• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I. PENDAHULUAN

B. Keuangan Desa

4. Dana Desa

Dalam rangka meningkatkan pemberdayaan, kesejahteraan dan pemerataan pembangunan di pedesaan melalui dana dana yang berasal dari keuangan pusat dan daerah, maka setiap tingkatan pemerintahan yang ada

diatasnya perlu mengalokasikan sebagian keuangannya untuk disalurkan kepada desa. Ralisasi dari alokasi sebagian dana keuangan pusat dan daerah tersebut dapat berjumlah 10% untuk dana alokasi desa. Dengan mengalokasikan dana sebesar 10% diharapkan kesejahteraan dan pemerataan pembangunan khususnya di desa di mana pelayanan akan dapat dirasakan oleh masyarakat.104

Dengan disahkannya UU No. 6 tahun 2014 tentang Desa pada tanggal 15 Januari 2014, pengaturan tentang desa mengalami perubahan secara signifikan. Dari sisi regulasi, desa (atau dengan nama lain telah diatur khusus/tersendiri) tidak lagi menjadi bagian dari UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Desa-desa di Indonesia akan mengalami reposisi dan pendekatan baru dalam pelaksanaan pembangunan dan tata kelola pemerintahannya.

UU Desa juga memberi jaminan yang lebih pasti bahwa setiap desa akan menerima dana dari pemerintah melalui anggaran negara dan daerah yang jumlahnya berlipat, jauh diatas jumlah yang selama ini tersedia dalam anggaran desa. Anggaran yang bersumber dari pemerintah pusat dan daerah tersebut termasuk dalam sumber keuangan desa yang berupa dana transfer baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerahkabupaten/kota sebagaimana disebutkan dalam Pasal 72 UU No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa.

81

Pembagian sumber keuangan desa yang berasal dari dana transfer secara garis besar dapat dibedakan menjadi 2 yaitu dana yang berasal dari APBN pemerintah pusat yang dikenal dengan istilah Dana Desa (DD), sedangkan dana yang bersumber dari APBD kabupaten/kota dikenal dengan Alokasi Dana Desa (ADD).

Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2014 Tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari APBN mendefinisikan dana desa sebagai Dana yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara yang diperuntukkan bagi desa yang ditransfer melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten/kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.105

Penetapan definisi, pengalokasian dan mekanisme transfer untuk dana desa ini diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 60 tahun 2014 tentang Dana Desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Berdasarkan PP No. 60 tahun 2014, dana desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukkan bagi desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kabupaten/kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat. PP 60/2014 ini kemudian direvisi kembali melalui PP No. 22 Tahun 2015. Substansi yang dirubah

105Pasal 1 angka 2 Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2014 Tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

dalam PP No. 60 Tahun 2014 ke PP No. 22 Tahun 2015 adalah pada formula alokasi atau pembagian dana desa dari pusat ke kabupaten dan dari kabupaten ke desa. Formula Pembagian dana desa dari pusat ke kabupaten dan dari kabupaten ke kota dirubah lagi melalui PP No. 8 Tahun 2016 tentang perubahan kedua atas PP No. 60 Tahun 2014 tentang dana desa yag bersumber dari APBN.

Besaran alokasi anggaran untuk dana desa ditentukan 10% (sepuluh per seratus) dari dan di luar dana transfer (on top) secara bertahap beredasarkan jumlah desa dan dialokasikan dengan memperhatikan jumlah penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah dan tingkat kesulitan geografis dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan pemerataan pembangunan desa.106 Dana desa tersebut disalurkan dengan cara pemindah bukuan dari Rekning Umum Kas Negara (RKUN) ke Rekening Umum Kas Daerah(RKUD) untuk kemudian oleh daerah dilakukan pemindah bukuan secara langsung dari RKUD ke Rekening Kas Desa (RKD).107 Jika dilihat dari proses penyalurannya, maka sejatinya Dana Desa disalurkan secara langsung dari Negara kepada Desa dengan hanya dilakukan pemindah bukuan oleh Daerah Kabupaten/Kota, hal ini dapat diartikan bahwa dana langsung dari Pemerintah pusat kepada desa merupakan wujud pengakuan otonomi kepada desa, dimana desa diberi wewenang untuk mengelola keuangan yang bersumber langsung dari Pusat.

