• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak Pertumbuhan Desa Hanura Terhadap Aspek Ekonomi Masyarakat Kecamatan Padang Cermin

PERTUMBUHAN DESA PROYEK TRANSMIGRASI ANGKATAN DARAT II (TRANS-AD II) HANURA DAN PENGARUH TERHADAP KEHIDUPAN

B. Dampak Pertumbuhan Desa Hanura Terhadap Aspek Ekonomi Masyarakat Kecamatan Padang Cermin

Latar belakang dilaksanakannya transmigrasi adalah untuk meratakan jumlah penduduk dan melakukan pembangunan di wilayah-wilayah yang potensial namun belum tergarap secara maksimal, bertujuan untuk meningkatkan kesejahtaraan sosial dan ekonomi masyarakat. Proyek Transmigrasi Angkatan Darat II Desa Hanura dalam proses pembangunannya berdampak pada terjadinya perubahan pada masyarakat desa yang ada di sekitarnya, salah satunya perubahan pada tingkat kesejahteraan ekonomi masyarakat. Dengan demikian Trans-AD II telah membawa pengaruh positif untuk masyarakat yang ada di dalam dan di luar Desa Hanura.

Kehadiran dan perkembangan Desa Proyek Trans-AD II Hanura mampu membawa perubahan-perubahan di bidang ekonomi kearah yang lebih baik. Hal ini terjadi pada peningkatan pendapatan masyarakat perkapita. Masyarakat dengan mudah melakukan kegiatan ekonomi dari Desa Hanura menuju kota Tanjung Karang, karena adanya pembangunan akses jalan yang semakin mendukung sarana transportasi untuk mendistribusikan barang dan hasil pertanian.

Kemajuan teknologi yang semakin maju dan diikuti oleh kemajuan alat transportasi yang semakin memudahkan kegiatan-kegatan masyarakat. Masyarakat desa Hanura dapat menjangkau daerah lain dengan mudah dan cepat. Alat transportasi roda dua dan empat menuju desa di pesisir barat semakin bertambah seiring berjalannya waktu. Sarana transportasi Angkutan Kota atau yang disebut Angkot oleh masyarakat pada umumnya yaitu berupa mobil colt/minibus yang

beroprasi melewati jalan-jalan desa yang ada di Kecamatan Teluk Pandan. Meskipun jumlahnya masih sedikit, angkot sangat membantu masyarakat untuk bepergian. Jasa angkutan untuk mengangkat barang-barang dagangan menuju Pasar Desa Hanura juga ikut tersedia, yaitu mobil pick up, namun pada bagian bak yang sudah tertutup menggunakan terpal agar terhindar dari air saat hujan dan dilengkapi dengan tempat duduk memanjang seadanya.66

Pasar Hanura menjadi pusat kegiatan ekonomi masyarakat yang ada di Kecamatan Padang Cermin terutama Desa Hanura, Sidodadi dan Hurun. Pasar Hanura sejak difungsikan tahun 1971, menjadi jalan pembuka banyak lapangan pekerjaan baru seperti, menjadi pedagang, penjaga kios, karyawan toko, kuli, ojek, dan petugas kebersihan pasar. Penduduk yang ada di Kecamatan Padang Cermin tidak perlu lagi membawa jauh-jauh barang dagangannya menuju kota Tanjung Karang untuk dijual. Hasil bumi berupa hasil laut dan pertanian dijual di Pasar Hanura guna memenuhi kebutuhan pokok masyarakat. Pasar Hanura memiliki 30 kios dan 3 tempat makan. Selain itu, Pasar Hanura juga menjadi salah satu faktor munculnya urbanisasi di Desa Hanura yang menyebabkan sedikit perubahan pada gaya hidup masyarakat. Memenuhi kebutuhan dan meningkatkan daya beli agar dapat hidup dengan layak merupakan keinginan setiap masyarakat. Daya beli masyarakat dapat ditentukan oleh besar pendapatan yang diperoleh dari usaha-usaha yang

66

Wawancara dengan Supano (46 tahun, Pemilik Toko Kelontongan di Pasar Hanura), Tanggal 15 Juni 2016.

dilakukan di segala bidang. Semakin tinggi daya beli berarti tinggi pula pendapatan yang diperoleh masyarakat, begitupun sebaliknya.

