• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I: Pada bab ini memuat tentang pengertian kiprah dakwah, unsur- unsur-unsur dakwah dan pengertian birokrasi

B. Analisis Temuan

5. Dakwah Bil Hal

Dakwah bil hal pada hakikatnya adalah metode dakwah yang mengacu pada dakwah dalam bentuk tindakan nyata, keteladanan, bersifat pemecahan masalah tertentu dalam dimensi ruang dan waktu tertentu. Karena itu metode dakwah bil hal ini lebih diorientasikan kepada kebutuhan nyata masyarakat dan personal terutama yang bersifat fisik atau nampak.

Dengan demikian metode dakwah ini berarti metode yang menaruh perhatian yang lebih besar terhadap masalah kemasyarakatan. Metode ini bisa berjalan lebih efektif apabila seorang da’i bisa masuk ke dalam struktur sosial yang ada dan berpengaruh. Sehingga dengan itulah, dakwah Islam di harapkan berjalan dengan sangat baik.

Bagi Kurdi Mustofa, dakwah bil hal ini dinilai sebagai metode dakwah yang paling efektif. Karena menurutnya dakwah dengan tindakan nyata adalah

15

Hasil wawancara dengan Mayjen TNI (Purn) Drs. H. Kurdi Mustofa, MM.Jum’at. 03 Mei 2013. Pukul 09.15.

sebuah tanggung jawab moral yang diwajibkan kepada setiap orang Islam. Terlebih ketika sebuah profesi pekerjaan juga dijadikan sebagai sumber berkembangnya dakwah Islam.16 Alasannya tentu mudah sekali, dalam lingkup sebuah pekerjaan tentu diisi oleh banyak orang dengan berbagai latar belakang kehidupan yang berbeda. Ada pimpinan, karyawan laki-laki maupun perempuan, dan bidang-bidang yang beda. Perbedaan seperti itulah yang harus dimanfaatkan dengan baik sebagai lahan dakwah. Terlebih bisa memengaruhi atau mendakwahkan Islam dengan baik terhadap pemimpin. Dakwah model seperti ini dinilai sebagai dakwah yang adaptif dan kontekstual.

Pentingnya dakwah Islam kepada pemimpin atau penguasa dapat digambarkan pada kisah Nabi Muhammad SAW yang menyerukan dan mengajak seorang Heraklius Raja Agung Romawi untuk masuk Islam. Ketika itu, Nabi Muhammad menulis surat yang isinya : “Bismillahirrahmanirrahim. Dari Muhammad Rasulullah untuk Heraklius Raja Agung Romawi. Keselamatan atas orang yang mengikuti petunjuk. Amma ba’du. Sesungguhnya aku mengajakmu dengan dakwah Islam. Masuk Islamlah, engkau akan selamat. Allah akan memberimu pahala dua kali. Tetapi jika engkau berpaling, maka engkau berdosa

seperti dosanya orang-orang Aris (Al-arisiyyin)”.17

Menentukan dan memutuskan sebuah kebijakan yang pro umat adalah wujud dari definisi dakwah bil hal. Untuk itulah mengapa Kurdi Mustofa menganggap bahwa dakwah bil hal adalah metode dakwah yang relevan dengan

16

Hasil wawancara dengan Mayjen TNI (Purn) Drs. H. Kurdi Mustofa, MM.Jum’at. 03 Mei 2013. Pukul 09.15.

17

Syarifudin Jurdi, Pemikiran Politik Islam Indonesia, ( Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2008), cet. I, hal.127.

kebutuhan masyarakat Indonesia saat ini. Terlepas dari pentingnya metode dakwah lain.

Beberapa contoh dakwah bil hal yang dilakukan Kurdi Mustofa selama menjabat sebagai Perwira Pembina Mental bidang Kerohanian. Pertama, mewajibkan pelaksanaan tes pengetahuan agama kepada prajurit yang ingin menikah. Pengetahuan agama di sini meliputi tes membaca al-Qur’an dan shalat.

Kedua, memberalakukan tes membaca al-Qur’an dan shalat kepada calon taruna

Akabri (Akmil) yang beragama Islam. Ketiga, melaksanakan latihan shalat sehabis upacara pagi bagi perwira yang beragama Islam.

