• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBUATAN BLUSH ON DARI BUAH NAGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBUATAN BLUSH ON DARI BUAH NAGA"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBUATAN

BLUSH ON

DARI BUAH NAGA

SKRIPSI

Disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Tata Kecantikan, S1

oleh

Ifa Nurhayati NIM 5402411014

PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2016

(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan

sesungguhnya bahwa skripsi ini hasil karya sendiri dan tidak menjiplak

(plagiat) karya ilmiah orang lain, baik seluruhnya maupun sebagaian. Bagian

di dalam tulisan ini yang merupakan kutipan dari karya ahli atau orang lain,

telah diberi penjelasan sumbernya sesuai dengan tata cara pengutipan.

Apabila pernyataan saya tidak benar saya bersedia menerima sangsi

akademik dari Universitas Negeri Semarang dan sangsi hukum sesuai yang

berlaku di wilayah negara Republik Indonesia.

Semarang, 2016

Ifa Nurhayati 5402411014

(3)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Nama : Ifa Nurhayati

NIM : 5402411014

Program Studi : Pendidikan Tata Kecantikan

Judul Skripsi : PEMBUATAN BLUSH ON DARI BUAH NAGA

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian

skripsi Program Studi Pendidikan Tata Kecantikan FT. UNNES

Semarang, Pembimbing,

Dr. Trisnani Widowati, M.Si NIP. 196202271986012001

(4)

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul Pembuatan Blush on dari Buah Naga

disusun oleh: Ifa Nurhayati

5402411014

Telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Teknik

Universitas Negeri Semarang pada tanggal...

Panitia:

Ketua Sekretaris

Dra. Wahyuningsih, M. Pd Ade Novi Nurul Ihsani, S. Pd. M, Pd NIP. 196008081986012001 NIP. 198211092008012005

Penguji I Penguji II

Dra. Hj. Erna Setyowati, M.Si Maria Krisnawati, S. Pd. M. Pd NIP. 19610423986012001 NIP. 198003262005012002

Pembimbing

Dr. Trisnani Widowati, M.Si NIP. 196202271986012001

Mengetahui, Dekan Fakultas Teknik

Dr. Nur Qudus, M. T NIP. 196911301994031001

(5)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

1. Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah

selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh sungguh urusan

urusan yang lain (Al Insyirah: 6-7).

2. To be beautiful means to be yourself. You don’t need to be acceptted by

others. You need to accept yourself. (peneliti)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

1. Bapak dan ibu tercinta atas dukungan

semangat, motivasi dan do’a disetiap

langkahku.

2. Sahabat- sahabatku, yang selalu ada

untuk memberi bantuan, dukungan dan

motivasinya .

3. Teman teman seperjuangan pendidikan

tata kecantikan 2011, untuk semangat

dan kerjasamanya.

(6)

ABSTRAK

Ifa Nurhayati. 2015. Pembuatan Blush on dari Buah Naga. Skripsi, Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. Skripsi Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Tata Kecantikan S1. Universitas Negeri Semarang. Dosen Pembimbing Trisnani Widowati, M.Si

Buah naga yang memiliki daging berwarna merah menjadikan peneliti tertarik untuk membuat pewarna alami dari bahan tradisional pada kosmetik blush on. Karena unsur kimia yang terkandung di dalam produk- produk kecantikan dipasaran sangat berbahaya bagi kesehatan kulit, salah satu zat berbahaya adalah zat pewarna kimia dari rhodamin b ( merah k.10) dan merah k, untuk itu peneliti membuat bahan pewarna pengganti dari bahan pewarna alami yaitu dari ekstrak daging buah naga. Tujuan Penelitian ini adalah: 1) Mengetahui bagaimana proses pembuatan blush on dari buah naga; 2) Mengetahui kelayakan produk blush on dari ekstrak buah naga dalam bentuk cream, compact, powder.

Metode pada penelitian ini adalah metode eksperimen. Dengan desain eksperimen menggunakan Quasi Eksperimental, bentuk rancangan Time Series Desaign. Obyek dalam penelitian ini adalah daging buah naga yang di ekstrak menjadi pewarna alami pembuatan blus on bentuk cream, compact dan powder. Subyek dalam penelitian ini adalah 13 mahasiswa yang mempunyai 5 warna kulit putih, 4 warna kulit sawo matang, dan 4 warna kulit coklat. Instrumen pada penelitian ini diukur menggunakan angket, angket digunakan untuk mengumpulkan data uji kesukaan dan uji indrawi.

Hasil uji inderawi dan uji kesukaan oleh 9 panelis terlatih (beauticiant) dan 9 panelis tidak terlatih (model), serta uji laboratorium dapat diketahui bahwa sampel blush on bentuk compact memiliki kualitas paling tinggi dibandingkan kedua sampel lain. Sampel blush on bentuk compact memiliki kandungan antosianin paling tinggi sebesar 18.2749 ppm dengan penambahan ekstrak daging buah naga 150 ml. Eksperimen ini tidak memiliki efek samping yang merugikan akibat bahan alami yang digunakan dalam jangka pendek dan juga dalam jangka panjang. Eksperimen ini menggunakan pewarna alami dari daging buah naga sebagai pengganti pewarna kimia pembuatan blush on. Blush on compact sangat disukai dengan persentase 65,63%, karena kemudahan dalam pemakaiannya lebih mudah, warna pada saat diaplikasikan lebih jelas dan tekstur pada produk lebih halus.

Simpulan penelitian pada proses pembuatan ketiga produk blush on sama akan tetapi ada beberapa perbedaan dalam hal pengeringan, untuk prodak blush on cream proses pembuatan hanya sampai pencampuran dan pengemasan, sedangkan produk blush on compact melewati tahapan pengeringan menggunakan matahari selama dua hari dan produk blush on powder melewati tahapan pengeringan menggunakan matahari selama dua hari daan penghalusan menggunakan ayakan 100 mess sampai bahan benar- benar lembut, kemudian ketiga produk bisa dikemas sesuai wadah yang sudah disediakan. Uji kelayakan produk blush on dapat dilihat dari uji indrawi, kesukaan dan laboratorium yang memiliki kualitas produk paling tinggi adalah sampel blush on dalam bentuk compact. Blush on bentuk compact memiliki kandungan antosianin dari ekstrak daging buah naga

(7)

paling tinggi diantara ketiga sampel, sedangkan penambahan ekstrak daging buah naga sebesar 150 ml. Tingkat kesukaan panelis terlatih (beauticiant) dan panelis tidak terlatih menjelaskan bahwa blush on bentuk compact sangat disukai oleh masyarakat.

Saran yang dapat diberikan peneliti adalah untuk penelitian berikutnya proses penguapan ekstrak buah naga dengan cara pemanasan, pada saat proses pemanasannya lebih lama dengan suhu kecil dan stabil 600C – 700C dan penambahan ekstrak buah naga yang lebih banyak disarankan diimbangi dengan bahan – bahan lainnya yang takarannya setara

Kata Kunci : Blush on, Buah Naga

(8)

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul:

“Pembuatan Blush On dari Buah Naga”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu

persyaratan meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi S-1 Pendidikan

Tata Kecantikan di Universitas Negeri Semarang.

Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti memperoleh bantuan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang yang telah memberi ijin

dan kesempatan kepada peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Universitas Negeri

Semarang yang telah memberi petunjuk dan saran kepada peneliti untuk

menyelesaikan skripsi ini.

3. Dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dengan teramat sabar,

arahan, dan saran kepada peneliti selama penyusunan skripsi ini.

4. Responden yang telah membantu melengkapi data untuk penyusunan skripsi.

5. Dosen penguji yang telah memberikan bimbingan dan masukan- masukan

berharga untuk menyelesaikan skripsi ini.

6. Teman teman satu jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga angkatan

tahun 2011 yang ikut membantu penelitian ini, khususnya teman- teman

mahasiswa Program Studi Pendidikan Tata Kecantikan angkatan 2011.

(9)

Semoga bantuan yang telah diberikan kepada peneliti mendapatkan imbalan

dari Allah Yang Maha Pengasih. Peneliti menyadari bahwa masih terdapat

kekurangan dalam penelitian skripsi ini dan harapan peneliti semoga penelitian

skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua.

