• Tidak ada hasil yang ditemukan

PAPARAN DAN ANALISIS DATA

6. Dampak Positif mengikuti Majelis ta’lim Manaqiban Kitab Manaqib

Jawahirul ma’any. a. Hati merasa tenang.

Menurut penuturan dari narasumber YS:

“Membuat hati tambah tenang dan tambah mendekatkan diri kepada Allah. Dan merasakan kekurangan kita”(wawancara tgl 8 Maret 2018 pukul 14.10 di Rumah YS)

Menurut penuturan MS:

“Hatine seneng, ayem, kepenak”. (wawancara tgl 8 Maret 2018 pukul 15.00 di Rumah MS)

Sedangkan menurut penuturan dari IB:

Hati menjadi lebih tenang, adem, ayem, tentrem”. (wawancara tgl 9 Maret 2018 pukul 17.10 di Aula Darul Madani)

Setiap orang yang beriman kepada Allah swt wajib meyakini bahwa sumber ketenangan jiwa dan ketentraman hati yang hakiki adalah dengan berdzikir kepada Allah swt, membaca al-qur’an, berdoa kepada-Nya dengan menyebut nama-nama-Nya yang maha indah, dan mengamalkan ketaatan kepadanya

Kehadiran majelis ta‟lim Manaqiban Kitab Manaqib

Jawahirul ma‟any ini mengajak jamaah untuk sejenak melupakan kehidupan duniawi dengan mengalihkan segala fokus pemikiran, perbuatan hanya untuk mengingat Allah semata. Jika jamaah sudah berhasil melakukan hal tersebut maka yang ada hanyalah Allah. Dan

otomatis situasi menjadi sangat kondusif, nyaman, tenang, bahkan diharapkan kita bisa khusyuk berdoa kepada Allah swt.

b. Terkabulnya hajat.

Setiap orang pasti selalu memiliki keinginan atau cita-cita atau hajat yang akan terus ada selama hidupnya. Entah itu menginginkan kesehatan, kesuksesan, jodoh, rezeki atau yang lainnya. Sudah pasti modal untuk mencapai keinginan tersebut adalah doa, niat atau tekad yang kuat dan usaha. Usaha itu wajib namun tidak boleh menomorsatukan usaha kemudian baru berdoa karena hal itu dinilai sombong oleh Allah. Maka yang harus dinomorsatukan adalah doa terlebih dahulu kemudian baru berusaha. Jika sudah demikian maka Allah pasti akan memudahkan, membantu, mengabulkan apa yang menjadi hajat kita.

Seperti penuturan dari narasumber MQ:

“,,,,insyaAllah yang aku rasain hajat-hajatku dapat terwujud yaa

walaupun ngak seluruhnya dikabulkan oleh Allah,,,,” (wawancara tgl 9 Maret 2018 pukul 21.15 di Aula Darul Madani)

Jamaah majelis ta‟lim Manaqiban Kitab Manaqib Jawahirul

ma‟any berupaya untuk berdoa kepada Allah dengan menjadikan Syech Abdul Qadir al-Jailani sebagai perantara doa tersebut. Mereka berharap supa Allah dapat mengabulkan hajat mereka dan memberikan pertolongan-Nya untuk mereka yang sedang dihadapkan dengan segala persoalan hidup lainnya.

c. Berhati-hati dalam mengambil tindakan dan keputusan. Menurut penuturan dari narasumber EF:

“Hidup lebih rekoso, peka situasi dan kondisi. Terutama untuk

masalah-masalah yang saat ini dialami, dan bisa berfikir panjang untuk mengambil tindakan atau keputusan”. (wawancara tgl 9 Maret 2018 pukul 20.30 di Aula Darul Madani)

Memikirkan setiap keputusan yang diambil adalah tindakan yang bijaksana. Hal ini akan membuat kita lebih berhati-hati dalam segala keputusan yang akan diambil. Lebih bijaksana berarti lebih dewasa dalam segala hal. Yang akan menghindarkan kita dari kemungkinan resiko-resiko buruk yang akan menimpa dalam hidup kita.

