• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK KONVERGENSI IFRS TERHADAP BUMN Suci Atiningsih

STIE OEMATHONIS

sebuah negara menggunakan IFRS, berarti negara tersebut telah mengadopsi sistem pelaporan keuangan yang berlaku secara global sehingga memungkinkan pasar dunia mengerti tentang laporan keuangan perusahaan di negara tersebut berasal.

IFRS menggunakan fair value dalam penilaian, jika tidak ada nilai pasar aktif harus melakukan penilaian sendiri (perlu kompetensi) atau menggunakan jasa penilai juga mengharuskan pengungkapan

(disclosure) yang lebih banyak baik

kuantitaif maupun kualitatif. Manfaat IFRS, yaitu :

a. Meningkatkan daya banding laporan keuangan.

b. Memberikan informasi yang berkualitas di pasar modal internasional

c. Menghilangkan hambatan arus modal internasional dengan mengurangi perbedaan dalam ketentuan pelaporan keuangan.

d. Mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi perusahaan multinasional dan biaya untuk analisis keuangan bagi para analis.

e. Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju "best practise".

f. Meningkatkan daya banding laporan keuangan.

g. Memberikan informasi yang berkualitas di pasar modal internasional

h. Menghilangkan hambatan arus modal internasional dengan mengurangi perbedaan dalam ketentuan pelaporan keuangan.

i. Mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi perusahaan multinasional dan biaya untuk analisis keuangan bagi para analis.

j. Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju "best practise".

Sebuah Paradigma Baru Pelaporan IFRS, yaitu :

1. Putusan yang dibuat oleh manajemen dalam menerapkan kebijakan akuntansi yang memiliki pengaruh yang paling signifikan pada jumlah yang diakui dalam pernyataan keuangan.

2. Informasi tentang asumsi utama tentang kunci masa depan dan lainnya sumber estimasi ketidakpastian pada tanggal neraca yang signifikan berisiko menyebabkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat aktiva dan

k e w a j i b a n d e n g a n t a h u n f i s k a l berikutnya (Pricewaterhouse- Coopers, 2008).

IFRS (International Financial Reporting

Standards) adalah standar yang digunakan

sebagai dasar penyusunan dan penyajian l a p o r a n k e u a n g a n s e c a r a g l o b a l . Sebelumnya IFRS dikenal dengan IAS

(International Accounting Standards).

Artinya, standar yang semula disebut IAS selanjutnya menggunakan sebutan IFRS.

Banyak hal yang harus disesuaikan jika I F R S a k a n d i i m p l e m e n t a s i k a n d i perusahaan sebagai entitas, antara lain (1) penampilan laporan keuangan yang mencerminkan posisi keuangan yang lebih transparan, karena diterapkannya nilai wajar (fair value) asset yang disajikan setiap periodenya, (2) catatan atas laporan keuangan yang lebih rinci, karena telah digunakannya pertimbangan-pertimbangan profesional dari berbagai disiplin keahlian, (3) pengembangan keahlian dalam mendapatkan informasi terkait dengan penerapan nilai wajar aset tertentu, (4) IFRS lebih menggunakan principle-based, ketimbang rule-based, artinya IFRS hanya m e n g a t u r p r i n s i p - p r i n s i p n y a s a j a , sedangkan pengaturannya dibuat dalam kebijakan akuntansi perusahaan, (5) sumber daya manusia perusahaan terutama di bidang akuntansi seharusnya terdorong untuk mengikuti dan memahami serta dapat mengimplementasikannya dengan baik apa yang menjadi tuntutan perkembangan standar akuntansi secara global.

BUMN

Negara-negara yang tergabung dalam kelompok G-20, termasuk Indonesia, sepakat untuk mengimplementasikan IFRS dalam penyusunan laporan keuangan perusahaan. Hal ini merupakan amanah yang harus diemban oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Jadi mulai 2012 IFRS telah d i a d o p s i s e c a r a p e n u h k e d a l a m Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Proses ini telah berjalan, bahkan a d a b e b e r a p a P S A K y a n g s u d a h mengadopsi IFRS mulai 1 Januari 2011. Penerapan IFRS bagi perusahaan yang berhubungan dengan pasar modal di Indonesia adalah wajib.