Semarang 2015

Peneliti

(10)
(11)

2.3 Buah naga ... 19

2.4.1 Pengertian Buah naga ... 19

2.4.2 Manfaat dan kandungan buah naga ... 19

2.4.3 jenis- jenis buah naga ... 21

2.4 Perencanaan pembuatan blush on ... 24

2.5.1 Proses pemilihan buah naga ... 26

2.5.2 Proses ektrak buah naga ... 27

2.5.3 Proses pembuatan blush on ... 29

(12)

3.7.1 Uji indrawi ... 46

3.7.1.1 Panelis terlatih ... 46

3.7.1.2 Panelis tidak Terlatih ... 48

3.7.2 Uji kesukaan ... 49

3.7.3 Uji laboratorium ... 49

3.8 Validitas dan Reabilitas ... 49

3.9 Teknik Analisis Data ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53

4.1 Hasil Penelitian... 53

4.1.1 Hasil Uji Indrawi ... 53

4.1.2 Hasil Analisis Uji kesukaan ... 59

4.1.3 Hasil Uji Laboratorium ... 61

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 62

BAB V PENUTUP ... 67

5.1 Simpulan... 67

5.2 Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 69

LAMPIRAN ... 71

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kandungan nutrisi buah naga... 20

2. Alat- alat pembuatan blush on ... 29

3. Bahan pembuatan blush on ... 29

4. Proses pembuatan blush on cream, compact, dan powder... 30

5. Interval skor panelis terlatih ... 47

6. Interval skor panelis tidak terlatih ... 48

7. Tabel interval persentase dan kriteria uji kesukaan ... 52

8. Rerata skor ... 52

9. Hasil Penilaian Uji Inderawi Panelis Terlatih ... 54

10. Hasil Penilaian Uji Inderawi Panetis Tidak Terlatih ... 57

11. Hasil Penilaian Uji kesukaan Panelis Terlatih ... 59

12. Hasil Penilaian Uji kesukaan Panelis Tidak Terlatih ... 60

13. Kandungan Antosianin sampel Blush on ... 61

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Buah Naga Putih ... 21

2. Buah Naga Merah ... 22

3. Buah Naga Kuning... 22

4. Buah Naga Super Red ... 23

5. Proses Ekstraksi ... 28

6. Proses Ekstraksi ... 28

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Instrumen Penelitian Uji Indrawi untuk Panelis Terlatih... 72

2. Instrumen Penelitian Uji Indrawi untuk Panelis Tidak Terlatih ... 74

3. Instrumen Penelitian Uji Kesukaan untuk Panelis Terlatih ... 76

4. Instrumen Penelitian Uji Kesukaan untuk Panelis TidakTerlatih ... 78

5. Hasil Uji Indrawi Panelis Terlatih dan Panelis tidak Terlatih ... 80

6. Hasil Uji Indrawi Panelis Terlatih dan Panelis tidak Terlatih ... 81

7. SK Pembimbing Skripsi... 82

8. Surat Permohonan Panelis ... 83

9. Surat Keterangan Validitas ... 84

10. Surat Keterangan Validitas ... 85

11. Surat Ijin Penelitian... 86

12. Daftar Hadir Penelitian ... 87

13. Hasil Uji Lab Antosianin ... 89

14. Dokumentasi ... 90

(16)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara Indonesia mempunyai sumber kekayaan alam yang sangat

melimpah untuk dimanfaatkan dan berguna bagi kehidupan manusia, jika digali

lebih dalam lagi maka masih banyak manfaat-manfaat yang ada di dalamnya,

salah satu contoh manfaat dari buah naga. Buah- buahan yang di ketahui akan

warnanya yang merah adalah buah naga atau sering disebut dengan dragon fruit

yaitu buah berbentuk unik yang mempunyai kulit seperti sisik naga yang

bertaburan biji-biji hitam didalamnya. Buah naga mempunyai beberapa jenis salah

satunya adalah buah naga merah. Warna merah yang terkandung dalam buah naga

tersebut menjadikan peneliti tertarik untuk dijadikan bahan pewarna dalam

pembuatan blush on.

Blush on adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk mewarnai pipi

dengan sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan kesan segar dalam tata rias

wajah. Blush on (rouge) digunakan dengan tujuan untuk mengoreksi wajah

sehingga wajah tampak lebih cantik, lebih segar dan berdimensi

(Kusantati,dkk,2008:126). Blush on memiliki beberapa bentuk diantaranya cair,

cream, padat/ cake dan powder (Astati, 1996:10). Blush on tersedia dalam

berbagai pilihan warna, yaitu merah, jingga, pink dan juga kecoklatan (Kusantati,

dkk, 2008:127). Namun setelah melihat produk di pasaran warna blush on

memiliki lebih banyak lagi pilihan warna. Produk blush on yang berada di pasaran

menawarkan berbagai macam blush on yang menggunakan bahan pewarna kimia.

(17)

Selain bahan kimia, bahan yang digunakan untuk warna blush on bisa

menggunakan bahan dari alam.

Dalam bidang formulasi kosmetik, zat warna yang di campur kedalam

racikan pembuatan kosmetik adalah pewarna dari bahan kimia dan pewarna dari

alam. Zat Warna adalah zat atau campuran zat yang dapat digunakan pada

sediaan kosmetik untuk mewarnai sediaan. Zat pewarna alam adalah zat warna

yang diperoleh dari alam seperti binatang, mineral – mineral dan tumbuhan baik

secara langsung maupun tidak langsung (Adhi, 2006:33). Unsur kimia yang

terkandung di dalam produk- produk kecantikan sangat berbahaya bagi kesehatan

kulit. Bahaya yang ditimbulkan sangat beragam seperti jerawat, flek hitam dan

masih banyak lagi penyakit kulit yang ditimbulkan dari kandungan kimia dari

kosmetik- kosmetik dipasaran. Berdasarkan hasil investigasi dan pengujian

laboratorium oleh Badan POM RI pada tahun 2007 terhadap kosmetik yang

beredar ditemukan 27 merek kosmetik yang mengandung bahan berbahaya dan

dilarang digunakan dalam kosmetik sebagai zat warna seperti rhodamin B ( merah

K.10) dan merah K.3 (Badan POM RI, 2007:1). Kesadaran masyarakat akan

bahaya produk kosmetik berbahan kimia membuat mereka cenderung memilih

produk berasal dari bahan- bahan alami yang lebih aman untuk kulit. Bahan alami

bisa berupa pewarna alami dari alam, bahan alami atau bahan pewarna alami

untuk blush on bisa diambil dari tumbuh- tumbuhan atau buah- buahan. Hal

tersebut mengakibatkan dibutuhkannya suatu produk kosmetik blush on yang

(18)

Blush on diciptakan dari warna- warna yang menarik dan tentu saja

memakai zat pewarna. Hanya saja memberi pengaruh negatif pada kulit muka,

terutama pipi, yakni diawali dengan gatal- gatal lalu memerah dan bahkan kulit

mengelupas (Rostamailis,2005: 76). Untuk itu tidak semua zat kimia dari pewarna

blush on bisa digunakan disemua jenis kulit, karena setiap orang memiliki jenis

kulit yang berbeda- beda. Menurut Lidya (2014:25) dalam jurnal penelitian yang

berjudul ekstrasi pigmen antosinin dari kulit buah naga mengatakan “Bahwa

Ekstrasi pigmen antosianin dari kulit buah naga dapat dijadikan sebagai alternatif

pengganti pewarna sintetis”. Buah naga digunakan untuk pewarna makanan selain

itu juga dapat digunakan sebagai pewarna kain seperti hasil penelitian dari Hera

(2014:1)dalam abstrak penelitiannya berjudul Ekstraksi dan Uji Kestabilan

Pigmen Betasianin dalam Kulit Buah Naga mengatakan “Ekstrak kulit buah naga

yang diperoleh stabil terhadap pemanasan dan paparan sinar matahari serta dapat

diaplikasikan terhadap kain. Pigmen betasianin menimbulkan warna yang dapat

menempel pada kain dengan baik”. Pada beberapa penelitian terdahulu, peneliti

menggunakan kulit buah naga sebagai pewarna alami, maka dari itu penulis

mencoba hal baru yaitu mengekstrak menggunakan daging dari buah naga bukan

dari kulit buah naga untuk mendapatkan warna alami sebagai pewarna dalam

pembuatan blush on.

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan memanfaatkan daging buah naga sebagai pewarna alami blush

(19)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan pembahasan latar belakang dapat diidentifikasi beberapa

masalah dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :

1. Penggunaan bahan kimia pewarna dalam pembuatan blush on yang

berbahaya mengandung rhodamin B ( merah K.10) dan merah K.3 .

2. Buah naga super red menjadi bahan untuk pewarna alami blush on.

1.3 Batasan Masalah

Dalam penelitian, peneliti membatasi permasalahan yang akan diteliti untuk

menghindari kesalahpahaman terhadap konsep dalam penelitian ini yaitu :

1. Pada penelitian ini, dikhususkan pada Mahasiswa UNNES yang memiliki

warna kulit putih, kuning langsat, dan coklat.