Dalam majelis ta‟lim Manaqiban Kitab Manaqib Jawahirul

ma‟any ini pernah suatu saat imam majelis memberikan mauidhoh hasanah untuk para jamaah agar lebih peka dengan kondisi saat ini. Kondisi dimana zaman ini benar-benar memasuki zaman akhir. Yang mana tanda-tandanya telah terlihat dengan jelas. Maka jamaah diingatkan untuk lebih berhati-hati lagi dalam menjalani kehidupan ini dan selalu mendekatkan diri kepada Allah.

d. Manfaat yang bisa langsung dirasakan.

Menurut penuturan dari narasumber IU:

“Bisa dibilang membaca manaqib ini adalah seperti azimat yang

bisa langsung dirasakan. Seperti contoh, setiap majelisan ini

selalu ngedep air putih yang diasma‟ dengan barakah dari bacaan

manaqib ini untuk kesehatan dan lain-lain”. (wawancara tgl 9 Maret 2018 pukul 16.30 di Aula Apung Darul Madani)

Yang dimaksud manfaat yang bisa langsung dirasakan disini ialah salah satunya dengan meminum air putih yang tadinya telah diransfer energi kebaikan-kebaikan melalui bacaan manaqib. Dan diharapkan dengan air itu bisa dijadikan wasilah untuk kesehatan, dan untuk berbagai macam keinginan, kebutuhan dari para jamaah.

7. Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Majelis ta’lim Manaqiban Kitab

Manaqib Jawahirul ma’anydi Desa Sruwen

a. Nilai Iman Kepada Allah

Dalam manaqib dijelaskan juga beberapa fatwa dan ajaran Syaikh Abdul Qadir al-Jailani salah satunya yaitu:

“Ikutilah sunnah Rasulullah saw dan jangan melakukan bid'ah, berbakti kepada Allah dan Rasul-Nya jangan sampai keluar dari Islam, bersabarlah dan jangan menggumam, berharaplah untuk mendapatkan kesejahteraan dan jangan putus asa, berkumpullah dalam majlis dzikir kepada Allah ta'ala, jangan bercerai berai, bersihkan dirimu dengan bertaubat dari segala dosa dan jangan berlumuran noda dan secara rutin menghadap di pintu Allah untuk

mohon ampunan-Nya”.(Sunarto: 2012:54)

Merujuk pada fatwa dan ajaran beliau Syech Abdul Qadir al- Jailani tersebut diatas, bahwasannya pada intinya kita disuruh untuk beriman kepada Allah dengan menjalankan segala apa yang diperintahkan-Nya mengikuti Rosulnya dan menjauhi segala larangan- Nya.

“,,,,lan cinta karo kanjeng nabi kanthi sholawatan”. (wawancara tgl 8 Maret 2018 pukul 15.00 di Rumah MS)

Dalam rangkaian majelis ta‟lim Manaqiban Kitab Manaqib

Jawahirul ma‟any Usai pembacaan sholawat dan mahalul qiyam imam majelis membacakan doa sholawat yang salah satu isi doanya adalah sebagai berikut:

“Disana ada kubah bermawarna hijau, disanalah beliau

dimaqomkan. Kita berjalan menuju kesana. Yaa Rosulullah kami datang menuju kesini tujuan kami tidak lain hanyalah engkau. Saya sudah berada di depan pintu, bukakanlah wahai Rosulullah. Setelah dibukakan kita langsung mencurahkan segala rasa cinta kita kepada Rosulullah. Terimalah cintaku wahai Rosulullah. Mengingatmu adalah sebagai obat bagi kami. Namamu bagaikan cahaya dimanapun kami berada dan anak-anak kita”.(penjelasan Imam Majelis, Kamis, 15 Maret 2018)

Pada saat sholawatan berlangsung kita dilatih untuk tidak hanya sekedar membaca sholawat, namun kita dilatih untuk menghadirkan Rosulullah dan kita harus meyakini bahwa Rosulullah hadir dalam majelis tersebut.

