BB.. PPrrooggrraamm MMaassyyaarraakkaatt BBeerrppeenngghhaassiillaann RReennddaahh ((MMBBRR))
Kriteria Program Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) adalah : SSaassaarraann:: Optimalisasi SPAM IKK
KKeeggiiaattaann:: Stimulan jaringan pipa distribusi maksimal 40% dari target total SR untuk
MBR IInnddiikkaattoorr::
Peningkatan kapasitas (liter/detik)
Penambahan jumlah kawasan kumuh/nelayan yang terlayani SPAM
C
C.. PPrrooggrraamm PPeerrddeessaaaann PPoollaa PPaammssiimmaass
Kriteria Program Perdesaan Pola Pamsimas adalah: SSaassaarraann:: IKK yang belum memiliki SPAM KKeeggiiaattaann::
Pembangunan SPAM (unit air baku, unit produksi dan unit distribusi
utama)
Jaringan distribusi untuk maksimal 40% target Sambungan Rumah (SR) total
IInnddiikkaattoorr::
Peningkatan kapasitas (liter/detik)
Penambahan jumlah kawasan/IKK yang terlayani SPAM
D
D.. PPrrooggrraamm DDeessaa RRaawwaann AAiirr//TTeerrppeenncciill
Kriteria Program SPAM IKK adalahsulit)
KKeeggiiaattaann:: Pembangunan unit air baku, unit produksi dan unit distribusi utama IInnddiikkaattoorr:: Penambahan jumlah desa yang terlayani SPAM
Selanjutnya pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) mengacu pada Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) yang disusun berdasarkan: 1. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota;
2. Rencana pengelolaan Sumber Daya Air; 3. Kebijakan dan Strategi Pengembangan SPAM;
4. Kondisi Lingkungan, Sosial, Ekonomi, dan Budaya Masyarakat;
5. Kondisi Kota dan Rencana Pengembangan SPAM
Tabel 6.23 Lingkup Penyusunan RISPAM
Kegiatan Wilayah Administrasi Kab/Kota Wilayah Pelayanan Kegiatan Wilayah Administrasi Kab/Kota
Satu Wilayah Lintas Kab./Kota Lintas Provinsi Penyusun Pemda Penyelenggara di
Kab./Kota PenyelenggaraRegional Penyelenggara Regional
Acuan RTRW RTRW & RISPAM
Kab./Kota RTRW & RISPAMKab./Kota Terkait RTRW Provinsi, RTRW &RISPAM Kab./Kota Terkait
Penetapan Bupati/
Walikota Bupati/ Walikota Gubernur setelahberkonsultasi dengan Bupati/Walikota Terkait. Menteri setelah berkonsultasi dengan Gubernur dan Bupati/Walikota Terkait. Konsultasi
Publik Pemda Penyelenggaradengan Fasilitasi dari Pemda
Penyelenggara dengan
fasilitasi dari Pemda terkait dan Gubernur
Penyelenggara dengan fasilitasi dari Pemda terkait, Gubernur, dan menteri.
Pelaksanaan
Penyusunan PenyediaJasa/ Sendiri Penyedia Jasa/Sendiri Penyedia Jasa/ Sendiri Penyedia Jasa/ Sendiri
U
Ussuullaann PPrrooggrraamm ddaann PPeemmbbiiaayyaaaann 66..33..33
U
Ussuullaann PPrrooggrraamm ddaann KKeeggiiaattaann PPeennggeemmbbaannggaann SSPPAAMM A
A..
Usulan dan prioritas program komponen Pengembangan SPAM disusun
berdasarkan paket-paket fungsional dan sesuai kebijakan prioritas program seperti pada RPJM. Penyusunan tersebut memperhatikan kebutuhan air minum berkaitan dengan pengembangan atau pembangunan sektor dan kawasan unggulan. Dengan demikian usulan sudah mencakup pemenuhan kebutuhan dasar dan kebutuhan pembangunan ekonomi.
Usulan program yang diajukan perlu dievaluasi kesesuaiannya dengan hasil analisis dan identifikasi yang telah dilakukan. Selain itu, perlu juga dicek
keterpaduan dengan sektor-sektor lainnya. Usulan program harus dapat
mencerminkan besaran dan prioritas program, dan manfaatnya ditinjau dari segi fungsi, kondisi fisik, dan non-fisik antar kegiatan dan pendanaannya.Penjabaran program-program tersebut disesuaikan
dengan struktur tatanan program RPJMN yang diwujudkan dalam paket-paket kegiatan/program.
