• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak terhadap Geo Fisik Kimia

Dalam dokumen PT MAKMUR SEJAHTERA WISESA UPAYA PENGELO (Halaman 72-90)

Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak Keterangan

4.2.1. Dampak terhadap Geo Fisik Kimia

Tabel 4-4

Dampak kegiatan pengadaan material bangunan terhadap Kualitas Udara

Tahap Konstruksi

Sumber Dampak

Jenis Dampak

Besaran Dampak

Keterangan

Pengadaan material bangunan terhadap

Kualitas Udara

Material yang dibutuhkan seperti: batu, pasir, tanah urug, besi beton, besi baja, kayu, genteng, sebagian didatangkan dari lokasi terdekat dengan tapak proyek seperti pasir dan tanah urug. Kegiatan pengadaan material bangunan diprakirakan menyebabkan perubahan kualitas udara, terutama debu. Kadar debu yang dihasilkan oleh kegiatan lalu lintas kendaraan beban (sekitar 18 unit truk per jam) akan melampaui baku mutu maksimum yang dipersyaratkan. Sedangkan kadar gas CO, SO2 dan NO2

meskipun sedikit meningkat namun masih di bawah nilai baku mutu.

Dampak dari kegiatan dikategorikan negatif penting (-P). Sifat dampak tidak kumulatif dan berbalik, lama berlangsung relatif pendek (selama tahap konstruksi) meskipun dengan luas wilayah persebaran dampak yang terbatas (sepanjang jalan angkut), intensitas debu yang terdispersi akan cepat kembali lagi. Memiliki dampak lanjutan terhadap kesehatan pekerja dan masyarakat. Dampak negatif dapat diminimasi dengan pengelolaan secara teknis. Tolok ukur:

Baku Mutu Udara Ambien menurut PP No. 41 Tahun 1999

Peningkatan kadar debu yang terjadi diprediksi sampai meningkat dari 64,27 µg/m3 menjadi + 285,87 µg/m3 namun hanya bersifat sesaat saja.

4 -

4. DAMPAK LINGKUNGAN YANG AKAN TERJADI

5 Tabel 4-5

Dampak kegiatan pembukaan dan pematangan lahan terhadap Fisiografi

Tahap Konstruksi

Sumber Dampak

Jenis Dampak

Besaran Dampak

Keterangan

Pembukaan dan pematangan lahan terhadap Fisiografi

Kegiatan pembersihan lahan pada lokasi rencana pembangunan PLTU dengan luas mencapai ± 86 ha dapat mengubah bentuk morfologi setempat karena pemotongan/penggalian pada daerah yang tinggi, pengurugan daerah yang cekung/rendah dan pemadatan/ penstabilan lereng diprakirakan akan menimbulkan dampak terhadap komponen fisiografi. Namun dengan terbukanya lahan dari sebaran vegetasi dan soil berhumus serta adanya tumpukan soil berhumus ditempat penumpukan tanah diperkirakan dapat meningkatkan erosi pada musim penghujan. Proses riil erosi dalam waktu lama dapat berkembang menjadi gulley erosion .

Dampak dari kegiatan dikategorikan negatif kecil dan penting (-P). Intensitas dampak yang ditimbulkan dinilai cukup besar, berlangsung dalan jangka waktu yang singkat. Sifat dampak tidak kumulatif dan berbalik, dengan luas wilayah persebaran dampak yang terbatas ± 86 ha). Berdampak lanjutan terhadap tanah (peningkatan laju erosi), air (peningkatan kekeruhan dan suspended solid), dan biota terrestrial dan biota air.

Dampak negatif dapat dikelola dengan pendekatan teknis.

Tanah pada lokasi berasal dari bahan induk endapan liat yang telah berkembang dengan ditandai telah terjadinya deferensiasi horizon tanah. Tanah lapisan atas yang mengandung bahan organik dengan ketebalan sekitar 5-10 cm dengan tingkat kesuburan rendah yang disebabkan oleh rendahnya kejenuhan basa (KB). Pengupasan tanah atas pada kegiatan pembukaan dan pematangan lahan akan menghilangkan lapisan atas tanah (solum) yang relatip lebih subur dibandingkan dengan lapisan bawah.