2. Buah naga yang digunakan jenis super red yang memiliki daging berwarna

merah dan masih segar.

3. Expert judgement dari mahasiswa pendidikan kecantikan angkatan 2011.

4. Blush on dibuat dalam bentuk compact, powder, dan cream.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan yang akan dibahas dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana validitas proses pembuatan blush on dari buah naga super red

dalam bentuk cream,compact,dan powder ?

2. Bagaimana kelayakan produk blush on dari ekstrak buah naga dalam

(20)

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian untuk mengetahui :

1. Proses pembuatan blush on dari buah naga super red dalam bentuk

cream,compact,dan powder.

2. Kelayakan produk blush on dari ekstrak buah naga dalam bentuk cream,

compact, powder.

1.6 Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat yang berarti bagi

perorangan/ institusi sebagai berikut:

1. Bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan

teknologi serta memberikan pengalaman dan pengetahuan yang lebih

mendalam terutama pada pembuatan blush on dari buah naga.

2. Bagi pembaca

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pembaca untuk menambah

wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi mengenai penelitian yang

berkaitan dengan pembuatan blush on dari buah naga dan kegunaan buah

naga sebagai pewarna alami dalam pembuatan blush on.

1.7 Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalah pahaman terhadap konsep yang dibahas dalam

penelitian ini, berikut penelitian jelaskan beberapa istilah yang berkaitan dengan

(21)

1. Pembuatan

Pembuatan berasal dari kata “buat” yang mendapat awalan “pe” dan akhiran

“an”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:168) “buat” merupakan

kata kerja yang berarti : kerjakan, bikin sedangkan “pembuatan” juga merupakan

kata kerja yang berarti proses pembuatan, cara membuat. Pembuatan yang

dimaksud dalam skripsi ini adalah “proses atau cara membuat suatu produk

melalui percobaan”.

2. Blush On

Blush on/ blush on atau rouge adalah sediaan kosmetik yang digunakan

untuk mewarnai pipi dengan sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan kesan

segar dalam tata rias wajah. Blush on memiliki beberapa bentuk diantaranya cair,

cream, padat/ cake dan powder (Astati, 1996:10). Blush on tersedia dalam

berbagai pilihan warna, yaitu merah, jingga, pink dan juga kecoklatan (Kusantati,

dkk, 2008:127).

Blush on dapat langsung digunakan dengan cara melekatkan pada kulit pipi,

tetapi lebih baik digunakan setelah sediaan alas rias, baik sebelum atau sesudah

menggunakan bedak. Blush on bisa dipakai menggunakan kuas, spon ataupun

tangan tergantung bentuk dari blush on, Sama dengan memilih foundation atau

bedak, pada dasarnya, memilih beragam produk make-up juga harus disesuaikan

dengan jenis kulit dan warna kulit. Seperti blush on, tidak bisa dipakai sembarang

warna karena penampilannya kurang cantik bila asal dalam mengaplikasikannya.

Blush on sendiri, fungsinya adalah memberikan aksen tirus dan lebih segar pada

(22)

tidak terlalu bulat. Di sisi lain, mereka yang berwajah terlalu tirus, blush on juga

dapat menyamarkan dan memberi volume pada pipi. Blush on pada penelitian ini

pembuatannya menggunakan pewarna alami yang akan dibuat dalam bentuk

cream, compact, dan powder. Pewarna alami diambil dari buah naga super red

dan hasil dari bluh on tersebut diharapkan bewarna pink cenderung kemerah

merahan.

3. Buah Naga

Buah naga sering juga disebut dengan berbagai nama yaitu pir strawberry,

buah kaktus, kaktus orchid, kaktus manis dan kaktus madu. (Ramadhani,2013:42).

Buah naga memiliki beberapa jenis salah satunya buah naga merah, warna merah

pada buah naga bisa menjadi bahan alami untuk pewarna makanan. Hylocereus

costaricensis, buah naga dengan warna daging super merah. Sepintas, buah naga

jenis ini mirip dengan buah naga berdaging merah. Namun, warna daging

buahnya lebih merah sehingga sering disebut buah naga super merah atau super

red. Ukuran buah naga ini relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan buah naga

merah. Batangnya lebih besar daripada jenis buah naga yang lain, dan akan

bewarna loreng ketika tua.(Andoko, nurrasyid,2012:18)

1.6. Sistematika Skripsi

Sistematika skripsi disusun dengan tiga bagian, bagian awal, bagian

(23)

1.6.1 Bagian awal berisi : halaman judul, pernyataan, persetujuan pembimbing,

pengesahan, halaman motto dan persembahan, abstrak, kata pengantar,

daftar isi, daftar tabel serta daftar lampiran, daftar gambar. Bagian ini

berfungsi untuk memudahkan membaca dan memahami skripsi.

1.6.2 Bagian isi terdiri dari 5 bab yaitu :

1.6.2.1 BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini berisi : latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah,

sistematika skripsi. Pendahuluan berfungsi untuk membaca memahami

gambaran permasalahan yang akan dibahas.

1.6.2.2 BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang teori - teori yang mendasari skripsi, terdiri

dari: kecantikan, kosmetik, blush on, buah naga, perencanaan pembuatan

blush on, kerangka fikir.

1.6.2.3 BAB 3 METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang prosedur rancangan penelitian, metode

penelitian yang terdiri dari populasi dan sampel, variabel penelitian,

metode pengumpulan data, dan metode analisis data. Metode analisis data

digunakan untuk menganalisis data dan menguji kebenaran hipotesis.

1.6.2.4 BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang hasil penelitian, analisis data, beserta

(24)

1.6.2.5 BAB 5 PENUTUP

Bab ini berisi rangkuman hasil penelitian yang ditarik dari analisis

data, hipotesis dan pembahasan. Sasaran berisi tentang perbaikan atau

masukan dari peneliti untuk perbaikan yang berkaitan dengan penelitian.

1.6.3 Bagian akhir skripsi berisi : daftar pustaka dan lampiran.

1.6.3.1 Daftar pustaka berisi : referensi yang berkaitan dengan penelitian

dalam skripsi.

1.6.3.2 Lampiran berisi : kelengkapan – kelengkapan skripsi dan

(25)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Kosmetik

Kosmetika sudah dikenal manusia sejak berabad-abad yang lalu, dan

baru abad ke 19 mendapat perhatian khusus, yaitu selain untuk kecantikan juga

mempunyai fungsi untuk kesehatan. Perkembangan ilmu kosmetik serta

industrinya baru di mulai secara besar-besaran pada abad ke 20 dan kosmetik

menjadi salah satu bagian dari dunia usaha.

Dewasa ini, teknologi kosmetik begitu maju dan merupakan paduan

antara kosmetik dan obat (pharmacuetical) atau dikenal dengan istilah kosmetik

medik (cosmeceuticals) (Kusantati,dkk,2008:105). (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin bagian luar), gigi, dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit” .

Sesuai dengan hal diatas bahwa antara definisi kosmetik dengan definisi obat berbeda. Kosmetik tidak termasuk golongan obat, namun dalam berberapa hal keduanya saling berkaitan, baik tujuannya, kegunaannya, maupun manfaatnya. Misalnya menyegarkan, memperindah, dan sebagainya, secara keseluruhan dari kulit tubuh, rambut, dan sebagainya, sehingga seseorang bisa tampil dengan penuh percaya diri (Rostamailis, 2005:9).

Secara umum baik teori maupun praktik tujuan kosmetik adalah untuk

memelihara dan merawat kecantikan kulit dengan kontinu/teratur (Rostamailis,

2005:9).

(26)

Tujuan utama penggunaan kosmetik pada masyarakat modern adalah untuk kebersihan pribadi, meningkatkan daya tarik melalui make-up, meningkatkan rasa percaya diri dan perasaan tenang, melindungi kulit dan rambut dari kerusakan sinar UV, polusi dan faktor lingkungan yang lain, mencegah penuaan, dan secara umum, membantu seseorang lebih menikmati dan menghargai hidup (Retno dan Fatma, 2007 : 7).

Sehubungan dengan itu, maka tujuan dari penggunaan kosmetik dapat

dikelompokkan sebagai berikut :

 Melindungi kulit dari pengaruh- pengaruh luar yang merusak misalnya sinar matahari, perubahan cuaca, dan sebagainya.

 Mencegah lapisan terluar kulit dari kekeringan.

