Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak Keterangan
PROGRAM PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
5. PROGRAM PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP 5
Tabel 5-2
Pengelolaan dan pemantauan lingkungan pada dampak kegiatan survey lapangan pada Sikap dan Persepsi masyarakat
Tahap Pra Konstruksi
No. Pengelolaan dan
Pemantauan Dampak
Uraian
1) Sumber Dampak Penting
Survey lapangan oleh Proyek PLTU dan Tim Studi UKL-UPL:
menimbulkan keingin-tahuan dan spekulasi dari sebagian anggota masyarakat di sekitar tapak proyek terhadap kepastian lokasi, belum jelasnya besaran tali asih atau kompensasi lahan, adanya persetujuan atau penolakan masyarakat tanpa dasar yang jelas oleh masyarakat. Dampak positif atau negatif.
2) Upaya Pengelolaan Dampak
• Melaksanakan sosialisasi rencana kegiatan untuk memberikan kejelasan kepada masyarakat tentang: (a) tujuan dan manfaat pembangunan dan pengoperasian PLTU, (b) adanya kompensasi, tali asih lahan, tanaman, bangunan yang lahannya digunakan sebagai lokasi PLTU, (c) adanya proses pembebasan lahan yang berpedoman pada norma-norma yang berlaku, dengan mengutamakan asas musyawarah mufakat dan menyelesaikannya sesegera mungkin sesuai dengan mekanisme yang disepakati. • Melaksanakan komunikasi dan dialog antara MSW dengan
masyarakat luas untuk memperoleh umpan balik yang efektif dan menangkap aspirasi logis yang berkembang di masyarakat. 3) Upaya Pemantauan
Dampak
Pemantauan dampak dilakukan terhadap:
Pengetahuan, pemahaman, dan penerimaan masyarakat di sekitar tapak proyek mengenai rencana PLTU di sekitar permukimannya. 4) Tolok ukur dampak • Masyarakat mengetahui adanya rencana pembangunan dan
pengoperasian PLTU pada lokasi yang ditetapkan sehingga ketidak pastian dan spekulasi dari masyarakat dapat dicegah • Kep. Kep Bapedal Nomor 08 tahun 2000 tentang Keterlibatan
Masyarakat dan Keterbukaan Informasi dalam Proses Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
5) Lokasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
• Desa Mabu’un, Desa Maburai, dan permukiman lainnya yang berkepentingan
• Masyarakat dan manajemen perkebunan kelapa sawit dan karet PT. Cakung Permata Nusa
6) Periode Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
• Tahap Pra Konstruksi (sebelum kegiatan pengadaan lahan dilaksanakan)
Tabel 5-3
Pengelolaan dan pemantauan lingkungan pada dampak kegiatan pengadaan lahan terhadap Sikap dan Persepsi masyarakat
Tahap Pra Konstruksi
No. Pengelolaan dan
Pemantauan Dampak
Uraian
1) Sumber Dampak Penting
Pengadaan lahan untuk lokasi PLTU terhadap Sikap dan Persepsi Masyarakat:
Kepuasan atau ketidak puasan besaran kompensasi atau tali asih terhadap lahan, berkenaan dengan taksiran luas dan nilai tanaman yang tergantung kepada status lahan, tanaman yang ada, pengakuan penggunaan lahan oleh oknum masyarakat, serta ketidak inginan pengguna lahan untuk melepas lahannya. Dampak akan positif apabila masyarakat puas dengan nilai tali asih, sebaliknya negatif apabila masyarakat menolak. Dampak lanjutannya adalah pemenuhan jadwal proyek PLTU.
2) Upaya Pengelolaan Dampak
• Melaksanakan pembebasan lahan berpedoman pada peraturan yang berlaku, dengan mengutamakan asas musyawarah mufakat dan menyelesaikannya sesegera mungkin sesuai dengan mekanisme yang disepakati.
