• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ekspedisi Laksamana Cheng Ho di Kerajaan Malaka

BAB II: LATAR BELAKANG TERJADINYA EKSPEDISI LAKSAMANA

C. Mengamankan Jalur Pelayaran Perdagangan Cina

4. Ekspedisi Laksamana Cheng Ho di Kerajaan Malaka

Sebelum abad ke 15, Malaka sudah terkenal sebagai suatu kawasan untuk perniagaan wilayah Timur-Barat.85 Malaka merupakan daerah yang sangat strategis bagi perdagangan mancanegara, letak Malaka yang berada di persimpangan jalur perdagangan dan dekat dengan Selat Malaka, yang merupakan jalur perdagangan yang sangat ramai dilalui oleh para pedagang, hal ini memberikan daya terik Malaka untuk di singgahi oleh para pedagang dari mencanegara. Bagian barat kepulauan Malaka sangat cocok dijadikan pelabuhan barang dagangan yang diekspor dan diimpor.86 Kapal-kapal yang berlayar ke wilayah Timur melewati Samudera Hindia dan melalui perairan selat Malaka yang relatif tenang pasti singgah di Kerajaan Malaka untuk beristirahat.87 Keadaan tersebut menjadikan Malaka tempat yang strategis yang berada di jalur perdagangan dunia.

Pada adad ke 14, kerajaan besar Jawa yaitu Kerajaan Majapahit di bawah kepemimpinan Raja Hayam Wuruk, melakukan ekspedisi perluasan wilayah ke kerajaan yang di luar Jawa. Pada tahun 1377 M Kerajaan Majapahit menyerang Kerajaan Sriwijaya yang berada di Palembang, Sumatra. Membuat Kerajaan Sriwijaya ditaklukan oleh Kerajaan Majapahit. Prameswara yang merupakan bangsawan di Samboja yang terletak di Palembang, yang merupakan bagaian kawasan dari Kerajaan Sriwijaya, juga menjadi taklukan dari Kerajaan Majapahit, sehingga membuat Parameswara yang merupakan bangsawan dari Samboja

85

Kong Yuanzhi, Cheng Ho Muslim Tionghoa Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara, Jakarta, Pusaka Obor, 2013, hlm. 131

86

Liang Liji,op.cit., hlm.283

87

Ricklefs, Bruce Lockhart, dkk, Sejarah Asia Tenggara Dari Masa Prasejarah sampai Kontemporer, Jakarta, Komonitas Bambu, 2013, hlm. 162

melarikan diri ke Tunasik besarta dengan pengikutnya,88 selama beberapa tahun Prameswara di Tunasik kemudian Tunasik mendapat ancaman Ayutthaya Siam.89 Hal ini membuat Parameswara melarikan diri ke Wu Yu besarta dengan pengikutnya, menetapnya Prameswara di Wu Yu dan mendirikan kerajaan yang awalnya daerah yang bernama Wu Yu diubah menjadi Malaka merupakan suatu tanda terbentuknya Kerajaan Malaka (nama Malaka diambil dari nama kayu yang menjadi tempat bersandarnya kapal Prameswara yang pertama kali).90 Prameswara menjadi raja pertama yang memimpin Kerajaan Malaka, pada saat baru berdirinya Kerajaan Malaka mendapat ancaman dari Kerajaan Siam dan Kerajaan Majapahit. Kemudian untuk menghadapi ancaman dari Kerajaan Siam dan Kerajaan Majapahit, pada tahun 1405 M Raja Prameswara mengirimkan utusannya ke Dinasti Ming di Cina yang pada saat itu dipimpin oleh Kaisar Yongle. Dengan menyatakan kesetiaan Kerajaan Malaka kepada Dinasti Ming, Parameswara berupaya meminta perlindungan Kaisar Dinasti Ming Cina.91 Perlindungan Dinasti Ming kepada Kerajaan Malaka diperlihatkan dengan ekspedisi-ekspedisi pelayaran yang hebat dipimpin oleh Laksamana Cheng Ho. Ekspedisi pelayaran Laksamana Cheng Ho tidak hanya sekedar berlayar ke Samudera Selatan melainkan juga memberikan setatus kenegaraan kepada Kerajaan Malaka oleh Kekaisaran Cina dan memerintahkan kepada Kerajaan

88

Tunasik merupakan nama lama dari Singapura, nama Tumasik digunakan untuk menyebut daerah pada masa Kerajaan Majapahit pada abad ke 14.

89

Ayutthaya Siam merupakan kerajaan yang berada di daerah Inlet Kecil, Thailand. Dalam perkembangannya Ayutthaya Siam terkenal dengan nama Siam.