 Mencegah kulit cepat kering dan berkeriput, karena kosmetik menembus ke bawah lapisan luar dan memasukkan bahan- bahan aktif ke lapisan- lapisan yang terdapat lebih dalam.

 Melekat di atas permukaan kulit untuk mengubah warna atau rona daerah kulit tertentu.

 Memperbaiki kondisi kulit

 Mengubah rupa/ penampilan ( Rostamailis, 2005:9-10)

Bahan- bahan yang terkandung dalam kosmetik mempunyai fungsi yang

berbeda- beda yaitu sebagai Pelarut, Emulgator, Pengawet, Pelekat, Pengencang,

Penyerap dan Antiseptik. Sehubungan dari fungsi- fungsi tersebut dapat

diketahui manfaat kosmetik antara lain : Membersihkan kulit tubuh atau kepala,

Mencegah timbulnya keriput, Mencegah kulit- kulit yang kendor, menyuburkan

rambut, menghindari beberapa gangguan kulit dari luar maupun dalam,

menghaluskan kulit, mempercantik seseorang, merub ah penampilan seseorang (

Rostamailis, 2005:10-12).

A. Penggolongan Menurut Sifat dan Cara Pembuatan

1. Kosmetik modern, diramu dari bahan kimia dan diolah secara modern

(termasuk didalamnya cosmedic). Sedangkan menurut Rostamailis

(27)

(laboratorium) dimana bahan- bahannya telah dicampur dengan zat- zat

kimia untuk mengawetkan kosmetik tersebut. Hal ini jelas akan lebih tahann

lama dan tidak cepat rusak. Selain itu dikenal kosmetik khusus yaitu

Kosmedik dan kosmetik hypoalrgenik, kosmedik merupakan kosmetika

yang mengandung bahan-bahan aktif tertentu dengan tujuan untuk

pengobatan. Contoh anti jerawat, anti gatal, anti ketombe. Kosmetik

hypoalrgenik merupakan jenis kosmetik yang tidak mengandung zat-zat

yang mengakibatkan iritasi, alergi dan sensitasi (Widowati,2009:30).

Berkaitan dengan hal di atas bahwa kosmetika modern tersebut jelas mempergunakan beberapa unsur kimia ataupun zat warna dan zat pengawet. Hal ini tentu bertujuan agar kosmetika itu tahan lama, praktis pemakaian, penyimpanan dan pemeliharaannya. Karena itu, bila akan menggunakan kosmetika tersebut, kita perlu hati-hati dan memahami sifat dari masing-masing kosmetika tersebut (Rostamailis, dkk, 2009:87).

2. Kosmetika tradisional adalah yang dapat dibuat sendiri, langsung dari

bahan-bahan yang segar atau bahan-bahan yang telah dikeringkan, buah-

buahan atau tanaman yang ada disekitar kita. Kosmetika ini diolah menurut

resep dan cara pengolahan yang turun temurun dari nenek moyang. pada

hakikatnya dibedakan antara kosmetik tradisional murni dan kosmetik semi

tradisional (Rostamailis,dkk, 2009:67).

a. Tradisional murni adalah bahan atau sediaan yang benar- benar dari bahan

misalnya mangir, lulur, pembuatan bedak dingin dari beras, pembuatan

pewarna alami dari kunyit dan daun suji, pembuatan aroma alami dari bunga

melati dan masih banyak lagi yang dibuat dari bahan alam dan diolah

(28)

b. Semi tradisional, diolah secara modern dan diberi bahan pengawet agar

tahan lama. Contohnya pembuatan minyak kemiri yang diberi pengawet

natrium benzoat sebagai bahan kimianya (Retno dan Fatma, 2007 : 7).

c. Hanya namanya yang tradisional, tanpa komponen yang benar-benar

tradisional dan diberi zat warna yang menyerupai bahan tradisional (Retno

dan Fatma, 2007 : 7).

B. Penggolongan Menurut Penggunaanya Pada Kulit

1. Kosmetik perawatan kulit (skin-care cosmetics). Jenis ini perlu untuk merawat kebersihan dan kesehatan kulit, termasuk didalamnya:

a. Kosmetik untuk membersihkan kulit (cleanser): sabun, cleansing cream, cleansing milk, dan penyegar kulit (freshener).

b. Kosmetik untuk melembabkan kulit (moisturizer), misalnya moisturizring cream, night cream, anti wrinkle cream.

c. Kosmetik pelindung kulit, misalnya sunscreen foundation, sun block cream/lotion.

d. Kosmetik untuk menipiskan atau mengampelas kulit (peeling), misalnya scrub cream yang berisi butiran-butiran halus yang berfungsi sebagai pengampelas (abrasiver) (Retno dan Fatma, 2007 : 7).

2. Kosmetik riasan (dekoratif atau make-up)

Jenis ini diperlukan untuk merias dan menutup cacat pada kulit sehingga

menghasilkan penampilan yang lebih menarik serta menimbulkan efek

psikologis yang baik, seperti percaya diri (self confidence). Dalam

kosmetik riasan, peran zat warna dan zat pewangi sangat besar (Retno

dan Fatma, 2007 : 7). Persyaratat untuk kosmetik dekoratif yaitu Warna

yang menarik, bau harum yang menyenangkan, tidak lengket, tidak

menyebabkan kulit tampak berkilau, tidak merusak atau mengganggu

kulit.

(29)

dan lain-lain.Kosmetik dekoratif yang efeknya mendalam dan biasanya dalam waktu lama baru luntur, misalnya kosmetik pemutih kulit, cat rambut, dan pengeriting rambut (Retno dan Fatma, 2007:90).

Produk kosmetik sangat diperlukan oleh manusia, baik laki-laki maupun

perempuan, sejak lahir hingga saat meninggal dunia. Produk-produk itu dipakai

secara berulang setiap hari dan di seluruh tubuh, mulai dari rambut sampai ujung

kaki, sehingga diperlukan persyaratan aman untuk dipakai.

Karakteristik mutu kosmetik mencapai kepuasan konsumen yang terdiri dari design, manufaktur, sales. Persyaratan kualitas dasar meliputi safety, stability, efficacy, usability (pri-adi, 2013:4).

a. Safety : tidak ada iritasi kulit, sensitivitas kulit, toksisitas oral, bercampur dengan bahan lain, tidak berbahaya.

b. Stability : stabil terhadap perubahan mutu, warna, bau, kontaminasi bakteri.

c. Efficacy : efek melembabkan, melindungi terhadap uv, membersihkan, mewarnai.

d. Usability : feeling (sensibility, moisturizing, smoothness), kemudahan menggunakan (bentuk, ukuran, bobot, komposisi, penampilan, portability), preference (bau, warna, design).

Tujuan dari penggunaan kosmetik pada masyarakat modern salah satunya

adalah meningkatkan daya tarik melalui make-up, make-up membuat wanita

terlihat lebih cantik dan segar. make- up atau merias wajah bertujuan untuk

mempercantik diri pada umumnya, khususnya wajah, agar kelihatan segar, sehat

dan cantik (Astati, 1996: 4). Kegiatan berias wajah membutuhkan beberapa

kosmetik diantranya Pelembab, bedak dasar (fondation), bedak (powder), blush

on (Rouge/ blush On), pembayang mata (eye shadow), pensil alis (eye brow

pencil), penyipat mata ( eye liner), cat bulu mata ( maskara), perona bibir

(lipstik). Salah satu kosmetik make-up adalah blush on, blush on memberikan

(30)

2.3. Blush On

2.3.1. Pengertian Blush on

Blush on adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk mewarnai pipi

dengan sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tatarias

wajah. Blush on atau blush on diaplikasikan untuk memberi warna dan memberi

kesan hangat pada wajah (Permatasari, 2012: 37). Dengan demikian penggunaan

blush on berpengaruh terhadap hasil rias wajah seseorang. Blush on dapat

langsung digunakan dengan cara melekatkan pada kulit pipi, tetapi lebih baik

digunakan sebelum atau sesudah menggunakan bedak. Penggunaan blush on

tergantung macam- macam blush on, karena setiap blush on memiliki cara

pengaplikasian yang berbeda- beda. Untuk itu, sebelum pemakaian harus

mengetahui macam- macam blush on.

2.3.2. Macam- macam Blush on

Blush on (rouge) digunakan dengan tujuan untuk mengoreksi wajah,

sehingga wajah tampak lebih cantik, lebih segar dan berdimensi. Blush on

tersedia dalam bentuk loose atau compact powder, fat-based make-up, emulsi

cair atau krim, cairan jernih dan gel (Retno dan Fatma,2007:93-96).