• Pengawasan dan keterbukaan terhadap proses penilaian lahan, tanaman, bangunan yang akan dibebaskan
3) Upaya Pemantauan Dampak
Pemantauan dampak dilakukan terhadap:
• Kesepakatan antara proyek dan masyarakat untuk nilai tali asih atau kompensasi terhadap tanaman, bangunan yang dibebaskan
• Proses penyerahan nilai kompensasi dan tali asih kepada masyarakat yang bersangkutan
4) Tolok ukur dampak Terhadap dampak positif:
• Pembebasan lahan masyarakat untuk MSW berlangsung lancar • Masyarakat pemilik lahan merasa puas terhadap nilai kompensasi
dan tali asih yang diterimanya Terhadap dampak negatif:
• Adanya konflik antara pihak yang sebelumnya memanfaatkan lahan tapak proyek dengan MSW serta kontraktornya dalam penyelesaian pembebasan lahan.
Tolok Ukur:
• UU Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria
• UU No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang. • PP Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah.
• Peraturan Meneg Agraria/Kepala BPN No. 2 Tahun 1993 tentang Tatacara Memperoleh Ijin Lokasi dan Hak Atas Tanah Bagi Perusahaan Dalam Rangka Penanaman Modal, Jo. Peraturan Meneg Agraria/Kepala BPN No. 2 Tahun 1999 tentang Ijin Lokasi. • Peraturan Kep. BPN No. 2 Tahun 1995 tentang Izin Lokasi
•
Perda Kalimantan Selatan Nomor 9 Tahun 2000 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan5) Lokasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
• Desa Mabu’un, Desa Maburai, dan permukiman lainnya yang berkepentingan
6) Periode Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
• Tahap Pra Konstruksi (sebelum kegiatan Konstruksi dilaksanakan)
Tabel 5-4
Pengelolaan dan pemantauan lingkungan pada dampak kegiatan pengadaan material bangunan terhadap Kualitas Udara
Tahap Konstruksi
No. Pengelolaan dan
Pemantauan Dampak
Uraian
1) Sumber Dampak Penting
Pengadaan material bangunan terhadap Kualitas Udara:
Material yang sebagian didatangkan dari lokasi terdekat dengan tapak proyek seperti pasir dan tanah urug diprakirakan menyebabkan perubahan kualitas udara, terutama debu. Kadar debu yang dihasilkan oleh kegiatan lalu lintas kendaraan beban (sekitar 18 unit truk per jam) akan melampaui baku mutu maksimum yang dipersyaratkan. Sedangkan kadar gas CO, SO2 dan NO2 meskipun meningkat namun masih dibawah nilai baku mutu.
2) Upaya Pengelolaan Dampak
• Pembatasan kecepatan kendaraan angkut maksimum 40 km/jam di jalan umum dan 25 km/jam di jalan desa
• Mangatur frekwensi lalu-lintas dengan menghindari konvoi armada pengangkut
• Melakukan penyiraman di ruas jalan desa yang padat penduduknya pada musim kemarau
• MSW dan kontraktor mengadakan koordinasi dengan PT. Cakung Permata Nusa mengenai penggunaan jalan perkebunan kelapa sawit dan karet.
3) Upaya Pemantauan Dampak
Pemantauan dampak dilakukan terhadap:
• Lalu lintas kendaraan angkutan material proyek PLTU yang dioperasikan oleh MSW (frekuensi kendaraan, kecepatan kendaraan) yang melalui jalan desa
• Penanganan dan penyelesaian kasus lalu lintas dan kasus lainnya yang berkenaan dengan kegiatan proyek
• Kadar debu, CO, SO2 dan NO2 4) Tolok ukur dampak Terhadap dampak negatif:
• Masyarakat yang terkena dampak mengajukan protes timbulnya paparan debu akibat lalu lintas kendaraan pengangkutan material dan bahan bangunan
• Adanya kecelakaan lalulintas yang secara langsung atau tidak langsung melibatkan kegiatan proyek
Tolok Ukur:
• Baku mutu udara ambien untuk kadar debu menurut PP. No. 41 tahun 1999
• UU Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
5) Lokasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
• Desa Mabu’un, Desa Maburai, dan permukiman lainnya yang dilalui kendaraan
• Jalan perkebunan PT. Cakung Permata Nusa 6) Periode Pengelolaan
dan Pemantauan Lingkungan
• Tahap Konstruksi (selama pengangkutan material dan bahan konstruksi)
Tabel 5-5
Pengelolaan dan pemantauan lingkungan pada dampak kegiatan pembukaan dan pematangan lahan terhadap Fisiografi
Tahap Konstruksi
No. Pengelolaan dan
Pemantauan Dampak
Uraian
1) Sumber Dampak
Penting Pembukaan dan pematangan lahan terhadap Fisiografi::
Kegiatan pembersihan lahan pada lokasi rencana pembangunan PLTU dengan luas mencapai ± 86 ha dapat mengubah bentuk morfologi setempat karena pemotongan/penggalian pada daerah yang tinggi, pengurugan daerah yang cekung/rendah dan pemadatan/penstabilan lereng diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap komponen fisiografi. Erosi dan longsornya tanah dapat menyebabkan terjadinya dampak lanjutan berupa peningkatan kekeruhan air di Sungai Mangkusip.