c. Nilai Kezuhudan

Di era modern saat ini banyak orang yang terpikat oleh keduniawian semata dengan segala kenikmatan yang ditawarkannya. Kesenangan-kesenangan duniawi itu hanyalah bersifat sementara, jangan sampai kita terpedaya dengan kesenangan tersebut, serta lalai dari memperhatikan urusan akhirat. Yang sesungguhnya kenikmatan yang teragung yaitu kenikmatan yang akan dirasakan kelak di yamil

akhirat. Kenikmatan akhirat itulah yang akan membawa manusia kepada kemuliaan yang kekal.

Sepertihalnya dalam manaqib diterangkan bahwa:

“Adabiyah beliau meniru adabiyah Syaikh Mursyidnya yang sudah sempurna dan senantiasa terpelihara dari inayah Allah. Sehingga derajat kewaliannya terus meningkat pada kesempurnaan, karena cita-cita yang luhur dapat mengalahkan sifat yang tercela dan nafsu syaithoniyah yang menyesatkan. Dan juga secara intensif melakukan riyadhah dan memerangi nafsu, sehingga beliau meninggalkan apa yang menjadi kesenangannya dan hal-hal yang diperbolehkan, juga meninggalkan keramaian dunia, pergi mengembara ke hutan di negeri Iraq selama dua puluh lima tahun sehingga tidak mengenal orang. Bahkan banyak orang yang mencemoohkannya dan tidak mau memperdulikannya, karena keluarga yang menjadi tanggung jawabnya seakan-akan diabaikan. Pada permulaan beliau melakukan pengembaraan memang dirasa banyak menghadapi tantangan serta kekhawatiran, tetapi semua hambatan itu dapat dihadapi dengan

tabah dan tetap melanjutkan pengembaraannya ke hutan

belantara”.(Sunarto: 2012:29)

Ketika jamaah majelis ta‟lim Manaqiban Kitab Manaqib

Jawahirul ma‟any melaksanakan ritualnya. Maka mereka akan menghadirkan hati yang yang berpaling kepada dunia dan berbakti kepada Allah swt dengan khusyuk meresapi pelaksanaan majelis tersebut. Dan seakan-akan semua yang ada di dunia tidaklah penting karena pada hakikatnya semua hanya akan kembali kepada Allah swt. Maka mengikuti majelis ini termasuk dalam menjauhkan diri dari kesenangan dunia dan mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan kepada mereka, beribadah semata-mata hanya karena Allah. Serta dalam rangka mempersiapkan kehidupan yang baik kelak diakhirat

d. Nilai Silaturrahmi dan Ukhuwah Islamiyah Menurut penuturan dari narasumber YS :

“Mempererat tali persaudaraan, menambah sahabat sing wingi ra

kenal dadi kenal, menambah ilmu pengetahuan, ora ketong sitik yo

aqidahnya tambah”. (wawancara tgl 8 Maret 2018 pukul 14.10 di Rumah YS)

Menurut Penuturan EF:

“,,,,Menyambung tali silaturrahmi antar sesama karena tidak jarang aku ketemu orang-orang sik sudah lama tidak ketemu”. (wawancara tgl 9 Maret 2018 pukul 20.30 di Aula Darul Madani)

Menurut penuturan IB:

“Terjalinnya tali silaturrahmi yang lebih baik,,,,”. (wawancara tgl 9 Maret 2018 pukul 17.10 di Aula Darul Madani)

Menurut penuturan dari Narasumber JM:

“Mempererat tali silaturrahim karo mempererat persatuan umat islam.”(wawancara tgl 8 Maret 2018 pukul 14.45 di Rumah JM)

Sedangkan menurut penuturan dari EF:

“,,,,Sebagai salah satu pemersatu umat terutama umat Islam yang

ikut.” (wawancara tgl 9 Maret 2018 pukul 20.30 di Aula Darul Madani)

Menjalain tali silaturrahmi yang baik, dapat mendatangkan kebaikan pada diri kita. Dengan kita menjalin silaturrahmi yang baik maka doa-doa yang baik akan berdatangan kepada kita. Seperti panjang umur, rezeki yang banyak dan barakah, dan keberkahan dalam hidup lainnya akan kita dapatkan.

