SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Andoko, agus, & Nurrasyid. 2012. Jurus Sukses Hasilkan buah Naga Kualitas Prima. Jakarta Selatan: Agro Media Pustaka.
Ali Muhammad. 1993. Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa
Astati, Sutriari.1996. Rias Wajah Sehari- hari. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.
Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. 2007. Kosmetik mengandung bahan berbahaya dan zat warna yang berbahaya. Jakarta. http://www2.pom.go.id/public/peringatan_publik/pdf/KH.00.01.432.6147.p df ( 30 november 2015)
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. FARMAKOP Indonesia. Jakarta.
Eddy, Tano & Dipl. Chem. Eng. 2005. Teknik Membuat Kosmetik dan Tip Kecantikan. Jakarta: PT Rineka Cipta dan PT. Bina Adi Aksara.
Hidayah, Aniatul. 2011. Herbal Kecantikan. Jakarta Selatan: Citra Media
Kartika, Bambang, Pudji Hastuti, & Wahyu Supartono. 1988. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan.
Kusumastuti, Adhi. 2014. Potensi Kulit Manggis Sebagai Pewarna Alami. Semarang : UNNES
Kusantati, Herni, dkk. 2008. Tata Kecantikan Kulit. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.
Latifah Fatma, Retno Iswari Tranggono. 2007. Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Nadeau Wendi. 2013. Manfaat daging dan kulit buah naga untuk kecantikan. Diunduh 30 maret 2015. http://Manfaat daging dan kulit buah naga untuk kecantikan _ Manfaat buah dan daun.htm(blog)
Permatasari, Mitha. 2012. Beauty Hot Tips. Jogjakarta: Bangkit
Pri-adi. 2013, Pengendalian Mutu. diakses 7 april 2015. (Online). http://pri- a.blogspot.com/2013/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html (2 mei 2015)
Pusat Informasi Obat Universitas Islam Indonesia (PIO UII). 2012. Berbagai Zat Tambahan Dalam Campuran Kosmetik, diunduh tanggal 10 maret 2015. https://piouii.wordpress.com/2012/11/23/berbagai-zat-tambahan-dalam- campuran-kosmetik/
Rostamailis. 2005. Penggunaan Kosmetik, Dasar Kecantikan & Berbusana yang Serasi. Jakarta: PT. Rineka Cipta
,dkk. 2009. Tata Kecantikan Rambut Jilid 2. Jakarta:Direktorat Pembinaan Sekolah Kejuruan
Ramadhani, anis. 2013. Panen Besar Buah Naga. Jakarta: PT. Mahadaya
Simanjutak Lidya. 2014. Ekstrasi Pigmen Antosinin Dari Kulit Buah Naga. Jurnal penelitian teknik kimia USU .
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=164174&val=4138&titl e=EKSTRAKSI%20PIGMEN%20ANTOSIANIN%20DARI%20KULIT%2 0BUAH%20%20NAGA%20MERAH%20%28Hylocereus%20polyrhizus% 29 (3 april 2015)
Suharsimi, Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
. 2010. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana. 1995. Desain dan Analisis Eksperimen. Bandung: PT. Tarsito
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Widowati, trisnani. Artikel seminar nasional pengembangantegnologi berbasis potensi lokal.
Yulianti Hera. Ekstraksi dan Uji Kestabilan Pigmen Betasianin dalam Kulit Buah Naga (Hylocereus polyrhizus) serta Aplikasinya sebagai Pewarna Tekstil. jurnal penelitian http://eprints.undip.ac.id/3020/1/Abstrak_PDF.pdf (22 juli 2015)
DAFTAR PUSTAKA
Andoko, agus, & Nurrasyid. 2012. Jurus Sukses Hasilkan buah Naga Kualitas Prima. Jakarta Selatan: Agro Media Pustaka.
Ali Muhammad. 1993. Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa
Astati, Sutriari.1996. Rias Wajah Sehari- hari. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.
Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. 2007. Kosmetik mengandung bahan berbahaya dan zat warna yang berbahaya. Jakarta. http://www2.pom.go.id/public/peringatan_publik/pdf/KH.00.01.432.6147.p df ( 30 november 2015)
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. FARMAKOP Indonesia. Jakarta.
Eddy, Tano & Dipl. Chem. Eng. 2005. Teknik Membuat Kosmetik dan Tip Kecantikan. Jakarta: PT Rineka Cipta dan PT. Bina Adi Aksara.
Hidayah, Aniatul. 2011. Herbal Kecantikan. Jakarta Selatan: Citra Media
Kartika, Bambang, Pudji Hastuti, & Wahyu Supartono. 1988. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan.
Kusumastuti, Adhi. 2014. Potensi Kulit Manggis Sebagai Pewarna Alami. Semarang : UNNES
Kusantati, Herni, dkk. 2008. Tata Kecantikan Kulit. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.