Board of Directors (BoD) dan Board of Commissioners (BoC) PT Pertamina

melaksanakan Program Konvergensi

International Financial Reporting Standards (IFRS) dalam rangka menuju pelaporan

keuangan kelas dunia. Penandatanganan komitmen tersebut dilakukan oleh Komisaris Utama Pertamina Sugiharto dan D i r e k t u r U t a m a P e r t a m i n a K a r e n Agustiawan yang selanjutnya diikuti oleh seluruh jajaran direksi Pertamina dan jajaran direktur utama anak perusahaan Pertamina, di Lantai 21 ruang Pertamax Kantor Pusat Pertamina, (14/4).

M e n u r u t K a r e n A g u s t i a w a n , penandatanganan ini merupakan bentuk engagement leadership yang menjadi salah satu faktor kunci sukses penerapan program konvergensi IFRS di Pertamina. "Perusahaan terus berupaya membenahi dan meningkatkan kinerjanya di berbagai sektor aktivitas. Salah satu cerminan aktivitas perusahaan dapat tergambar melalui pelaporan keuangan yang accountable, transparent, effective dan tepat waktu.

Pelaporan keuangan sebagai gambaran kinerja perusahaan, harus disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan internasional agar dapat dibandingkan dan r e l e v a n b a g i k e b u t u h a n s e l u r u h stakeholder. Untuk itulah, seluruh jajaran direksi dan komisaris Pertamina sepakat bahwa standar pelaporan keuangan internasional harus segera diterapkan di Pertamina," tegas Karen.

Karen menekankan bahwa yang dilakukan Pertamina ini dimaksudkan agar visi menjadi perusahaan migas nasional berkelas dunia dapat segera terwujud. "Dengan penerapan program konvergensi IFRS ini, diharapkan akan mengurangi h a m b a t a n - h a m b a t a n i n v e s t a s i , meningkatkan transparansi perusahaan, mengurangi biaya yang terkait dengan penyusunan laporan keuangan, dan mengurangi cost of capital," ujar Karen menjelaskan.

Dalam kesempatan tersebut Karen juga mengingatkan bahwa keberhasilan program ini sangat bergantung kepada SDM yang dimiliki Pertamina. "Seluruh lini di perusahaan harus bersinergi untuk memberikan data-data keuangan yang valid sehingga proses pembuatan pelaporan keuangan kelas dunia dapat kita capai sesuai dengan rencana," tegas Karen di hadapan para direktur utama anak perusahaan yang ikut menandatangani

komitmen ini. Hal senada juga disampaikan oleh Direktur Keuangan M. Afdal Bahaudin. "Ini menjadi tanggung jawab kita bersama karena proses bisnis di manapun tidak lepas dari proses akuntansi. Penerapan IFRS di Pertamina akan membawa implikasi besar bagi bisnis BUMN ini di masa depan," ungkapnya.

P e r u s a h a a n B U M N t i d a k d a p a t mengelak untuk menerapkan IFRS. Sebagai perusahaan yang memiliki akuntabilitas publik signifikan, BUMN dipersyaratkan oleh regulasi untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan standar. Untuk dapat mengimplemen-t a s i k a n I F R S p e r u s a h a a n h a r u s menyiapkan sumber daya manusia dan dana yang cukup untuk melakukan pemutakhiran sistem dan SOP yang saat ini telah ada. Komitmen pimpinan perusahaan diperlukan untuk mendukung proses implementasi IFRS tersebut. Besarnya komitmen pimpinan terkadang dipengaruhi oleh kepedulian stakeholder pengguna laporan keuangan. Kementerian BUMN sebagai stakeholder utama BUMN sangat m e m p e n g a r u h i b a g a i m a n a p r o s e s implementasi PSAK baru ini dalam perusahaan.

