• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam Proses Pendataan

Dalam dokumen ASPEK TEKNIS PERSEKTOR (Halaman 37-42)

Usulan Program dan Pembiayaan 6.2.3

Program-Program Penataan Bangunan dan Lingkungan, terdiri dari: a. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman;

b. Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara; c. Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan

Untuk penyelenggaraan program-program pada sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL) maka dibutuhkan Kriteria Kesiapan (

Readiness Criteria

) yang mencakup antara lain rencana kegiatan rinci, indikator kinerja, komitmen Pemda dalam mendukung pelaksanaan kegiatan melalui penyiapan dana pendamping, pengadaan lahan jika diperlukan, serta pembentukan kelembagaan yang akan menangani pelaksanaan proyek serta mengelola aset proyek setelah infrastruktur dibangun.

KKrriitteerriiaa KKeessiiaappaann untuk sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan adalah : FFaassiilliittaassii RRaannPPeerrddaa BBaanngguunnaann GGeedduunngg

KKrriitteerriiaa KKhhuussuuss::

Kabupaten/kota yang belum difasilitasi penyusunan ranperda o

Bangunann Gedung;

Komitmen Pemda untuk menindaklanjuti hasil fasilitasi Ranperda BG o

PPeennyyuussuunnaann RReennccaannaa PPeennaattaaaann LLiinnggkkuunnggaann PPeerrmmuukkiimmaann BBeerrbbaassiiss 

KKoommuunniittaass KKrriitteerriiaa KKhhuussuuss

Fasilitasi Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas :

Kawasan di perkotaan yang memiliki lokasi PNPM-Mandiri Perkotaan; o

Pembulatan penanganan infrastruktur di lokasi-lokasi yang sudah ada o

PJM Pronangkis-nya;

Bagian dari rencana pembangunan wilayah/kota; o

Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, dan o

masyarakat;

Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat o

PPeennyyuussuunnaann RReennccaannaa TTaattaa BBaanngguunnaann DDaann LLiinnggkkuunnggaann ((RRTTBBLL)) 

KKrriitteerriiaa LLookkaassii ::

Sesuai dengan kriteria dalam Permen PU No.6 Tahun 2006; o

Kawasan terbangun yang memerlukan penataan; o

Kawasan yang dilestarikan/heritage; o

Kawasan rawan bencana; o

Kawasan gabungan atau campuran (fungsi hunian, fungsi usaha, fungsi o

sosial/

budaya dan/atau keagamaan serta fungsi khusus, kawasan sentra niaga (

central business district

);

Kawasan strategis menurut RTRW Kab/Kota; o

Komitmen Pemda dalam rencana pengembangan dan investasi o

Pemerintah daerah, swasta, masyarakat yang terintegrasi dengan rencana tata ruang dan/atau pengembangan wilayahnya.

Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat; o

Pekerjaan dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat o

PPeennyyuussuunnaann RReennccaannaa TTiinnddaakk RReevviittaalliissaassii KKaawwaassaann,, RRuuaanngg TTeerrbbuukkaa HHiijjaauu ((RRTTHH)) ddaann 

PPeerrmmuukkiimmaann TTrraaddiissiioonnaall//BBeerrsseejjaarraahh

Rencana Tindak berisikan program bangunan dan lingkungan termasuk elemen kawasan, program/rencana investasi, arahan pengendalian rencana dan pelaksanaan serta DAED/DED.

KKrriitteerriiaa UUmmuumm ::

Sudah memiliki RTBL atau merupakan turunan dari lokasi perencanaan o

RTBL (jika luas kws perencanaan > 5 Ha) atau;

Turunan dari Tata Ruang atau masuk dlm skenario pengembangan o

wilayah (jika luas perencanaan < 5 Ha);

Komitmen pemda dalam rencana pengembangan dan investasi o

Pemerintah daerah, swasta, masyarakat yang terintegrasi dengan Rencana Tata Ruang dan/atau pengembangan wilayahnya; Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat

o

KKrriitteerriiaa KKhhuussuuss Fasilitasi Penyusunan Rencana Tindak Penataan dan Revitalisasi kawasan :

Kawasan diperkotaan yang memiliki potensi dan nilai strategis; o

Terjadi penurunan fungsi, ekonomi dan/atau penurunan kualitas; o

Bagian dari rencana pengembangan wilayah/kota; o

Ada rencana pengembangan dan investasi pemda, swasta, dan o

masyarakat;

Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat o

KKrriitteerriiaa KKhhuussuuss Fasilitasi Penyusunan Rencana Tindak Ruang Terbuka Hijau :

Ruang publik tempat terjadi interaksi langsung antara manusia dengan o

taman (RTH Publik);

Area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya o

bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman baik alamiah maupun ditanam (UU No. 26/2007 tentang Tata ruang);

Dalam rangka membantu Pemda mewujudkan RTH publik minimal 20% o

dari luas wilayah kota;

Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, masyarakat; o

Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat o

KKrriitteerriiaa FFaassiilliittaassii PPeennyyuussuunnaann RReennccaannaa IInndduukk SSiisstteemm PPrrootteekkssii KKeebbaakkaarraann ((RRIISSPPKK)):: 

Ada Perda Bangunan Gedung; o

Kota/Kabupaten dengan jumlah penduduk > 500.000 orang; o

Tingginya intensitas kebakaran per tahun dengan potensi resiko tinggi o

Kawasan perkotaan nasional PKN, PKW, PKSN, sesuai PP No.26/2008 ttg o

Tata Ruang;

Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, dan o

masyarakat;

Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat o

KKrriitteerriiaa dduukkuunnggaann PPSSDD UUnnttuukk RReevviittaalliissaassii KKaawwaassaann,, RRTTHH DDaann 

PPeerrmmuukkiimmaannTTrraaddiissiioonnaall//GGeedd BBeerrsseejjaarraahh

Mempunyai dokumen Rencana Tindak PRK/RTH/Permukiman Tradisional-o

Bersejarah;

Prioritas pembangunan berdasarkan program investasinya;Ada DDUB; o

Dukungan Pemerintah Pusat maksimum selama 3 tahun anggaran; o

Khusus dukungan Sarana dan Prasarana untuk permukiman tradisional, o

diutamakan pada fasilitas umum/sosial, ruang-ruang publik yang menjadi prioritas masyarakat yang menyentuh unsur tradisionalnya;

Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, dan o

Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat o

KKrriitteerriiaa dduukkuunnggaann PPrraassaarraannaa ddaann SSaarraannaa SSiisstteemm PPrrootteekkssii KKeebbaakkaarraann 

Memiliki dokumen RISPK yang telah disahkan oleh Kepala Daerah o

(minimal SK/peraturan bupati/walikota);

Memiliki Perda BG (minimal Raperda BG dalam tahap pembahasan o

dengan DPRD);

Memiliki DED untuk komponen fisik yang akan dibangun; o

Ada lahan yg disediakan Pemda o

Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, dan o

masyarakat;

Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat o

KKrriitteerriiaa DDuukkuunnggaann AAkksseessiibbiilliittaass PPaaddaa BBaanngguunnaann GGeedduunngg DDaann LLiinnggkkuunnggaann 

Bangunan gedung negara/kantor pemerintahan; o

Bangunan gedung pelayanan umum (puskesmas, hotel, tempat o

peribadatan, terminal, stasiun, bandara);

Ruang publik atau ruang terbuka tempat bertemunya aktifitas sosial o

masyarakat (taman, alun-alun);

Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat o

SSEEKKTTOORR PPEENNGGEEMMBBAANNGGAANN SSIISSTTEEMM PPEENNYYEEDDIIAAAANN AAIIRR MMIINNUUMM 66..33

Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan 6.3.1

Terdapat isu-isu strategis yang diperkirakan akan mempengaruhi upaya Indonesia untuk mencapai target pembangunan di bidang air minum. Isu ini didapatkan melalui serangkaian konsultasi dan diskusi dalam lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum khususnya Direktorat Jenderal Cipta Karya. Isu-isu strategis tersebut adalah :

Peningkatan Akses Aman Air Minum 1.

Pengembangan Pendanaan 2.

Peningkatan Kapasitas Kelembagaan 3.

Pengembangan dan Penerapan Peraturan Perundang-undangan 4.

Pemenuhan Kebutuhan Air Baku untuk Air Minum 5.

Peningkatan Peran dan Kemitraan Badan Usaha dan Masyarakat 6.

Penyelenggaraan Pengembangan SPAM yang Sesuai dengan Kaidah Teknis dan 7.

Penerapan Inovasi Teknologi

Setiap kabupaten/kota perlu melakukan identifikasi isu strategis yang ada di daerah masing-masing mengingat isu strategis ini akan menjadi dasar dalam pengembangan infrastruktur, prasarana dan sarana dasar di daerah, serta akan menjadi landasan penyusunan program dan kegiatan dalam Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) yang diharapkan dapat mempercepat pencapaian cita-cita pembangunan nasional.

KKoonnddiissii EEkkssiissttiinngg PPeennggeemmbbaannggaann SSPPAAMM A

A..

Pembahasan yang perlu diperhatikan terkait dengan Kondisi Eksisting Pengembangan

Sistem Penyediaan Air Minum di kabupaten/kota secara umum adalah:

ii.. AAssppeekk TTeekknniiss

Berisi hal-hal yang berkaitan dengan jenis dan jumlah sistem jaringan yang terdapat di dalam kota/kabupaten, tingkat pelayanan, sumber air baku yang digunakan, serta kondisi pelanggan, sistem pengolahan air, dan jam pelayanan. Di dalam aspek teknis ini perlu juga dimunculkan besarnya unit konsumsi air minum (liter/orang/hari) untuk jaringan perpipaan dan bukan perpipaan.

Dalam dokumen ASPEK TEKNIS PERSEKTOR (Halaman 37-42)