1. Losse atau compact powder adalah bentuk blush on yang paling sederhana, berisi pigmen dan lakes dalam bentuk kering, diencerkan dengan bahan- bahan powder standar seperti talcum, zinc stearat, dan magnesium karbonat. Kandungan pigmen biasanya 5-20%. Digunakan setelah menggunakan bedak dengan cara dibaurkan pada tulang pipi yang menonjol dengan menggunakan kuas blush on.

(31)

3. Menurut Kusantati, dkk (2008 126-127) menyatakan bahwa krim rouge dapat membentuk lapisan tipis yang rata di permukaan kulit sehingga tampak lebih alami. Krim rouge bersifat menolak air sehingga dapat terhindar dari resiko luntur bila terkena air. Blush on berbentuk cair dan cream digunakan setelah penggunaan alas bedak (foundation) yang masih belum kering di kulit pipi dan sebelum bedak dengan cara dioleskan pada tulang pipi yang menonjol menggunakan spongse. Rouge cair atau krim emulsi sangat baik digunakan untuk memperoleh hasil yang sangat cantik dan alami.

4. Compact

Merupakan blush on yang paling umum dikenal. Serbuk warna blush on

yang dipadatkan ini akan menghasilkan warna yang sangat nyata. Jenis

ini dapat dipakai untuk semua jenis kulit, terutama untuk yang memiliki

kulit berminyak karena akan mengurangi minyak yang ada selama

dipakai .

Dengan demikian, dari berbagai macam bentuk blush on tersebut maka

peneliti akan membuat 3 produk yaitu bentuk compact, cream, dan powder.

Ketiga bentuk tersebut akan dibuat menggunkan pewarna alami, pengaplikasian

blush on bisa menggunakan kuas blush on atau spon sesuai dengan bentuk blush

on tersebut. Pengaplikasian blush on juga harus melihat aspek- aspek tertentu,

seperti warna kulit, kesempatan make-up dan warna lipstik. Akan tetapi

penggunaan warna pada blush on bisa menggunakan warna sesui yang

diinginkan pemakai, karena selera orang tentang warna blush on berbeda- beda.

2.3.4. Syarat menggunakan Blush on

Pemilihan warna blush on sebaiknya disesuaikan dengan warna lipstick

dan nail polish (cat kuku), sehingga penampilan keseluruhan akan lebih

(32)

ada larangan. Tetapi memilih warna blush on yang sesuai dengan warna kulit

justru akan membuat riasan atau makeup terlihat makin natural. Blush on

tersedia dalam berbagai pilihan warna, yaitu merah, jingga, pink dan juga

kecoklatan.(Kusantati, dkk ,2008:127)

Blush on merupakan golongan dari kosmetik dekoratif. Dalam kosmetik

dekoratif, peran zat warna sangat besar. Sejak zaman dahulu, wanita cenderung

mewarnai pipinya, rambutnya, kukunya, alisnya, dan bulu matanya. Menurut

Retno dan Fatma (2007:91-92) Zat warna yang dipakai untuk pencampuran

kosmetik ada dua kelompok :

1. Zat Warna Alam yang Larut

Zat warna alam sekarang ini sudah jarang dipakai dalam kosmetik. Sebelumnya dampak zat warna alam ini pada kulit lebih baik dari pada zat warna sintetis, tetapi kekurangan zat ini kekuatan pewarnanya relatif lemah, tak tahan cahaya, dan relatif mahal. Karena pembuatannya dari bahan alam. Misalnya alkalain- zat warna merah yang diekstrak dari kulit akar alkana, carmine- zat warna merah yang diperoleh dari tubuh serangga coccus cacti yang dikeringkan, klorofil daun- daun hijau, dan masih banyak lagi.

2. Zat Warna Sintetis yang Larut

Zat warna sintetis pertama kali disintetis dari anilin, sekarang benzene, toluene, anthracene, dan hasil isolasi dari coal-tar yang lain sehingga disebut dengan zat warna aniline. Sifat- sifat zat warna sintetis yang perlu diperhatikan antara lain Tone dan intensitas harus kuat sehingga jumlah sedikitpun sudah memberi warna, harus bisa larut dalam air,sifat yang berhubungan dengan PH, kelekatan pada kulit atau rambut, toksisitas.

Berdasarkan penggolongan warna diatas penggunaan zat warna bisa

menggunakan zat warna alami dan zat warna sintetis. Untuk penelitian ini akan

menggunakan zat warna alam yang larut. Zat warna alam yang akan dibuat dari

bahan buah- buahan berupa buah naga yang berwarna merah.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan didalam menentukan warna

(33)

blush on berdasarkan warna kulit. Blush on memiliki beragam warna akan tetapi

tidak semua warna blush on cocok untuk warna kulit. Jika warna kulit wajah

cenderung putih atau kuning, pilih blush on yang bernuansa merah muda, untuk

kulit wajah berwarna sawo matang atau gelap, pilih blush on berwarna gradasi

merah jingga atau merah bata buat pemakaian sehari-hari. Bila menginginkan

warna kelihatan alami, pilih warna satu tingkat lebih cerah dari warna kulit atau

dua tingkat lebih gelap dibanding warna kulit. tapi untuk acara pesta, tidak ada

salahnya mengaplikasikan perona lebih tebal akan tetapi pemakaiannya harus

terkesan alami.

Rauge/ blush on diciptakan dengan warna- warna yang menarik, pada

dasarnya warna yang dipakai pada produk kosmetik blush on menggunakan

pewarna dari bahan kimia. Hanya saja sekali juga memberikan pengaruh negatif

pada kulit muka, terutama pipi, yaitu diawali dengan gatal- gatal lalu memerah

dan bahkan kulit mengelupas (Rostamailis, 2005:76). Oleh karena itu dampak

pemakaian zat warna alam pada kulit lebih baih dari pada zat warna sintetis.

(Retno dan Fatma, 2007:91)

Berdasarkan bahaya yang ditimbulkan pewarna dari bahan kimia, penulis

ingin membuat pewarna kosmetik blush On menggunakan bahan alami dari

buah- buahan. Buah naga yang memiliki warna merah adalah jenis buah naga

super merah yang memiliki pigmen warna merah pada daging dan juga kulitnya,

sehingga warna merah pada daging digunakan untuk pewarna alami pada blush

(34)

2.4. Buah Naga

2.4.1. Pengertian Buah Naga

Dalam beberapa tahun, masyarakat terutama pemerhati dan penggemar

buah di Indonesia ramai memperbincangkan buah naga. Buah yang rasanya

menyegarkan tubuh, campuran antara manis, masam, dan sangat berair. Buah

naga bisa disajikan dalam bentuk jus, sari buah, manisan, selai, dan beragam

bentuk lainnya (Andoko dan Nurrasyid, 2012:2).

Daerah asal kaktus hutan yang buahnya berwarna merah dan bersisik ini

adalah Meksiko, Amerika Tengah, dan Amerika Utara. Didaerah asalnya

tersebut buah naga atau dragon fruit ini dinamai pitahaya atau pitaya roja. Buah

naga sering juga disebut dengan berbagai nama yaitu pir strawberry, buah

kaktus, kaktus orchid, kaktus manis dan kaktus madu.pembentukan buah naga

terjadi ditandai dengan perubahan warna menjadi kehijaua- hijauan bagian

bawah bunga yang diserbuki (Ramadhani, 2013:42). Sebenarnya buah naga

masuk kedaratan Asia, yaitu Vietnam oleh orang Prancis sekitar tahun 1870

yang dibawa dari Guyana, Amerika Selatan. Di Indonesia tanaman ini banyak

ditanam di daerah Pasuruan, Jember, Mojokerto dan Jombang. (ramadhani,

2013:49-50)

Berdasarkan pengertian diatasa, buah naga memiliki nama yang

bermacam- macam sesuai daerah asalnya. Begitupun manfaat dan kandungan

buah naga bermacam- macam untuk tubuh.

2.4.2 Manfaat dan kandungan buah naga

(35)

meningkatkan daya tahan dan bermanfaat bagi metabolisme tubuh manusia. Buah naga mempunyai khasiat yang bermanfaat bagi kesehatan manusia diantaranya sebagai penyeimbang kadar gula darah, pelindung kesehatan mulut, mencegah kanker usus, mengurangi kolestrol, pencegah pendarahan dan mengobati keluhan keputihan (Ramadhani, 2013:51).

