan

Luas RTH Bentuk Fungsi

Danurejan Kebutuhan 41,89 ha 13,93 ha » dipertahankan 5,39 ha » potensi 22,57 ha » kekurangan Mempertahankan RTH kenyamanan eksisting (13,93 ha) seperti jalur pengaman rel, area hijau, taman kantor, gedung komersil.

Area prioritas 1 seluas 0,37 ha berupa jalur hijau. Area prioritas 2 seluas 4,51 ha

dikembalikan fungsinya sebagai sempadan sungai. Area prioritas 3 seluas 0,51 ha diarahkan untuk menjadi taman

lingkungan permukiman seperti lapangan bermain. Meningkatkan RTH kenyaman terutama di kawasan permukiman dapat dibangun kampung penghijauan. Sosial dan estetika kota Gedongtengen Kebutuhan 39,26 ha 12,18 ha » dipertahankan 3,40 ha » potensi 23,68 ha » kekurangan Mempertahankan RTH kenyamanan eksisting (12,18 ha) seperti jalur pengaman rel dan area hijau

Area prioritas 2 seluas 2,48 ha dikembalikan fungsinya sebagai sempadan sungai. Area prioritas 3 seluas 0,92 ha diarahkan menjadi taman umum dan rest area. Pembuatan roof garden

dan vertikal garden dapat diterapkan pada kawasan ini. Sosial budaya dan ekologis Gondokusuman Kebutuhan 119,1 ha 78,97 ha » dipertahankan 11,37 ha » potensi 28,76 ha » kekurangan Mempertahankan RTH kenyamanan eksisting (78,97 ha) seperti area hijau dan taman kantor, gedung komersil

Sosial, estetika dan ekologis

Area prioritas 1seluas 1,49 ha dijadikan jalur hijau. Area prioritas 2 seluas 7,26 ha

dikembalikan fungsinya sebagai sempadan sungai. Area prioritas 3 seluas 2,62 ha diarahkan menjadi taman lingkungan permukiman. Meningkatkan RTH kenyamanan dengan membuatan meningkatkan kualitas RTH Gondomanan Kebutuhan 33,6 ha 18,30 ha » dipertahankan 5,48 ha » potensi 9,82 ha » kekurangan Mempertahankan RTH kenyamanan eksisting (18,30 ha) seperti taman rekreasi dan taman kantor, gedung komersil Area prioritas 1 seluas 1,16 ha dijadikan jalur hijau. Area prioritas 2 seluas 4,01 ha

dikembalikan fungsinya sebagai sempadan sungai. Area prioritas 3 seluas 0,31 ha diarahkan

menjadi taman umum dan

rest area. Meningkatkan

kenyamanan pejalan kaki ditambahkan pergola untuk area yang tidak terdapat pohon peneduh

Ekologis dan estetika Jetis Kebutuhan 53,56 ha 24,56 ha » dipertahankan 12,69 ha » potensi 16,31 ha » kekurangan Mempertahankan RTH kenyamanan eksisting (24,56 ha) seperti area hijau, parkir terbuka dan taman kantor, gedung komersil

Area prioritas 1 seluas 1,82 ha dijadikan jalur hijau. Area prioritas 2 seluas 9,22 ha

dikembalikan fungsinya sebagai sempadan sungai.

Ekologis dan estetika Lampiran 4 (Lanjutan)

Area prioritas 3 seluas 1,65 ha diarahkan menjadi taman umum. Pembuatan roof garden

dan vertikal garden dapat diterapkan pada kawasan ini. Kotagede Kebutuhan 92,1 ha 54,15 ha » dipertahankan 4,67 ha » potensi 33,28 ha » kekurangan Mempertahankan RTH kenyamanan eksisting (54,15 ha) seperti area hijau dan sawah Area prioritas 1 seluas 0,44 ha diarahkan

menjadi jalur hijau jalan. Area prioritas 2 seluas 4,23 ha dikembalikan fungsinya sebagai sempadan sungai.

Jalur hijau jalan ditanami oleh jenis tanaman yang dapat menyerap polusi karena banyaknya kawasan industri. Ekologis dan estetika kota Kraton Kebutuhan 42 ha 22,18 ha » dipertahankan 1,41 ha » potensi 18,41ha » kekurangan Mempertahankan RTH kenyamanan eksisting (22,18 ha) seperti taman kota, taman rekreasi, dan taman kantor, gedung komersil

Area prioritas 1 seluas 1,19 ha dijadikan jalur hijau. Area prioritas 3 seluas 0,22 ha diarahkan menjadi taman umum. Pengembangan RTH diutamakan untuk memberi kenyamanan kepada pengunjung, vegetasi peneduh ditambahkan di tempat yang sering di lalui pengunjung Sosial budaya dan estetika kota

Mantrijeron Kebutuhan 78,3Ha 55,23 ha » dipertahankan 5,70 ha » potensi 17,37 » kekurangan Mempertahankan RTH kenyamanan eksisting (55,23 ha) seperti area hijau dan taman kantor, gedung komersil

