• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ekspedisi Laksamana Cheng Ho di Kerajaan Majapahit

BAB II: LATAR BELAKANG TERJADINYA EKSPEDISI LAKSAMANA

C. Mengamankan Jalur Pelayaran Perdagangan Cina

5. Ekspedisi Laksamana Cheng Ho di Kerajaan Majapahit

Setelah Raja Kertanegara96 wafat dalam penyerangan Jayakatwang97 dari Kediri, maka berakhir pula riwayat Kerajaan Singasari. Raja Kertanegara beserta semua pembesar istana tewas dalam penyerangan tersebut. Sementara itu, Raden Wijaya (menantu Kertanegara) berhasil melarikan diri dan meminta perlindungan kepada Aria Wiraraja (Adipati Sumenep) di Madura. Atas bantuan Arya Wiraraja pula Raden Wijaya bisa diampuni oleh Jayakatwang dan kemudian menjadi orang kepercayaan raja Kediri tersebut. Kemudian, Raden Wijaya dihadiahi Hutan Tarik oleh Raja Jayakatwang. Atas hadiah tersebut kemudian Raden Wijaya beserta pengikutnya yang setia membuka Hutan Tarik (wilayah Trowulan, Mojokerto) untuk dihuni. Disinilah asal mula berdirinya Kerajaan Majapahit. Kata Majapahit sendiri diambil dari buah Maja yang rasanya pahit. Karena Hutan Tarik banyak sekali buah Majanya.

Pada tahun 1293 M pasukan Kubilai Khan dari Cina datang dengan tujuan untuk menghukum Kerajaan Singasari. Mereka tidak mengetahui bahwa Kerajaan Singasari telah hancur. Hal ini dimanfaatkan oleh Raden Wijava untuk membalas dendam kepada Raja Jayakatwang. Dengan siasat dari Aria Wiraraja, dikatakanlah bahwa Raja Jawa itu adalah Jayakatwang yang telah menghina kekaisaran Cina

96

Raja Kertanegara merupakan raja terakhir yang memerintah Kerajaan Singasari. Masa pemerintahan Raja Kertanagara dikenal sebagai masa Kejayaan Singasari.

97

Jayakatwang merupakan bupati Gelang-Gelang yang pada tahun 1292 memberontak dan meruntuhkan Kerajaan Singhasari. Beliau kemudian membangun kembali Kerajaan Kadiri, namun hanya bertahan sampai tahun 1293.

dengan melukai utusan Cina yang ada di jawa dan mengirimnya kembali ke Cina. Setibanya tentara Mongol di Jawa maka bergabunglah pasukan Raden Wijaya dengan pasukan Mongol untuk membalas dendam kepada Jayakatwang. Dalam waktu singkat, Kerajaan Kediri hancur dan Raja Jayakatwang terbunuh. Pasukan Kubilai Khan kembali ke pelabuhan, namun di tengah perjalanan pasukan Raden Wijaya dengan bantuan pasukan Kerajaan Singasari dari Sumatera dan tambahan bala tentara dari Kadipaten Sumenep menyerang pasukan Mongol tersebut. Setelah pasukan Kubilai Khan dari tanah Jawa dan Raden Wijaya kemudian menobatkan dirinya sebagai raja Kerajaan Majapahit dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana.98 Konflik yang terjadi antara kerajaan Jawa dengan kekaisaran Cina tidak berlangsung lama dan perdamamaian berhasil terwujud atas dasar kepentingan perdagangan antara kedua belah pihak.99

Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan yang besar di Nusantara dan mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada pada abad ke 14. Setelah wafatnya Raja Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada, Kerajaan Majapahit secara berlahan mengalami kemunduran.100 Kerajaan Majapahit memiliki peranan yang penting dalam dunia perdagangan dengan memiliki kota-kota pelabuhan penting bagi kegiatan perdagangan mancanegara. Tempat yang menjadi pusat pelabuhan laut Kerajaan Majapahit antara lain Tuban, Gersik dan Surabaya. Kota-kota pelabuhan tersebut merupakan pusat perdagangan dan persinggahan bagi para pedagang dari berbagai

98

www.ejarahbudayanusantara.weebly.com/kerajaan-majapahit.

99

Suryono, Peperangan Kerajaan di Nusantara, Jakarta, Grasindo, 2003, hlm. 14

100

Negah Bawa Atmaja, Genealogi Keruntuhan Majapahit Isalamisasi, Toleransi, dan Pertahanan Agama Hindu di Bali, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2010, hlm. 1

negeri seperti Cina, Siam, Campa, Arab dan Afrika. Kota-kota pelabuhan yang dimiliki oleh Kerajaan Majapahit banyak di kujungi oleh para pedagang mancanegara dikarenakan pelabuhan tersebut memiliki kesetabilan politik dan keamanan yang baik serta banyak tersedia barang-barang yang bernilai dan dibutuhkan dalam perdagangan. Hal tersebut menjadikan Kerajaan Majapahit sebagai daerah yang memiliki potensi besar dalam perdagangan yang ada di Nusantara.101