90

Tan Ta Sen, Cheng Ho Penyebar Islam Dari Cina Ke Nusantara, Jakarta, Buku Kompas, 2010, hlm. 246

91

Siam untuk tidak mengancan Kerajaan Malaka.92 Setelah mendapatkan perlindungan kekaisaran Cina, Kerajaan Malaka berkali-kali mengirimkan utusan untuk mempersembahkan upeti ke kaisaran Cina.93

Laksamana Cheng Ho mengunjungi Malaka Sejak 1405-1433 M, selama tujuh kali ekspedisi Pelayarannya ke Samudera Selatan. Hal ini tidak mengherankan mengingat begitu pentingnya letak Kerajaan Malaka, bagi suatu pelabuhan yang setrategis dalam pelayaran di antara Samudera Pasifik dengan Samudera Hindia, dan setiap keberangkatan maupun pulangnya ekspedisi pelayaran Laksamana Cheng Ho selalu singgah di Malaka.94 Beliau memberikan hadiah dari kaisar Cina kepada Raja Parameswara. Hadiah yang dibawa oleh Laksamana Cheng Ho kepada Raja Malaka berisikan kain sutra, emas, kerajinan, dan lain-lain, dengan adanya utusan dari Cina tersebut maka Raja Parameswara juga mendapatkan perlindungan dari kekaisaran Cina dari ancaman Kerajaan Siam yang akan menyerang Kerajaan Malaka.

Pada tahun 1430 M Raja Malaka mengirimkan utusannya ke Cina, dengan maksud untuk memberitahukan kepada Kaisar Cina bahwa Kerajaan Siam akan melakukan penyerangan terhadap Kerajaan Malaka, walaupun telah di capai kesepakatan perdamaian antara kerajaan Siam dan Malaka yang berkonflik, dengan adanya utusan dari Kerajaan Malaka membuat Kekaisaran Dinasti Ming yang di pimpin oleh Kaisar Chu Chanji, segera mengutus Laksamana Cheng Ho

92

Bernard Vlekke, Nusantara Sejarah Indonesia, Jakarta, Kepustakaan Populer Gramedia, 2008, hlm. 91

93

Ricklefs, Sejarah Indonesia Moderen 1200-2008, Jakarta, Serambi Ilmu Semesta, 2008, hlm 36

94

Kong Yuanzhi, Cheng Ho Muslim Tionghoa Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara, Jakarta, Pusaka Obor, 2013, hlm. 134

untuk berlayar ke Samudera Selatan dan singgah di Kerajaan Siam untuk menyampaikan perintah Kaisar Cina untuk tidak menyerang Kerajaan Malaka.

Pada perkembangannya Kerajaan Malaka, menjalin kerjasama dengan kekaisaran Cina pada masa Dinasti Ming pemerintahan Kaisar Yongle. Pada masa pemerintahan beliau, Dinasti Ming mengambil inisiatif untuk menjalin hubungan dengan kerajaan Malaka. Disamping itu, Dinasti Ming juga memberikan perlindungan kepada Kerajaan Malaka dari serangan Kerajaan Siam. Tujuan dari Dinasti Ming mengirim utusannya ke Kerajaan Malaka untuk bersahabat dan melakukan kerjasama dengan Kerajaan Malaka, dengan memiliki tempat yang strategis dalam perdagangan Dunia.95 Pada ekspedisi pelayaran yang dilakuakan oleh Dinasti Ming pada masa Kaisar Yongle, yang dipimpin oleh Laksamana Cheng Ho dalam pelayarannya ke Samudera Selatan sebanyak tujuh kali juga mengunjungi Kerajaan Malaka dalam setiap ekspedisi pelayarannya. Disamping itu Kerajaan Malaka telah 13 kali mengirimkan utusannya ke Cina, selama tiga generasi Raja Malaka diantaranya Prameswara, Megat Iskandar Shah, dan Sri Maharaja. Hal ini membuat terjalinnya hubungan baik antara Kekaisaran Cina dengan Kerajaan Malaka yang menguntungkan kedua belah pihak baik dalam bidang politik maupun bidang ekonomi. Perniagaan Cina juga sangat dibutuhkan oleh Kerajaan Malaka untuk memajukan ekonomi kerajaan, maupun memberikan keamanan dari serangan kerajaan Siam. Disamping itu hubungan baik ini juga memberikan keuntungan bagi Cina dalam bidang politik dan ekonomi, hubungan

95

dengan Kerajaan Malaka sangat penting untuk menyukseskan misi ekspedisi pelayaran Laksamana Cheng Ho ke Samudera Selatan.

Dokumen terkait