Sosial dan estetika Lampiran 4 (Lanjutan)

Area prioritas 1 seluas 0,71 ha dijadikan jalur hijau. Area prioritas 2 seluas 3,66 ha

dikembalikan fungsinya sebagai sempadan sungai. Area prioritas 3 seluas 1,33 ha diarahkan menjadi taman

lingkungan permukiman. Kenyamanan sudah terpenuhi oleh RTH privat, taman lingkungan diarahkan sebagai tempat interaksi antar warga Margangsan Kebutuhan 69,3 ha 33,81 ha » dipertahankan 10,94 ha » potensi 24,55 ha » kekurangan Mempertahankan RTH kenyamanan eksisting (33,81 ha) seperti area hijau, sawah dan taman kantor, gedung komersil Area prioritas 1 seluas 1,45 ha dijadikan jalur hijau. Area prioritas 2 seluas 8,87 ha

dikembalikan fungsinya sebagai sempadan sungai. Area prioritas 3 seluas 0,62 ha diarahkan menjadi taman umum. Kenyamanan sudah terpenuhi oleh RTH privat, taman lingkungan diarahkan sebagai tempat interaksi antar warga

Sosial dan estetika Ngampilan Kebutuhan 37,28 ha 7,32 ha » dipertahankan 5,58 ha » potensi 24,38 ha » kekurangan Mempertahankan RTH kenyamanan eksisting (7,32 ha) seperti taman kantor, gedung komersil Area prioritas 1 seluas 0,57 ha dijadikan jalur hijau. Area prioritas 2 seluas 4,65 ha

dikembalikan fungsinya sebagai sempadan sungai. Area prioritas 3 seluas 0,36 ha diarahkan menjadi taman umum.

Ekologis dan estetika Lampiran 4 (Lanjutan)

Pembuatan roof garden

dan vertikal garden dapat diterapkan pada kawasan ini. Pakualaman Kebutuhan 21,28 ha 3,57 ha » dipertahankan 3,04 ha » potensi 14,67 ha » kekurangan Mempertahankan RTH kenyamanan eksisting (3,57 ha) seperti area hijau

Area prioritas 1 seluas 0,51 ha dijadikan jalur hijau. Area prioritas 2 seluas 1,92 ha

dikembalikan fungsinya sebagai sempadan sungai. Area prioritas 3 seluas 0,61 ha diarahkan menjadi taman

lingkungan permukiman. Pengembangan RTH diarahkan sebagai tempat berinteraksi warga dan sebagai penyeimbang diantara area terbagun

Sosial dan estetika Tegalrejo Kebutuhan 87,3 ha 66,27 ha » dipertahankan 22,19 ha » potensi 1,16 ha » kelebihan Mempertahankan RTH kenyamanan eksisting (66,27 ha) seperti sempadan sungai, area hijau, dan sawah. Area prioritas 1 seluas 1,72 ha dijadikan jalur hijau. Area prioritas 2 seluas 19,53 ha

dikembalikan fungsinya sebagai sempadan sungai. Area prioritas 3 seluas 0,94 ha diarahkan menjadi taman

lingkungan permukiman. Pengembangan RTH diarahkan menjadi ruang publik sebagai tempat berinteraksi warga juga sebagai penyerap polutan dari hasil industri

Sosial, ekologis dan estetika kota Umbulharjo Kebutuhan 243,6 ha 165,27 ha » dipertahankan Mempertahankan RTH kenyamanan eksisting (165,27 ha) seperti area

Sosial dan ekologis Lampiran 4 (Lanjutan)

27,72 ha » potensi 50,61ha » kekurangan

hijau dan sawah Area prioritas 1 seluas 3,33 ha dijadikan jalur hijau. Area prioritas 2 seluas 20,04 ha

dikembalikan fungsinya sebagai sempadan sungai. Area prioritas 3 seluas 4.35 ha diarahkan menjadi taman umum. Pengembangan RTH diarahkan menjadi ruang publik sebagai tempat berinteraksi warga juga sebagai penyerap polutan dari hasil industri

Wirobrajan Kebutuhan 56,73 28,71 ha » dipertahankan 6,43 ha » potensi 21,59 ha » kekurangan Mempertahankan RTH kenyamanan eksisting (28,71 ha) seperti area hijau dan taman kantor, gedung komersil Area prioritas 1 seluas 0,86 ha dijadikan jalur hijau. Area prioritas 2 seluas 4,7 ha

dikembalikan fungsinya sebagai sempadan sungai. Area prioritas 3 seluas 0,87 ha diarahkan menjadi taman umum. Kenyamanan sudah terpenuhi oleh RTH privat, taman umum dan jalur hijau diarahkan sebagai penyerap polutan

Estetika dan ekologis Lampiran 4 (Lanjutan)

Dokumen terkait