4 -

4. DAMPAK LINGKUNGAN YANG AKAN TERJADI

6 Tabel 4-5 (lanjutan)

Sumber Dampak

Jenis Dampak

Besaran Dampak

Keterangan

Pembukaan dan pematangan lahan terhadap Fisiografi ]

Apabila kondisi tersebut terjadi maka dikhawatirkan akan mengurangi kemantapan lereng daerah setempat dan menjadi daerah rawan longsor. Demikian juga tumpukan tanah yang tidak dikelola akan menyebabkan terjadinya erosi pada tumpukan tanah ditempat penumpukan. Erosi dan longsornya tanah dapat menyebabkan terjadinya dampak lanjutan berupa peningkatan kekeruhan air di Sungai Mangkusip.

Disamping itu, meskipun status kesuburan tanah lapisan atas termasuk dalam kategori rendah namun pengupasan tanah atas akan menyebabkan penurunan tingkat kesuburan yang bisa mencapai 50% dari tingkat kesuburan semula. Lapisan atas tanah akan digantikan oleh lapisan bawah tanah (sub soil) yang memiliki tingkat kesuburan lebih rendah.

4 -

4. DAMPAK LINGKUNGAN YANG AKAN TERJADI

7 Tabel 4-6

Dampak kegiatan pembukaan dan pematangan lahan terhadap Tanah

Tahap Konstruksi

Sumber Dampak

Jenis Dampak

Besaran Dampak

Keterangan

Pembukaan dan pematangan lahan terhadap Tanah

Kegiatan pembersihan lahan pada lokasi rencana pembangunan PLTU dengan luas mencapai ± 86 ha dapat mengubah bentuk morfologi setempat karena pemotongan/ penggalian pada daerah yang tinggi, pengurugan daerah yang cekung/rendah dan pemadatan/ penstabilan lereng diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap komponen fisiografi. Namun dengan terbukanya lahan dari sebaran vegetasi dan soil berhumus serta adanya tumpukan soil berhumus ditempat penumpukan tanah diperkirakan dapat meningkatkan erosi pada musim penghujan. Proses riil erosi dalam waktu lama dapat berkembang menjadi gulley erosion dengan kedalaman lembah dapat mencapai 4 m. Apabila kondisi tersebut terjadi maka dikhawatirkan akan mengurangi kemantapan lereng daerah setempat dan menjadi daerah rawan longsor.

Dampak dari kegiatan dikategorikan negatif penting (-P). Intensitas dampak yang ditimbulkan dinilai cukup besar, berlangsung dalan jangka waktu yang singkat. Sifat dampak tidak kumulatif dan berbalik, dengan luas wilayah persebaran dampak yang terbatas (± 86 ha). Berdampak lanjutan terhadap tanah (peningkatan laju erosi), air (peningkatan kekeruhan dan suspended solid), dan biota terrestrial dan biota air. Dampak negatif dapat dikelola dengan pende- katan teknis.

Tanah pada lokasi berasal dari bahan induk endapan liat yang telah berkembang dengan ditandai telah terjadinya deferensiasi horizon tanah. Tanah lapisan atas yang mengandung bahan organik dengan ketebalan sekitar 5-10 cm dengan tingkat kesuburan rendah yang disebabkan oleh rendahnya kejenuhan basa (KB). Pengupasan tanah atas pada kegiatan pembukaan dan pematangan lahan akan menghilangkan lapisan atas tanah (solum) yang relatip lebih subur dibandingkan dengan lapisan bawah.

Nilai erosi akan meningkat tajam puluhan kali lipat seiring dengan pembukaan lahan. Hasil perhitungan pendugaan erosi memperlihatkan bahwa jika

4 -

4. DAMPAK LINGKUNGAN YANG AKAN TERJADI

8 Tabel 4-6 (lanjutan)

Sumber Dampak

Jenis Dampak

Besaran Dampak

Keterangan

[ Pembukaan dan pematangan lahan terhadap Fisiografi, Lahan dan Tanah ]

Demikian juga tumpukan tanah yang tidak dikelola akan menyebabkan terjadinya erosi pada tumpukan tanah ditempat penumpukan.

