Alwasilah, A. Chaedar. 1993. Dari Cicalengka Sampai Chicago: Bunga Rampai Pendidikan Bahasa. Bandung: Angkasa.
Arikunto, S. 1983. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bina Aksara. Badudu, J.S. 19925. Cakrawala Bahasa Indonesia II. Jakarta: Gramedia.
Baried, St. Baroroh, dkk. 1985. Memahami Hikayat dalam Sastra Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud.
Booth, W.C., Colomb, GG., William, J.M. 1995. The Craft of Research. Chicago: The University of Chicago Press.
Ciptaloka Caraka. 2002. Teknik Mengarang. Yogyakarta: Kanisius.
Depdikbud. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Depdikbud. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi kedua. Jakarta: Balai Pustaka.
Depdikbud, t.t. Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.
Firdaus, Endang. 2001. Cerita Rakyat dari Banten. Jakarta: Grasindo.
Halim, A. 1976. “Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia”, Politik Bahasa Nasional 2. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Halim,A. 1981. “Bahasa Indonesia Baku”, Pertemuan Bahasa dan Sastra Indonesia dalam Rangka Peringatan Sumpah Pemuda ke-53. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Harian Umum Pikiran Rakyat, edisi 11 Desember 2006. Harian Umum Jawa Pos, edisi 2 Juni 2000.
Harian Umum Pikiran Rakyat, edisi 11 Desember 2006, 3 Juni 2007, 5 Juli 2007, 9 September 2007 Harian Umum Kompas, edisi 30 Juli 2007
Hoed, B.H. 2000. “Kedudukan Bahasa Indonesia dan Tantangan Abad yangAkan Datang”, Jurnal Linguistik Indonesia. Jakarta: Masyarakat Linguistik Indonesia.
Johannes, H. 1978. “Gaya Bahasa Keilmuan”, Kertas Kerja Kongres Bahasa Indonesia III. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Keraf, G. (1997). Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Ende Flores: Penerbit Nusa Indah. Kosasih, E. dan Ice Sutari. 2003. Surat Menyurat dan Menulis Surat Dinas dengan Benar. Bandung: Yrama
Widya.
Kurniawan, K. 2004. Bahasa Indonesia Ilmiah untuk Perguruan Tinggi. Bandung: FPBS UPI. Majalah Tiara Bahasa, Vol. 1 No. 1, September 2002.
Mihardja, Achdiat K. 1997. Si Kabayan Manusia Lucu. Jakarta: Gramedia.
Moeliono, A. 1993. “Bahasa yang Efektif dan Efisien”, Makalah Seminar Peningkatan Mutu Pengajaran Bahasa Indonesia Ragam Ipteks di Perguruan Tinggi, 2 Oktober 1993. Bandung: ITB.
Morsey, R.J. 1976. Improving English Instruction. Chicago:Rand McNally College Publishing Company. Murray, Donald M. 1980. “Writing as Process” ini Eight Approaches to Teaching Composition. Illinois:
National Council of Teachers of English, h. 3 – 20.
Nafiah, A.H. 1981. Anda Ingin Jadi Pengarang. Surabaya: Usaha Nasional.
Nunan, D. 1991. Language Teaching Methodology, A Textbook foor Teacher. Sydney: Prentice Hall International (UK) Ltd.
Nurhadi. 1991. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Penerbit Sinar Baru.
Nurhadi. 1991. Pembinaan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Ilmu Pengetahuan. Malang: IKIP.
Prijanto, Saksono. (Peny). 2003. Model Penderitaan Tokoh Perempuan dalam Novel Populer. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.
Prijanti, Saksono. (Peny). 2003. Citra Wanita dalam Hikayat Panji Melayu. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.
Riantiarno, N. 1995. Semar Gugat. Yogyakarta: Yayasan Benteng Budaya.
Rifai, M.A. 1997. Pegangan Gaya Penulisan, Penyuntingan, dan Penerbitan Karya Ilmiah Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sarwadi dan Soeparno. 1994. Buku Pegangan Kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia. Yogyakarta: UPP IKIP Yogyakarta.