Selain manfaat tersebut, buah naga memiliki beberapa manfaat untuk

kecantikan diantaranya menghaluskan dan melembutkan kulit, mencegah

penuaan dini, mencegah dan mengobati jerawat, Mengatasi Kulit Terbakar

Matahari, Melindungi Kulit dari Sinar UV. Dalam bidang kecantikan, daging

buah naga bermanfaat untuk perawatan kulit, menghilangkan jerawat dan bekas

jerawat serta mencegah penuaan dini (Nadeau, 2013:2). Buah naga merupakan

buah yang mengandung anti oksidan yang tinggi. Di dalamnya terkandung

berbagai zat yang baik bagi tubuh seperti : kalsium, betakaroten, gula sederhana,

vitamin, B1, B2, B3 , vitamin C , fosfor dan lycopine. Zat-zat tersebut sangat

dibutuhkan oleh tubuh (Nadeau, 2013:1).

Tabel 2.1 Kandungan nutrisi buah naga per 100 gram daging buah

(36)

Secara keseluruhan, buah naga merah mengandung protein yang mampu

meningkatkan metabolisme tubuh dan menjaga kesehatan jantung. Seratnya

berguna untuk mencegah kanker usus dan kencing manis. Sementara itu karotin

yang terkandung didalam buah naga bermanfaat untuk kesehatan mata,

menguatkan fungsi otak, dan kekebalan tubuh ( Andoko dan Nurrasyid, 2012:3).

2.4.3. Jenis – jenis buah naga

Menurut Ramadhani (2013:45) ada 4 jenis buah naga diantaranya :

1. Hylocereus undatus, memiliki ciri buah berwarna merah dengan daging

buah putih. Mempunyai batang yang berwarna hijau putih, bahu yang

tinggi dan permukaan batang lenih kasar dibandingkan dengan varietas

merah. Harganya lebih rendah dan rasanya kurang manis dan sedap jika

dibandingkan dengan buah naga isi merah.

Gambar 2.1 Buah Naga putih

Sumber http://www.kebonkembang.com/

2. Hylocereus polyrhizus, memiliki ciri buah berwarna merah muda dengan

daging buah merah. Jenis yang ini paling banyak diminati dan ditanam

secara besar- besaran di Indonesia. Selain karena rasanya lebih manis dan

lebih berair, dari segi pembudidayaannya juga tidak terlalu sulit jika

(37)

Gambar 2.2 Buah Naga merah

Sumber http://www.kebonkembang.com/

3. Selenicereus megalanthus, memiliki cir kulit buah kuning dan daging

buah putih. Buah dan isinya pada umumnya berukuran lebih kecil

sehingga kurang bagus untuk dijadikan komoditi perdagangan.

Gambar 2.3 Buah Naga kuning

Sumber http://www.kebonkembang.com/

4. Hylocereus costaricensis, buah naga dengan warna daging super merah.

Sepintas, buah naga jenis ini mirip dengan buah naga berdaging merah.

Namun, warna daging buahnya lebih merah sehingga sering disebut buah

naga super merah atau super red. Ukuran buah naga ini relatif lebih kecil

jika dibandingkan dengan buah naga merah. Batangnya lebih besar

daripada jenis buah naga yang lain, dan akan bewarna loreng ketika

(38)

Gambar 2.4 Buah Naga super red

Sumber http://www.kebonkembang.com/

Dari berbagai jenis di atas hanya ada dua varietas yang banyak di

budidayakan di indonesia yaitu varietas merah dan putih. Tanaman buah naga

super red merupakan tanaman merambat yang kuat dengan batang seperti

berlilin putih.memiliki bunga sangat panjang (25- 30 cm), bagian kelopak bunga

luar berwarna kemerah- merahan terutama dibagian ujung. Daging buah

kemerah- keunguan dengn banyak biji hitam kecil, tekstur daging buah baik, dan

rasa yang enak (Ramadhani,2013:45). Untuk pemakaian buah naga sebagai

warna alami didalam pembuatan blush on menggunakan buah naga jenis

Hylocereus costaricensis. Hylocereus costaricensis memiliki daging yang sangat

merah sehingga diharapkan bisa mendukung warna blush on yang cenderung

merah atau pink. Selain warna yang dimiliki buah naga, kandungan yang

dimiliki buah naga harus diperhatikan untuk mengetahui manfaat apa yang dapat

diperoleh selain mengambil pigmen warna yang dimiliki buah naga tersebut.

Secara keseluruhan, setiap buah naga merah mengandung protein yang

mampu meningkatkan metabolisme tubuh dan menjaga kesehatan jantung

(Ramadhani,2013:52). Manfaat lain dari kandungan buah naga dapat

(39)

dalam jurnal penelitian yang berjudul ekstrasi pigmen antosinin dari kulit buah

naga mengatakan “Bahwa Ekstrasi pigmen antosianin dari kulit buah naga dapat

dijadikan sebagai alternatif pengganti pewarna sintetis”. Buah naga digunakan

untuk pewarna makanan selain itu juga dapat digunakan sebagai pewarna kain

seperti hasil penelitian dari Yulianti dalam abstrak penelitiannya berjudul

Ekstraksi dan Uji Kestabilan Pigmen Betasianin dalam Kulit Buah Naga

mengatakan “Ekstrak kulit buah naga yang diperoleh stabil terhadap pemanasan

dan paparan sinar matahari serta dapat diaplikasikan terhadap kain. Pigmen

betasianin menimbulkan warna yang dapat menempel pada kain dengan baik”.

Berdasarkan hal tersebut dalam penelitian ini akan dicoba menggunakan

buah naga sebagai pewarna alami untuk blush on. Akan tetapi pada beberapa

penelitian, penelitian menggunakan kulit buah naga untuk di ekstrak menjadi

pewarna alaminya. Untuk itu penulis mencoba hal baru yaitu mengekstrak

menggunakan daging dari buah naga bukan dari kulit buah naga untuk

mendapatkan warna alami sebagai pewarna dalam pembuatan blush on.

2.5. Perencanaan Pembuatan Buah naga sebagai Pewarna Alami Blush On

Menurut Eddy Tano (2005:57-58) dalam buku yang berjudul Teknik

Membuat Kosmetik dan Tip Kecantikan, formula dalam pembuatan blush on/

blush on bentuk blusher atau powder dan cream meliputi:

 Talcum ... 38 grm

 Kaolin ... 20 grm

 Parafin liquid ... 1 cc

 Seng Oksida ... 20 grm

(40)

Keterangan bahan- bahan formula blush on :

1. Talcum

Secara kimiawi, talk adalah magnesium silikat (3MgO. 4SiO2.H2O). ini

merupakan bahan dasar dari segala macam formulasi kosmetik seperti

bedak, blush on dan eye shadow, sifat yang sangat luar biasa adalah mudah

menyebar dan kekuatan menutupi yang rendah. ( selfia: 2013)

2. Kaolin

Kaolin merupakan masa batuan yang tersusun dari material lempung

dengan kandungan besi yang rendah, dan umumnya berwarna putih atau

agak keputihan. Warna dari kaolin yang digunakan harus secerah mungkin.

Bahan dasar harus dimurnikan secara baik untuk memindahkan

keseluruhan bahan tidak murni dan partikel kasar. Tidak semua aluminium

silikat dapat diklasifikasikan sebagai kaolin, namun 3 kelompok di bawah

ini secara khusus memiliki formula yang sama ( Al2O3. 2SiO2.2H2O) dan

dapat disebut kaolin : nacrite, dickite, dan kaolinite. Kaolin merupakan

bahan kimia yang berguna untuk melekatkan kosmetik pada wajah, karena

kaolin higroskopis penggunaannya pada kosmetik umumnya tidak

melebihi 25%. (amantadin: 2012)

3. Parafin liquid

Di industri kosmetik digunakan pada produk hair care, skin care, nail care,

lotion, cream, massage. Parafin liquid mempunyai fungsi sebagai

(41)

4. Seng oksida

Terdapat 2 bahan pengopak yang biasa digunakan dalam formulasi bedak

wajah : zink oksida dan titanium dioksida. Terlalu banyak digunakan bahan ini

dapat menghasilkan efek seperti topeng yang mana tidak diinginkan ; terlalu

sedikit membuat bedak tidak dapat menempel pada tubuh.

Diketahui bahwa zink oksida memiliki beberapa sifat terapeutik dan

membantu menghilangkan kecacatan pada kulit. Namun, penggunaan yang

berlebihan dapat menyebabkan kulit kering (Pharmacy: 2010).

5. Seng setearat

Zink dan magnesium stearat sejauh ini merupakan bahan yang paling

sering digunakan dari logam stearat. Untuk bedak wajah, stearat harus memiliki

kualitas yang tinggi untuk mencegah timbulnya keasaman, bau yang tidak

diinginkan. Sifat yang paling penting dari zink dan magnesium stearat adalah

sifat adhesif dan anti air. Zink stearat, yang paling sering digunakan juga

memiliki efek menenangkan. Penggunaan yang berlebihan, stearat dapat

menyebabkan noda dan efek jerawat pada kulit. Dalam jumlah yang cukup (4-

15%) zink stearat memberikan sifat adheren pada bedak wajah (Pharmacy:

2010).