Pembersihan lahan akan menyebabkan hilangnya tanaman penutup tanah yang berfungsi mencegah erosi. Kondisi tersebut diperparah dengan kondisi lahan yang memiliki kelerengan yang bervariasi dari 5-25%. Erosi akan mengangkut sejumlah massa tanah sehingga akan menurunkan kualitas tanah dan mempengaruhi kualitas air tanah dengan meningkatkan sedimen terlarut. Erosi dan longsornya tanah dapat menyebabkan terjadinya dampak lanjutan berupa peningkatan kekeruhan air di Sungai Mangkusip. Disamping itu, meskipun status kesuburan tanah lapisan atas termasuk dalam kategori rendah namun pengupasan tanah atas akan menyebabkan penurunan tingkat kesuburan yang bisa mencapai 50% dari tingkat kesuburan semula. Lapisan atas tanah akan digantikan oleh lapisan bawah tanah (sub soil) yang memiliki tingkat kesuburan lebih rendah.

tanaman penutup hilang maka nilai erosi dapat mencapai 1033,24 ton/hektar/tahun dibanding-kan dengan erosi awal yang hanya 105,11 ton/hektar/tahun. Peningkatan erosi disebabkan oleh perubahan penggunaan lahan dari bervegetasi kebun dan semak belukar menjadi tanah terbuka.

4 -

4. DAMPAK LINGKUNGAN YANG AKAN TERJADI

9 Tabel 4-7

Dampak kegiatan pembangunan prasarana dan saranaterhadap Fisiografi

Tahap Konstruksi

Sumber Dampak

Jenis Dampak

Besaran Dampak

Keterangan

Pembangunan PLTU

terhadap Fisiografi

Pembangunan prasarana dan sarana penunjang yang direncanakan dibangun di atas lahan urugan dikhawatirkan dapat menyebabkan amblesan. Lahan bekas penggalian/pemotongan yang kondisi tanah penumpu bangunannya dalam kondisi relatif stabil. Bertambahnya beban berat yang ditimbulkan oleh bangunan bertingkat dikhawatirkan melampaui daya dukung lahan yang pada akhirnya dapat menyebabkan terjadinya penurunan permukaan tanah dan berlanjut dengan miring atau rusaknya bangunan. Terganggunya stabilitas lahan sebagai akibat yang ditimbulkan oleh beban berat di atasnya dapat menyebabkan terjadinya longsoran (mass sliding), terutama pada musim hujan yang selanjutnya akan membawa sejumlah massa tanah ke lingkungan perairan dengan akibat lanjutan terjadinya peningkatan kekeruhan pada badan air penerima.

Dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan pembangunan prasarana dan sarana terhadap komponen fisiografi dikategorikan negatif penting, meskipun dampak stabilitas lereng dan daya dukung tanah tidak berpengaruh secara langsung pada manusia, luas wilayah persebaran dampak yang terbatas dibandingkan dengan luasan seluruh proyek yang mencapai ± 86 ha, namun dampak yang ditimbulkan berlangsung lama dan dapat berlanjut terhadap komponen lingkungan yang lain, bersifat kumulatif dan tidak berbalik. Dampak negatif dapat diminimasi dengan pengelolaan menggunakan pendekatan teknologi.

Prasarana dan sarana antara lain: (1) coal storage yard, ash storage yard, cooling tower dan pump house, water reservoir, oil storage tank, switchyard, water treatment & DM plant, coal handling plant, DG building & Cooling Tower, compressor house; (2) non plant buildings: stores & canteen, gate house, work shop

4 -

4. DAMPAK LINGKUNGAN YANG AKAN TERJADI

10 Tabel 4-8

Dampak kegiatan konstruksi bangunan unit sistem pembangkit PLTU Tanjung terhadap Fisiografi

Tahap Konstruksi

Sumber Dampak

Jenis Dampak

Besaran Dampak

Keterangan

Konstruksi bangunan PLTU

terhadap Fisiografi

Pembangunan PLTU yang saat beroperasi menimbulkan getaran dan bersama beban bangunan akan menambah beban diatas tanah penumpu bangunan. Apabila daya dukung tanah terlampaui maka dapat terjadi amblesan yang dikhawatirkan dapat merusak fisik bangunan. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa pembangunan PLTU mempunyai dampak negatif terhadap daya dukung tanah apabila tidak dikelola dengan baik.