2) Upaya Pengelolaan Dampak
Mencegah terjadinya longsoran tebing dan timbunan tanah atau batuan:
• Pembukaan tanah yang membentuk lereng dibuat berjenjang, lebar jenjang minimal 5 m, dan tinggi jenjang tunggal maksimum 10 m, dan kemiringan lereng secara keseluruhan maksimum 45º. • Mengatur penempatan material galian dengan lebar jenjang 10 m,
tinggi 10 m, dan kemiringan lereng secara keseluruhan 30º untuk penempatan permanen, dan 45º untuk penempatan sementara. • Alur sungai (“guntung”) semaksimal mungkin dipertahankan
termasuk vegetasi di sepanjang alur. 3) Upaya Pemantauan
Dampak
Pemantauan dampak dilakukan terhadap: • Stabilitas lahan yang dimatangkan.
• Keberadaan ekosistem dan alur sungai dalam tapak proyek 4) Tolok ukur dampak Terhadap dampak negatif:
• Indikasi atau gejala terjadinya longsoran tebing dan timbunan tanah
• Perubahan alur sungai dalam tapak proyek Tolok Ukur:
• UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
5) Lokasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
• Areal tapak proyek PLTU Tanjung
6) Periode Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
• Tahap Konstruksi (selama pembukaan dan pematangan lahan)
Tabel 5-6
Pengelolaan dan pemantauan lingkungan pada dampak kegiatan pembangunan prasarana dan sarana PLTU terhadap Tanah
Tahap Konstruksi
No. Pengelolaan dan
Pemantauan Dampak
Uraian
1) Sumber Dampak Penting
Pembukaan dan pematangan lahan PLTU terhadap Tanah:
Tumpukan tanah yang tidak dikelola akan menyebabkan terjadinya erosi pada tumpukan tanah ditempat penumpukan.
Pembersihan lahan akan menyebabkan hilangnya tanaman penutup tanah yang berfungsi mencegah erosi. Kondisi tersebut diperparah dengan kondisi lahan yang memiliki kelerengan yang bervariasi dari 5- 25%. Erosi akan mengangkut sejumlah massa tanah sehingga akan menurunkan kualitas tanah dan mempengaruhi kualitas air tanah dengan meningkatkan sedimen terlarut. Erosi dan longsornya tanah dapat menyebabkan terjadinya dampak lanjutan berupa peningkatan kekeruhan air di Sungai Mangkusip.
Disamping itu, meskipun status kesuburan tanah lapisan atas termasuk dalam kategori rendah namun pengupasan tanah atas akan menyebabkan penurunan tingkat kesuburan yang bisa mencapai 50% dari tingkat kesuburan semula. Lapisan atas tanah akan digantikan oleh lapisan bawah tanah (sub soil) yang memiliki tingkat kesuburan lebih rendah.
2) Upaya Pengelolaan Dampak
• Tumpukan vegetasi dipisahkan dari tanah lapisan atas. Vegetasi dibiarkan membusuk (sebagai humus) tanpa dibakar
• Tanah lapisan atas dan humus dikembalikan ke tempat semula terutama pada lahan yang akan dijadikan taman.