106 Penjelasan Pasal 72 (2) UU No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa.

83

Ketentuan mengenai Penyaluran Dana desa dari RKUN yang harus melalui RKUD kabupaten/Kota dimaksudkan agar daerah Kabupaten/kota mengawasi dan mengevaluasi setiap penggunaan Dana Desa oleh pemerintah desa. Pemerintah daerah kabupaten/kota menetapkan Peraturan Bupati/Walikotamengenai tata cara pembagian dan penetapan besaran dana desa yang diterima setiap desa di wilayahnya. Peraturan Bupati/Walikota tersebut setidaknya memuat aturan mengenai 108:

a. Tata cara penghitungan pembagian dana desa. b. Penetapan rincian dana desa.

c. Mekanisme dan taha penyaluran dana desa.

d. Penyusunnan dan penyampaian laporan realisasi dana desa. e. Saknsi administratif.

Peraturan bupati/Walikota tersebutlah yang menjadikan landasan hukum dalam melaksanakan pembinaan, pengawasan, pemantauan dan evaluasi dana desa dengan disertai sanksi-sanksi admisistratif terhadap desa-desa diwilayahnya yang tidak memenuhi peraturan Bupati/walikota tersebut. Pemerintah daerah kabupaten/kota diberi wewenang dalam hal pemberian sanksi administratif berupa penundaan pencairan dana desa terhadap desa yang tidak/terlambat melaporkan penggunaan dana desa. Pemerintah daerah kabupaten/kota juga diberi wewenang untuk meberlakukan sanksi berupa pengurangan dana desa terhadap desa yang

108Pasal 10 PMK No. 49/PMK.0.7/2016 Tentang Tata Cara Pengalokasian Penyaluran, Penggunaan,Pemantauan Dan Evaluasi Dana Desa.

dalam penggunaannya tidak sesuai dengan prioritas penggunaan dana desa, pedoman umum, pedoman teknis kegiaan atau terjadi penyimpanan uang dalam bentuk deposito lebih dari 2 (dua) bulan.109 Kewengan tersebut diberikan dalam rangka mewujudkan pengelolaan dana desa yang tertib, transparan, akuntabel, dan berkualitas.

Pemerintah pusat melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap daerah kabupaten/kota terkait proses pengalokasian dana desa. pemantauan yang dimaksud meliputi penerbitan Peraturan Bupati/Walikota mengenai tata cara pembagian dan penetapan besaran dana desa, penyaluran dana desa dari RKUD ke RKD, penyampaian laporan realisasi dan sisa lebih penggunaan anggaran (silpa) dana desa. Evaluasi yang dilakukan oleh pemerintah kepada pemerintah daerah kabupaten/kota dilakukan terhadap penghitungan pembagian besaran dana desa setiap desa oleh kabupaten/kota dan realisasi penggunaan dana desa. Pemerintah dapat memberikan sanksi berupa pemotongan DAU dan/atau dana bagi hasil kabupaten/kota kepada daerah kabupaten/kota apabila bupati/walikota terlambat dalam menyalurkan Dana desa (penyaluran dari RKUD ke RKD selama 7 Hari Kerja setelah Dana Desa masuk RKUD dari RKUN), dan/atau tidak tepat jumlah.110 Hal tersebut sebagai bentuk

109Penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari APBN.

110 Pasal 37 PMK No. 49/PMK.0.7/2016 tentang tata cara pengalokasian penyaluran, penggunaan,pemantauan dan evaluasi Dana desa.

85

pengawasan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah terkait penyaluran dan pengelolaan dana desa.