Dalam setiap kegiatan, termasuk kegiatan Majelis ta‟lim Manaqiban Kitab Manaqib Jawahirul ma‟any, tentunya melibatkan

banyak orang dan di dalamnya terjadilah sebuah interaksi antar individu.Sehingga terwujudlah rasa kebersamaan dan rasa persatuan seluruh individu yang terlibat. Menjadikan masyarakat Desa Sruwen sesantiasa hidup rukun, tentram dan bahagia.

e. Nilai Amaliah

Dalam pelaksanaan majelis ta‟lim ini, masyarakat senantiasa meningkatkan amal kebaikan melalui shadaqah. Seperti penuturan dari narasumber EF:

“Yaa tentu bisa mbak, itu ibu-ibu juga kalau datang bawa makanan ringan dll. Yaa mungkin mereka menggunakan kesempatan dalam

majelis ini untuk bersodaqoh”. (wawancara tgl 9 Maret 2018 pukul 20.30 di Aula Darul Madani)

Untuk jamaah yang memiliki kelonggaran rezeki membawa hidangan makanan ringan untuk disajikan kepada para jamaah seusai kegiatan manaqiban.

f. Nilai Dakwah

Dalam pelaksanaan majelis ta‟lim ini, dihadiri oleh sanak saudara, pemuka agama, bapak-bapak, ibu-ibu, dan remaja. Seringkali para ibu mengajak anak-anaknya untuk ikut serta. Sehingga secara tidak langsung kegiatan majelis ta‟lim ini menyampaikan ajaran islam kepada orang-orang yang hadir termasuk anak-anak. Menjadikan mereka mengetahui bahwaMajelis

ta‟lim Manaqiban Kitab Manaqib Jawahirul ma‟anytersebut mengandung nilai-nilai pendidikan Islam.

Menurut penuturan dari narasumber MS:

“Yo beribadah, menuntut ilmu, lan cinta karo kanjeng nabi kanthi sholawatan”. (wawancara tgl 8 Maret 2018 pukul 15.00 di Rumah MS)

Sedangkan menurut penuturan MQ:

“Nguri-nguri tinggalan ulama dahulu di Jawa, beribadah, mempererat tali silaturrahmi juga, terus menuntut ilmu.” (wawancara tgl 9 Maret 2018 pukul 21.15 di Aula Darul Madani)

Majelis ta‟lim Manaqiban Kitab Manaqib Jawahirul

ma‟anyini merupakan wadah yang di dalamnya berisi kegiatan- kegiatan positif yang diantaranya: mengagungkan Asma Allah, berdzikir, bersholawat, menuntut ilmu. Apabila kita senantiasa mendekatkan diri kepada Allah, maka hati pun akan menjadi tenang, nyaman, dan tentram.

Seperti yang dituturkan oleh Narasumber NH:

“,,,,setelah itu mauidhoh hasanah jika waktu masih longgar”.

(wawancara tgl 10 Maret 2018 pukul 17.00 di Gazebo depan rumah NH)

Setelah rangkaian pembacaan manaqib selesai, dalam majelis ini terkadang jika waktu masih ada. Imam majelis menggunakan waktu ini untuk menyampaikan hikmah-hikmah agarada manfaat lain berupa ilmu, pengertian dan lain sebagainya.

Di dalam terjemahan manaqib(Sunarto: 2012:28) dijelaskan ketika usia Syaikh Abdul Qadir al-Jailani medekati baligh, beliau

gemar mempelajari berbagai ilmu pengetahuan, mengunjungi para

ulama‟ yang mulia derajatnya lagi berpengetahuan tinggi, serta melaksanakan berbagai keutamaan. Langkah beliau dalam menuntut ilmu pengetahuan ini perlu kita contoh. Bagaimanapun juga keberadaan ilmu pengetahuan itu sangatlah penting bagi kehidupan kita, karena dengan ilmu pengetahuan manusia akan lebih mudah dalam menjalani kehidupannya, ia juga akan mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Ilmu pengetahuan juga merupakan hal yang lebih berharga dari harta, yang tidak bisa dibeli oleh apapun.