Pembangunan bangunan penunjang PLTU khususnya ash disposal area yang didesain dengan permukaan cekung kedalam sedalam 1,5 m yang dasar permukaan cekungannya datar akan berdampak terjadinya perubahan relief topografi.

Dampak dikategorikan negatif dan penting. Penilaian ini didasarkan kepada intensitas dampak yang ditimbulkan cukup besar, berlangsung dalam jangka waktu yang lama, bersifat kumulatif dan tidak berbalik.

Dampak negatif dapat diminimasi dengan pengelo- laan menggunakan pende- katan teknologi.

Bangunan utama PLTU antara lain: unit-unit steam generation, turbo generator,bag filter, deaerator, boiler

4 -

4. DAMPAK LINGKUNGAN YANG AKAN TERJADI

11 Tabel 4-8 (lanjutan)

Sumber Dampak

Jenis Dampak

Besaran Dampak

Keterangan

[ Konstruksi bangunan PLTU

terhadap Fisiografi ]

Lokasi tersebut harus dipersiapkan dengan meratakan permukaan tanah yang semula merupakan daerah dengan topografi berlereng sedang menjadi cekung dengan permukaannya datar.

Pembangunan lokasi ash disposal dan coal yard (tempat penempatan batubara) tersebut dilakukan dengan pemotongan atau penggalian tanah pada daerah yang lebih tinggi, khususnya disisi timur dari area tapak proyek, yang rona awalnya merupakan topografi miring sedang.

Dampak-dampak dari kegiatan pembangunan pembangkit utama dan bangunan penunjang pembangkit yaitu terlampauinya daya dukung yang menyebabkan amblesan secara setempat dan perubahan topografi.

4 -

4. DAMPAK LINGKUNGAN YANG AKAN TERJADI

12 Tabel 4-9

Dampak kegiatan pembukaan dan pematangan lahan terhadap Biota Darat

Tahap Konstruksi

Sumber Dampak

Jenis Dampak

Besaran Dampak

Keterangan

Pembukaan dan pema- tangan lahan

terhadap Biota Darat

Berkurang atau hilangnya flora darat (vegetasi) sebagai habitat berbagai jenis fauna darat, yang berlanjut hilangnya kelompok Aves, Mammalia, Reptilia, Amphibia.

Flora/vegetasi:

• Jumlah jenis pohon permudaan menurun jumlahnya menjadi sekitar 0 – 2 jenis

• Jumlah jenis tumbuhan bawah/non pohon berkurang menjadi sekitar 2 jenis (termasuk dua jenis tumbuhan bawah yang dilindungi akan hilang yaitu kantong semar/Nepenthes sp. Fauna:

Aves/burung (sebagai indikator):

Jumlah jenis burung dari rona awal sebanyak 11 jenis berubah menjadi 5 jenis, dengan perbedaan jenis burung yang mendominasi kawasan. Burung yang menempati habitat terbuka berupa semak belukar dan vegetasi sepanjang guntung akan bermigrasi ke tempat lain

Dampak dikategori- kan negatif dan penting. Penilaian ini didasarkan kepada intensitas dampak yang ditimbulkan cukup besar meski- pun berlangsung dalam jangka pendek (selama konstruksi), bersifat kumulatif dan tidak berbalik.

Sebagai rona awal biota darat hasil survey dan pengamatan saat survey UKL-UPL pada lokasi rencana PLTU Tanjung dan sekitarnya, ditemukan: Flora/vegetasi:

• Jumlah jenis pohon permudaan dari rona awal sebanyak 17 jenis • Jumlah jenis tumbuhan bawah/

non pohon dari rona awal sebanyak 11 jenis

Fauna:

Aves/burung (sebagai indikator): Indeks keragaman (H’) sebesar 2,10 (keragaman sedang), dengan jumlah jenis pada rona awal adalah 11 jenis