Kemampuan daya beli masyarakat Padang Cermin mengalami perubahan akibat meningkatnya tingkat pendapatan, khususnya Desa Hanura. Daya beli masyarakat meningkat terhadap barang-barang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, terutama pada kebutuhan pokok. Hal ini dipengaruhi oleh pendapatan masyarakat yang semakin meningkat. Hasil pertanian sudah sepenuhnya dimanfaatkan untuk dijual di pasar. Sebelum terjadinya peningkatan pendapatan, masyarakat memanfaatkan hasil pertanian berupa bahan pokok untuk dikonsumsi sehari-hari.

Keadaan ekonomi masyarakat yang semakin membaik di tunjukan oleh keadaan rumah-rumah milik penduduk Desa Hanura dan desa-desa lain di sekitarnya yang semakin baik dan jumlahnya semakin banyak. Rumah-rumah yang pada awalnya dibangun dengan menggunakan kayu seadanya, berubah menjadi bangunan permanen yang kokoh. Rumah-rumah sudah memiliki saluran sanitasi yang cukup baik dan dilengkapi dengan perabotan-perabotan yang modern.

No Jenis Pekerjaan Jumlah 1 Pensiunan 117 2 PNS Bukan Guru 342 3 TNI-POLRI 111 4 Petani 467 5 Buruh 304 6 Pegawai Swasta 158 7 Guru 127 Jumlah 1.626

(Sumber: Dokumen Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pesawaran tahun 1980) Pendapatan perkapita mengalami perubahan dan mempengaruhi keadaan ekonomi masyarakat. Hal ini disebebkan oleh mata pencarian yang bergeser ke sektor nonpertanian. Masyarakat memilih bekerja menjadi pegawai negeri sebagai Perangkat Desa, PNS, Guru, dan POLRI karena mendapatkan pendapatan berupa gaji dan tunjangan-tunjangan lain setiap bulannya. Mereka tidak perlu lagi menggarap sawah dan perkebunan. Lahan sawah dan perkebunan diserahkan pengerjaannya kepada para buruh tani yang berasal dari golongan masyarakat kurang mampu yang ada di kecamatan Padang Cermin. Masyarakat TNI jumlahnya sedikit mengalami penurunan karena beberapa orang sudah pindah dari desa dan sebagian sudah meninggal. Para anak-anak dari Trans-AD mayoritas bekerja sebagai guru.

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Transmigrasi yang dilaksanakan oleh Angkatan Darat (AD) merupakan gagasan Jenderal Ahmad Yani, Menteri Panglima AD. Transmigrasi digagas sebagai bentuk perwujudan pondasi prajurit TNI Angkatan Darat (TNI-AD) dalam memasuki dunia poitik, membangun citra di masyarakat dengan menggunakan asas demokrasi yaitu, dari rakyat, untuk rakyat, oleh rakyat, dan kembali ke rakyat, kemudian mengemasnya dalam perwujudan dari pola Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta (HANKAMRATA). Gagasan tersebut memiliki tujuan lain untuk anggota TNI-AD sendiri yaitu, memberikan peluang kesejahteraan bagi anggota TNI-AD beserta keluarganya setelah memasuki Usia Bebas Tugas (UBT) dan pensiun, sebagai bentuk peremajaan di lingkungan TNI-AD yaitu memindahkan anggota yang telah berganti pangkat dan habis masa tinggalnya dalam asrama untuk kemudian diganti dengan anggota lain yang memiliki hak untuk asrama. Melalui segala kemampuan dana dan daya yang dimiliki Angkatan Darat, lahirlah Proyek Transmigrasi Angkatan Darat (Trans-AD).

