• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak Dalam Bidang Agama Ekspedisi Laksamana

BAB IV: DAMPAK EKSPEDISI LAKSAMANA CHENG HO

B. Dampak Dalam Bidang Agama Ekspedisi Laksamana

Nusantara, dalam hal ini para pengikut Laksamana Cheng Ho yang berasal dari Cina menceritakan cerita-cerita rakyat Cina kepada anak-anak di kerajaan yang dikunjungi di Nusantara, hal ini adanya perpaduan antara cerita Nusantara dengan cerita dari Cina, timbal balik pengaruh dalam bidang seni dan sastra juga dialami oleh masyarakat Cina dengan adanya kedatangan Laksamana Cheng Ho ke Nusantara. Pada cerita-cerita rakyat yang ada di Nusantara di ceritakan kembali di Cina, setelah singgahnya armada Laksamana Cheng Ho di Nusantara, seperti cerita tentang Joko Tarub yang ada di Nusantara setelah di bawa ke Cina dan di ceritakan kembali di Cina menjadi cerita Peacock Maiden (Dara Merak) yang terkenal di Yunnan.122

B. Dampak Dalam Bidang Agama Ekspedisi Laksamana Cheng Ho di Nusantara

1. Masuknya Islam di Cina

Masuknya Islam di Cina terjadi pada abad ke 7 M, pada masa kalifah ke tiga yaitu Uthaman’b Affan pada tahun 577-656 M, mengirimkan utusannya ke Cina untuk memperkenalkan keadaan Negeri Timur Tengah dan Agama Islam. Pada masa pemerintahan Dinasti Tang yang dipimpin oleh Kaisar Yong Hui, sehingga mulai tersebarnya Agama Islam di Cina. Masuknya Agama Islam ke Cina melalui darat dan laut. Pada persebaran Agama Islam yang melalui darat di awali dari Arab sampai kebagian barat Laut Cina dengan melewati Persia dan Afganistan. Jalan ini sering dikenal sebagai jalur sutra. Sedangkan perjalanan laut

122

yaitu dari Teluk Persia dan Laut Arab sampai ke pelabuhan-pelabuhan di Cina seperti Guangchou, Quanchou, Hangchou dan Yangchou yang sebelumnya melalui Teluk Benggala, Selat Malaka dan Laut Cina Selatan.

Pada sekitar abad ke 7 M dan ke 8 M hubungan antara Cina dengan Arab semakin baik. Kerajaan Arab telah 37 kali mengirimkan utusannya ke Cina selama 147 tahun. Para pedagang Arab dan Persia yang berniaga ke Cina pada umumnya orang Islam. Para pedagang Arab dan Persia datang ke Cina secara perorangan dan kemudian menikah dengan wanita Cina setempat. Keturunannya dari generasi kegenerasi memeluk Agama Islam dan menjadi penduduk Cina Islam. Hal ini membuat tersebarnya Agama Islam di berbagai daerah yang ada di Cina dan terjadinya perpaduan kebudayaan antara Cina dengan kebudayaan Islam yang berasal dari Asia Tengah, sehingga adanya bangunan masjid di Cina yang menyerupai pagoda/klenteng yang terdapat di Provinsi Yunnan Cina.

Pada abad ke 13 M banyak orang-orang beragama Islam di Asia Tengah dan Asia Barat menjadi tentara Mongol dalam ekspedisi ke barat yang dipimpin oleh Genghis Khan. Mereka sebagian besar terdiri dari prajurit, tukang kayu, pandai besi dan sebagainya, ikut dalam ekspedisi ke barat bersaman dengan tentara Mongol. Umumnya orang-orang yang berasal dari Asia Barat dan Asia Tengah disebut sebagai Bangsa Se Mu. Setalah berkuasanya Dinasti Han di Cina, Bangsa Se Mu yang Agama Islam menjadi prajurit kekaisaran dan kemudian membangun masjid sebagai tempat peribadatan di berbagai tempat yang mendapat izin dari Kaisar pada masa Dinasti Han menguasai Cina. Sejak itu mulai tersabarnya Agama Islam di seluruh Cina.