Latifah Fatma, Retno Iswari Tranggono. 2007. Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Nadeau Wendi. 2013. Manfaat daging dan kulit buah naga untuk kecantikan. Diunduh 30 maret 2015. http://Manfaat daging dan kulit buah naga untuk kecantikan _ Manfaat buah dan daun.htm(blog)
Permatasari, Mitha. 2012. Beauty Hot Tips. Jogjakarta: Bangkit
Pri-adi. 2013, Pengendalian Mutu. diakses 7 april 2015. (Online). http://pri- a.blogspot.com/2013/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html (2 mei 2015)
70
Pusat Informasi Obat Universitas Islam Indonesia (PIO UII). 2012. Berbagai Zat Tambahan Dalam Campuran Kosmetik, diunduh tanggal 10 maret 2015. https://piouii.wordpress.com/2012/11/23/berbagai-zat-tambahan-dalam- campuran-kosmetik/
Rostamailis. 2005. Penggunaan Kosmetik, Dasar Kecantikan & Berbusana yang Serasi. Jakarta: PT. Rineka Cipta
,dkk. 2009. Tata Kecantikan Rambut Jilid 2. Jakarta:Direktorat Pembinaan Sekolah Kejuruan
Ramadhani, anis. 2013. Panen Besar Buah Naga. Jakarta: PT. Mahadaya
Simanjutak Lidya. 2014. Ekstrasi Pigmen Antosinin Dari Kulit Buah Naga. Jurnal penelitian teknik kimia USU .
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=164174&val=4138&titl e=EKSTRAKSI%20PIGMEN%20ANTOSIANIN%20DARI%20KULIT%2 0BUAH%20%20NAGA%20MERAH%20%28Hylocereus%20polyrhizus% 29 (3 april 2015)
Suharsimi, Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
. 2010. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana. 1995. Desain dan Analisis Eksperimen. Bandung: PT. Tarsito
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Widowati, trisnani. Artikel seminar nasional pengembangantegnologi berbasis potensi lokal.
Yulianti Hera. Ekstraksi dan Uji Kestabilan Pigmen Betasianin dalam Kulit Buah Naga (Hylocereus polyrhizus) serta Aplikasinya sebagai Pewarna Tekstil. jurnal penelitian http://eprints.undip.ac.id/3020/1/Abstrak_PDF.pdf (22 juli 2015)
71
Lampiran 1 Formulir Uji Kualitas Inderawi Panelis Terlatih (Beauticiant) Rubrik Penilaian Uji Kualitas Inderawi
No Indikator Kriteria Skor Keterangan
1 Tekstur blush on
Sangat tidak
lembut 1
apabila pada saat pengolesan blush on pada pipi terasa tida lembut dan terasa ada butiran kasar.
Tidak lembut 2
apabila pada saat pengolesan blush on pada pipi terasa ada butiran kasar.
Lembut 3 apabila pada saat pengolesan blush on pada pipi terasa lembut.
Sangat lembut 4
apabila pada saat pengolesan blush on pada pipi terasa lembut dan tidak terasa ada butiran kasar.
2 Kemudahan dalam pemakaian blush on pada pipi
Tidak mudah
1
apabila dalam pengaplikasian blush on ke pipi memerlukan beberapa kali pengolesan ( lebih dari 4 kali penglesan bolak balik).
Kurang mudah
2
apabila dalam pengaplikasian blush on ke pipi memerlukan 4 kali pengolesan (bolak balik).
Mudah
3
apabila dalam pengaplikasian blush on ke pipi memerlukan 3 kali pengolesan (bolak balik).
Sangat mudah
4
apabila dalam pengaplikasian blush on ke pipi memerlukan 2 kali pengolesan (bolak balik).
3
Warna pink pada
saat di
aplikasikan ke pipi
Tidak jelas
1
apabila warna blush on sama sekali tidak jelas berwarna merah muda pada saat di aplikasikan ke pipi. Kurang jelas
2
apabila warna blush on kurang jelas pada saat di aplikasikan ke pipi, warna blush on merah muda kearah putih
jelas
3
apabila warna blush on terlihat jelas berwarna merah muda pada saat di aplikasikan ke pipi.
Sangat jelas
4
apabila warna blush on terlihat sangat jelas dan tajam berwarna merah muda pada saat di aplikasikan ke pipi.
4. Aroma blush on
Sangat tidak kuat/
khas 1
Apabila blush on mempunyai bau yang sangat tidak enak/ busuk Tidak kuat/ khas 2 Apabila blush on mempunyai bau
tidak khas aroma buah naga
Kuat/ khas 3 Apabila aroma blush on khas dengan aroma buah naga
Sangat kuat/ khas 4 Apabila aroma blush on sangat khas dengan aroma buah naga
Lembar Penilaian Uji Kualitas Inderawi
No.