Wujud dakwah bil hal juga dilakukannya ketika dirinya dipercaya menjadi Sekretaris Pribadi Presiden SBY. Hal ini dijadikan momentum penting dalam perjalanan karir dakwahnya. Karena tentu dengan akses kedekatan langsung dengan seorang pemimpin, terlebih seorang presiden. Kurdi Mustofa bisa dengan mudah memberikan ide atau gagasan-gagasan penting untuk presiden.18

Dengan kesempatan sangat baik ini, dirinya terus mengupayakan memasukan unsur-unsur dakwah atau bahasa agama yang dituangkan dalam gagasannya. Menurutnya, akan banyak sekali kebaikan jika pemimpin atau birokrat yang saleh memimpin pemerintahan.

Selama Kurdi Mustofa menjabat sebagai Sekretaris Pribadi Presiden., ia sedikit banyak memberikan gagasan, membina hingga ditunjuk oleh Presiden untuk membangun komunikasi yang baik terhadap masyarakat Indonesia yang mayoritas adalah muslim.

18

Hasil wawancara dengan Mayjen TNI (Purn) Drs. H. Kurdi Mustofa, MM.Rabu. 03 Mei 2013. Pukul 09.15.

Kurdi Mustofa pernah memberikan gagasan kepada Presiden SBY untuk memberikan himbauan kepada Kementrian Agama agar mengaudit dan mendata total uang sedekah jum’at seluruh masjid di Indonesia dan perintah untuk menguatkan kewajiban zakat. Inti dari gagasan ini adalah semata-mata untuk mengetahui tolak ukur tingkat kesejahtraan rakyat Indonesia, khususnya yang beragama Islam. Agar kemudian pemerintah dapat lebih sensitif dengan kesejahteraan rakyat.

Kontribusinya ini dianggap sebagai bagian dari dakwah bil hal. Karena menurutnya, esensi dari dakwah adalah sebuah perubahan. Yaitu mengubah pola pikir dan kebiasaan pemimpin sehingga lahirlah kebijakan-kebijakan yang membawa kemaslahatan umat.

Terlepas dari diterima dan tidaknya gagasan-gagasan tersebut, setidaknya Kurdi Mustofa telah memberikan manfaat penanaman nilai-nilai keagamaan kepada Presiden SBY. Kurdi Mustofa juga berharap SBY dapat menentukan kebijakan yang sesuai dengan harapan rakyatnya. Tapi menurutnya, selama ini Presiden SBY selalu merespon baik gagasan-gagasan yang dikemukakan oleh Kurdi Mustofa. Salah satu parameternya adalah, banyak kegiatan keagamaan yang diselenggarakan oleh pemerintah. jika dulunya hanya memperingati kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW, namun kini Istana mulai menyelenggarakan malam Nuzulul Qur’an, Isra Mi’raj dan pengajian malam Jum’at. Jika dilihat dari sisi politik, masyarakat masih menyukai dan menilai SBY sebagai tokoh yang agamis. Sehingga SBY dapat terpilih kembali menjadi Presiden Indonesia pada

pemilu 2009. Tapi baginya mensyiarkan nilai-nilai luhur keIslaman jauh lebih penting dari sekedar membuat citra baik pemerintah.19

B. Materi Dakwah Yang Disampaikan Mayjen TNI (Purn) Drs. H. Kurdi Mustofa, MM.

Materi yang disampaikan tidak lain adalah al-Islam yang bersumber dari al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai sumber utama rujukan yang kemudian dikorelasikan ke dalam masalah-masalah kontemporer. Mendakwahkan Islam dikalangan penguasa tentu saja berbeda dengan berdakwah di masyarakat biasa. Materi-materi tersebut adalah :

a. Materi dakwah disesuaikan dengan kebiasaan dan sikap penerima dakwah.

b. Materi dakwah yang dibawakan oleh Kurdi Mustofa menyangkut kearifan nilai-nilai Islam.

c. Materi dakwah yang disampaikan oleh Kurdi Mustofa menjelaskan cerminan bahwa Islam adalah agama rahmatan lil alamin.

d. Materi dakwah Kurdi Mustofa juga mencakup sejarah hidup para nabi, sahabat nabi, para ulama yang baik dan para tokoh pemimpin yang bisa menginspirasi para pemimpin yang didakwahi.