Jika perusahaan mempersiapkan IFRS berdasarkan laporan keuangan, maka akan dapat meningkatkan modal di bursa Eropa tanpa terlebih dahulu harus mengkonversi laporan keuangannya menggunakan yang berbeda keuangan pelaporan. Hal ini mungkin menjadi kemajuan strategis jika biaya modal lebih rendah pada Eropa. Atau, karena keputusan SEC untuk mengizinkan entitas asing untuk menggunakan IFRS ketika melaporkan kepada SEC, anak perusahaan Eropa perusahaan dapat lebih mudah meningkatkan modal di pasar AS. (Marianne L. James, 2011)

P a d a t a h u n 2 0 0 5 , U n i E r o p a mengharuskan semua perusahaan publik yang diperdagangkan menyiapkan laporan keuangan mereka berdasarkan IFRS. Ini mempercepat penerimaan IFRS sebagai standar global.

Perkembangan IFRS terhadap BUMN

Penerapan IFRS di Indonesia saat ini merupakan suatu langkah tepat dalam mempersiapkan bangsa Indonesia menuju era perdagangan bebas. Meskipun saat ini masih menjadi pembicaraan hangat di kalangan ekonomi, khususnya dikalangan

akuntan. Dan pengimlementasian IFRS secara penuh di Indonesia direncanakan akan ditetapkan pada tahun 2012.

Indonesia dapat digolongkan sebagai ekonomi pasar yang terus berkembang dengan pengaruh kuat dari pemerintah. Saat ini, IFRS memiliki diadopsi oleh hampir 100 negara, dengan Kanada dan India membuat transisi ini pada tahun 2011. Jepang dan Meksiko memiliki rencana u n t u k b e r k u m p u l ( m e n g h i l a n g k a n perbedaan signifikan) juga. Pada bulan Agustus 2008, Securities and Exchange Commission (SEC) mengajukan timeline u n t u k m e w a j i b k a n s e m u a p u b l i k perusahaan yang diperdagangkan di Amerika Serikat untuk menyiapkan laporan keuangan mereka sesuai dengan IFRS efektif 2014. AS filers perusahaan yang memenuhi persyaratan tertentu mungkin mulai melaporkan hasil usaha mereka menggunakan laporan IFRS pada awal 2010.

Institut Akuntan Indonesia (Ikatan Akutan Indonesia atau IAI) adalah satu-satunya akuntansi tubuh di Indonesia diakui oleh D e p a r t e m e n K e u a n g a n . I A I j u g a merupakan pendiri Federasi ASEAN Akuntan Selain itu, IAI adalah anggota penuh dari Federasi Internasional Akuntan

(IFAC) yang merupakan organisasi di

seluruh dunia yang bertujuan untuk memperkuat akuntansi yang profesi dan selanjutnya konvergensi standar akuntansi internasional (Choi & Meek, 2008).

Dengan adanya standar global tersebut memungkinkan keterbandingan dan pertukaran informasi secara universal. Konvergensi IFRS dapat meningkatkan daya informasi dari laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia. Adopsi standar internasional juga sangat penting dalam rangka stabilitas perekonomian.

Seiring dengan perkembangan dan dinamika bisnis dalam skala nasional dan internasional, IAI telah mencanangkan dilaksanakannya program konvergensi IFRS yang akan diberlakukan secara penuh pada 1 Januari 2012.

Manfaat Konvergensi IFRS secara umum adalah:

a. Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan penggunaan Standar Akuntansi Keuangan yang dikenal s e c a r a i n t e r n a s i o n a l ( e n h a n c e

comparability).

b. Meningkatkan arus investasi global melalui transparansi.

c. Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund raising melalui pasar modal secara global.

d. Menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan.

e. M e n i n g k a t k a n k u a l i t a s l a p o r a n k e u a n g a n , d e n g a n a n t a r a l a i n , m e n g u r a n g i k e s e m p a t a n u n t u k melakukan earning management yaitu : 1. Reklasifikasi antar kelompok surat

berharga (securities) dibatasi cenderung dilarang.