4 -

4. DAMPAK LINGKUNGAN YANG AKAN TERJADI

13 4.2.3. Dampak terhadap Sosial, Ekonomi, Kesehatan Masyarakat

Tabel 4-10

Dampak kegiatan pengerahan dan pengurangan tenaga kerja terhadap Ekonomi

Tahap Konstruksi

Sumber Dampak

Jenis Dampak

Besaran Dampak

Keterangan

Pengerahan dan pengurangan tenaga kerja

terhadap Ekonomi

Pengerahan tenaga kerja akan menciptakan lapangan kerja dan kesempatan berusaha bagi masyarakat. Peluang kesempatan kerja bagi masyarakat lokal relatif terbatas karena yang dibutuhkan tenaga kerja dengan kualifikasi tertentu. Jumlah tenaga kerja lokal yang dapat untuk kegiatan konstruksi diperkirakan kurang dari 40% dari kebutuhan. Sedangkan pada saat operasi jumlah tenaga yang dapat diserap dari masyarakat lokal semakin terbatas berkenaan dengan kualifikasi yang lebih tinggi. Padahal kualifikasi ini tidak banyak tersedia di sekitar proyek.

Dampak dikategorikan positif, besar, dan penting. Penilaian ini didasarkan kepada intensitas dampak yang ditimbulkan berlang- sung dalam jangka waktu yang lama, berlanjut dalam Tahap Operasi, banyaknya masyarakat yang terkena dampak langung positif (sekitar PLTU dan dalam Kecamatan terdekat), ada- nya dampak lanjutan berupa peningkatan kese- jahteraan, akumulatif dan sinergitik, memiliki dampak balik terhadap dampak positif PLTU.

Dalam Tahap Konstruksi, tenaga kerja yang diperlukan terdiri atas tenaga manajerial, tenaga administrasi proyek, operator kendaraan beban dan kendaraan operasional lapangan, operator alat berat, tenaga kerja konstruksi bangunan, dan tenaga kerja spesifik lainnya. Untuk kegiatan puncak tahap konstruksi akan dibutuhkan tenaga kerja sebanyak 400 orang dan 10 orang diantaranya adalah tenaga kerja asing. Jika dilihat dari asal daerah pekerja, diperkirakan sebanyak 200 orang berasal dari daerah sekitar proyek dan 200 orang lainnya berasal dari luar daerah dan akan menetap sementara di dalam lokasi proyek.

4 -

4. DAMPAK LINGKUNGAN YANG AKAN TERJADI

14

Sumber Dampak

Jenis Dampak

Besaran Dampak

Keterangan

[ Pengerahan dan pengurangan tenaga kerja

terhadap Ekonomi ]

Adanya kesempatan berusaha, keberadaan PLTU diprakirakan berdampak cukup besar dalam menumbuhkan jenis usaha baru dan perputaran/peredaran mata uang (multiplier effects). Dengan kondisi dan perkembangan wilayah Tanjung saat ini, maka dengan terbukanya kesempatan berusaha dapat terjadi kenaikan pendapatan sehingga berdampak terhadap terjadi efek multiplier pada konsumsi dan tabungan sesuai fungsi yang diperoleh. Berarti bukan hanya terjadi kenaikan pendapatan saja, tetapi terjadi efek pelipat yang lebih besar. Analogi secara visual dapat dilihat dari pertumbuhan peluang berusaha yang signifikan di wilayah Desa Asam- Asam dengan beroperasinya PLTU Asam-Asam.

Dampak positif dapat ditingkatkan dengan penge- lolaan menggunakan pen- dekatan sosial dan ekonomi.

Pada akhir tahap Konstruksi, sebagian tenaga kerja akan dikurangi terutama dari jenis pekerjaan konstruksi (operator dan konstruksi), sedangkan sebagian lainnya akan dipekerjakan dalam Tahap Operasi, sekaligus pengadaan tenaga kerja baru dengan kualifikasi tertentu.

Pada tahap operasi hanya dibutuhkan tenaga kerja lokal sebanyak 144 orang staf O & M, yang terdiri dari 52 orang tenaga operasi (operation engineers dan controllers), 8 orang chemist dan analysts termasuk tenaga lingkungan, 80 orang tenaga pemeliharaan (mechanical, electrical, control dan

instrumentation, civil), dan 4 orang tenaga keamanan. Dengan demikian di akhir tahap konstruksi akan terjadi pengurangan tenaga kerja sekitar 254 orang dari yang semula berjumlah 400 orang.