Kategori Pengamatan
Deskripsi Uraian Nilai Variabel Penelitian
101 ( blush on bentuk cream) 102 ( blush on bentuk compact) 103 ( Blush on bentuk powder) 1. Tekstur blush on
Sangat tidak lembut 1
Tidak lembut 2 Lembut 3 Sangat lembut 4 2. Kemudahan dalam pemakaian blush on pada pipi Tidak mudah 1 Kurang mudah 2 Mudah 3 Sangat mudah 4 3. Warna pink pada saat di aplikasikan ke pipi Tidak jelas 1 Kurang jelas 2 jelas 3 Sangat jelas 4 4. Aroma
Sangat tidak kuat/ khas 1
Tidak kuat/ khas 2
Kuat/ khas 3
Sangat kuat/ khas 4
Peneliti,
Ifa Nurhayati NIM. 5402411014
Lampiran 2 Formulir Uji Kualitas Inderawi panelis tidak terlatih (Model) Rubrik Penilaian Uji Kualitas Inderawi
No Indikator Kriteria Skor Keterangan
1 Tekstur blush on
Sangat tidak
lembut 1
apabila pada saat pengolesan blush on pada pipi terasa tidak lembut dan terasa ada butiran kasar.
Tidak lembut 2
apabila pada saat pengolesan blush on pada pipi terasa ada butiran kasar.
Lembut 3 apabila pada saat pengolesan blush on pada pipi terasa lembut.
Sangat lembut 4
apabila pada saat pengolesan blush on pada pipi terasa lembut dan tidak terasa ada butiran kasar.
2
Warna pink pada
saat di
aplikasikan ke pipi
Tidak jelas
1
apabila warna blush on sama sekali tidak jelas berwarna merah muda pada saat di aplikasikan ke pipi. Kurang jelas
2
apabila warna blush on kurang jelas pada saat di aplikasikan ke pipi, warna blush on merah muda kearah putih
jelas
3
apabila warna blush on terlihat jelas berwarna merah muda pada saat di aplikasikan ke pipi.
Sangat jelas
4
apabila warna blush on terlihat sangat jelas dan tajam berwarna merah muda pada saat di aplikasikan ke pipi. 3 Reaksi terhadap kulit Menimbulkan reaksi gatal, kemerahan, dan panas. 1
apabila muncul kemerahan dan terasa gatal serta panas pada kulit setelah pemakaian.
Menimbulkan reaksi gatal dan kemerahan.
2
apabila muncul gatal dan kemerahan terasa pada kulit setelah pemakaian.
Menimbulkan
reaksi gatal 3
apabila muncul gatal pada kulit setelah pemakaian.
Tidak
menimbulkan reaksi
4
apabila tidak muncul gejala apapun pada kulit setelah pemakaian.
Lembar Penilaian Uji Kualitas Inderawi
No.
Kategori Pengamatan
Deskripsi Uraian Nilai Variabel Penelitian
101 ( blush on bentuk cream) 102 ( blush on bentuk compact) 103 ( Blush on bentuk powder) 1. Tekstur blush on
Sangat tidak lembut 1
Tidak lembut 2 Lembut 3 Sangat lembut 4 2. Warna pink pada saat di aplikasikan ke pipi Tidak jelas 1 Kurang jelas 2 jelas 3 Sangat jelas 4 3. Reaksi terhadap kulit Menimbulkan reaksi gatal, kemerahan, dan panas.
1
Menimbulkan reaksi gatal dan kemerahan.
2 Menimbulkan reaksi gatal 3 Tidak menimbulkan reaksi 4 Peneliti, Ifa Nurhayati NIM. 5402411014
Lampiran 3 Formulir Uji Organoleptik (Kesukaan) Panelis Terlatih (Beautician)
Rubrik Uji Organoleptik (Kesukaan)
No Indikator Kriteria Skor Keterangan
1 Tekstur blush on
Sangat tidak suka 1
apabila pada saat pengolesan blush on pada pipi terasa tida lembut dan terasa ada butiran kasar.
Tidak suka 2
apabila pada saat pengolesan blush on pada pipi terasa ada butiran kasar.
Suka 3
apabila pada saat pengolesan blush on pada pipi terasa lembut.
Sangat suka 4
apabila pada saat pengolesan blush on pada pipi terasa lembut dan tidak terasa ada butiran kasar.
2
Kemudahan dalam pemakaian blush on pada pipi
Sangat tidak suka 1
apabila dalam pengaplikasian blush on ke pipi memerlukan beberapa kali pengolesan ( lebih dari 4 kali penglesan bolak balik).