• Pencegahan erosi dengan membuat terasering.
• Alur sungai dan vegetasinya semaksimal mungkin tetap dipertahankan seperti keadaan aslinya.
3) Upaya Pemantauan Dampak
Pemantauan dampak dilakukan terhadap: • Erosi dan stabilitas lahan yang dimatangkan
• Keberadaan ekosistem dan alur sungai dalam tapak proyek. 4) Tolok ukur dampak Terhadap dampak negatif:
• Indikasi atau gejala terjadinya longsoran tebing dan timbunan tanah
• Perubahan alur sungai dan vegetasinya dalam tapak proyek Tolok Ukur:
• UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
5) Lokasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
• Areal tapak proyek PLTU Tanjung
6) Periode Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
• Tahap Konstruksi (selama selama pembukaan dan pematangan lahan)
Tabel 5-7
Pengelolaan dan pemantauan lingkungan pada dampak kegiatan pembangunan prasarana dan sarana PLTU terhadap Fisiografi
Tahap Konstruksi
No. Pengelolaan dan
Pemantauan Dampak
Uraian
1) Sumber Dampak
Penting Pembangunan prasarana dan sarana PLTU terhadap Fisiografi:
Pembangunan prasarana dan sarana penunjang secara keseluruhan yang direncanakan dibangun di atas lahan urugan dikhawatirkan dapat menyebabkan amblesan. Lahan bekas penggalian/pemotongan yang kondisi tanah penumpu bangunannya dalam kondisi relatif stabil. Bertambahnya beban berat yang ditimbulkan oleh bangunan bertingkat potensial melampaui daya dukung lahan yang pada akhirnya dapat menyebabkan terjadinya penurunan permukaan tanah dan berlanjut dengan miring atau rusaknya bangunan. Terganggunya stabilitas lahan sebagai akibat yang ditimbulkan oleh beban berat di atasnya dapat menyebabkan terjadinya longsoran (mass sliding), terutama pada musim hujan yang selanjutnya akan membawa sejumlah massa tanah ke lingkungan perairan dengan akibat lanjutan terjadinya peningkatan kekeruhan pada badan air penerima.
2) Upaya Pengelolaan Dampak
Mencegah terjadinya longsoran tebing dan timbunan tanah atau batuan di dalam lokasi proyek yang dapat berlanjut ke sekitar lokasi proyek: • Melaksanakan soil test dengan baik dan merancang pondasi yang
benar untuk semua bangunan dan struktur.
• Pembukaan tanah yang membentuk lereng dibuat berjenjang, lebar jenjang minimal 5 m, dan tinggi jenjang tunggal maksimum 10 m, dan kemiringan lereng secara keseluruhan maksimum 45º. • Mengatur penempatan material galian dengan lebar jenjang 10 m,
tinggi 10 m, dan kemiringan lereng secara keseluruhan 30º untuk penempatan permanen, dan 45º untuk penempatan sementara. • Pembangunan prasarana dan sarana PLTU semaksimal mungkin
diusahakan berada di luar alur sungai (“guntung”). 3) Upaya Pemantauan
Dampak
Pemantauan dampak dilakukan terhadap:
• Stabilitas lahan yang terbebani oleh bangunan dan sarana lainnya • Keberadaan ekosistem dan alur sungai dalam tapak proyek. 4) Tolok ukur dampak Terhadap dampak negatif:
• Indikasi atau gejala terjadinya longsoran tebing dan timbunan tanah
• Perubahan fisik banguna dan sarana lainnya Tolok Ukur:
• UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
5) Lokasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
• Areal tapak proyek PLTU Tanjung
6) Periode Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
• Tahap Konstruksi (selama pembangunan prasarana dan sarana)
Tabel 5-8
Pengelolaan dan pemantauan lingkungan pada dampak kegiatan pembangunan PLTU terhadap Fisiografi
Tahap Konstruksi
No. Pengelolaan dan
Pemantauan Dampak
Uraian
1) Sumber Dampak Penting
Konstruksi bangunan PLTU terhadap Fisiografi:
Pembangunan bangunan PLTU yang saat beroperasi menimbulkan getaran dan bersama beban bangunan akan menambah beban diatas tanah penumpu bangunan. Pembangunan bangunan penunjang pembangkit khususnya ash disposal area (area buangan debu) akan berdampak terjadinya perubahan relief topografi dengan permukaannya datar.