2. Reklasifikasi dari dan ke FVTPL, DILARANG

3. Reklasifikasi dari L&R ke AFS, DILARANG

4. Tidak ada lagi extraordinary items Dampak penerapan IFRS bagi perusahaan sangat beragam tergantung jenis industri, jenis transaksi, elemen laporan keuangan yang dimiliki, dan juga pilihan kebijakan akuntansi. Ada yang perubahannya besar sampai harus melakukan perubahan sistem operasi dan bisnis perusahaan, namun ada juga perubahan tersebut hanya terkait dengan p r o s e d u r a k u n t a n s i . P e r u s a h a a n perbankan, termasuk yang memiliki dampak perubahan cukup banyak. Perubahan tidak hanya dilakukan pada tingkat perusahaan, namun perlu juga ada perubahan peraturan Bank Indonesia, contohnya tentang penyisihan atas kredit yang disalurkan.

C. Kesimpulan

I F R S d i k e m b a n g k a n d e n g a n menggunakan "Principles Base " yaitu lebih menekankan pada intepretasi dan aplikasi atas standar sehingga harus berfokus pada spirit penerapan prinsip tersebut. Standar membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi apakah presentasi akuntansi mencerminkan realitas ekonomi sehingga membutuhkan profesional judgment pada penerapan standar akuntansi. Bagaimanapun baik buruknya dampak dari penerapan IFRS, perlu disadari bahwa telah terjadi perubahan dalam bahasa komunikasi akuntansi secara global, sebagai upaya peningkatan kualitas standar akuntansi, akibat dampak negatif dari laporan keuangan yang selama ini hanya mengandalkan harga historis

(historical cost) atas aset yang dimiliki perusahaan, di samping rekayasa yang t e l a h b a n y a k m e r u g i k a n p e m i l i k perusahaan seperti kasus Enron. Namun, terserah kepada para organ perusahaan (RUPS, Dewan Komisaris, dan Direksi) masing-masing, bertahan dengan yang ada selama ini karena belum siap menghadapi

tantangannya, atau siap beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang telah terjadi dan semakin berkembang ini.

Carolina Verani, Riki Martusa, Meythi. 2001. Harmonisasi Implementasi International Financial

Reporting Standards terhadap Sistem Hukum di Indonesia. Prosiding Seminar Nasional

"Problematika Hukum dalam Implementasi Bisnis dan Investasi (Perspektif Multidisipliner)" hal. 1-8

Choi, F.D.S., & Meek, G.K.. 2008. International Accounting (6th ed.). New Jersey: Pearson Education Inc.

Dampak konvergensi IFRS terhadap Bisnis. Workshop Oktober 2009. Kamis 8 Oktober 2009.

Hotel Borobudur Jakarta

Dwi Martani, Perkembangan PSAK-IFRS. Ketua Departemen Akuntansi FEUI, Anggota Tim Implementasi IFRS

Ibarra Venus. Martha G. Suez-Sales. 2011. A Comparison of the International Financial Reporting

Standards (IFRS) and Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) for Small and Medium-Sized Entities (SMES) and Compliances of Some As ian Countries to IFRS.

Journal of International Business Research., Volume 10, Special Issue, Number 3, hal 35-64

James L. Marianne. 2009. Accounting for Global Entities and The Effect of the Convergence of U.S

Generally Accepted Accounting Principles to International Financial Reporting Standards. Journal of the International Academy for Case Studies, Volume 15, Number

6, hal 27-38

Kennedy B. Bonnie. Kristin Kennedy, Alan Olinsky. 2010. A Review of the Persistent Reconciling

Item Between Financial Statements Using U.S. GAAP and International Financial Reporting Standards for Three Auto Manufacturers. International Management Review

Vol. 6 No. 1 hal 24-33

Marianne L. James, 2010. Accounting for Business Combinations and the Convergence of

International Financial Reporting Standards with U.S Generally Accepted Accounting Principless : A Case Study. Journal of the International Academy for Case Studies,

Volume 16, Special Issue, Number 1, hal 95-110

Media Pertamina. 2 Mei 2011. N0.18 tahun 2011

Pricewaterhouse Coopers, LLP, 2008. "IFRS and U.S. GAAP - Similarities and Differences." September, 1-184.

Scanlon J. Michael, David P. Patch. May 2010. A Tough Road Ahead: The SEC's Work Plan for

Assessing IFRS Adoption by U.S. Public Companies. Insights, Volume 24, Number 5,

hal 11-17