B. Analisis Data

1. Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Majelis ta’lim Manaqiban Kitab

Manaqib Jawahirul ma’anydi Desa Sruwen

a. Nilai Iman Kepada Allah

Islam telah menganjurkan kepada umat manusia untuk berdoa kepada Allah SWT ketika ingin meminta sesuatu. Dalam majelis ta‟lim Manaqiban Kitab Manaqib Jawahirul ma‟any ini mengandung nilai iman kepada Allah dengan mengajarkan kepada para jamaah untuk berdoa hanya kepada Allah. Adapun Syech Abdul Qadir al-Jailani disini hanyalah sebuah perantara dari doa kita

b. Nilai Cinta Kepada Rosulullah

Tidak hanya kita saja yang bersholawat untuk Nabi. Allah swt dan malaikat-malaikat-Nya juga bersholawat untuk nabi. Allah bersholawat kepada nabi Muhammad saw, untuk memberinya rahmat, sedangkan para malaikat bersholawat untuk memintakan ampunan untuk nabi. Dan kita sebagai orang-orang yang beriman diperintahkan oleh Allah swt untuk bersholawat kepada Nabi Muhammad saw.

Selayaknya cinta kita yang pertama dan utama sebagai orang beriman adalah kepada Allah tuhan semesta alam. Cinta yang kedua adalah cinta kita kepada Rosulullah saw. Mencintai Rosulullah berarti pula kita mencintai ajaran-ajaran beliau serta mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bersholawat kepadanya dan ketaatan menjalankan ajaran-ajarannya merupakan bukti bahwa kita benar-benar mencintainya.

Pada saat sholawatan berlangsung kita dilatih untuk tidak hanya sekedar membaca sholawat, namun kita dilatih untuk menghadirkan Rosulullah dan kita harus meyakini bahwa Rosulullah hadir dalam majelis tersebut.

c. Nilai Kezuhudan

ditawarkannya. Kesenangan-kesenangan duniawi itu hanyalah bersifat sementara, jangan sampai kita terpedaya dengan kesenangan tersebut, serta lalai dari memperhatikan urusan akhirat. Yang sesungguhnya kenikmatan yang teragung yaitu kenikmatan yang akan dirasakan kelak di yamil akhirat. Kenikmatan akhirat itulah yang akan membawa manusia kepada kemuliaan yang kekal.

Ketika jamaah majelis ta‟lim Manaqiban Kitab Manaqib

Jawahirul ma‟any melaksanakan ritualnya. Maka mereka akan menghadirkan hati yang yang berpaling kepada dunia dan berbakti kepada Allah swt dengan khusyuk meresapi pelaksanaan majelis tersebut. Dan seakan-akan semua yang ada di dunia tidaklah penting karena pada hakikatnya semua hanya akan kembali kepada Allah swt.

d. Nilai Silaturrahmi dan Ukhuwah Islamiyah

Menjalain tali silaturrahmi yang baik, dapat mendatangkan kebaikan pada diri kita. Dengan kita menjalin silaturrahmi yang baik maka doa-doa yang baik akan berdatangan kepada kita. Seperti panjang umur, rezeki yang banyak dan barakah, dan keberkahan dalam hidup lainnya akan kita dapatkan.

Akan tetapi Orang zaman sekarang rasa individualismenya itu sangat tinggi. Silaturrohmi sangat jarang dilakukan karena

lain yang menggantikan silaturrahmi tersebut. Sehingga majelis

ta‟lim Manaqiban Kitab Manaqib Jawahirul ma‟any ini dirasa perlu, sebagaimana untuk semakin mendekatkan, menjalin silaturrohmi, dan sangat efektif sekali. Majelis ini diadakan setiap satu minggu sekali tepatnya pada malam senin. Dengan begitu minimal seminggu sekali jamaah bisa saling bertemu, bertegur sapa, dan lebih dari itu bisa saling mendoakan dan sebagainya.