Dalam penyampaian materi yang akan disampaikan kepada pemimpin, Kurdi Mustofa menggunakan cara berdakwah dengan hikmah. Artinya adalah

19

Hasil wawancara dengan Mayjen TNI (Purn) Drs. H. Kurdi Mustofa, MM.Jum’at. 03 Mei 2013. Pukul 09.15.

dirinya mempersiapkan dalil-dalil yang ada relevansinya dengan kebutuhan seorang pemimpin. Sehingga pemimpin sebagai mad’u tidak sampai merasa digurui, terpaksa bahkan berkeberatan.

Banyak hal yang bisa dilakukan seorang muslim untuk menyebarkan ajaran agama Islam. Agar ajaran-ajaran tersebut bisa sampai ke seluruh relung kehidupan manusia. Karena hakikatnya semua manusia pasti membenarkan suatu kebenaran dan kebaikan. Tinggal bagaimana seorang muslim dapat cerdas memanfaatkan berbagai momentum yang baik. termasuk berdakwah dengan memanfaatkan profesi.

Berdakwah dengan memanfaatkan profesi pekerjaan akan memberikan nilai-nilai positif bagi seorang juru dakwah. Nilai-nilai positif tersebut meliputi perwujudan pelaksanaan kewajiban berdakwah bagi seorang muslim dan sebagai penyadaran kepada muslim yang lainnya untuk melaksanakan dakwah dalam bidang yang digelutinya.

C. Faktor Pendukung Dan Penghambat Dakwah Mayjen TNI (Purn) Drs. H. Kurdi Mustofa, MM.

Bentuk keberhasilan dan kegagalan pada setiap manusia ataupun suatu organisasi dalam mensyiarkan agama Islam sangatlah beragam. Bentuk-bentuk tersebut tentunya tidak terlepas dari adanya faktor pendukung dan penghambat. Begitu juga dengan yang dihadapi oleh Mayjen TNI (Purn) Drs. H. Kurdi Mustofa, MM dalam melaksanakan syiar Islam di kalangan birokrat.

1. Moto hidupnya adalah berdakwah.

2. Kepribadian yang baik dan sikap istiqomahnya dalam bekerja dan berdakwah.

3. Memiliki kapasitas, kualitas dan integritas diri yang baik sebagai birokrat yang soleh.

4. Memiliki komunikasi yang baik terhadap pimpinan maupun bawahan. 5. Adanya respon yang baik dari setiap gagasan atau sikap kontributif yang

disampaikan kepada pimpinan.20

Keberhasilan dan kesuksesan Mayjen TNI (Purn) Drs. H. Kurdi Mustofa, MM dalam menyebarkan nilai-nilai ke Islaman ini karena ada tekad dan usaha besar yang dilakukannya. Kemudian keberhasilan tersebut juga ditunjang dengan sebuah jalan dakwah yang ditunjukan Allah SWT kepadanya. Jalan dakwah tersebut berupa gerakan dakwahnya di lingkungan kekuasaan. Untuk itulah jalan ini dimanfaatkan sebagai sarana dan prasarana penunjang perjuangan dakwahnya.

Setiap fase perjalanan kesuksesan manusia tidak terlepas dari lika-liku cobaan dan tantangan yang dihadapi. Namun pribadi yang sukses adalah pribadi yang pandai memanfaatkan cobaan dan tantangan tersebut menjadi sebuah peluang besar. Demikian pula dengan kiprah dakwah Mayjen TNI (Purn) Drs. H. Kurdi Mustofa, MM.

Menurutnya, berdakwah dalam lingkup kekuasaan itu bagaikan dua mata pisau. Jika penyampaian dakwahnya sukses, maka sedikit banyak pesan yang disampaikan akan dijadikan pertimbangan sebagai sebuah produk kebijakan yang

20

Hasil wawancara dengan Mayjen TNI (Purn) Drs. H. Kurdi Mustofa, MM.Jum’at. 03 Mei 2013. Pukul 09.15.

pro umat. Tapi jika gagal, maka menurutnya seorang da’i tidak ubahnya dianggap seperti “tukang doa” saja, dan dipandang sebelah mata oleh elit kekuasaan. Utnuk itulah diperlukan kapasitas, kualitas dan integritas diri yang baik.21

Adapun hambatan yang ditemui oleh dirinya selama berdakwah dalam kekuasaan adalah kekuatan struktural. Dalam dunia birokrasi tentu terdapat struktur dari atasan hingga bawahan, struktur-struktur itulah yang sedikit banyak mengganggu proses penyampaian dakwahnya. Hambatan ini sempat ditemuinya di awal karirnya. Hambatan lainnya adalah masih banyaknya birokrat yang memandang sebelah mata seorang da’i. Untuk itulah, menurutnya seorang da’i juga harus mempunyai kapasitas dan kualitas keilmuan yang luas, serta mempunyai integritas ataupun dedikasi yang tinggi dalam semua aspek kehidupan.