Tidak suka 2
apabila dalam pengaplikasian blush on ke pipi memerlukan 4 kali pengolesan (bolak balik).
Suka 3
apabila dalam pengaplikasian blush on ke pipi memerlukan 3 kali pengolesan (bolak balik).
Sangat suka 4
apabila dalam pengaplikasian blush on ke pipi memerlukan 2 kali pengolesan (bolak balik).
3
Warna pink pada saat di aplikasikan ke pipi
Sangat tidak suka 1
apabila warna blush on sama sekali tidak jelas berwarna merah muda pada saat di aplikasikan ke pipi.
Tidak suka 2
apabila warna blush on kurang jelas pada saat di aplikasikan ke pipi, warna blush on merah muda kearah putih
Suka 3
apabila warna blush on terlihat jelas berwarna merah muda pada saat di aplikasikan ke pipi.
Sangat suka 4 apabila warna blush on terlihat sangat jelas dan tajam
berwarna merah muda pada saat di aplikasikan ke pipi.
Lembar Penilaian Uji Organoleptik (Kesukaan)
No Indikator Kriteria Skor
Kode Sampel 101 ( blush on bentuk cream) 102 ( blush on bentuk compact) 103 ( Blush on bentuk powder) 1 Tekstur blush on
Sangat tidak suka 1
Tidak suka 2 Suka 3 Sangat suka 4 2 Kemudahan dalam pemakaian blush on pada pipi
Sangat tidak suka 1
Tidak suka 2
Suka 3
Sangat suka 4
3
Warna pink pada saat di aplikasikan ke pipi
Sangat tidak suka 1
Tidak suka 2 Suka 3 Sangat suka 4 Peneliti, Ifa Nurhayati NIM. 5402411014
Lampiran 4
Formulir Uji Organoleptik (Kesukaan) Panelis tidak Terlatih (model)
Rubrik Uji Organoleptik (Kesukaan)
No Indikator Kriteria Skor Keterangan
1 Tekstur blush on
Sangat tidak suka 1
apabila pada saat pengolesan blush on pada pipi terasa tidak lembut dan terasa ada butiran kasar.
Tidak suka 2
apabila pada saat pengolesan blush on pada pipi terasa ada butiran kasar.
Suka 3 apabila pada saat pengolesan blush
on pada pipi terasa lembut.
Sangat suka 4
apabila pada saat pengolesan blush on pada pipi terasa lembut dan tidak terasa ada butiran kasar.
2
Kesan warna merah muda pada blush on ketika diaplikasikan
Sangat tidak suka 1
apabila warna blush on sama sekali tidak jelas berwarna merah muda pada saat di aplikasikan ke pipi.
Tidak suka 2
apabila warna blush on kurang jelas pada saat di aplikasikan ke pipi, warna blush on merah muda kearah putih
Suka 3
apabila warna blush on terlihat jelas berwarna merah muda pada saat di aplikasikan ke pipi.
Sangat suka 4
apabila warna blush on terlihat sangat jelas dan tajam berwarna merah muda pada saat di aplikasikan ke pipi.
3 Reaksi terhadap kulit
Sangat tidak suka 1
apabila muncul kemerahan dan terasa gatal serta panas pada kulit setelah pemakaian.
Tidak suka 2
apabila muncul gatal dan kemerahan terasa pada kulit setelah pemakaian.
Suka 3 apabila muncul gatal pada kulit setelah pemakaian.
Sangat suka 4 apabila tidak muncul gejala apapun pada kulit setelah pemakaian.
4. Aroma
Sangat tidak suka 1 Apabila aroma mempunyai bau yang sangat tidak enak/ busuk Tidak suka 2 Apabila aroma mempunyai bau
Suka 3 Apabila aroma blush on khas dengan aroma buah naga
Sangat suka 4 Apabila aroma blush on sangat khas dengan aroma buah naga
Lembar Penilaian Uji Organoleptik (Kesukaan)
No Indikator Kriteria Skor
Kode Sampel 101 ( blush on bentuk cream) 102 ( blush on bentuk compact) 103 ( Blush on bentuk powder) 1 Tekstur blush on
Sangat tidak suka 1
Tidak suka 2
Suka 3
Sangat suka 4
2
Warna pink pada saat di aplikasikan ke pipi
Sangat tidak suka 1
Tidak suka 2
Suka 3
Sangat suka 4
3 Reaksi terhadap kulit
Sangat tidak suka 1
Tidak suka 2
Suka 3
Sangat suka 4
4 Aroma
Sangat tidak suka 1
Tidak suka 2
Suka 3
Lampiran 5
HASIL UJI INDRAWI PANELIS TERLATIH ( BEAUTICIANT ) DAN PANELIS