Dalam setiap kegiatan, termasuk kegiatan Majelis ta‟lim

Manaqiban Kitab Manaqib Jawahirul ma‟any, tentunya melibatkan

banyak orang dan di dalamnya terjadilah sebuah interaksi antar individu. Sehingga terwujudlah rasa kebersamaan dan rasa persatuan seluruh individu yang terlibat. Menjadikan masyarakat Desa Sruwen sesantiasa hidup rukun, tentram dan bahagia. Dan yang terjadi semakin lama majelis ta‟lim Manaqiban Kitab

Manaqib Jawahirul ma‟any ini semakin banyak jamaahnya, serta menjadikan majelis ini sangat kondusif sekali. Jarang sekali terjadi gesekan-gesekan dimasyarakat, apalagi konflik. Dan hal itu harus tetap dijaga oleh jamaah karena bagaimanapun juga tantangan kedepan itu tidak semakin ringan melainkan semakin berat.

e. Nilai Amaliah

Dalam pelaksanaan majelis ta‟lim ini, masyarakat senantiasa meningkatkan amal kebaikan melalui shadaqah. Untuk jamaah

ringan. Seringkali juga terdapat jamaah yang memiliki hajat aqiqah, khoul orang tua, dan hajat lainnya membawa hidangan makanan untuk disajikan kepada jamaah. Untuk jamaah lainnya mereka telah ikhlas membantu menyiapkan hidangan dan perlengkapan untuk keperluan majelis ta‟lim tersebut. Apabila seseorang mengeluarkan shadaqah yang dilandasi dengan keikhlasan maka Allah SWT akan melipat gandakan rezekinya.

f. Nilai Dakwah

Dalam pelaksanaan majelis ta‟lim ini, dihadiri oleh sanak saudara, pemuka agama, bapak-bapak, ibu-ibu, dan remaja. Seringkali para ibu mengajak anak-anaknya untuk ikut serta. Sehingga secara tidak langsung kegiatan majelis ta‟lim ini menyampaikan ajaran islam kepada orang-orang yang hadir termasuk anak-anak. Menjadikan mereka mengetahui bahwaMajelis

ta‟lim Manaqiban Kitab Manaqib Jawahirul ma‟anytersebut

mengandung nilai-nilai pendidikan Islam. g. Nilai Tholabul Ilmi

Majelis ta‟lim Manaqiban Kitab Manaqib Jawahirul

ma‟anyini merupakan wadah yang di dalamnya berisi kegiatan- kegiatan positif yang diantaranya: mengagungkan Asma Allah, berdzikir, bersholawat, menuntut ilmu. Apabila kita senantiasa

mendekatkan diri kepada Allah, maka hati pun akan menjadi tenang, nyaman, dan tentram.

Hati yang lembut mudah menerima ilmu dan cahaya dari Allah. Nasehat-nasehat yang baik mengalir dengan deras dalam jiwanya. Semangat dalam mencari dan mengamalkan ilmunya berkobar dalam jiwanya.

Setelah rangkaian pembacaan manaqib selesai, dalam majelis ini terkadang jika waktu masih ada. Imam majelis menggunakan waktu ini untuk menyampaikan hikmah-hikmah agarada manfaat lain berupa ilmu, pengertian dan lain sebagainya. 2. Implementasi Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Kegiatan Majelis Ta‟lim

Manaqiban Kitab Manaqib Jawahirul Ma‟any.