Pada masa Dinasti Yuan terdapat pejabat tinggi yang memeluk Agama Islam, diantaranya Syadina Syamudin 1211-1279, yang telah berjasa dalam memimpin pembangunan dan penyebaran Agama Islam di Provinsi Yunnan dan daerah lainnya. Laksamana Cheng Ho merupakan keturunan ke 6 dari Syadina Syamudin. Pada masa pemerintahan Dinasti Ming juga memberikan perhatian kepada tokoh-tokoh Muslim terbaik, untuk mendirikan masjid-masjid dan menghormati Agama Islam.123 Diutusnya Laksamana Cheng Ho dalam ekspedisi pelayaran ke Samudera Selatan oleh Dinasti Ming pada masa pemerintahan Kaisar Yongle, terjadinya penyebaran Agama Islam oleh Laksamana Cheng Ho dan para pengikutnya pada saat melakukan ekspedisi pelayaran ke Samudera Selatan.

2. Penyebaran Agama Islam di Nusantara

Lakasmana Cheng Ho merupakan seorang laksamana yang beragama Islam. Sebagai seorang muslim yang saleh Laksamana Cheng Ho telah banyak melakukan kegiatan Agama Islam di Cina dan itu didukung oleh kaisar masa Dinasti Ming. Sebagai Laksamana yang mendapat tugas dari kekaisaran untuk melakukan ekspedisi ke Samudera Selatan, Laksamana Cheng Ho juga mengambil tindakan untuk menyebarkan Agama Islam di negeri-negeri yang di kunjunginya. Kedatangan Laksamana Cheng Ho ke Nusantara yang ada di Palembang, Semarang dan daerah lainnya menyebabkan terjadinya penyebaran Agama Islam yang dilakukan oleh Laksamana Cheng Ho.

123

Kong Yuanzhi, Muslim Tionghoa Cheng Ho Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara, Jakarta, Pusaka Populer Obor, 2000, hlm. 278

Singgahnya Laksamana Cheng Ho di Palembang menjadi awal penyebaran Agama Islam di Nusantra, pengaruh Laksamana Cheng Ho di Palembang dalam penyebaran Agama Islam dengan membuat komunitas Islam yang ada di Palembang yang kemudian dikelola oleh orang-orang Cina yang beragama Islam. Selain itu, berlabuhnya armada Laksamana Cheng Ho di Simongan, Semarang, seperti yang diketahui di Gedong Batu, terkenal sebagai bekas tempat persinggahan Cheng Ho di Semarang pada abad ke 15 dikarenakan juru mudi armada Laksamana Cheng Ho yang bernama Wang Jinghong mengalami sakit keras dan singgah di Simongan untuk mengobati Wang Jinghong. Singgahnya Laksamana Cheng Ho di Simongan, juga menyebarkan Agama Islam di sekitar Gedong Batu yang menjadi tempat pengobatan Wang Jinghong dan peristirahatan, dan Gedong Batu yang kemudian dijadikan sebagai masjid oleh Laksamana Cheng Ho dan pada saat ini Gedong Batu yang menjadi tempat pengobatan dan peristirahatan Laksamana Cheng Ho menjadi Klenteng Sam Po Kong yang di bangun oleh orang-orang Cina yang memuja dan mendewakan Laksamana Cheng Ho. Sebagai juru mudi Laksamana Cheng Ho, Wang Jinghong pun giat menyebarkan Agama Islam, sehingga menggunakan sebagian besar waktunya untuk mengajar orang-orang Cina beragama Islam yang datang ke Nusantara serta masyarakat pribumi.

Penyebaran Agama Islam yang dilakunakan oleh Laksaman Cheng Ho dan awak kapal armadanya tidak hanya untuk orang-orang Cina yang datang ke Nusantara melainkan juga penyebaran Agama Islam kepada masyarakat yang ada di Nusantara. Hal ini menjadikan Laksamana Cheng Ho disebut sebagai tokoh

Islam penting pertama yang berkunjung ke Pulau Jawa. Sebelum kedatangan Laksamana Cheng Ho di Jawa sudah ada muslim Cina di Pulau Jawa, misalnya dalam catatan Ma Huan124bahwa di kalangan Cina di Pulau Jawa terdapat banyak orang yang memeluk Agama Islam. Penyebaran Agama Islam di tempat-tempat yang menjadi kunjungan dalam ekspedisi Laksamana Cheng Ho dan para pengikutnya mengambil keputusan untuk menyebarkan Agama Islam di Asia-Afrika dan Nusantara.

