• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Perdagangan Antara Cina Dengan Nusantara

BAB II: LATAR BELAKANG TERJADINYA EKSPEDISI LAKSAMANA

B. Hubungan Perdagangan Antara Cina Dengan Nusantara

Orang-orang Cina mulai berdatangan ke Nusantara pada abad ke 9 M yaitu pada zaman Dinasti Tang42 untuk berdagang dengan membawa barang-barang

41

Kaisar Chu Chanji merupakan Kaisar Dinasti Ming 1426-1435 yang ke lima, Ia merupakan Cucu dari Kaisar Yongle (kaisar ketiga Dinasti Ming), Kaisar Chu Chanji menjadi kaisar setelah menggantikan ayahnya Hongki 1425 (pada masa Kaisar Hongki ekspedisi pelayaran Cheng Ho dihentikan) Kaisar Hongki merupakan kaisar ke empat setelah wafat digantikan putranya. Masa Kaisar Chu Chanji diperintahkannya Laksamana Cheng Ho untuk berlayar ke Samudera Selatan, yang pernah di hentikan ayahnya yaitu Kaisar Hongki. Ekspedisi pelayaran yang dilakaukan Laksamana Cheng Ho pada masa Kaisar Chu Chanji merupakan ekspedisi pelayaran yang ke tujuh dan merupakan ekspedisi pelayaran Laksamana Cheng Ho yang terakhir.

42

Dinasti Tang (618-906) merupakan Dinasti yang didirikan oleh Li Yuan yang pada saat itu merupakan Kepala Negara Adipati dibawah pemerintahaan Dinasti Sui. Dinasti Tang berhasil

kerajinan seperti barang-barang porselen, sutera, teh, alat-alat pertukangan, pertanian dan lain sebagainya untuk ditukar dengan hasil-hasil pertanian terutama rempah-rempah, sarang burung walet, gambir, bahan obat-obatan. Mereka yang sebelumnya hanya menunggu pedagang-pedagang asing yang datang ke Canton,43 dengan menggunakan kapal-kapal Persia kemudian tertarik untuk melakukan perdagangan sendiri ke negara-negara Samudera Selatan.44

Mereka datang dengan jung-jung (perahu) melalui perjalanan panjang menghadapi gelombang laut dan perompak yang ganas. Mereka harus tinggal berbulan-bulan menunggu bergantinya musim dan angin yang akan membawa mereka kembali ke daratan Cina. Sudah tentu yang datang ketika itu hanya laki-laki saja karena perjalanan tersebut sangat berbahaya. Tertarik akan keindahan dan kesuburan daerah-daerah yang mereka kunjungi dan keramahan penduduk setempat, sebagian dari orang-orang Cina menetap dan menikahi perempuan-perempuan setempat. Mereka pada umumnya menjadi petani, tukang dan pedagang pengumpul hasil-hasil pertanian dan hasil hutan untuk ditukar dengan barang-barang dari daratan Cina. Akhirnya mereka memiliki keturunan dan membaur dengan penduduk setempat dan saling mempengaruhi dalam proses percampuran budaya, tradisi dan kebiasaan-kebiasaan lainnya termasuk dalam hal bahasa, kesenian, makanan, dan lain sebagainya.45

membawa China menjadi sebuah Negara yang makmur dan sejahtera dengan perekonomian yang kuat dan menjadi salah satu Dinasti yang paling berpengaruh sepanjang sejarah China.

43

Canton merupakan kota pelabuhan Internasional di Cina dan sebagai kota perdagangaan di Cina, sehingga tidak heran bahwa banyaknya para pedagang dari mancanegara tertarik untuk datang berkunjung ke kota ini.

44

Samudera Selatan menunjukan daerah-daerah yang ada di Asia-Afika dan berada di Selatan Cina, yang merupakan tujuan dari ekspedisi Laksamana Cheng Ho yang berlayar hingga ke Afrika.

45

Hubungan perdagangan antara Cina ke Asia Tenggara sudah lama terjadi. Hal tersebut ditunjukan dengan adanya daerah-daerah di Asia Tenggara yang menjadi pusat perdagangan bagi para pedagang-pedagang mancanegara seperti di daerah Malaysia, Siam, Filipina dan Nusantara. Para pedagang Cina masuk kedaerah-daerah Asia Tenggara terutama pada masa negara-negara kerajaan masih diperintah oleh para raja-raja lokal.46 Pada masa itu para pedagang Cina masih berjumlah sedikit yang sampai di Asia Tenggara. Sedikitnya pedagang yang sampai di Asia Tenggara disebabkan karena keadaan Laut Selatan Cina yang tidak aman. Ketidak amanan jalur perdagangan tersebut mengganggu perdagangan yang terjadi antara Cina dengan Asia Tenggara. Meskipun demikian, dengan kedatangnya pedagang Cina ke Asia Tenggara membuat terjalinnya hubungan perdagangan yang baik antara bangsa Cina dengan kerajaan-kerajaan yang ada di Asia Tenggara.

Pada abad ke 13 hubungan perdagangan antara Cina dengan Nusantara semakin baik ketika Cina pada masa Dinasti Ming dipimpin oleh Kaisar Yongle dengan mengirim ekspedisi pelayaran. Sedangkan pada awal Dinasti Ming masa kekuasaan Kaisar Chu Yuan Chang belum adanya ekspedisi pelayaran besar Dinasti Ming, disebabkan karena keadaan Cina masa awal Dinasti Ming yang masih kacau dan juga keadaan jalur perdagangan di Laut Cina Selatan yang tidak aman, membuat kaisar lebih mementingkan kesetabilan dalam negeri Dinasti Ming dari pada hubungan luar negeri dengan negeri-negeri di Samudera Selatan.

46

Sehingga Kaisar Chu Yuan Chang menerapkan kebijakan dengan melarang perdagangan-pedagang Cina untuk berlayar ke negeri-negeri di luar Cina.

Pada masa pemeritahan Kaisar Yongle beliau mengutus Laksamana Cheng Ho untuk melakukan ekspedisi pelayaran dari Cina ke negeri-negeri di Samudera Selatan. Ekspedisi pelayaran yang dilakukan oleh Laksamana Cheng Ho ke Nusantara, bertujuan untuk menjalin perdagangan antara kekaisaran Cina dengan kerajaan-kerajaan yang ada di Nusantara. Pada masa kepemimpinan Dinasti Ming berkembangnya hubungan perdagangan antara Cina dengan Nusantara, banyaknya pedagang dari Cina yang menempati daerah-daerah yang ada di Nusantara memperjelas adanya hubungan baik antara kekaisaran Cina dengan kerajaan-kerajaan yang ada di Nusantara.47 Dengan adanya ekspedisi pelayaran Laksamana Cheng Ho ke Nusantara semakin mempererat perdagangan antara Cina dengan Nusantara. Selain itu, banyaknya pedagang Cina yang datang ke Nusantara untuk berdagang dan mencari rempah-rempah merupakan barang yang dibutuhkan bagi masyarakat Cina. Pada tahun 1407 M, Laksamana Cheng Ho melakukan penangkapan perompak yang ada di Sumatera yang kemudian diadili oleh kaisar Cina. Tindakan penangkapan perompak yang dilakukan Laksamaana Cheng Ho merupakan cara memperlancar hubungan perdagangan baik dari Cina maupun Nusantara.

47

C. Mengamankan Jalur Pelayaran Perdagangan Cina Dengan Nusantara Dari

Dokumen terkait