Dari hasil penjabaran di atas, bahwasannya bahwa nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam kegiatan Majelis ta‟lim Manaqiban Kitab Manaqib Jawahirul ma‟anyseperti Iman kepada Allah, cinta kepada Rasulullah,kezuhudan, menjalin tali silaturrahmidanukhuwah Islamiyah, ibadah, amaliah, dakwah, dan tolabul ilmi. Ditemukan bahwa nilai-nilai tersebut sudah diterapkan dalam kegiatan Majelis ta‟lim

Manaqiban Kitab Manaqib Jawahirul ma‟anymaupun diluar kegiatan

Majelis ta‟lim Manaqiban Kitab Manaqib Jawahirul ma‟any.

Nilai iman kepada Allah terlihat dalam kegiatan majelis ta‟lim Manaqiban Kitab Manaqib Jawahirul ma‟any mengajarkan kepada para

jamaah untuk berdoa hanya kepada Allah. Adapun Syech Abdul Qadir al- Jailani disini hanyalah sebuah perantara dari doa kita.

Nilai cinta kepada Rosulullah di ajarkan dalam kegiatan majelis

ta‟lim manaqiban kitab Manaqib Jawahirul Ma‟any dengan cara bersholawat bersama dengan dilatih untuk tidak hanya sekedar membaca sholawat, namun kita dilatih untuk menghadirkan Rosulullah dan kita harus meyakini bahwa Rosulullah hadir dalam majelis tersebut.

Ketika jamaah majelis ta‟lim Manaqiban Kitab Manaqib

Jawahirul ma‟any melaksanakan ritualnya. Maka mereka akan menghadirkan hati yang yang berpaling kepada dunia dan berbakti kepada Allah swt dengan khusyuk meresapi pelaksanaan kegiatan majelis tersebut.

Kehadiran kegiatan majelis ta‟lim Manaqiban Kitab Manaqib

Jawahirul ma‟any ini dirasa perlu, sebagaimana untuk semakin mendekatkan, menjalin silaturrohmi, dan sangat efektif sekali. Majelis ini diadakan setiap satu minggu sekali tepatnya pada malam senin. Dengan begitu minimal seminggu sekali jamaah bisa saling bertemu, bertegur sapa, dan lebih dari itu bisa saling mendoakan dan sebagainya.Sehingga terwujudlah rasa kebersamaan dan rasa persatuan seluruh individu yang terlibat. Menjadikan masyarakat Desa Sruwen sesantiasa hidup rukun, tentram dan bahagia, oleh sebab itu majelis ta‟lim Manaqiban Kitab

menjadikan majelis ini sangat kondusif. Jarang sekali terjadi gesekan- gesekan dimasyarakat, apalagi konflik.

Dalam pelaksanaan majelis ta‟lim ini, masyarakat senantiasa meningkatkan amal kebaikan melalui shadaqah. Untuk jamaah yang memiliki kelonggaran rezeki membawa hidangan makanan ringan. Seringkali juga terdapat jamaah yang memiliki hajat aqiqah, khoul orang tua, dan hajat lainnya membawa hidangan makanan untuk disajikan kepada jamaah. Untuk jamaah lainnya mereka telah ikhlas membantu menyiapkan hidangan dan perlengkapan untuk keperluan majelis ta‟lim tersebut.

Majelis ta‟lim ini, dihadiri oleh sanak saudara, pemuka agama, bapak-bapak, ibu-ibu, dan remaja. Seringkali para ibu mengajak anak- anaknya untuk ikut serta. Sehingga secara tidak langsung kegiatan majelis

ta‟lim ini menyampaikan ajaran islam kepada orang-orang yang hadir termasuk anak-anak.

Majelis ta‟lim Manaqiban Kitab Manaqib Jawahirul ma‟any ini merupakan wadah yang di dalamnya berisi kegiatan-kegiatan positif yang diantaranya: mengagungkan Asma Allah, berdzikir, bersholawat, menuntut ilmu. Apabila kita senantiasa mendekatkan diri kepada Allah, maka hati pun akan menjadi tenang, nyaman, dan tentram.

Setelah rangkaian pembacaan manaqib selesai, dalam majelis ini terkadang jika waktu masih ada. Imam majelis menggunakan waktu ini

Dokumen terkait