Selama tujuh kali melakukan ekspedisi pelayaran ke Samudera Selatan pada tahun 1405-1433 M, Laksamana Cheng Ho selalu singgah di kepulauan Nusantara. Selama kunjungannya secara aktif menyebarkan Agama Islam di Nusantara dan ditempat lain yang di kunjunginya. Kunjungan Laksamana Cheng Ho yang memberi pengaruh terhadap persebaran Agama Islam di Nusantara, sehingga munculnya komunitas-komunitas Agama Islam Cina di Nusantara, dengan adanya bangunan masjid seperti di Cirebon, Tuban, Palembang, Gersik, dan tempat lainnya. Tempat-tempat ini juga merupakan daerah pesisir yang banyak disinggahi oleh para pedagang dari berbagai mancanegara. Komunitas Islam yang dibentuk oleh Laksamana Cheng Ho tersebut yang selanjutnya menyebarkan Agama Islam kepada penduduk-penduduk yang ada di Nusantara.125 3. Pemujaan Terhadap Laksamana Cheng Ho

Pemujaan Laksamana Cheng Ho yang terjadi di Jawa dan juga tempat-tempat lainnya di Asia Tenggara yang menjadi tempat-tempat persinggahan Laksamana

124

Ma Huan merupakan seorang Cina muslim yang menulis kronik perjalanan ekspedisi Cheng Ho pada abad ke-15.

125

Kong Yuanzhi, Silang Budaya Tiongkok-Indonesia, Jakarta, Buana Ilmu Populer, 1999, hlm. 26

Cheng Ho. Persinggungan agama setelah era Laksamana Cheng Ho singgah di Nusantara, menunjukan adanya hubungan konflik yang terjadi antara Cina muslim dengan Cina perantauan. Konflik yang terjadi antara Cina muslim dan Cina perantauan didasari oleh Laksamana Cheng Ho yang merupakan seorang tokoh yang dipuja oleh orang-orang Cina muslim maupun Cina imigran. Bagi kelompok Cina muslim Laksamana Cheng Ho merupakan tokoh penggerak dalam pertumbuhan pesat Islam di kalangan orang Cina di Kepulauan Melayu. Sehingga sepeninggal Laksamana Cheng Ho, komunitas muslin yang ada di Semarang menyelenggaran Shalat Ghib. Hal ini dikarenakan Islam melarang pemasangan dan pemujaan patung dan Laksamana Cheng Ho diabadikan melalui legenda-legenda oleh komunitas Cina Muslim.

Pemujaan bagi Cina perantauan atau bagi Cina non muslim, Laksamana Cheng Ho merupan tokoh yang heroik sebagai pelindung dan penjaga orang Cina perantauan, hal ini di sebabkan adanya gelombanga pasang yang di alami oleh kelompok Cina perantauan, kemudian redanya gelombang pasang setelah kemataian Laksamana Cheng Ho. Sehingga kelompok Cina perantauan mulai mendewakan dan mengubah masjid yang pernah dibangun oleh Laksamana Cheng Ho menjadi klenteng. Seperti yang terjadi di Semarang Masjid yang bergaya arsitektur Cina peninggalan Laksamana Cheng Ho diubah menjadi klenteng Sam Po Kong yang dipersembahkan untuk Laksamana Cheng Ho, sehingga mulai berkembang pemujaan terhadap Laksamana Cheng Ho. Dalam ritual pemujaan rakyat Cina, para pahlawan dalam sejarah Cina dengan biografi-biografi yang terkumpul didewakan karen perilaku dari tokoh semasa hidup patut diteladani.

Seperti Cheng Ho sebgai Dewa Laut, Mazu sebagai Dewi Laut, Guan Yin sebagai Dewi Kerahiman dan lain sebagainya.126

Dokumen terkait