Dampak-dampak dari kegiatan pembangunan pembangkit adalah terlampauinya daya dukung yang menyebabkan amblesan secara lokal dan perubahan topografi.
2) Upaya Pengelolaan Dampak
Mencegah terjadinya longsoran tebing dan timbunan tanah atau batuan di dalam lokasi proyek yang dapat berlanjut ke sekitar lokasi proyek: • Merancang dengan benar struktur yang berat dan tinggi,
memperhitungkan daya dukung tanah dan beban lain seperti angin, dan sebagainya.
• Analisis intensif terhadap pembebanan bangunan PLTU terhadap daya dukung tanah.
• Membentuk lereng yang benar dan perlindungan lereng pada semua tempat.
• Konstruksi bangunan PLTU semaksimal mungkin di luar alur sungai (“guntung”).
3) Upaya Pemantauan Dampak
Pemantauan dampak dilakukan terhadap:
• Stabilitas lahan yang terbebani oleh bangunan dan sarana lainnya • Keberadaan ekosistem dan alur sungai dalam tapak proyek. 4) Tolok ukur dampak Terhadap dampak negatif:
• Indikasi atau gejala terjadinya longsoran tebing dan timbunan tanah
• Perubahan fisik bangunan Tolok Ukur:
• UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
5) Lokasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
• Areal tapak proyek PLTU Tanjung
6) Periode Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
• Tahap Konstruksi (selama pembangunan PLTU)
Tabel 5-9
Pengelolaan dan pemantauan lingkungan pada dampak kegiatan pembukaan dan pematangan lahan terhadap Biota Darat
Tahap Konstruksi
No. Pengelolaan dan
Pemantauan Dampak
Uraian
1) Sumber Dampak Penting
Pembukaan dan pematangan lahan terhadap Biota Darat:
Berkurang atau hilangnya flora darat (vegetasi) sebagai habitat berbagai jenis fauna darat, yang berlanjut hilangnya kelompok Aves, Mammalia, Reptilia, Amphibia.
Flora/vegetasi:
• Jumlah jenis pohon permudaan menurun jumlahnya menjadi sekitar 0 – 2 jenis
• Jumlah jenis tumbuhan bawah/non pohon berkurang menjadi sekitar 2 jenis (termasuk jenis tumbuhan bawah yang dilindungi akan hilang yaitu kantong semar (Nepenthes sp). Indeks keragaman (H’) vegetasi pohon alamiah yang berkembang di guntung/ceruk akan berubah nilainya menjadi 0 (rendah)
Fauna:
Aves/burung (sebagai indikator):
Indeks keragaman (H’) akan berubah menjadi 1,01 (rendah) karena burung yang menempati habitat terbuka dan vegetasi sepanjang alur sungai akan bermigrasi ke tempat lain
2) Upaya Pengelolaan Dampak
• Perlu dibuat rencana kegiatan penghijauan di areal proyek dengan senantiasa mengadopsi jenis-jenis tanaman lokal.
• Semaksimal mungkin mempertahankan alur sungai seperti keadaan aslinya, sehingga konservasi terhadap flora alamiah masih dapat terjaga.
• Membuat koleksi jenis tumbuhan yang dilindungi agar kemudian hari keberadaannya dapat dipertahankan.
3) Upaya Pemantauan Dampak
Pemantauan dampak dilakukan terhadap:
• Efektivitas pengelolaan dampak terhadap keberadaan alur sungai sebagai habitat asli yang dikonservasi
• Fauna darat: populasi, keanekaragaman (Aves, Mammalia, Reptilia, Amphibia) yang terdapat di sekitar lokasi proyek dalam radius .6 – 7 km
4) Tolok ukur dampak Terhadap dampak negatif:
• Semakin menurunnya populasi fauna darat, teutama Aves di dalam dan sekitar PLTU Tanjung.
5) Lokasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
• Di dalam dan sekitar tapak proyek PLTU Tanjung
6) Periode Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
• Tahap Konstruksi
Tabel 5-10
Pengelolaan dan pemantauan lingkungan pada dampak kegiatan pengerahan dan pengurangan tenaga kerja terhadap ekonomi
Tahap Konstruksi
No. Pengelolaan dan
Pemantauan Dampak
Uraian
1) Sumber Dampak
Penting Pengerahan dan pengurangan tenaga kerja terhadap Ekonomi:
Pengerahan tenaga kerja akan menciptakan lapangan kerja dan kesempatan berusaha bagi masyarakat. Peluang kesempatan kerja bagi masyarakat lokal relatif terbatas karena yang dibutuhkan tenaga kerja dengan kualifikasi tertentu. Jumlah tenaga kerja lokal yang dapat untuk kegiatan konstruksi diperkirakan kurang dari 40% (156 orang) dari kebutuhan. Sedangkan pada saat operasi jumlah tenaga yang dapat diserap dari masyarakat lokal semakin terbatas berkenaan dengan kualifikasi yang lebih tinggi. Padahal kualifikasi ini tidak banyak tersedia di sekitar proyek.
Dengan adanya kesempatan berusaha bagi masyarakat, keberadaan PLTU diprakirakan berdampak cukup besar dalam menumbuhkan jenis usaha baru dan perputaran peredaran mata uang (multiplier effects). 2) Upaya Pengelolaan
Dampak
• Mendorong berkembangnya perekonomian lokal seperti toko, kios, warung dengan penyediaan bahan keperluan sehari-hari secara lengkap, mencukupi, dan berkualitas dengan harga bersaing. • Mengadakan pembinaan terhadap eks. karyawan yang di PHK
untuk pemanfaatan pesangon sebagai modal usahanya. 3) Upaya Pemantauan
Dampak
Pemantauan dampak dilakukan terhadap:
• Masyarakat lokal yang bekerja pada MSW atau kontraktornya dan tempat permukimannya.
• Perubahan perekonomian lokal yang diamati dari peningkatan jumlah usaha ekonomi, fisik bangunan di permukiman sekitar tapak proyek.
4) Tolok ukur dampak Terhadap dampak positif:
• Jumlah tenaga kerja lokal yang terserap oleh MSW dan kontraktornya
• Jumlah unit usaha di daerah-daerah yang berdekatan dengan lokasi proyek dan pemukiman tenaga kerja pendatang tumbuh secara signifikan
• Adanya perubahan tampilan fisik di permukiman sekitar tapak proyek PLTU Tanjung yang mengindikasikan peningkatan kesejahteraan masyarakat
5) Lokasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
• Masyarakat di sekitar tapak proyek PLTU Tanjung
6) Periode Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
• Tahap Konstruksi
Tabel 5-11
Pengelolaan dan pemantauan lingkungan pada dampak kegiatan pengerahan dan pengurangan tenaga kerja terhadap Sosial Budaya
Tahap Konstruksi
No. Pengelolaan dan
Pemantauan Dampak
Uraian
1) Sumber Dampak
Penting Pengerahan dan pengurangan tenaga kerja terhadap Budaya:
tenaga yang berasal dari luar daerah diprakirakan akan berdampak terhadap kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Dampak yang mungkin timbul berupa berubah atau bergesernya nilai dan norma budaya akibat terpengaruh oleh adat dan norma yang bersumber dari tenaga kerja luar daerah.
Meningkatnya interaksi sosial sehubungan dengan adanya pendatang yang bekerja sebagai buruh maupun tenaga ahli juga dapat merubah pola dan struktur pranata sosial yang telah ada. Masuknya pendatang sebagai tenaga kerja pada MSW untuk proyek PLTU secara sosial budaya potensial berdampak negatif penting.