Dalam tahap Konstruksi yang berlangsung selama 22 bulan dengan total pendapatan karyawan dan tenaga kerja lainnya sebanyak 12 x 400 x Rp. 2.500.000 (rata-rata) = Rp. 12 M, dengan pengeluaran sebanyak 50%, berarti uang yang beredar dalam Kecamatan Murung Pudak adalah Rp. 6 M

4 -

4. DAMPAK LINGKUNGAN YANG AKAN TERJADI

15 Tabel 4-11

Dampak kegiatan pengerahan dan pengurangan tenaga kerja terhadap Sosial Budaya

Tahap Konstruksi

Sumber Dampak

Jenis Dampak

Besaran Dampak

Keterangan

Pengerahan dan pengurangan tenaga kerja

terhadap Budaya

Tenaga yang berasal dari luar daerah diprakirakan akan berdampak terhadap kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Dampak yang mungkin timbul berupa berubah atau bergesernya nilai dan norma budaya akibat terpengaruh oleh adat dan norma yang bersumber dari tenaga kerja luar daerah. Tenaga kerja kelompok skill dan engineering

umumnya adalah orang-orang yang terbiasa hidup di kota dengan nilai dan norma budaya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.

Meningkatnya interaksi sosial sehu- bungan dengan adanya pendatang yang bekerja sebagai buruh maupun tenaga ahli juga dapat merubah pola dan struktur pranata sosial yang telah ada.

Dampak dikategorikan negatif, kecil tetapi penting. Penilaian ini didasarkan kepada intensitas dampak yang ditimbulkan berlangsung dalam jangka waktu yang lama karena berlanjut dalam Tahap Operasi, banyaknya masyarakat yang terkena dampak langung (sekitar PLTU dan dalam Kecamatan terdekat), adanya dam- pak lanjutan terhadap sikap dan persepsi masyarakat, akumulatif dan sinergitik, memiliki dampak balik terhadap dampak positif PLTU.

Hasil wawancara responden dari Mabuun, Maburai, dan Desa Warukin, diperoleh data: mayoritas penduduk merupakan penduduk asli dari Suku Banjar, yang menganut agama Islam, sehingga kegiatan masyarakat tidak terlepas dengan agama Islam (seperti kegiatan yasinan, selamatan, tasmiah dan arisan). Dalam satu tahun terakhir tidak pernah terjadi konflik dalam masyarakat.

Mayoritas masyarakat (78%) Desa Warukin dihuni oleh Dayak Warukin yang termasuk dalam Suku Dayak Maanyan. Untuk komunikasi dengan warga lainnya digunakan Bahasa Banjar, dan untuk sesamanya digunakan Bahasa Maanyan. Sebagian besar penduduk desa beragama Kristen (Pantekosta, Katolik, Protestan, Bethel). Sedangkan yang masih menganut agama Hindu Kaharingan hanya tertinggal 4 orang saja (Sumber Penghulu Adat Desa Warukin).

4 -

4. DAMPAK LINGKUNGAN YANG AKAN TERJADI

16 Tabel 3.11 (lanjutan)

Sumber Dampak

Jenis Dampak

Besaran Dampak

Keterangan

[ Pengerahan dan pengurangan tenaga kerja

terhadap Budaya ]

Berdasarkan rona awal, kondisi sosial budaya masyarakatnya di sekitar lokasi proyek di dominasi oleh adat Banjar dan Jawa dengan pemeluk agama yang relatif homogen beragama Islam. Dengan kondisi demikian maka masuknya pendatang sebagai tenaga kerja pada proyek tidak banyak berpengaruh terhadap variabel sosial budaya lainnya seperti pelapisan sosial, perubahan sosial, kepemimpinan, dan lain-lainnya.

Dampak negatif dapat diminimasi dengan penge- lolaan menggunakan pen- dekatan sosial-budaya, dan ekonomi.

4 -

4. DAMPAK LINGKUNGAN YANG AKAN TERJADI

17 Tabel 4-12

Dampak kegiatan mobilisasi peralatan terhadap Sikap dan Persepsi Masyarakat

Tahap Konstruksi

Sumber Dampak

Jenis Dampak

Besaran Dampak

Keterangan

Mobilisasi peralatan terhadap Sikap dan Persepsi Masyarakat

Dampak yang ditimbullkan terhadap persepsi dan sikap masyarakat dapat berupa dampak turunan dari penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan atau berupa dampak langsung terkait dengan keselamatan lalu-lintas. Berdasarkan prakiraan dampak, kegiatan mobilisasi ini tidak berdampak penting terhadap kualitas udara dan tingkat kebisingan. Lalu-lintas kendaraan pengangkut material akan memicu munculnya dampak negatif di kalangan masyarakat pengguna jalan dan masyarakat yang bermukim di sekitar jalan yang dilalui oleh kendaraan pengangkut peralatan berat dan material yang akan berlanjut terhadap aktifitas proyek secara keseluruhan.