Sugono, Dendy (Peny. Utama). 2003. Buku Praktis Bahasa Indonesia I. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.
Sugono, Dendy (Peny. Utama). 2003. Buku Praktis Bahasa Indonesia 2. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.
Sularto, B. 1985. Lima Drama. Jakarta: Gunung Agung.
Sumardjono, Maria S.W. 1997. Pedoman Pemnuiatan Usulan Penelitian Sebuah Panduan Dasar. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Supriadi, D. 1997. Isu dan Agenda Pendidikan Tinggi di Indonesia. Jakarta: Rosda Jayaputra. Tambajong, J. 1981. Dasar-Dasar Dramaturgi. Bandung: Pustaka Prima.
Tarigan, H.G 1983. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tasai, S. Amran. (Peny.). 2003. Cerita Rakyat dan Objek Pariwisata di Indonesia: Teks dan Analisis Latar: Jakarta: pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.
Widodo. 1997. Teknik Wartawan Menulis Berita di Surat Kabar dan Majalah. Surabaya: Indah. Wilkins, D.A. 1976. Second Language Learning and Teaching. London: Edward Arnold.
Wiryosoedarmo, S. 1991. HimpunanRingkasan dan Tinjauan Roman, Drama, Novel. Surabaya: Sinar Wijaya.
Yusra, Abrar. 1994. Autobiografi A.A. Navis, Satiris & Suara Kritis dari Daerah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Gl osri um
Abreviasi : pemendekan bentuk sebagai pengganti bentuk yang lengkap; bentuk singkatan tertulis sebagai pengganti kata atau frasa
Aerodinamika : ilmu yang berhubungan dengan gerakan udara dan gas lai
Afiks : bentuk terikat yang apabila ditambahkan kata dasar atau bentuk dasar akan mengubah makna gramatikal
Argumentasi : alasan untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan Artikel : karya tulis lengkap, misalnya laporan berita atau esai di surat kabar.
Artikulator : bagian alat ucap yang dapat bergerak, misalnya bagian lidah dan bibir bawah
Debat : pembahasan dan pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberi alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing
Deduktif : bersifat deduksi (penarikan kesimpulan dari keadaan yang umum; penyimpulan dari yang umum ke yang khusus)
Deskripsi : pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata secara jelas dan terperinci Diskusi : pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu permasalahan Entitas : satuan yang berwujud
Esai : karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya
Euforia : perasaan nyaman atau perasaan gembira yang berlebihan
Fakta : hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan, sesuatu yang benar-benar ada Fonem : satuan bunyi terkecil yang mampu menunjukan kontras makna
Hikayat : karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah bersifat rekaan, keagamaan, historis, biografis, atau gabungan sifat-sifat itu, dibaca untuk pelipur lara, pembangkit semangat juang, atau sekadar untuk meramaikan pesta
Induktif : bersifat secara induksi (penarikan kesimpulan berdasarkan keadaan yang khusus untuk untuk diperlakukan secara umum)
Infiks : morfem yang disisipkan di tengah kata
Konfiks : afiks tunggal yang terjadi dari dua unsur yang terpisah Kontemplatif : bersifat membangkitkan kontemplasi
Mentor : pembimbing
Moderator : orang yang bertindak sebagai penengah
Morfologis : cabang linguistik tentang morfem dan kombinasinya Narasi : pengisahan suatu cerita atau kejadian
Opini : pendapat, pemikiran, dan pendirian
Ozon : lapisan udara yang terdapat di atmosfer yang berasal dari oksigen Preposisi : kata yang biasa terdapat di depan nomina
Reduksi : pengurangan, pemotongan Replektif : gerakan badan di luar kemauan
Respirasi : kegiatan memasukkan dan mengeluarkan udara ke dulu dan dari paru-paru Simultan : terjadi atau berlaku pada waktu yang bersamaan; serentak
Sufiks : afiks yang ditambahkan pada bagian belakang kata dasar Urgen : mendesak sekali pelaksanaannya