Setelah Kekaisaran Dinasti Yuan Cina berhasil digulingkan, maka sejak saat itu berdirilah Dinasti Ming pada tahun 1368-1644 M. Kaisar pertama yang memimpin Dinasti Ming adalah Kaisar Chu Yuan Chang. Di bawah pemerintahan Kaisar Chu Yuan Chang keadaan dalam negeri Cina masih dalam kondisi kacau. Maka kaisar lebih mementingkan urusan keadaan dalam negeri Cina dari pada urusan luar negeri Cina dengan negeri-negeri lainya. Setelah berhasil mempersatukan Cina, Kaisar Chu Yuan Chang kembali melakukan hubungan dengan negeri-negeri lain di Luar Cina. Pada masa pemerintahan Kaisar Chu Yuan Chang pada tahun 1368, kaisar mengirimkan utusanya ke Jawa tepatnya ke Majapahit dengan tujuan utama untuk mendapatkan dukungan agar kedudukan sebagai Kaisar Cina yang sah diakui dan didukung oleh Kerajaan Majapahit. Demi menyatakan tindakan baik tersebut kekaisaran Cina mengambil kebijakan dengan memulangkan utusan Kerajaan Majapahit yang datang pada masa pemerintahan Dinasti Yuan. Tidakan yang dilakukan oleh Kekaisaran Cina mendapat respon positif oleh Kerajaan Majapahit. Pada tahun 1370 M, Kerajaan

101

Majapahit mengirimkan utusannya kekaisaran Dinasti Ming untuk memberikan upeti. Kaisar Cina menyambut baik upeti yang diberikan oleh Kerajaan Majapahit. Mulai saat itu hubungan diplomatik antara Kerajaan Majapahit dengan Cina semakin erat dan keduanya saling mengirimkan utusan.

Pada tahun 1403 M pada saat pemerintahan Kaisar Yongle, kaisar meneruskan kebijakan-kebijakan yang telah dilakukan pada masa kaisar-kaisar sebelumnya, dan juga mengirimkan utusan ke Jawa untuk menyampaikan bahwa Kaisar Yongle telah menjadi Kaisar Dinasti Ming.102 Pada tahun 1405 M Kaisar Yongle mengutus Laksamana Cheng Ho ke Majapahit untuk mengemban misi perdagangan dan perdamaian. Kedatangan Laksamana Cheng Ho di Kerajaan Majapahit bertepatan dengan terjadinya perang saudara yang dikenal dengan peristiwa Perang Paregreg.103 Perang saudara yang terjadi di Kerajaan Majapahit terjadi pada tahun 1401-1406, antara penguasa barat yang di pimpin oleh Wikramawardhana dengan penguasa timur yang dipimpin oleh Wirabumi.104 Perang Saudara yang terjadi di Kerajaan Majapahit dengan maksud untuk memperebutkan kekuasaan atas Kerajaan Majapahit. Untuk mendapatkan dukungan dan pengakuan oleh kekaisaran Cina, kemudian Wikramawardhana dan Wirabumi mengirimkan upeti kepada kekaisaran Cina. Akan tetapi, sifat netral ditunjukan oleh Kekaisaran Cina terhadap Konflik yang terjadi di Kerajaan Majapahit.

102

Marwati Djoened Poespongoro, Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia II, Balai Pustaka, 1984, Jakarta, hlm. 441

103

Perang Paregreg merupakan perang antara Majapahit istana barat yang dipimpin Wikramawardhana, melawan istana timur yang dipimpin Wirabumi. Perang ini terjadi tahun 1401-1406 dan menjadi penyebab utama kemunduran Majapahit.

104

Pada tahun 1406 M, Laksamana Cheng Ho mengunjungi Kerajaan Majapahit dikarenakan peranan Kerajaan Majapahit yang besar di Nusantara. Disamping itu, telah adanya kerjasama yang terjalin antara Kerajaan Majapahit dengan kekaisaran Cina. Pada saat Laksamana Cheng Ho di Kerajaan Majapahit, Majapahit sedang terjadinya konflik perang saudara di Kerajaan Majapahit. Pada persinggahan Laksamana Cheng Ho di pantai Jawa Timur yang merupakan bekas wilayah dari Raja Wirabumi, terjadinya penyerangan yang dilakukan oleh penguasa dari barat oleh Wikramawarddhana kepada penguasa Timur Wirabumi. Penyerangan ini membuat kekalahan pada pengusa timur yang dipimpin oleh Wirabumi.105 Terjadinya konflik perebutan kekuasaan di Kerajaan Majapahit ini membuat terbunuhnya 170 utusan Cina dan pasukan Laksamana Cheng Ho oleh para pasukan Wikramawardhana. Akan tetapi, Laksamana Cheng Ho tidak membalas tindakan tersebut karana berpegang teguh pada tujuan luar negeri yang diterapkan oleh Dinasti Ming.106 Terbunuhnya 170 utusan Cina dan pasukan Laksamana Cheng Ho di Kerajaan Majapahit, menujukan bahwa keadaan Majapahit tidak kondusif lagi terhadap kegiatan perdagangan antar negeri dan membuat Kerajaan Majapahit tidak lagi disinggahi oleh para pedagang mancanegara. Hal ini mengakibatkan terjadinya kemunduran Kerajaan Majapahit sebagai kerajaan yang besar di Nusantara.

105

Selamet Muljana, Runtuh Kerajaan Hindu-Jawa Dan Timbulnya Negara-Negara Islam Di Nusantara, Yogyakarta, Lkis Yogyakarta, 2005, hlm. 85

106

Bernard Vlekke, Nusantara Sejarah Indonesia, Jakarta, Kepustakaan Populer Gramedis, Jakarta, 2008, hlm. 91

Dokumen terkait