Dari formula diatas peneliti akan membuat blush on dari pewarna alami

buah naga melalui beberapa tahapan, yaitu :

5.5.1. Proses Pemilihan Buah Naga

Bagi sebagian orang buah naga mungkin sudah tidak asing di telinga.

(42)

naga buah naga berdaging putih (Hylocerous undatus), buah naga berdaging

merah (Hylocerous polyrhizus), buah naga berdaging super merah (Hylocerous

costaricensis), buah naga kuning ( selenicereus megalanthus) (Andoko dan

Nurrasyid, 2012 :16-19).

Pemilihan untuk pembuatan blush on menggunakan buah naga berdaging

super merah (Hylocerous costaricensis), karena daging nya yang sangat merah

diharapkan lebih efesien digunakan untuk zat warna blush on.

5.5.2. Proses Ekstrak Buah Naga

Ekstrak adalah sediaan kering,kental atau cair dibuat dengan menyari

simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok, diluar pengaruh cahaya

matahari langsung. Ekstrak kering harus mudah digerus menjadi serbuk

(FARMAKOPE Departemen Kesehatan Republik Indonesia edisi ketiga

1979:9). Ekstrak dapat dilakukan menggunakan cairan pelarut etanol ataupun

air. Ekstrak buah naga ini menggunakan etanol, metode tictura yaitu suling atau

uapkan pada tekanan rendah suhu tidak lebih dari 50 derajat.

Bahan- bahan yang sudah disiapkan yaitu daging buah naga dan etanol

dicampur atau diletakkan didalam sebuah toples, etanol harus bisa merendam

semua daging buah naga. Bahan yang berada didalam toples direndam selama 24

jam, setelah itu pemisahan biji menggunakan saringan kaca halus dari bahan

plastik atau kawat kemudian ditekan- tekan sampai bijinya terkumpul

disaringan. Kemudian bahan diblender untuk mendapatkan tekstur lebih halus,

setelah itu hasil nya disaring menggunakan penyaring kain yang tidak begitu

(43)

ke 4 menggunakan penyaring kertas yang lebih rapat guna mendapatkan tingkat

kejernihannya.

Gambar 2.5 proses ekstraksi Sumber dokumentasi peneliti, 2015

Tahap selanjutnya menguapkan alkohol dengan cara merebus bahan dalam

air dengan suhu 50 derajat. Bahan diletakkan pada gelas ukur, kemudian direbus

dengan air dan diaduk menggunakan pengaduk sampai alkohol menguap.

Setelah alkohol menguap semua, maka ekstrak di dinginkan dan diletakkan pada

tempat tertutup, setelah itu didiamkan dan di simpan kedalam kulkas untuk

mengawetkan bahan.

(44)

5.5.2.1. Proses Pembutan Blush On dalam bentuk cream, compact, dan powder.

Proses pembuatan produk diawali dengan cara ekstrasi buah dahulu untuk

mendapatkan warna dari buah naga. Setelah proses ekstrasi dilaksanakan maka

bisa dilakukan pembuatan Blush on berbentuk cream, compact, dan powder

sebagai berikut :

1. Persiapan Alat

Tabel 2.2 Alat- alat pembuatan blush on untuk 3 produk ( cream, compact, dan powder)

(45)

Tabel 2.4 proses pembuatan blush on cream, compact, dan powder

Bentuk cream compact powder

(46)

2.5. Kerangka Fikir

Buah naga memiliki beberapa jenis yaitu buah naga putih, buah naga

merah, buah naga kuning, dan buah naga super red. Akan tetapi pada pembuatan

produk blush on ini menggunakan buah naga super red. Buah naga super red

memiliki warna merah pada daging dan juga kulitnya. Warna merah yang

cenderung keunguan memberi rasa ketertarikan peneliti untuk menggunakan

daging dari buah naga sebagai pewarna alami. Seperti dalam jurnal penelitian

yang berjudul ekstrasi pigmen antosinin dari kulit buah naga mengatakan

“Bahwa Ekstrasi pigmen antosianin dari kulit buah naga dapat dijadikan sebagai

alternatif pengganti pewarna sintetis”. Buah naga digunakan untuk pewarna

makanan selain itu juga dapat digunakan sebagai pewarna kain seperti hasil

penelitian dari Yulianti dalam abstrak penelitiannya berjudul Ekstraksi dan Uji

Kestabilan Pigmen Betasianin dalam Kulit Buah Naga mengatakan “Ekstrak

kulit buah naga yang diperoleh stabil terhadap pemanasan dan paparan sinar

matahari serta dapat diaplikasikan terhadap kain. Pigmen betasianin

menimbulkan warna yang dapat menempel pada kain dengan baik”.

Zat Warna adalah zat atau campuran zat yang dapat digunakan pada

sediaan kosmetik untuk mewarnai sediaan. Zat warna ini dapat pula digunakan

sebagai bahan aktif dengan tujuan untuk melapisi luar tubuh manusia dengan

atau tanpa bantuan zat lain. Zat pewarna alam adalah zat warna yang diperoleh

dari alam seperti binatang, mineral – mineral dan tumbuhan baik secara

(47)

Produk blush on dipasaran cenderung menggunakan pewarna sintetik dari

pada pewarna alam sehingga dapat menimbulkan resiko efek samping yang lebih

besar dan merugikan bagi konsumen. Berdasarkan hasil investigasi dan

pengujian laboratorium oleh Badan POM RI pada tahun 2007 terhadap kosmetik

yang beredar ditemukan 27 merek kosmetik yang mengandung bahan berbahaya

dan dilarang digunakan dalam kosmetik sebagai zat warna seperti rhodamin B (

merah K.10) dan merah K.3.

Berdasarkan hal tersebut dalam penelitian ini akan dicoba menggunakan

buah naga sebagai pewarna alami untuk blush on. Blush on dibuat dalam 3

bentuk yaitu, cream, compact dan powder dengan pewarna alami dari ekstrak

buah naga. Bahan campuran untuk membuat blush on berupa Talk, kaolin,

parafin liquid, seng oksida, untuk mengetahui kualitas dan daya terima terhadap

blush on yang dihasilkan maka akan dilakukan penilaian subyektif dan obyektif.

Penilaian subyektif terdiri dari uji inderawi dan uji kesukaan. Sedangkan

penilaian obyektif yang dilakukan yaitu uji laboratorium meliputi kandungan

(48)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian merupakan syarat mutlak dalam suatu penelitian.

Penggunaan metode penelitian dalam suatu penelitian harus tepat dan mengarah

pada suatu penelitian, serta dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Dalam

penelitian ini digunakan metode eksperimen untuk memperoleh data yang sesuai.

Metode eksperimen adalah metode yang memberikan dan menggunakan suatu

gejala yang disebut percobaan, dalam penelitian ini akan terlihat hubungan sebab

akibat sebagai pengaruh dari suatu penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui: bagaimana cara pembuatan dan kelayaan Blush On dalam bentuk

cream, compact dan powder. Dalam penelitian ini menggunakan metode

eksperimen.

3.1. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif karena dalam

pelaksanaannya mencari data sebanyak-banyaknya. Pendekatan menggunakan

pendekatan kuantitatif, Menurut Sugiyono (2013:14) “Metode penelitian

kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada

filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random”. Pada

metode penelitian akan dibahas mengenai jenis penelitian, desain eksperimen dan

pelaksanaan eksperimen dengan pengkondisian yang sama.

(49)

3.1.1. Jenis Penelitian

Penelitain ini menggunakan pendekatan studi eksperimen, karena data yang

diperoleh menggunakan percobaan. Menurut Sugiyono (2013:107) mengatakan

bahwa metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan

untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang

terkendalikan. Dalam penelitian eksperimen yang dilakukan adalah ekstrak daging

buah naga merah sebagai pewarna alami Blush On.

3.1.2. Desain eksperimen

Desain eksperimen bertujuan untuk memperoleh tatau mengumpulkan

informasi sebanyak- banyaknya yang diperlukan dan berguna dalam melakukan

penelitian persoalan yang akan di bahas (Sudjana,1995:02). Penelitian ini

menggunakan desain eksperimen Quasi Eksperimental Design, karena pada

kenyatannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk

penelitian. Ada dua bentuk Desain Quasi Eksperimen yaitu Time Series Design

dan Nonequivalent Control Grop Design (Sugiyono,2013:114). Dalam penelitian

ini menggunakan Time Series Design karena desain penelitian ini hanya

menggunakan satu kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol

(Sugiyono,2013:115).