Pasal 72 UU No. 6 tahun 2016 tentang desa menyiratkan bahwa Dana Desa dipergunakan untuk mengefektifkan program yang berbasis desa secara merata dan berkeadilan dengan demikian maka pemerintah desa dapat mempergunakan DD untuk mendanai kegiatan/program yang menyangkut penyelenggaraan pemerintahan desa secara luas. Namun mengingat dana desa tersebut berasal dari APBN maka untuk mengoptimalkan penggunaan DD tersebut pemerintah pusat diberikan kewenangan untuk menetapkan prioritas penggunaan dana desa. Kewenangan pemerintah pusat tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Desa Daerah Tertinggal dan Transmigrasi No 21 Tahun 2015 Tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun Anggaran 2016. Dalam peraturan menteri tersebut prioritas penggunaan dana desa tahun 2016 meliputi : a. Pelaksanaan program dan kegiatan di bidang Pembangunan Desa,

meliputi:111

1) Pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan infrasruktur atau sarana dan prasarana fisik untuk penghidupan, termasuk ketahanan pangan dan permukiman;

2) Pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana dan prasarana kesehatan masyarakat;

111Pasal 6 ayat (1) Peraturan Menteri Desa Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi Nomor 21 Tahun 2015 Tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2016.

3) Pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan, sosial dan kebudayaan;

4) Pengembangan usaha ekonomi masyarakat, meliputi pembangunan dan pemeliharaan sarana prasarana produksi dan distribusi; dan/atau,

5) Pembangunan dan pengembangan sarana-prasarana energi terbarukan serta kegiatan pelestarian lingkungan hidup.

b. Program dan Kegiatan di bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa, dialokasikan untuk mendanai kegiatan yang bertujuan meningkatkan kapasitas warga atau masyarakat desa dalam pengembangan wirausaha, peningkatan pendapatan, serta perluasan skala ekonomi individu warga atau kelompok masyarakat dan desa, antara lain:112 a. Peningkatan investasi ekonomi desa melalui pengadaan,

pengembangan atau bantuan alat-alat produksi, permodalan, dan peningkatan kapasitas melalui pelatihan dan pemagangan;

b. Dukungan kegiatan ekonomi baik yang dikembangkan oleh BUMDes atau BUMDes Bersama, maupun oleh kelompok dan atau lembaga ekonomi masyarakat Desa lainnya;

c. Bantuan peningkatan kapasitas untuk program dan kegiatan ketahanan pangan Desa;

112

Pasal 8 Peraturan Menteri Desa Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi Nomor 21 Tahun 2015 Tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2016.

87

d. Pengorganisasian masyarakat, fasilitasi dan pelatihan paralegal dan bantuan hukum masyarakat Desa, termasuk pembentukan Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) dan pengembangan kapasitas Ruang Belajar Masyarakat di Desa (Community Centre); e. Promosi dan edukasi kesehatan masyarakat serta

gerakanhidupbersih dansehat, termasuk peningkatan kapasitas pengelolaan Posyandu, Poskesdes, Polindes dan ketersediaan atau keberfungsian tenaga medis/swamedikasi di Desa;

f. Dukungan terhadap kegiatan pengelolaan Hutan/Pantai Desa dan Hutan/Pantai Kemasyarakatan;

g. Peningkatan kapasitas kelompok masyarakat untuk energi terbarukan dan pelestarian lingkungan hidup; dan/atau,

h. Bidang kegiatan pemberdayaan ekonomi lainnya yang sesuai dengan analisa kebutuhan desa dan telah ditetapkan dalam Musyawarah Desa.

Peraturan Menteri tersebut menjadi pedoman umum dalam penggunaan Dana Desa, namun tidak dimaksudkan untuk membatasi prakarsa lokal dalam merancang program/kegiatan pembangunan prioritas yang dituangkan ke dalam dokumen RKPDes dan APBDes. Pedoman ini digunakan untuk memberikan pandangan prioritas pemnggunaan dana desa, sehingga desatetap memiliki ruang untuk berkreasi membuat program sesuai dengan kewenangannya, kebutuhan prioritas dan sumber

daya yang dimilikinya.113 Dengan demikian maka dalam penggunaan dana desa, desa dapat memilah program priorias yang disesuaikan dengan kebutuhan dasar dan kebutuhan yang paling utama dari desa tersebut dengan harapan masyarakat desa dapat mandiri dalam pengelolaan dana desa untuk memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa tersebut.