Program transmigrasi sebagai bentuk kegiatan migrasi atau perpindahan penduduk, dalam pelaksanaannya tidak dapat dilepaskan dari fakor-faktor yang mempengaruhi. Faktor-faktor tersebut terdiri atas faktor pendorong (Push Factor) dan faktor penarik (Pull Factor). Tanggapan lembaga atau masyarakat terhadap

faktor-faktor tersebut yang kemudian mempengaruhi keputusan untuk melakukan migrasi. Faktor pendorong dan penarik pelaksanaan Proyek Trans-AD II Hanura di lampung berhubungan dengan beberapa kondisi Sosial, Ekonomi dan Politik Negara Indonesia pada masa itu.

Transmigrasi Angkatan Darat II (Trans-AD II) Hanura merupakan Proyek Transmigrasi Angkatan Darat yang ke-dua di Provinsi Lampung setelah Proyek Transmigrasi Angkatan Darat pertama di Poncowati, Kecamatan Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung Tengah, tahun 1964. Proyek ini dibuka secara resmi oleh Mayor Jenderal Alamsyah Ratu Prawira Negara selaku Assisten VII KASAD mewakili Pimpinan Angkatan Darat pada tanggal 17 September 1966. Kemudian proyek ini diberi nama Hanura yang merupakan kepanjangan dari “Hati Nurani Rakyat”.

Proyek Trans-AD II Hanura dibuka pada tanggal 17 September 1966, dengan pemberangkatan keluarga transmigran yang dituntaskan pada Bulan April 1967. Lokasi Proyek berada di titik antara Km 12 dan Km 14 Jalan Raya Teluk Betung– Padang Cermin dengan luas Proyek 600 Ha. Anggota Trans-AD II Hanura berjumlah 157 kepala keluarga yang berasal dari enam Kodam berbeda yang terdiri atas Departemen Pertahanan Pusat empat kepala keluarga, Kodam Sriwijaya 12 kepala keluarga, Kodam Siliwangi 14 kepala keluarga, Kodam Diponegoro 86 kepala keluarga, Kodam Brawijaya 32 kepala keluarga, dan veteran sembilan kepala keluarga.

Pada tanggal 27 Desember 1978 seluruh Proyek Transmigrasi Angkatan Darat di Propinsi Lampung (6 Proyek Transmigrasi) yaitu, Poncowati, Hanura, Purnama Tungal, Bandar Agung, Bandar Sakti, dan Tanjung Anom diserahkan pengelolaanya kepada Pemerintah Daerah Propinsi Lampung. Proyek Trans-AD II Hanura kemudian diserahkan kepada Pemerintah Daerah Provinsi Lampung, dibawah pembinaan Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan, dengan status Desa Swadaya. Semenjak diberlakukannya pembinaan dan pengawasan oleh Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan, maka penyelenggaraan Pemerintah Desa mengacu pada Undang-Undang No.5 tahun 1979, oleh karena itu suksesi kepemimpinan desa segera dipersiapkan sesuai dengan UU yang berlaku.

Fasilitas Proyek Trans-AD II Hanura menyediakan pendidikan tingkat SD, SMP dan Sekolah Pendidikan Guru (SPG) yaitu, sekolah setingkat SMA di Desa Hanura yang kala itu telah berstatus negeri. Lembaga Perekonomian yang disediakan di Desa Hanura adalah Koperasi Unit Desa (KUD) yang berbadan Hukum dan Pasar Hanura. Pembinaan agama sebagai bentuk kebhinekaan pada Proyek Trans-AD II Hanura disediakan sarana dan prasarana tempat ibadah. Fasilitas yang dibangun berdampak pada kehidupan masyarakat yang ada disekitar Desa Hanura dan mengakibatkan banyak perubahan-perubahan di Kecamatan Padang Cermin.