PPeemmbbiiaayyaaaann PPrrooyyeekk PPeennggeemmbbaannggaann SSPPAAMM BB..
Pembiayaan proyek perlu disusun berdasarkan klasifikasi tanggung jawab masing- masing Pemerintah Kabupaten/Kota, Pemerintah Pusat, Swasta dan Masyarakat. Jika ada indikasi program pengembangan SPAM yang melibatkan swasta perlu dilakukan kajian lebih mendalam untuk menentukan kelayakannya.
Untuk program yang memerlukan analisis kelayakan keuangan, hasil analisis harus dilampirkan dan merupakan bagian dari kajian pembiayaan dan keuangan. Pembiayaan kegiatan pengembangan SPAM sebagaimana diusulkan dapat berasal dari dana Pemerintahan Kabupaten/Kota, masyarakat, swasta, dan bantuan Pemerintah Pusat. Bantuan Pemerintah Pusat dapat berbentuk proyek biasa (pemerataan dalam pemenuhan prasarana sarana dasar), bantuan stimulan, dan bantuan proyek khusus (menurut pengembangan kawasan). Adapun jenis bantuan disesuaikan dengan tingkat kebutuhannya.
SSEEKKTTOORR PPEENNYYEEHHAATTAANN LLIINNGGKKUUNNGGAANN PPEERRMMUUKKIIMMAANN 66..44
A
Aiirr LLiimmbbaahh 44..44..11
IIssuu SSttrraatteeggiiss,, KKoonnddiissii EEkkssiissttiinngg,, PPeerrmmaassaallaahhaann,, ddaann TTaannttaannggaann AAiirr 44..44..11..11
LLiimmbbaahh PPeerrmmuukkiimmaann
IIssuu SSttrraatteeggiiss PPeennggeemmbbaannggaann AAiirr LLiimmbbaahh PPeerrmmuukkiimmaann A
A..
Untuk melakukan rumusan isu strategis ini dilakukan dengan melakukan identifikasi data dan informasi dari dokumen-dokumen perencanaan pembangunan terkait dengan pengembangan permukiman tingkat nasional maupun daerah, seperti dokumen RPJMN, RPJMD, RTRW Kabupaten/Kota, Renstra Dinas, SPPIP, SSK dan dokumen lainnya yang selaras menyatakan isu strategis pengembangan air limbah sesuai dengan karakteristik di masing-masing Kabupaten/Kota.
Tujuan dari bagian ini adalah:
Teridentifikasinya rumusan isu strategis pengelolaan air limbah di o
Kabupaten/Kota;
tereviewnya isu strategis pengembangan air limbah dari dokumen terkait o
Berikut adalah isu-isu strategis dalam pengelolaan aaiirr lliimmbbaahh ppeerrmmuukkiimmaann di Indonesia antara lain :
A
Akksseess mmaassyyaarraakkaatt tteerrhhaaddaapp ppeellaayyaannaann ppeennggeelloollaaaann aaiirr lliimmbbaahh ppeerrmmuukkiimmaann 11..
Sampai saat ini walaupun akses masyarakat terhadap prasarana sanitasi dasar mencapai 90,5% di perkotaan dan di pedesaan mencapai 67% (Susenas 2007) tetapi sebagian besar fasilitas pengolahan air limbah setempat tersebut belum memenuhi standar teknis yang ditetapkan. Sedangkan akses layanan air limbah dengan sistem terpusat baru mencapai 2,33% di 11 kota (Susenas 2007 dalam KSNP Air Limbah)
PPeerraann MMaassyyaarraakkaatt 22..
Peran masyarakat berupa rendahnya kesadaran masyakat dan belum
diberdayakannya potensi masyarakat dan dunia usaha dalam pengelolaan air limbah serta terbatasnya penyelenggaraan pengembangan sistem pengelolaan air limbah permukiman berbasis masyarakat.
PPeerraattuurraann ppeerruunnddaanngg--uunnddaannggaann 33..
memadainya perangkat peraturan perundangan yang dibutuhkan dalam system pengelolaan air limbah permukiman serta belum lengkapnya NSPM dan SPM pelayanan air limbah.