2) Upaya Pengelolaan Dampak
• Membantu memelihara keharmonisan hubungan antar kelompok • Membantu melestarikan norma dan nilai budaya yang positif dan
kondusif
• Memberi keteladanan budaya kerja profesional yang jujur dan bertanggung jawab
• Membantu menumbuhkan kesadaran untuk saling menghargai perbedaan latar belakang budaya pekerja pendatang dan budaya lokal
3) Upaya Pemantauan Dampak
Pemantauan dampak dilakukan terhadap: • Perubahan sosial budaya masyarakat lokal
• Penerimaan masyarakat lokal terhadap pendatang dari luar daerah • Interaksi sosial antara masyarakat lokal dan pendatang dari luar
daerah
4) Tolok ukur dampak Terhadap dampak negatif:
• Perubahan norma dan nilai/gaya hidup masyarakat setempat • Perubahan pola kekerabatan dan nilai agama
5) Lokasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
• Masyarakat di sekitar tapak proyek PLTU Tanjung
6) Periode Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
• Tahap Konstruksi
Tabel 5-12
Pengelolaan dan pemantauan lingkungan pada dampak kegiatan mobilisasi peralatan terhadap Sikap dan Persepsi Masyarakat
Tahap Konstruksi
No. Pengelolaan dan
Pemantauan Dampak
Uraian
1) Sumber Dampak Penting
Mobilisasi peralatan terhadap Sikap dan Persepsi Masyarakat:
Dampak yang ditimbullkan terhadap persepsi dan sikap masyarakat dapat berupa dampak turunan dari penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan atau berupa dampak langsung terkait dengan keselamatan lalu-lintas. Berdasarkan prakiraan dampak, kegiatan mobilisasi ini hanya berdampak penting yang ditimbulkan oleh lalu-lintas kendaraan pengangkut material yang dapat memicu munculnya dampak negatif bagi masyarakat pengguna jalan dan masyarakat yang bermukim di sekitar jalan yang dilalui oleh kendaraan pengangkut peralatan berat dan material yang akan berlanjut terhadap aktifitas proyek secara keseluruhan. Dampak dapat berlanjut terhadap keamanan dan ketertiban, serta komponen sosial lainnya.
2) Upaya Pengelolaan Dampak
• Pembatasan kecepatan kendaraan angkut maksimum 40 km/jam di jalan umum dan 25 km/jam di jalan desa (untuk menghindarkan kecelakaan lalu lintas dan mengurangi paparan debu).
• Mangatur frekwensi lalu-lintas dengan menghindari konvoi armada pengangkut.
• Penyelesaian kasus lalu lintas yang ditimbulkan oleh kepentingan MSW (atau kontraktornya) sesegera mungkin, secara tuntas sesuai peraturan, proporsional, dan memuaskan bagi kedua belak pihak (masyarakat dan perusahaan).
3) Upaya Pemantauan Dampak
Pemantauan dampak dilakukan terhadap:
• Lalu lintas kendaraan angkutan material proyek PLTU yang dioperasikan oleh MSW (frekuensi kendaraan, kecepatan kendaraan) yang melalui jalan desa
• Penanganan dan penyelesaian kasus lalu lintas dan kasus lainnya yang berkenaan dengan kegiatan proyek
• Sikap masyarakat terhadap debu yang ditimbulkan oleh kegiatan lalu lintas proyek
• Kadar debu, CO, SO2 dan NO2 4) Tolok ukur dampak Terhadap dampak negatif:
• Masyarakat yang terkena dampak mengajukan protes dan tuntutan terhadap kasus lalu lintas, kerusakan jalan dan infrastruktur lainnya dalam kegiatan mobilisasi peralatan berat dan material PLTU. Masyarakat yang terkena dampak mengajukan protes karena debu akibat lalu lintas kendaraan pengangkutan material dan bahan bangunan
Tolok Ukur:
• Baku mutu udara ambien untuk kadar debu menurut PP. No. 41 tahun 1999
• UU Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. 5) Lokasi Pengelolaan
dan Pemantauan Lingkungan
• Masyarakat di sekitar tapak proyek PLTU Tanjung
• Masyarakat di sekitar permukiman yang merupakan jalur jalan