21

Hasil wawancara dengan Mayjen TNI (Purn) Drs. H. Kurdi Mustofa, MM.Jum’at. 03 Mei 2013. Pukul 09.15.

63

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada bab ini penulis akan menuliskan kesimpulan dari uraian mengenai kiprah dakwah dalam birokrasi Mayjen TNI (Purn) Drs. H. Kurdi Mustofa, MM. kemudian setelah itu penulis juga akan memberikan beberapa saran yang kiranya bisa bermanfaat dalam rangka kemajuan dakwah Islam. Sehingga nilai-nilai luhur ajaran Islam dapat mengejawantah bagi seluruh umat manusia.

Dari uraian dan penjelasan yang terdapat pada bab empat, maka kesimpulan dapat diklasifikasikann secara garis besar menjadi berikut :

1. Kiprah dakwah dalam birokrasi Mayjen TNI (Purn) Drs. H. Kurdi Mustofa, MM menggunakan dua metode pendekatan dakwah. Pertama, pendekatan struktural. Yakni pendekatan dakwah yang memanfaatkan kekuatan struktur pada sebuah birokrasi atau institusi yang digelutinya.

Kedua, pendekatan kultural. Yakni pendekatan dakwah pada ranah

kekuatan emosional personal, mindset dan kebiasaan. Pendekatan kultural ini lebih ditekankan untuk mendakwahi para elit birokrat. Pendekatan-pendekatan inilah yang kemudian dilakukan oleh Kurdi Mustofa ketika berdakwah disekeliling para elit penguasa atau pimpinan birokrasi.

2. Sedangkan jika diklasifikasikan, maka kiprah dakwah Mayjen TNI (Purn) Drs. H. Kurdi Mustofa, MM dalam birokrasi dibagi menjadi tiga bagian.

ceramah agama, membangun dan membina majlis pengajian, serta menjadi pengisi acara dibeberapa program televisi swasta maupun negara. Kedua, dakwah bil kitabah. Selama berkarir di dalam birokrasi pemerintahan, beliau masih tetap aktif menulis buku-buku agama maupun umum. Ketiga, dakwah bil hal. Dalam hal ini, beliau menekankan pada hal pemberian ide, gagasan maupun tindakan kongkrit. Ide dan gagasan tersebut diejawantahkan ke dalam kegiatan presiden.

B. Saran

Saran-saran yang bisa penulis sampaikan dalam rangka pertukaran ilmu pengetahuan khususnya hal yang berkenaan dengan dakwah, dan semata-mata untuk kemajuan dakwah Islam saat ini serta yang akan datang adalah sebagai berikut :

1. Dalam rangka peningkatan mutu dakwah Islam di Indonesia khususnya. Sebaiknya para da’i terlebih dahulu meneguhkan hati untuk ikhlas berdakwah. Kemudian setelah itu barulah para da’i meningkatkan kapasitas, kualitas dan integritas diri yang baik.

2. Sehubungan dengan luasnya objek dakwah. Maka menjadikan profesi sebagai lahan dakwah adalah hal yang tepat. Sebagaimana yang dilakukan oleh Mayjen TNI (Purn) Drs. H. Kurdi Mustofa, MM.

3. Pemahaman mengenai pendekatan dakwah struktural dan kultural agar tidak dipahami secara ajeg bahkan terpisah. Artinya bahwa tidak ada

istilah mana yang lebih efektif dari keduanya. Karena kedua pendekatan tersebut dapat berjalan harmonis berdampingan.

4. Sebagai seorang muslim, selayaknya kita senantiasa memberikan sumbangsih atau manfaat bagi keberlangsungan syiar Islam. Sumbangsih tersebut bisa meliputi amal perbuatan yang baik, pemikiran hingga pandangan yang visioner demi kemajuan umat Islam.

5. Sebagai mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, selayaknya pula kita lebih mendalami dan mempelajari kedua disiplin ilmu tersebut. Karena bagaimana pun juga kita akan bertanggung jawab dengan pengetahuan dua disiplin ilmu tersebut.

66

Dokumen terkait