KKeelleemmbbaaggaaaann 44..
meliputi kapasitas SDM yang masih rendah, kurang koordinasi antar instansi dalam penetapan kebijakan di bidang air limbah, belum terpisahnya fungsi regulator dan operator, serta lemahnya fungsi lembaga bidang air limbah.
PPeennddaannaaaann 55..
Pendanaan terutama berkaitan dengan terbatasnya sumber pendanaan pemerintah dan rendahnya alokasi pendanaan dari pemerintah yang merupakan akibat dari rendahnya skala prioritas penanganan pengelolaan air limbah. Selain itu adalah rendahnya tarif pelayanan air limbah sehingga berakibat pihak swasta kurang tertarik untuk melakukan investasi di bidang air limbah.
Setiap Kabupaten/Kota wajib merumuskan isu strategis yang ada di daerah masing-masing. Isu strategis dalam pengembangan air limbah menjadi dasar dalam pengembangan infrastrukturair limbah dan akan menjadi landasan penyusunan program dan kegiatan dalam Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) yang lebih berpihak kepada pencapaian MDGs, yang diharapkan dapat
mempercepat pencapaian cita-cita pembangunan nasional. KKoonnddiissii EEkkssiissttiinngg PPeennggeemmbbaannggaann AAiirr LLiimmbbaahh PPeerrmmuukkiimmaann BB..
Setiap Kab/Kota wajib menyajikan gambaran secara umum kondisi eksisting system pengelolaan air limbah yang ada saat ini di Kabupaten/Kota masing-masing baik pada aspek teknis maupun pada aspek non teknis pendukung Untuk
menggambarkan kondisi eksisting pengembangan air limbah yang telah dilakukan pemerintah Kota/Kabupaten, perlu diuraikan hal-hal berikut ini :
A
Assppeekk tteekknniiss a.
Berisi hal-hal yang berkaitan dengan prasarana dan sarana air limbah yang mencakup:
Sistem prasarana dan sarana air limbah (sistem setempat/
on-site
, system oterpusat/
off-site
);jumlah, masalah, dan kondisi prasarana dan sarana air limbah; o
tingkat pelayanan prasarana dan sarana air limbah o
Kondisi eksisiting pengembangan air limbah secara teknis dapat ditampilkan sebagaimana dicontohkan pada tabel 6.25 – 6.29.
Tabel 6.25 Kapasitas Pelayanan Eksisting
Prasarana
dan Sarana Jumlah Kapasitas PengolahanSistem PengelolaLembaga KeteranganKondisi
Truk Tinja …….. unit 3
IPLT IPAL Dst.
*Dalam Proses Pendataan
Tabel 6.26 Cakupan Pelayanan Sistem Onsite
No Kecamatan Jumlah PS Sanitasi Sistem Onsite
Pengumpulan Pengolahan Jamban Keluarga MCK Lainny a Septik Tank Cublu k Lainnya 1 2
*Dalam Proses Pendataan
Tabel 6.27 Cakupan Pelayanan Air Limbah Komunitas Berbasis Masyarakat
N
Noo.. LLookkaassii// TTeemmppaatt
M MCCKK
++++
IIPPAALL
KKoommuunnaall DDiibbaanngguunn TTaahhuunn
C
Caakkuuppaann
PPeellaayyaannaann KKoonnddiissii 1.
2.
*Dalam Proses Pendataan
Tabel 6.28 Cakupan Pelayanan air limbah Sistem
Off-site
N
Noo.. NNaammaa IIPPAALL SSiisstteemm DDiibbaanngguunn
TTaahhuunn KKoonnddiissii 1.
2.
Tabel 6.29 Parameter Teknis Wilayah
N
Noo.. UUrraaiiaann BBeessaarraann KKeetteerraannggaann Karakteristik Fisik Kota
1. Jumlah Penduduk Jiwa
Tingkat Kepadatan - Sangat Tinggi (>400 jiwa/hektar) - Tinggi (300-400 jiwa/hektar) …………. Ha - Sedang (200-300 jiwa/hektar) …………. Ha - Rendah (<200 jiwa/hektar) …………. Ha 2. Tipe Bangunan Rumah
Tangga
- Permanen …….%KK atau unit
- Semi Permanen …….%KK atau unit - Tidak Permanen …….%KK atau unit 3. Badan Air
- Nama Sungai - Peruntukan - Tidak Permanen
- Debit ……….Liter/detik
- kualitas ……….BOD Mg/liter
……….COD Mg/liter