Eksperimen dalam penelitian ini dilakukan sebanyak 1 kali perlakuan yang

dalam eksperimen ini peneliti melakukan penelitian terhadap blush on dalam

bentuk cream, compact, powder yang akan diaplikasikan ke mahasiswa prodi

pendidikan kecantikan FT UNNES yang memiliki warna kulit wajah putih,

(50)

O1 O2 O3 X O4 O5 O6

Hasil Produk yang baik adalah O1 = O2 = O3 dan hasil perlakuan yang baik

adalah O4 = O5 = O6 . Besarnya pengaruh perlakuan adalah = (O1 + O2 + O3) – ( O4

+ O5 + O6). (Sugiyono,2013:115)

Pola ini kemudian dikembangkan menjadi langkah-langkah penelitian

(51)

Obyek parafin liquid 1 cc, seng oksida 15 gr.

2. Uji Organoleptik/ kesukaan

Penilaian Objektif: 3. Uji Kandungan Zat Warna pada

(52)

3.2. Prosedur Pelaksanaan Eksperimen

Prosedur pelaksanaan eksperimen merupakan langkah-langkah yang telah

ditentukan dalam melaksanakan percobaan pembuatan blush on dari buah naga.

Adapun prosedur pelaksanaan eksperimen meliputi waktu dan tempat eksperimen

serta tahap-tahap pelaksanaan eksperimen.

3.2.1 Tempat dan waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Ruang Laboraturium Kecantikan Gedung

E10 lantai 2, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang. Waktu penelitian

yaitu bulan juli pada tahun 2015 dengan subjek uji coba mahasiswi Universitas

Negeri Semarang.

3.2.2. Alat Dan Bahan Eksperimen pembuatan blush on dari buah naga untuk 3

produk ( cream, compact, dan powder)

(53)

1 Buah naga 2 kg

2 Alkohol 500 ml

3 Tisue Secukupnya

4 Talk 68 gr

5 Kaolin 45 gr

6 Parafin liquid 5 cc

7 Seng oksida 38 gr

Sumber, Dokumentasi Peneliti 2015

3.2.3. Tahap-Tahap Pelaksanaan Eksperimen

Tahapan dalam pembuatan blush on dari buah naga dengan pewarna alami

dari daging buah naga yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap

penyelesaian.

1. Tahap persiapan

Tahap persiapan harus yang diperhatikan dengan teliti dalam pembuatan blush

on dari buah naga, antara lain:

a. Tahap penyediaan alat

Peralatan yang digunakan pembuatan blush on dari buah naga dalam keadaan yang baik, tidak rusak dan bersih.

b. Tahap penyediaan bahan

Bahan – bahan yang digunakan pembuatan blush on dari buah naga harus

dalam keadaan yang baik, tidak cacat, dan tidak kadaluwarsa.

c. Tahap penimbangan bahan

Bahan – bahan harus ditimbang sesuai ketentuan formula agar hasil akhir

dari pembuatan blush on dari buah naga baik dan optimal.

(54)

a. Persiapan Alat

b. Persiapan Bahan

c. Proses Ekstraksi

NO. Nama Pelaksanaan

1

Pemilihan bahan utama (buah naga), buah naga dipisahkan antara kulit dan daging buah naga, kemudian daging buah naga di potong bentuk dadu.

2

Melakukan ekstraksi daging buah naga untuk pembuatan blush on

cream, compact, dan powder

Perendaman bahan pemisahan biji

3

Penguapan alkohol dengan cara merebus ekstrak daging buah naga menggunakan air aquades 500 ml dengan api stabil 600C – 700C.

Hasil ekstraksi daging buah naga

d. Pembuatan blush on cream

NO. Nama Pelaksanaan

(55)

2

Bahan- bahan dicampur menggunakan sendok sampai bahan benar- benar tercampur rata.

3

Setelah bahan tercampur rata, hasil campuran bahan diletakkan pada tempat yang sudah disediakan.

e. Pembuatan blush on compact

NO. Nama Pelaksanaan

1

Menyiapkan bahan meliputi: 150 ml ekstrak buah naga, talk 20 gr, kaolin 18 gr, parafin liquid 1 cc, seng oksida 15 gr

2

Bahan- bahan dicampur kemudian diaduk menggunakan sendok sampai bahan benar- benar tercampur rata.

3

(56)

4

Bahan yang sudah diletakkan pada wadah di keringkan menggunakan sinar matahari dan ditutup menggunakan mika untuk melindungi bahan

dari debu dan bakteri yang bisa tercampur pada bahan blush on selama 2

hari sampai bahan benar- benar kering.

5

Bahan yang sudah kering dikemas pada tempat yang sudah disediakan.

f. Pembuatan blush on powder

NO. Nama Pelaksanaan

1

Menyiapkan bahan meliputi: 150 ml ekstrak buah naga, talk 25 gr, kaolin 12 gr, parafin liquid 1 cc, seng oksida 13 gr

2

(57)

3

Bahan yang sudah tercampur rata dikeringkan menggunakan sinar matahari langsung dan ditutup menggunakan mika untuk melindungi

bahan dari debu dan bakteri yang bisa tercampur pada bahan blush on

selama 2 hari sampai bahan benar- benar kering.

4

Bahan yang sudah kering dihancurkan dan diayak menggunakan ayakan 100 mess untuk mendapatkan bahan yang halus.

5

Bahan yang sudah diayak, diletakkan pada wadah yang sudah disediakan.

3.3. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013:60). Dalam penelitian

ini terdapat dua variabel yaitu :

3.3.1. Variabel bebas

Variabel bebas adalah variabel yang dapat mempengaruhi atau menjadi

(58)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah komposisi penggunaan ekstrak buah

naga pada pembuatan blus on bentuk cream, compact dan powder .

3.3.2. Variabel terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat,

karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013:61). Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah hasil pengaplikasian warna Blush On yang berbentuk cream,

powder dan compact.

3.4. Metode Penentuan Obyek Penelitian

3.4.1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Ruang Laboraturium Kecantikan Gedung E10

lantai 2 Kampus Universitas Negeri Semarang, Sekaran Gunung Pati Semarang.

3.4.2. Obyek Penelitian

Obyek dalam penelitian ini adalah daging buah naga yang di ekstrak

menjadi pewarna alami pembuatan blus on bentuk cream, compact dan powder.

3.4.3. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang mempunya warna kulit

putih, sawo matang, dan coklat. Memperhatikan kelancaran dan agar terhindar

dari kekeliruan, maka peneliti mengambil subyek dalam penelitian sebanyak 18

mahasiswa prodi Pendidikan Tata Kecantikan FT UNNES yang memiliki warna

kulit putih 3 orang, warna sawo matang 3 orang, dan warna coklat 3 orang. Dan 9

mahasiswa sebagai operator atau perias.

Gambar

Tabel                                                                                                        Halaman
Tabel 2.1 Kandungan nutrisi buah naga per 100 gram daging buah
Gambar 2.1 Buah Naga putih
Gambar 2.2 Buah Naga merah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis kualitas hasil pewarnaan preparat gosok menggunakan pewarna alami dari pigmen kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus)

PEMANFAATAN BUAH SUKUN ( Arthocarpus communis Forst ) DALAM PEMBUATAN YOGHURT DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK. KULIT BUAH NAGA ( Hylocereus polyrhizus ) SEBAGAI

Pada tabel 1 dapat diketahui pengetahuan masyarakat terhadap pemanfaatan kulit buah naga untuk pembuatan yoghurt dari kulit buah naga dan potensi pengembangannya

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstraksi zat warna dari kulit buah naga (Hylocereus Undatus.) pada suhu 120 0 C menghasilkan ekstrak zat warna yang memiliki intensitas

diuraikan tersebut, maka pada penelitian ini akan digunakan ekstrak kulit buah naga merah sebagai pewarna alami mie sagu dan sekaligus untuk mendapatkan rasio pati

Salah satu metode pemisahan senyawa antioksidan yang terkandung dalam kulit buah naga ( Hylocereus constaricensis ) dengan teknik maserasi yang mana kemudian hasil ekstrak

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh zat pewarna alami dari kulit manggis melalui proses ekstraksi baik dengan soxhlet maupun tangki berpengaduk, yang

Hasil pewarna alami pigmen kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dalam pembuatan preparat gosok sebagai sumber belajar media poster pada pembelajaran