Dampak dikategorikan negatif besar dan penting. Penilaian ini didasarkan kepada intensitas dampak yang ditimbulkan berlang- sung dalam jangka waktu terbatas, banyaknya masyarakat yang terkena dampak langung, adanya dampak lanjutan terhadap keamanan dan ketertiban, akumulatif dan sinergitik, memiliki dampak balik terhadap dampak positif PLTU.

Dampak negatif dapat diminimasi dengan pendekatan sosial dan teknologi.

Peralatan berat seperti excavator dan dozer diangkut menggunakan truck trailer dari Pelabuhan Kelanis dan/atau dari tambang PT. Adaro (sewa pakai). Frekuensi mobilisasi adalah kurang dari 5 kali selama tahap Konstruksi. Kecelakaan lalu lintas atau hambatan perjalanan kendaraan umum di jalan yang melibatkan kegiatan sangat jarang terjadi (peluang < 1%), namun tetap berdampak terhadap sikap masyarakat.

4 -

4. DAMPAK LINGKUNGAN YANG AKAN TERJADI

18 Tabel 4-13

Dampak kegiatan pengadaan material pembangunan PLTU Tanjung terhadap Sikap dan Persepsi Masyarakat

Tahap Konstruksi

Sumber Dampak

Jenis Dampak

Besaran Dampak

Keterangan

Pengadaan material pembangunan

terhadap sikap dan persepsi masyarakat

Dampak yang ditimbulkan terkait dengan dampak turunan karena penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan serta terkait dengan dampak langsung terhadap kenyamanan dan keselamatan berlalu- lintas. Keluar masuknya kendaraan pengangkut material ke dan dari lokasi proyek PLTU sebagian akan melintasi daerah permukiman dan jalan umum. Hal tersebut dapat menimbulkan gangguan terhadap kenyamanan berlalu-lintas dan memicu munculnya kekhawatiran akan keselamatan lalu- lintas. Tindakan kriminal, terutama dari oknum masyarakat terhadap material yang disimpan dalam lokasi proyek potensial untuk terjadi (misalnya pencurian, penggelapan) sehingga merugikan proyek (keterlambatan dalam penyelesaian konstruksi).

Dampak dikategorikan negatif dan penting. Penilaian ini didasarkan kepada intensitas dampak yang ditimbulkan

berlangsung dalam jangka waktu terbatas, banyaknya masyarakat yang terkena dampak langung, adanya dampak

lanjutan terhadap keamanan dan ketertiban, akumulatif dan

sinergitik, memiliki dampak balik terhadap dampak positif PLTU.

Pengelolaan dampak negatif dapat diminimasi dengan pendekatan sosial dan teknologi.

Material yang dibutuhkan dalam kegiatan pembangunan PLTU Tanjung seperti: batu, pasir, tanah urug, besi beton, besi baja, kayu, dan genteng. Bahan-bahan tersebut sebagian didatangkan dari lokasi terdekat dengan tapak proyek seperti pasir. Batu dan tanah urug, sebagian lainnya terutama material yang terbuat dari logam didatangkan dari luar Pulau Kalimantan melalui Pelabuhan Klanis, sebagian bahan bangunan dibawa dari Banjarmasin yang menggunakan jalan propinsi sepanjang 200 km. Material yang diangkut termasuk peralatan untuk konstruksi sistem pembangkit. Rona awal kualitas udara di tapak proyek dengan parameter yang dominan adalah kadar debu terukur 39,31 µg/m3 (KU.1), dan di pemukiman terdekat 64,27 µg/m3 (KU- 2), sedangkan kadar gas CO, SO2 dan NO2 pada

Dalam dokumen PT MAKMUR SEJAHTERA WISESA UPAYA PENGELO (Halaman 72-90)